PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PEMBULUH KAPILER ANTARA PEKERJA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM PADA PEKERJA MESIN MAINTENANCE DI PT. TUNAS BARU LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PEMBULUH KAPILER ANTARA PEKERJASHIFTPAGI DANSHIFTMALAM PADA

PEKERJA MESINMAINTENANCE DI PT. TUNAS BARU LAMPUNG

Oleh

NAHDIA FADHILA

Shiftkerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan kepada tenaga kerja di luar jam kerja yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur. Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan terjadi gangguan irama sirkadian dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan, rerata, dan selisih rerata kadar glukosa darah puasa antara pekerja shift pagi denganshiftmalam pada pekerja mesinmaitenancedi PT. Tunas Baru Lampung.

Desain penelitian ini bersifat analitik komperatif dengan pendekatan case control,dengan jumlah sampel 93 orang yang bekerjashift sebagai pekerja mesin maintenance di PT. Tunas Baru Lampung. Teknik analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Uji statistik dilakukan dengan uji normalitas Shapiro-Wilk untuk analisis bivariat dan apabila tidak berdistribusi normal maka akan di lakukan ujiWilcoxon.

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebesar 81 responden kadar glukosa shift malam lebih tinggi dari pada kadar glukosa shift pagi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa antara shift pagi dan shift malam (Z=-6,885; p<0,05). Dengan demikian H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang bermakna antara pekerjashift pagi dengan pekerjashiftmalam pada pekerja mesin maintenancedi PT. Tunas Baru Lampung.


(2)

ABSTRACT

THE DIFFERENCE OF FASTING BLOOD GLUCOSE LEVELS CAPILLARY VESSELS BETWEEN SHIFT WORKERS IN THE MORNING AND NIGHT SHIFT ON MAINTENANCE MACHINE

WORKERS IN PT. TUNAS BARU LAMPUNG By

NAHDIA FADHILA

Shift work is a pattern of working time granted to labor outside working hours permanently or frequently at irregular working hours. Night shift work is a major source of stress for the factory workers. It is caused by lack of sleep and circadian rhythm disorders occur in the body. This study aims to determine the difference, the mean, and the difference in mean fasting blood glucose levels between morning shift workers and night shift on maitenance machine workers in PT. Tunas Baru Lampung.

Design of this study was analytical comparative with case control approach, with a sample of 93 people who work shift as a machine maintenance worker at PT. Tunas Baru Lampung. Data analysis univariate and bivariate technique. Statistical test conducted by Shapiro Wilk normality test for the bivariate anylisis and if it is not normal distribution the Wilcoxon test will be conducted.

The results showed that of 81 respondents glucose levels night shift higher than glucose levels in the morning shift. The result of analysis showed that there are differences in fasting blood glucose levels between morning shift and night shift (Z = -6.885; p <0.05). Thus H1 accepted which means that there are differences in fasting blood glucose levels were significantly between morning shift workers with night shift workers on machine maintenance worker at PT. Tunas Baru Lampung.


(3)

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PEMBULUH KAPILER ANTARA PEKERJA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM PADA

PEKERJA MESIN MAINTENANCE DI PT. TUNAS BARU LAMPUNG

Skripsi

Oleh

NAHDIA FADHILA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(4)

ABSTRAK

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PEMBULUH KAPILER ANTARA PEKERJASHIFTPAGI DANSHIFTMALAM PADA

PEKERJA MESINMAINTENANCE DI PT. TUNAS BARU LAMPUNG

Oleh

NAHDIA FADHILA

Shiftkerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan kepada tenaga kerja di luar jam kerja yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur. Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan terjadi gangguan irama sirkadian dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan, rerata, dan selisih rerata kadar glukosa darah puasa antara pekerja shift pagi denganshiftmalam pada pekerja mesinmaitenancedi PT. Tunas Baru Lampung.

Desain penelitian ini bersifat analitik komperatif dengan pendekatan case control,dengan jumlah sampel 93 orang yang bekerjashift sebagai pekerja mesin maintenance di PT. Tunas Baru Lampung. Teknik analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat. Uji statistik dilakukan dengan uji normalitas Shapiro-Wilk untuk analisis bivariat dan apabila tidak berdistribusi normal maka akan di lakukan ujiWilcoxon.

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebesar 81 responden kadar glukosa shift malam lebih tinggi dari pada kadar glukosa shift pagi. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa antara shift pagi dan shift malam (Z=-6,885; p<0,05). Dengan demikian H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan kadar glukosa darah puasa yang bermakna antara pekerjashift pagi dengan pekerjashiftmalam pada pekerja mesin maintenancedi PT. Tunas Baru Lampung.


(5)

ABSTRACT

THE DIFFERENCE OF FASTING BLOOD GLUCOSE LEVELS CAPILLARY VESSELS BETWEEN SHIFT WORKERS IN THE MORNING AND NIGHT SHIFT ON MAINTENANCE MACHINE

WORKERS IN PT. TUNAS BARU LAMPUNG By

NAHDIA FADHILA

Shift work is a pattern of working time granted to labor outside working hours permanently or frequently at irregular working hours. Night shift work is a major source of stress for the factory workers. It is caused by lack of sleep and circadian rhythm disorders occur in the body. This study aims to determine the difference, the mean, and the difference in mean fasting blood glucose levels between morning shift workers and night shift on maitenance machine workers in PT. Tunas Baru Lampung.

Design of this study was analytical comparative with case control approach, with a sample of 93 people who work shift as a machine maintenance worker at PT. Tunas Baru Lampung. Data analysis univariate and bivariate technique. Statistical test conducted by Shapiro Wilk normality test for the bivariate anylisis and if it is not normal distribution the Wilcoxon test will be conducted.

The results showed that of 81 respondents glucose levels night shift higher than glucose levels in the morning shift. The result of analysis showed that there are differences in fasting blood glucose levels between morning shift and night shift (Z = -6.885; p <0.05). Thus H1 accepted which means that there are differences in fasting blood glucose levels were significantly between morning shift workers with night shift workers on machine maintenance worker at PT. Tunas Baru Lampung.


(6)

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PEMBULUH KAPILER ANTARA PEKERJASHIFTPAGI DANSHIFTMALAM PADA

PEKERJA MESINMAINTENANCE DI PT. TUNAS BARU LAMPUNG

Oleh

NAHDIA FADHILA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Jurusan Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(7)

(8)

(9)

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 30 Mei 1994, anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Drs. Hi. Heksus, M.M dan Ibu Dra. Hj. Linda Sari, M.M.

Pendidikan yang pernah dijalani yaitu Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Dinniyah Putri Lampung yang diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Rawalaut (Teladan) yang diselesaikan di pada tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 4 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2012.

Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti beberapa organisasi, yaitu Anggota EA Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung masa periode 2012 sampai 2013, Staf Ahli Dinas Pengabdian Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung masa periode 2013 sampai 2015, Staf Ahli Kementrian Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung masa periode 2013 sampai 2015, Anggota Ikatan Senat


(11)

Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) Wilayah 1 masa periode 2013 sampai 2014 dan Ketua Panitia Khusus (PANSUS) Pemilihan Raya (PEMIRA) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada tahun 2014.


(12)

MOTTO

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu

dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan

(Al-Mujadillah : 11)

Gantungkan cita-cita mu setinggi langit. Bermimpilah setinggi

langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara

bintang-bintang

(Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia)

Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan

biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk

menang

(R.A. Kartini)

Teruslah bermimpi, dan yakin bahwa semuanya akan menjadi

kenyataan


(13)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirohim

Dengan Mengucapkan Puji dan Syukur Kepada Allah SWT

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

AYAH HEKSUS & IBU LINDA SARI

KEDUA ADIK KU DAN KELUARGA BESAR H. NAHRAWI

(alm) & H. AHMAD SYUKRI (alm)

Terimalah salah satu hadiah kecilku ini untuk kalian yang selalu

senantiasa mendoakan, memotivasi, mendukung dan selalu sabar

menantikan kesuksesanku

SAHABAT DAN SELURUH TEMAN-TEMAN

Yang senantiasa mendukung, memotivasi, dan selalu menemani

disaat suka dan duka

Almamater tercinta Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung (UNILA)


(14)

SANWACANA

Alhamdulillaahirobbilalamiin, puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan karunia-Nya kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam dijunjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan hingga akhir zaman.

Skripsi dengan judul “Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa Pembuluh Kapiler Antara Pekerja Shift Pagi Dan Shift Malam Pada Pekerja Mesin Maintenance Di PT. Tunas Baru Lampung”adalah salah satu syarat menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes, Sp.PA, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

2. dr. Mukhlis Imanto, M.Kes., Sp.THT-KL selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, kritik, saran serta nasihat yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini;


(15)

2

3. dr. Agustyas Tjiptaningrum, Sp.PK., selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, kritik, saran serta nasihat yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini; 4. dr. Putu Ristyaning Ayu, Sp.PK., selaku pembahas yang telah bersedia

meluangkan waktunya dan memberikan ilmu, kritik, saran serta arahan dalam skripsi ini;

5. dr. Susianti, M.Sc., selaku pembimbing akademik terimakasih atas bimbingan, pesan dan nasehat yang telah diberikan selama ini;

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung atas semua ilmu yang telah diberikan kepada saya dan bantuan dalam proses pembelajaran selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini.

7. Orangtuaku tercinta Ayah Drs. Hi. Heksus, M.M. dan Ibu Dra. Hj. Linda Sari, M.M. yang telah sabar mendidik dan membesarkanku, yang tak pernah lupa menyematkan namaku dalam doa kalian, yang selalu menasihati, memotivasiku di saat anakmu ini mulai putus asa, yang selalu sabar menghadapi kenakalanku dan selalu sabar menanti kesuksesanku. Terimalah salah satu hadiah kecilku ini. Mungkin ucapan terima kasihku ini tidaklah cukup untuk membalas semua ketulusan kalian kepadaku. 8. Adikku Dana Mahmudha, Aji Cahya Negara, dan Nenekku, yang selalu

setia menemani kakak, yang selalu menegur kakak disaat kakak berbuat kesalahan, yang selalu memotivasi dan mendoakan kakak untuk kesuksesan kakak.


(16)

3

9. Kepada seluruh jajaran PT. TUNAS BARU LAMPUNG, Tbk Way Lunik, yang telah bersedia membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Fathia Sabila Umar, Kurnia Fitri Apriliana, Viera Rininda Mauli Dinar, Devita Wulan Permatasari, Ika Agustin Putri Haryanti atas kebersamaan, tawa, canda, suka, duka, dukungan kalian selama ini;

11. Rani Purnama Sari, sahabat seperjuangan yang selalu mengingatkan, yang selalu ada di saat suka duka dalam menyelesaikan skripsi ini;

12. Kak Ayu Sulung, Kak Zaky Faris Maulana, Kak Ibnu Sina dan Kak Diah Andini yang telah memberikan masukan, nasihat dan membantu selama menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

13. Yundaku Marelita Devisa, perempuan yang sudah seperti kakak kandung, yang selalu mendoakanku, memotivasi dan menasihatiku;

14. An-Nisa Atiya Mardhotilah (Ayam), Miftahul Huda, Suci Handayani Qolbi, Ayu Welly Jovita, Arief Rizky Nugroho, Psikopat, Dipol dan Waham, sahabat-sahabat yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan semangat selama ini;

15. Nadiril Syah, Bang Hakim, Adik Setri Kurnia, Juna, Bima, Yudis, Atma, dan keluarga besar Bapak Baihaki atas kasih sayang, dukungan, nasihat, kebersamaan, tawa, suka duka dan memberikan semangat selama ini; 16. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 atas kebersamaan dan

kekompakannya selama ini. Semoga kita menjadi dokter-dokter yang sukses dan profesional;

17. Adik-adik angkatan 2013, 2014 dan 2015 atas dukungan dan doanya, tetap berjuang dan semangat;


(17)

4

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dalam skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat digunakan sebagai referensi yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, seluruh civitas akademika serta masyarakat pembacanya.

Bandar Lampung, November 2016 Penulis,


(18)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Peneliti ... 5

1.4.2 Bagi Peneliti Lain ... 6

1.4.3 Bagi Instansi Terkait ... 6

1.4.4 Bagi Responden ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Shift Kerja ... 7

2.1.1 Dampak Kerja Shift ... 9

2.2 Irama Sirkadian ... 11


(19)

iii

2.3.1 Pengertian Glukosa Darah ... 13

2.3.2 Kadar Glukosa Darah ... 13

2.3.3 Metode Pengukuran Kadar Glukosa Darah ... 15

2.4 Glukometer ... 16

2.4.1 Pengertian Glukometer ... 16

2.4.2 Prinsip Kerja Glukometer ... 17

2.4.3 Langkah-langkah dalam Menggunakan Glukometer ... 20

2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Glukometer ... 21

2.5 Hubungan Shift kerja dengan kadar glukosa darah ... 22

2.6 Kerangka Teori ... 24

2.7 Kerangka Konsep... 26

2.8 Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 28

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Populasi dan Sample Penelitian ... 28

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ... 30

3.5 Variabel Penelitian ... 30

3.6 Definisi Operasional ... 31

3.7 Metode Pengumpulan Data... 32

3.8 Prosedur Penelitian ... 32


(20)

iv

3.10 Pengolahan dan Analisis Data ... 34

3.10.1 Pengolahan Data ... 34

3.10.2 Analisis Data ... 34

3.11 Etika Penelitian ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 36

4.2 Pembahasan ... 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(21)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jumlah Penduduk Usia Kerja ... 8

Gambar 2.2 Glukometer... 17

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Bioresensor... 18

Gambar 2.4 Struktur Bioreseptor ... 18

Gambar 2.5 Reaksi Spesifik Glukosa... 19

Gambar 2.6 Kerangka Teori... 25

Gambar 2.7 Kerangka Konsep ... 26 Gambar 3.1 Alur Penelitian... 32


(22)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kriteria Diagnosis untuk Gangguan Kadar Glukosa Darah... 14 Tabel 3.1. Definisi Operasional ... 31 Tabel 4.1. Responden Pekerja Mesin maintenance

di PT. Tunas Baru Lampung ... 38 Tabel 4.2. Uji Normalitas Kadar Glukosa Darah Shift Pagi dan Malam ... 39 Tabel 4.3. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test ... 39


(23)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Shiftkerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan kepada tenaga kerja di luar jam kerja yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur. Ciri khasnya adalah kontinuitas, pergantian dan jadwal kerja khusus (Kuswadji, 1997). Proporsi pekerja shift semakin meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan oleh investasi yang dikeluarkan untuk pembelian mesin-mesin yang mengharuskan penggunaannya secara terus menerus siang dan malam untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sistemshiftkerja dapat berbeda antar instansi atau perusahaan, walaupun biasanya menggunakan tigashiftsetiap hari dengan delapan jam kerja setiap shift(Suma’mur, 2009).

Berdasarkan data Pusat Informasi Ketenagakerjaan RI jumlah penduduk usia kerja tahun 2014 di Provinsi Lampung sebanyak 5.759.171 penduduk (Pusdatinaker, 2014). Secara keseluruhan jumlah pekerja seluruh Indonesia yang bekerja shift atau yang bekerja dalam kurun waktu 1-9 jam sebanyak 3.191.686 orang dan pekerja sebagai tenaga produksi, operator alat angkutan dan pekerja kasar sebanyak 469.672 orang (Pusdatinaker, 2015).


(24)

2

Berbagai dampak kesehatan dan keselamatan dapat muncul akibat kerja shift. Persoalan yang segera dapat dirasakan adalah terganggunya kualitas tidur dan menurunnya kualitas hubungan sosial yang akan berdampak pada timbulnya depresi, cemas maupun stres. Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan terjadi gangguan irama sirkadian dalam tubuh. (Yani, Soleha, Larasati, & Maria, 2014).

Hal ini juga dikarenakan setelah bekerja fungsi fisiologis tubuh terjadi penurunan atau fungsi jasmani berada dalam fase istirahat. Apabila kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat berakibat pada kelelahan fisik, penurunan denyut jantung, penurunan tekanan darah, dan menurunnya kemampuan mental (Fitri, 2013).

Penyesuaian antara irama sirkadian internal 24 jam dengan kondisi lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama cahaya, aktivitas fisik, dan sekresi hormon melatonin oleh kelenjar pineal. Sekresi melatonin mulai meningkat pada malam hari, sekitar 2 jam sebelum jam tidur normal, kemudian terus meningkat selama malam hari dan mencapai puncak antara pukul 02.00-04.00 pagi. Setelah itu, sekresi melatonin akan menurun pada pagi hari dan mencapai level yang sangat rendah pada siang hari (Ganong, 2003) . Peran melatonin sebagai pengatur mekanisme tidur adalah sebagai sleep onset latencymelaluisleep switch model. Sedangkan peranan melatonin dalam sleep maintenance tergantung pada durasi dan tingkat desensitisasi


(25)

3

reseptor serta ketersediaan melatonin dalam sirkulasi selama sleep period. Desinkronisasi internal dapat terjadi pada para pekerja yang harus menyesuaikan diri dengan jadwal kerja barunya (Doghramji, 2007).

Perubahan irama sirkadian mempengaruhi kadar glukosa darah. Meningkatnya kadar glukosa darah diakibatkan oleh gangguan irama sirkadian yang mempengaruhi reglukosasi hormon kortisol. Hormon kortisol dalam tubuh memiliki beberapa efek terhadap metabolisme glukosa dalam tubuh diantaranya, Kortisol menginhibisi penyerapan glukosa oleh otot, menginhibisi sintesis dan sekresi insulin, dan meningkatkan produksi glukosa oleh hepar (Wilcox, 2005).

PT. Tunas Baru Lampung Tbk merupakan salah satu perusahaan agrikultural terkemuka di Indonesia yang berpusat di Jakarta. Keterlibatan Tunas Baru Lampung ini dalam salah satu kelompok usaha pertanian diharapkan dapat membantu dalam pembangunan negara, khususnya dalam bidang pertanian.. PT. Tunas Baru memiliki 4.341 pekerja secara keseluruhan dan memiliki 1.283 pekerja yang bekerja di 14 pabrikan yang bersedia untuk bekerja dengan waktu gilir di PT. Tunas Baru Lampung. Waktu gilir yang di sediakan di PT. Tunas Baru Lampung, yaitu waktu gilir pagi pukul 08.00 s/d pukul 16.00, gilir sore pukul 16.00 s/d pukul 24.00, gilir malam pukul 24.00 s/d pukul 08.00. Sistem gilir di PT. Tunas Baru Lampung memakai sistem gilir lambat dengan pergantian setiap 1 minggu.


(26)

4

Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa PT. Tunas Baru Lampung merupakan perusahaan besar di Lampung yang menghasilkan banyak produk-produk industri yang sering di konsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dibalik itu semua dibutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan berkompeten untuk memproduksi barang-barang tersebut, sehingga dibutuhkan pula jam kerja yang panjang.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis perbandingan kadar glukosa darah puasa antara pekerja shift pagi dengan shift malam pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.

1.2. Perumusan Masalah

Berbagai dampak kesehatan dan keselamatan dapat muncul akibat kerja shift. Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan terjadi gangguan irama sirkadian serta peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan suatu masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana rerata kadar glukosa darah puasa pekerja shift pagi dan shift malam pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung?


(27)

5

2. Apakah terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah puasa antara pekerja shift pagi dengan pekerja shift malam pada pekerja mesin maitenancedi PT. Tunas Baru Lampung?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perbedaan rerata kadar glukosa darah puasa antara pekerja shift pagi dengan shift malam pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.

2. Untuk mengetahui distribusi rerata kadar glukosa darah puasa pekerjashift pagi danshift malam pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.

3. Mengetahui selisih rata-rata dari kadar glukosa darah puasa pekerja shift pagi dengan pekerja shift malam pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait antara lain :

1.4.1 Bagi Peneliti.

Memberikan pengetahuan bagi penulis tentang perbandingan kadar glukosa darah antara pekerjashiftpagi denganshiftmalam.


(28)

6

1.4.2 Bagi Peneliti Lain

Membantu memberikan gambaran serta referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik dan mendalam terutama tentang perbandingan kadar kolesterol darah total antara pekerja shift pagi denganshiftmalam.

1.4.3 Bagi Instansi Terkait

Memberikan informasi dan penelitian ini juga dapat di jadikan rujukan untuk mengatur shift kerja pada pekerja mesin maitenance di PT. Tunas Baru Lampung.

1.4.4 Bagi Responden

Hasil penelitian dapat memberikan gambaran secara umum tentang dampak shift kerja terhadap kadar glukosa darah dan pengaruhnya pada kesehatan.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ShiftKerja

Shift kerja atau kerja gilir merupakan pola waktu kerja yang diberikan kepada tenaga kerja di luar jam kerja yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur. Ciri khasnya adalah kontinuitas, pergantian dan jadwal kerja khusus (Kuswadji, 1997). Proporsi pekerja shiftsemakin meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan oleh investasi yang dikeluarkan untuk pembelian mesin-mesin yang mengharuskan penggunaannya secara terus menerus siang dan malam untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sistemshiftkerja sistem shift kerja dapat berbeda antar instansi atau perusahaan, walaupun biasanya menggunakan tiga shift setiap hari dengan delapan jam kerja setiap shift(Suma’mur, 2009).

Berdasarkan data Pusat Informasi Ketenagakerjaan RI jumlah penduduk usia kerja tahun 2014 di Provinsi Lampung sebanyak 5.759.171 penduduk (Pusdatinaker, 2014). Secara keseluruhan jumlah pekerja seluruh Indonesia yang bekerjashift atau yang bekerja dalam kurun waktu 1-9 jam sebanyak


(30)

8

3.191.686 orang dan pekerja sebagai tenaga produksi, operator alat angkutan dan pekerja kasar sebanyak 469.672 orang (Pusdatinaker, 2015).

Gambar 2.1. Jumlah penduduk usia kerja (Pusdatinaker, 2014)

Menurut Dewi (2006), jenis-jenis waktu kerja ada empat kelompok besar, yaitu: 1) Kerja siang, 2) Jam kerja berpindah tempat, 3) Kerja gilir rotasi, 4) Kerja roster. Kerja siang meliputi periode bekerja antara pukul 07.00 hingga pukul 15.00. Jam kerja berpindah tetap adalah seseorang yang bekerja pada salah satu dari waktu gilir, yaitu: a) Gilir pagi, yaitu pukul 07.00 s/d pukul 15.00, b) Gilir sore, yaitu pukul 15.00 s/d pukul 23.00 dan c) Gilir malam, yaitu dari pukul 23.00 s/d pukul 07.00. Kerja gilir rotasi meliputi pergantian atau selang seling dari waktu gilir , bisa kerja gilir atau hanya dua gilir. Kerja roster sama dengan kerja bergilir rotasi akan tetapi kurang teratur dan lebih fleksibel.


(31)

9

Dalam merencanakan jadwal kerja gilir maka faktor - faktor tersebut dibawah ini harus mempertimbangkan, yaitu : 1) Lama kerja, 2) Jumlah gilir malam, 3) Arah rotasi dan 4) Siklus rotasi. ILO (International Labour Organization)merekomendasikan untuk kerja gilir malam dibatasi hanya 8 jam. Jumlah gilir malam sebaiknya dilaksanakan tidak lebih dari 4 hari, karena akan menjadi beban yang berat sekali untuk pekerja dan mengganggu kesehatan. Pada sebuah studi lapangan dibuktikan bahwa terdapat perbaikan tingkat kewaspadaan dan kesehatan secara umum ketika pada pekerja gilir tujuh hari putaran diganti dengan 2-3 hari putaran. Arah rotasi sebaiknya arah rotasi searah jarum jam, yaitu pagi-sore-malam. Terbuki bahwa perubahan arah rotasi dari berlawanan jarum jam menjadi searah jarum jam dapat meningkatkan hasil produksi dan kondisi kesehatan pekerja. Sistem gilir yang banyak digunakan adalah dengan pengaturan jam kerja secara bergilir mengikuti pola 5-5-5 yaitu lima hari kerja gilir pagi (07.00-15.00), lima hari kerja gilir sore (15.00-23.00) dan lima hari kerja gilir malam (23.00-07.00) diikuti dengan dua hari libur pada setiap akhir kerja gilir (Dewi, 2006).

2.1.1 Dampak KerjaShift

Sistem kerja gilir terdapat dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah memaksimalkan sumber daya yang ada, memberikan lingkungan kerja yang sepi khususnya kerja gilir malam dan memberikan waktu libur yang banyak. Sedangkan dampak


(32)

10

negatifnya adalah penurunan kinerja, keselamatan kerja dan masalah kesehatan. Secara umum, semua fungsi tubuh berada dalam keadaan siap digunakan pada siang hari. Sedangkan pada malam hari adalah waktu untuk istirahat dan pemulihan sumber energi. Monk mengatakan, individu yang tergolong tipe siang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kerja gilir malam. Individu dengan tipe siang adalah individu yang bangun tidur lebih pagi dan tidur malam lebih awal dari rata-rata populasi (Sofrina, 2004).

Kerja gilir dan kerja malam hari merupakan kondisi yang dapat menghambat kemampuan adaptasi pekerja baik dari aspek biologis maupun sosial. Kerja gilir malam berpengaruh terhadap kesehatan fisik, mental, menganggu irama sirkadian, waktu tidur dan makan, mengurangi kemampuan kerja dan meningkatkan kesalahan dan kecelakaan kerja, menghambat hubungan sosial dan keluarga (Costa, 2003).

Berbagai dampak kesehatan dan keselamatan dapat muncul akibat kerja shift. Persoalan yang segera dapat dirasakan adalah terganggunya kualitas tidur dan menurunnya kualitas hubungan sosial yang akan berdampak pada timbulnya depresi, cemas maupun stres. Shift kerja malam merupakan sumber utama dari stres bagi para pekerja pabrik. Ini disebabkan karena kurangnya waktu tidur dan terjadi gangguan irama sirkadian dalam tubuh (Yani, Soleha, Larasati,


(33)

11

& Maria, 2014). Pada penelitian Lind Octaviani 2014 menyebutkan bahwa kadar glukosa pekerja shift lebih tinggi dibandingkan pekerja yang non-shift. Disini terbukti bahwa adanya peningkatan kadar glukosa darah pada pekerjashift(Irawan, Susantiningsih, & Saptarina, 2014).

2.2 Irama Sirkadian

Irama sirkadian adalah proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh untuk menyesuaikan perubahan waktu selama 24 jam, sehingga seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti pada kerja gilir karena irama sirkadian atau jam biologis tubuh tidak mampu mengatasi perubahan situasi yang ada. Irama ini bisa digambarkan sebagai jam biologis internal yang mengatur fungsi tubuh kita. Berdasarkan siklus bangun/tidur kita. Irama ini bukan hanya menentukan siklus tidur/bangun, tetapi juga mencakup banyak hal lain, misalnya kadar hormon, makan, dan minum (Ganong, 2003).

Irama sirkadian bertanggung jawab atas koordinasi ini berada di suprachiasmatic nucleus (SCN) dari hipotalamus di otak. SCN mengirimkan sinyal ke seluruh otak, perifer osilator dan jaringan dalam rangka untuk meneruskan atau mengkoordinasikan waktu "internal" tubuh setiap hari. Serabut saraf eferen dari SCN menginisiasi sinyal saraf dan


(34)

12

humoral yang bekerja pada berbagai irama sirkadian. Irama ini termasuk irama dalam sekresi ACTH dan hormon hipofisis lain (Ganong, 2003).

Penyesuaian antara irama sirkadian internal 24 jam dengan kondisi lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama cahaya, aktivitas fisik, dan sekresi hormon melatonin oleh kelenjar pineal. Sekresi melatonin mulai meningkat pada malam hari, sekitar 2 jam sebelum jam tidur normal, kemudian terus meningkat selama malam hari dan mencapai puncak antarapukul 02.00-04.00 pagi. Setelah itu, sekresi melatonin akan menurun pada pagi hari dan mencapai level yang sangat rendah pada siang hari (Ganong, 2003).

Suprachiasmatic nucleus(SCN) sepanjang hari memproduksiarousal signal secara aktif yang berfungsi untuk mempertahankan kesadaran dan menghambat dorongan untuk tidur. Pada malam hari, sebagai respon pada keadaan gelap, terjadi feedback loop pada SCN yang diawali dengan pengiriman sinyal untuk memicu produksi hormon melatonin yang menghambat aktivitas SCN (Doghramji, 2007).

Peran melatonin sebagai pengatur mekanisme tidur adalah sebagai sleep onset latency melalui sleep switch model. Sedangkan peranan melatonin dalam sleep maintenance tergantung pada durasi dan tingkat desensitisasi reseptor serta ketersediaan melatonin dalam sirkulasi selama sleep period.


(35)

13

Desinkronisasi internal dapat terjadi pada para pekerja yang harus menyesuaikan diri dengan jadwal kerja barunya (Doghramji, 2007).

2.3 Glukosa Darah

2.3.1 Pengertian Glukosa Darah

Glukosa merupakan salah satu produk akhir dari pencernaan karbohidrat di dalam hati dengan jumlah terbesar, yaitu 80%. Hampir 95 % dari seluruh monosakarida yang beredar dalam darah merupakan produk perubahan akhir, yaitu glukosa (Guyton, 2007). Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat glukosa dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi hari sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan (Bender, 2012).

2.3.2Kadar Glukosa Darah

Kadar glukosa darah merupakan faktor yang sangat penting untuk kelancaran kerja tubuh. Karena pengaruh berbagai faktor dan hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas, sehingga hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa darah yang


(36)

14

normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah (Ratnasari, 2012).

Pengaturan kadar glukosa darah biasanya antara 80 dan 90 mg/100 ml darah pada orang yang sedang berpusa yang diukur sebelum makan pagi. Kadar ini akan meningkat menjadi 120 sampai 140 mg/ 100 ml selama kira-kira satu jam pertama setelah makan, biasanya terjadi dalam waktu 2 jam sesudah absorpsi karbohidrat yang terkahir. Sebaliknya, pada keadaan kelaparan, fungsi glukoneogenesis dari hati menyediakan glukosa yang dibutuhkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah puasa (Guyton, 2008).

Dibawah ini merupakan kriteria diagnosis gangguan kadar glukosa darah menurut Perkumpulan Endrorinologi Indonesia (Perkeni) tahun 2011 :

Tabel 2.1. Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar glukosa darah (PERKENI,2011)

Metode Pengukuran

Kadar Glukosa Darah

Normal DM IGT IFG

Glukosa darah puasa (fasting

glucose) < 6.1 mmol/L ≥7.0 mmol/L < 7.0 mmol/L < 6.1 mmol/L < 110 mg/dL

≥126 mg/dL < 126 mg/dL

< 110 mg/Dl Glukosa darah 2

jam setelah makan (2-h glucose) < 7.8 mmol/L ≥11.1 mmol/L ≤11.1 mmol/L < 7.8 mmol/L < 140 mg/dL

≥200 mg/dL ≤200

mg/dL

< 140 mg/dL


(37)

15

2.3.3 Metode Pengukuran Kadar Glukosa Darah

Dahulu pengukuran glukosa darah dilakukan terhadap darah lengkap, tetapi sekarang sebagian besar laboratorium melakukan pengukuran kadar glukosa dalam serum. Hal ini disebabkan karena eritrosit memiliki kadar protein dari pada serum, sedangkan serum memiliki kadar air yang lebih tinggi sehingga bila dibandingkan dengan darah lengkap serum melarutkan lebih banyak glukosa. Serum atau plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah sebab sel darah walaupun telah berada di luar tubuh tetap memetabolisme glukosa (Ronald, 2004).

Kemampuan seseorang untuk mengatur kadar glukosa plasma agar tetap dalam batas-batas normal dapat ditentukan melalui tes kadar glukosa serum puasa dan respon glukosa serum terhadap pemberian glukosa (Corwin,2009) Metode yang lebih sensitif untuk dapat mengetahui adanya kelainan dalam metabolisme glukosa adalah pengukuran kadar glukosa plasma setelah pemberian beban glukosa (David, 2006).

Individu nondiabetik yang memakan glukosa menunjukkan kenaikan kadar glukosa plasma sementara yang memicu sekresi insulin, dan pembuangan glukosa yang diperantarai insulin akan kembali ke kadar normal. Tes yang digunakan ini adalah Tes Toleransi Glukosa Oral


(38)

16

(TTGO). Pada TTGO, kadar glukosa diukur sebelum dan sesudah mengkonsumsi 75 g glukosa. Kadar glukosa diukur setiap setengah jam selama 2 jam setelah pemberian glukosa. Pada keadaan normal, kadar glukosa puasa individu normalnya 70 hingga 110mg/dL. Setelah diberikan glukosa, kadar glukosa akan meningkat pada awalnya dan akan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa serum yang kurang dari 200mg/dL setelah setengah, 1 dan 1 setengah jam pemberian glukosa dan kurang dari 140mg/dL setelah 2 jam maka dikatakan nilai TTGO normal (David, 2006).

2.4 Glukometer

2.4.1 Pengertian Glukometer

Glukometer merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui kadar glukosa di dalam darah. Glukometri adalah teknik untuk mendapatkan nilai konsentrasi glukosa dalam darah perifer atau sentral. Nilai pengukuran dinyatakan dalam mg/dl atau mmol memiliki nilai klinis yang penting untuk mengetahui adanya gangguan metabolisme seperti diabetes melitus, denutrisi, dan beberapa gangguan lain seperti koma hiperosmolar, sindrom malabsorbsi, dan hipoglikemia yaitu suatu keadaan dimana kadar glukosa lebih rendah dari nilai kadar normal (King, Polonsky, & Early, 2010).


(39)

17

Gambar 2.2GlukometerMeter (Anonim, 2006).

2.4.2 Prinsip Kerja Glukometer

Glukometer memiliki prinsip kerja biosensor. Biosensor pertama kali diperkenalkan oleh Clark dan Lyson pada tahun 1962. Biosensor merupakan gabungan dari bioreseptor dan transduser. Bioreseptor merupakan alat yang digunakan untuk menyensor kehadiran konsentrasi elemen biologi, misalnya, enzim, antibody, sel hidup, dan jaringan lainnya. Perangkat transduser berfungsi untuk mengubah sinyal biokimia menjadi sinyal listrik yang kemudian akan dibaca pada layar glukometer (Jainet al.,2010).


(40)

18

Gambar 2.3. Prinsip kerja biosensor, (Jainet al., 2010)


(41)

19

Gambar 2.5. Reaksi spesifik glukosa,(Bender, 2012).

Menurut Whitaker (2009) untuk mengukur glukosa, terdapat tiga buah transduser berbeda yang dapat digunakan yaitu : 1) Sensor oksigen, yang mengukur konsentrasi oksigen, 2) Sensor PH, yang mengukur asam glukonik, 3) Sensor peroksidase, yang mengukur konsentrasi glukosa. Enzim glukosa oksidase yang digunakan pada reaksi pertama menyebabkan sifat reaksi spesifik untuk glukosa, khususnya B-D glukosa.

Reaksi kimia :

Glukosa + O2 glukosa oksidase O-glukono-δ-lakton + H2O2


(42)

20

2.4.3 Langkah-langkah dalam Menggunakan Glukometer

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan glukometer : a) Sebelum melakukan pengukuran glukosa darah selalu periksa kode nomor pada kartu yang sesuai dengan label nomor pada botol tes strip, bila kode nomor pada kartu tidak sesuai maka hasil yang didapatkan akan salah, b) Menulis dan mengingat kapan pertama kali botol tes strip dibuka karena strip tes baik untuk digunakan 3 bulan setelah pertama kali dibuka.

Langkah-langkah penggunaan glukometer dalam mengukur kadar glukosa darah :

1. Memasukkan kode nomor glukosa yang sesuai dengan kode yang tertera pada botol tes strip glukosa ke dalam celah kode yang berada di belakang alat glukometer.

2. Mengambil satu strip tes glukosa dari botol.

3. Memasukkan strip tes glukosa ke dalam celah strip yang ada pada alat, kemudian alat akan menampilkan nomor kode misalnya Glu 6005. Kemudian akan muncul simbol

4. Meremas jari yang akan ditusuk dengan lanset kemudian mengusapnya dengan menggunakan alkohol, kemudian menusukkan lanset yang telah dimasukkan ke dalam alat penusuk (lancet device) ke jari.


(43)

21

5. Mengelap tetesan darah pertama kemudian teteskan tetesan darah berikutnya ke tes strip.

6. Kemudian akan terdengar bunyi “Beep”. Alat akan segera

menghitung mundur 10 detik, kemudian akan menampilkan hasilnya di layar.

7. Mengecek nilai kadar glukosa dengan kadar normal glukosa yang ada di botol strip tes.

8. Membuang strip tes yang telah digunakan

2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Glukometer

2.4.4.1 Kelebihan Glukometer

Menurut Reinauer et al., (2002) beberapa kelebihan glukometer diantaranya: a) Presisi tinggi, b) Tidak memerlukan proses pemipetan, c) Menggunakan darah kapiler, d) Harga yang relatif murah dan e) Mudah digunakan.

2.4.4.2 Kekurangan Glukometer

Menurut Reinauer et al., (2002) beberapa kekurangan glukometer diantaranya: a) Interval pengukuran yang terbatas, b) Ketidaktepatan pengukuran, c) Kurangnya


(44)

22

kompatibilitas dengan sampel kontrol, d) Efek suhu menyebabkan hasil yang salah, e) Lebih tinggi biaya bahan habis pakai, f) Sampel darah yang dipakai harus cukup, g) Alkohol dapat menyebabkan ketidakakuratan pengukuran, dan h) Tes strip yang telah dibuka lebih dari 3 bulan maka akan menyebabkan hasil tidak akurat.

2.5 Hubunganshiftkerja dengan kadar glukosa darah

Pada keadaan normal, kadar kortisol di darah akan menurun menjelang malam hari, sehingga mencapai kadar terendah saat tidur. Namun pada keadaan sleep deprived, kadar kortisol akan meningkat disebabkan karena teraktivasinya aksishypothalamus-pituitary-adrenal(HPA) (Reynoldset al., 2012).

Pengaktifan aksis HPA berfungsi untuk mempertahankan keadaan terjaga, yang telah dibuktikan oleh adanya korelasi positif antara pelepasan kortisol dengan aktivitas tinggi di EEG. Namun menurut beberapa penelitian, pengaktifan aksis HPA ini akan berkurang seiring dengan meningkatnya frekuensi kurang tidur, yang disebabkan oleh penurunan efektivitas aktivitas aksis HPA. Tidur biasanya terkait dengan puasa dan biasanya pada malam hari mengakibatkan penurunan pada leptin, glukosa, dan insulin, sedangkan terjaga terkait dengan asupan makanan dan siang hari menghasilkan peningkatan leptin (Balbo, 2010).


(45)

23

Kadar glukosa darah yang meningkat juga diakibatkan oleh gangguan irama sirkadian yang mempengaruhi reglukosasi hormon kortisol. Hormon kortisol dalam tubuh memiliki beberapa efek terhadap metabolisme glukosa dalam tubuh diantaranya, kortisol menginhibisi penyerapan glukosa oleh otot, menginhibisi sintesis dan sekresi insulin, dan meningkatkan produksi glukosa oleh hepar (Wilcox, 2005). Sehingga asam amino, laktat, dan piruvat diubah di hati menjadi glukosa (glukoneogenesis) yang akhirnya menaikkan kadar glukosa darah. Glukagon meningkatkan kadar glukosa darah dengan cara mengkonversi glikogen di hati menjadi glukosa, sehingga glukosa darah menjadi naik (Kuswandi, Sitorus, & Gayatri, 2008)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dinneen et al., peningkatan kadar kortisol pada malam hari akan mengganggu aktivitas insulin, sehingga penyerapan glukosa oleh otot menurun. Penelitian ini juga membuktikan bahwa produksi glukosa oleh hepar meningkat karena kortisol menganggu fungsi sel ß pankreas, serta meningkatkan kadar dan aktivitas enzim yang terlibat dalam proses pembentukan glukosa (glukoneogenesis) dan pemecahan glikogen (glikogenolisis) (Arieselia, Tasia, & Sasmita, 2014).

Pada penelitian Lind Octaviani (2014) menyebutkan bahwa kadar glukosa pekerja shift lebih tinggi dibandingkan pekerja yang non-shift. Disini terbukti bahwa adanya peningkatan kadar glukosa darah pada pekerja shift (Irawan, Susantiningsih, Saftarina, 2014). Penelitian yang di lakukan Okpitasari (2012) juga memberikan hasil yang bermakna antarashiftdengan


(46)

24

kadar glukosa dalam darah. Terjadi peningkatan kadar glukosa darah pada pekerjashifthal ini sejalan dengan teori-teori yang menjelaskan peningkatan kadar glukosa darah pada pekerjashift(Okpitasari, 2012).

2.6 Kerangka Teori

Kerja shift pada malam hari merupakan kondisi yang dapat menghambat kemampuan adaptasi pekerja baik dari aspek biologis maupun sosial. Kerja gilir malam berpengaruh terhadap kesehatan fisik, mental, menganggu irama sirkadian, waktu tidur dan makan, mengurangi kemampuan kerja dan meningkatkan kesalahan dan kecelakaan kerja, menghambat hubungan sosial dan keluarga (Firdaus, 2005).

Perubahan irama sirkadian akan menyebabkan terjadinya gangguan tidur. Selain itu akan terjadi menurunnya aktivasi aksis hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA), sehingga reglukosasi hormon kortisol ikut terganggu. Hormon kortisol dalam tubuh memiliki beberapa efek terhadap metabolisme glukosa dalam tubuh diantaranya, Kortisol menginhibisi penyerapan glukosa oleh otot, menginhibisi sintesis dan sekresi insulin, dan meningkatkan produksi glukosa oleh hepar (Wilcox, 2005).

Perubahan kehidupan sosial pekerja akan menyebabkan ganggu fungsi sosial dari pekerja. Pada orang-orang tertentu, apabila hal ini terjadi secara terus menerus dapat menimbulkan stress. Stress dapat menimbulkan


(47)

25

perubahan perilaku, yang nantinya akan menimbulkan penyakit, termasuk didalamnya peningkatan kadar glukosa darah (Firdaus, 2005)

Gambar 2.6. Kerangka Teori KerjaShift

Gangguan Irama Gangguan Sosial

Gangguan tidur Disinkronisasi organ tubuh

Berkurangnya komunikasi dengan

keluarga

Stres

Kortisol

Sensitiftas insulin

Kadar glukosa darah HPAaxis


(48)

26

2.7 Kerangka Konsep

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dinneen et al., peningkatan kadar kortisol pada malam hari akan mengganggu aktivitas insulin, sehingga penyerapan glukosa oleh otot menurun. Penelitian ini juga membuktikan bahwa produksi glukosa oleh hepar meningkat karena kortisol menganggu fungsi sel ß pankreas, serta meningkatkan kadar dan aktivitas enzim yang terlibat dalam proses pembentukan glukosa (glukoneogenesis) dan pemecahan glikogen (glikogenolisis) (Arieseliaet al., 2014).

Variabel Independent

Variabel Dependent

Gambar 2.7. Kerangka Konsep

KerjaShift

Stres

Kortisol↑

↓Sensitiftas insulin

↑Kadar glukosa darah HPAaxis↑


(49)

27

2.8 Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Tidak ada perbedaan kadar glukosa darah puasa antara pekerjashift pagi danshiftmalam.

H1 : Terdapat Perbedaan kadar glukosa darah puasa antara pekerjashift pagi danshiftmalam.


(50)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian bersifat analitik komperatif dengan pendekatancase control.Adapun jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer. Case Control adalah studi analitik yang menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko) (Dahlan, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Tunas Baru Lampung atau CV. Bumi Waras Way Lunik selama 1 minggu, yaitu akhir minggu ke- 3 sampai ke-4 bulan Desember 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua pekerja mesin maintenance di PT. Tunas Baru Lampung.


(51)

29

Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Pada teknik sampel ini, pekerja yang memenuhi kriteria penelitian dijadikan subjek penelitian dan pengambilan sampel berhenti dilakukan sampai jumlah sampel terpenuhi.

Adapun estimasi besar sampel dengan menggunakan rumus Slovin

n =

Keterangan

n = Ukuran sample

N = Ukuran populasi rata-rata yang berkunjung ke IFRS tahun 2014

d = Nilai presisi yang diambil berdasarkan ketentuan yaitu 0,1

Dengan N = 1.283, maka berdasarkan hasil pengitungan tersebut didapatkan estimasi besar sampel sebanyak 93 orang.


(52)

30

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

Subjek yang akan dimasukkan ke dalam penelitian jika memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Subjek yang bersedia untuk menjadi responden penelitian. 2. Subjek adalah pekerjashiftpagi danshiftmalam.

3. Subjek adalah pekerja mesinmaintenance.

3.4.2 Kriteria Ekslusi

Subjek akan dikeluarkan dari penelitian jika memenuhi kriteria eksklusi sebagai berikut:

1. Pekerja yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.

2. Pekerja sedang menjalani pengobatan yang mempengaruhi kadar glukosa darah, seperti pengobatan kortikosteroid dalam jangka panjang.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.


(53)

31

Variabel independent yang di teliti adalah pekerja yang bekerjashift pagi danshiftmalam.

2. Variabel Dependen

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kadar gula darah puasa pekerja.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian ini adalah :

Tabel 3.1.Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Kerja Gilir Petugas yang bekerja dengan sistem gilir rotasi antara 2 waktu dan telah dijalani sedikitnya satu tahun. Dilakukan pada pagi hari dan malam hari Lembar Observasi Pengamatan dan Wawancara

0 :Shift malam (23.00

-07.00) 1 :shift pagi (07.00 -15.00) Nominal Gula Darah Tingkat glukosa dalam darah yang dinilai sebanyak dua kali pada shift pagi dan shift malam dengan satuan (mg/dl) Glukometer Pembacaan glukosa darah kapiler dengan alat dengan mengubah sinyal biokimia menjadi sinyal listrik yang kemudian akan dibaca pada layar glukometer mg/dL Numerik


(54)

32

3.7 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui lembar observasi yang diisi oleh pekerja mesin maintenance shift pagi dan malam dan data sekunder yang diperoleh dari pemeriksaan kadar glukosa darah yang diukur dengan blood glucose test (Glukometer).

3.8 Prosedur Penelitian

Gambar 3.1.Alur Penelitian Hasil dan kesimpulan.

Melakukan pemeriksaan kadar Glukosa Darah Puasa (minimal 8 jam setelah makan)

1.Kerja shift pagi (08.00-16.00) : dilakukan pengukuran gula darah sesudah melakukan kerja shift pagi (16.00)

2.Kerja shift malam (24.00- 08.00) : dilakukan pengukuran gula darah sesudah melakukan kerja shift malam (08.00) setelah pergantian rotasi.

Melakukan pengolahan data. Membuat proposal perizinan untuk melakukan penelitian di

PT. Tunas Baru Lampung

Menyiapkan lembar observasi dan alat glukometer

Pengisian Lembar Persetujuan oleh responden

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi


(55)

33

3.9 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah: a. Alat tulis berupa kertas, pulpen,tipe-x

b. Lembar observasi

c. Blood glucose test(Glukometer) d. Kassa alkohol (AlkoholSwap) e. Lancet

f.Strip dan chip glukosaEasy Touch© g. Lancet aplicator

h. Kapas kering

Cara mengukur glukosa darah pada penelitian ini adalah:

a. Memasang chip tes glukosa pada glukometer dan m emasukkan strip tes glukosa ke dalam chip glukosa yang sudah disiapkan.

b. Tusukkan lanset yang telah dimasukkan ke dalam alat penusuk (lancet device ) ke jari.

c. Mengelap tetesan darah pertama kemudian teteskan tetesan darah berikutnya ke tes strip.

d. Kemudian terdengar bunyi ”beep” dan mengecek nilai kadar glukosa

dengan kadar normal glukosa yang ada di botol strip tes. e. Membuang strip tes yang telah digunakan.


(56)

34

3.10 Pengolahan dan Analisis Data

3.10.1 Pengolahan data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan dan pemeriksaan, akan diolah menggunakan program aplikasi komputer SPSS 19.0. for windows.Proses pengolahan data terdiri dari beberapa langkah, yaitu: a. Editing, untuk melakukan pengecekan data yang didapat baik dari

wawancara maupun pemeriksaan gula darah.

b. Coding, untuk mengkonversikan atau menerjemahkan data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis.

c. Data entry,memasukan data ke dalam komputer.

d. Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah dimasukan ke dalam komputer.

3.10.2 Analisis data

a. Analisis Univariat

Analisis ini memberikan gambaran mengenai masing-masing variabel yaitu kadar gula darah puasa pekerja shift pagi dan pekerjashiftmalam pada pekerja mesinmaintenance.


(57)

35

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji t-berpasangan. Sebelum dilakukan analisis uji t-berpasangan dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk untuk mengetahui sebaran data. Berdasarkan data yang yang diperoleh, bila data berdistribusi normal maka maka digunakan uji analisis data dengan menggunakan uji t-berpasangan dengan kemaknaaan 0,05 (α = 0,05),dan apabila distribusi tidak normal dengan transformasi maka digunakan ujiWilcoxon(Dahlan, 2010).

3.11 Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan mendapatkan surat keterangan lolos kaji etik sehingga penelitian dapat dilakukan dengan No.1090/UN26/8/DL/2016.


(58)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah puasa yang bermakna antara pekerjashiftpagi dengan pekerjashiftmalam pada pekerja mesin maintenancedi PT. Tunas Baru Lampung.

2. Rerata kadar glukosa darah puasa pekerjashiftpagi adalah 95,92 mg/dL dan rerata kadar glukosa darah puasa pekerjashiftmalam adalah 120,48 mg/dL.

3. Selisih rata-rata kadar glukosa darah puasa pekerja shift pagi dengan pekerjashiftmalam pada pekerja mesinmaintenancedi PT. Tunas Baru Lampung adalah 24,56 mg/dL lebih tinggi pada pekerjashiftmalam.


(59)

47

5.2 Saran

1. Bagi PT. Tunas Baru Lampung, sebaiknya memberikan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja shift untuk menjaga produktivitas tenaga kerja.

2. Bagi PT. Tunas Baru Lampung, sebaiknya melakukan rotasi tempat pada pekerja dan memberikan waktu lama bekerja yang efektif pada pekerjashiftuntuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

3. Bagi pekerja

PT. Tunas Baru Lampung, sebaiknya menjaga pola makan dan gaya hidup sehari–hari untuk mencegah timbulnya penyakit.

4. Bagi peneliti

lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kebiasaan saat bekerjashiftterhadap kadar glukosa darah.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Naimi S, Hampton S, Richard P, Tzung C, Morgan L. 2004. Postprandial metabolic profiles following meals and snacks eaten during simulated night and day shift work. Chronobiology international.21(6), 937-47.

Balbo, M., Leproult, R., & Van Cauter, E. Impact of sleep and its disturbances on hypothalamo-pituitary-adrenal axis activity. Int J of Endocrinology. 2010. 1–16.

Bender, D. A., Mayes, P.A. 2012. Metabolism of glycogen. Dalam : Murray, RK, Bender, DA, penyunting. Haper’s Illustrated Biochemistry. Edisi ke-29. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc. hlm. 178-86. Corwin, E. J. 2009. Pankreas dan diabetes melitus. Dalam : Corwin, E. J,

penyunting. Buku Saku Patofisiologi Edisi Ke-3. Jakarta: EGC. hlm. 618-45.

Costa, G. 2003. Shift work and occupational medicine: an overview. Occupational Medicine,53(2), 83–8.

Costa G. 2010. Shift Work and Health: Current Problems and Preventive Actions. Safety Health Work. 1, 112-123.

Dahlan, S. M. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

David, E. 2006. Pankreas: metabolisme glukosa dan diabetes melitus. Dalam : A. P. & L. M. W. Sylvia, penyunting. Patofisiologi: Konsep Klinis Dan Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC. hal. 1259–72.

Dewi, P. 2006. Perbedaan kelelahan kerja pada perawat shift malam di ruang ICU dan ruang arrijal di rumah sakit haji tahun 2006 [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Doghramji, K. 2007. Melatonin and its receptors: a new class of sleep-promoting agents.JCSM. 3(5 Suppl). S17–23.

Firdaus, H. 2005. Pengaruh shift kerja terhadap kejadian stres pada tenaga kerja di bagian poduksi pabrik kelapa sawit ptpn 4 kebun pabatu tebing tinggi tahun 2005 [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara.


(61)

49 Fitri, A. M. 2013. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stres kerja pada karyawan bank (studi pada karyawan Bank BMT) [Skripsi]. Universitas Diponegoro.

Ganong, W. F. 2003. Review of Medical Physiology 21st ed. United States of America: McGraw-Hill Companies.

Guyton, A.C., & Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. edisi 11. Jakarta: EGC

Irawan, L. O., Susantiningsih, T., & Saptarina, F. (2014). Perbedaan kadar gula darah puasa antara pekerja shift dan non-shift di Universitas Lampung. Majority.3(6). 179–87.

Iswantoro, O. A. 2009. Perubahan kadar gula darah pada pasien pediatrik yang diinduksi anestesi umum [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang.

Jain, Y., Rana, C., Goyal, A., Sharma, N., Verma, M. L., & Jana, A. K. 2010. Biosensors, Types and Applications. Internation Conference on Biomedical Engineering and Assistive Technologies (Beats-2010).

Keskin A, Unalacak M, Bilge U, Yildiz P, Guler S, Slcuk EB, Bilgin M. 2015. 2015. Effects of Sleep Disorders on Hemoglobin A1c Levels in Type 2 Diabetic Patients. Chin Med. 128(24), 3293-7.

Kim CR, Song YM, Shin JY, Gim W. 2016. Association between Sleep Duration and Impaired Fasting Glucose in Korean Adults: Results from the Korean National Health and Nutrition Examination Survey 2011–2012. Korean J of Fam Med. 37, 51-6.

King, M. ., Polonsky, W. ., & Early, J. 2010. A simple meal plan emphasizing for the effective as an exchange based meal plan for urban african americans with type 2 diabetes melitus. Diabetes Care. 24–6.

Kuswadji, S. 1997. Pengaturan tidur pekerja shift ikatan dokter kesehatan kerja Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. (116). 48–52.

Lorenzo LD, et al. 2003. Effect of shift work on body mass index: results of a study performed in 319 glucose-tolerant men working in a southern italian industry. Int J of Obes. 27. 1353–8.

PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI.

Pusdatinaker. 2014. Jumlah Penduduk Usia Kerja. Diakses pada tanggal 21

Oktober 2015. Tersedia dari :

http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/

Pusdatinaker. 2015. Penduduk Yang Bekerja Nasional. Diakses pada tanggal 21

Oktober 2015. Tersedia dari :

http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/pusdatinaker-kunasional/table_pyb_nas.php


(62)

50 Ratnasari, E. 2012. Hubungan kadar glukosa darah terhadap hypertriglyceridemia pada penderita diabetes mellitus. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa. hal 978–79.

Reynolds, A. C., Dorrian, J., Liu, P. Y., Van Dongen, H. P. A., Wittert, G. A., Harmer, L. J., & Banks, S. 2012. Impact of five nights of sleep restriction on glucose metabolism, leptin and testosterone in young adult men. PloS One. 7(7). e41218.

Sofrina, I. 2004. Analisis hubungan antara kerja gilir dengan stress kerja pada pekerja laki-laki pabrik semen “x” di Jawa Barat [Thesis]. Univeritas Indonesia.

Suma’mur, P. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES)Edisi

ke-2. Jakarta: Sagung Seto.

Wulandari YI. 2016. Analisis kadar glukosa dan tekanan darah pada pekerja shift pagi dan shift malam di unit produksi rolling mill pt. X. [Thesis]. Universitas Airlangga.

Yani, F., Soleha, T. U., Larasati, T., & Maria, J. 2014. Hubungan Shift Kerja Malam dengan Kejadian Depresi, Kecemasan dan Stres pada Pekerja di Bagian MaintenanceMesin Penggiling Tebu (Cane Roll Mill) PTPN VII Bunga Mayang.Majority.3(6), 74–83.


(1)

35

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji t-berpasangan. Sebelum dilakukan analisis uji t-berpasangan dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk untuk mengetahui sebaran data. Berdasarkan data yang yang diperoleh, bila data berdistribusi normal maka maka digunakan uji analisis data dengan menggunakan uji t-berpasangan dengan kemaknaaan 0,05 (α = 0,05),dan apabila distribusi tidak normal dengan transformasi maka digunakan ujiWilcoxon(Dahlan, 2010).

3.11 Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan mendapatkan surat keterangan lolos kaji etik sehingga penelitian dapat dilakukan dengan No.1090/UN26/8/DL/2016.


(2)

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan rerata kadar glukosa darah puasa yang bermakna antara pekerjashiftpagi dengan pekerjashiftmalam pada pekerja mesin maintenancedi PT. Tunas Baru Lampung.

2. Rerata kadar glukosa darah puasa pekerjashiftpagi adalah 95,92 mg/dL dan rerata kadar glukosa darah puasa pekerjashiftmalam adalah 120,48 mg/dL.

3. Selisih rata-rata kadar glukosa darah puasa pekerja shift pagi dengan pekerjashiftmalam pada pekerja mesinmaintenancedi PT. Tunas Baru Lampung adalah 24,56 mg/dL lebih tinggi pada pekerjashiftmalam.


(3)

47 5.2 Saran

1. Bagi PT. Tunas Baru Lampung, sebaiknya memberikan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja shift untuk menjaga produktivitas tenaga kerja.

2. Bagi PT. Tunas Baru Lampung, sebaiknya melakukan rotasi tempat pada pekerja dan memberikan waktu lama bekerja yang efektif pada pekerjashiftuntuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

3. Bagi pekerja

PT. Tunas Baru Lampung, sebaiknya menjaga pola makan dan gaya hidup sehari–hari untuk mencegah timbulnya penyakit.

4. Bagi peneliti

lain, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kebiasaan saat bekerjashiftterhadap kadar glukosa darah.


(4)

Al-Naimi S, Hampton S, Richard P, Tzung C, Morgan L. 2004. Postprandial metabolic profiles following meals and snacks eaten during simulated night and day shift work. Chronobiology international.21(6), 937-47.

Balbo, M., Leproult, R., & Van Cauter, E. Impact of sleep and its disturbances on hypothalamo-pituitary-adrenal axis activity. Int J of Endocrinology. 2010. 1–16.

Bender, D. A., Mayes, P.A. 2012. Metabolism of glycogen. Dalam : Murray, RK, Bender, DA, penyunting. Haper’s Illustrated Biochemistry. Edisi ke-29. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc. hlm. 178-86. Corwin, E. J. 2009. Pankreas dan diabetes melitus. Dalam : Corwin, E. J,

penyunting. Buku Saku Patofisiologi Edisi Ke-3. Jakarta: EGC. hlm. 618-45.

Costa, G. 2003. Shift work and occupational medicine: an overview. Occupational Medicine,53(2), 83–8.

Costa G. 2010. Shift Work and Health: Current Problems and Preventive Actions. Safety Health Work. 1, 112-123.

Dahlan, S. M. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

David, E. 2006. Pankreas: metabolisme glukosa dan diabetes melitus. Dalam : A. P. & L. M. W. Sylvia, penyunting. Patofisiologi: Konsep Klinis Dan Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6. Jakarta: EGC. hal. 1259–72.

Dewi, P. 2006. Perbedaan kelelahan kerja pada perawat shift malam di ruang ICU dan ruang arrijal di rumah sakit haji tahun 2006 [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Doghramji, K. 2007. Melatonin and its receptors: a new class of sleep-promoting agents.JCSM. 3(5 Suppl). S17–23.

Firdaus, H. 2005. Pengaruh shift kerja terhadap kejadian stres pada tenaga kerja di bagian poduksi pabrik kelapa sawit ptpn 4 kebun pabatu tebing tinggi tahun 2005 [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara.


(5)

49 Fitri, A. M. 2013. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stres kerja pada karyawan bank (studi pada karyawan Bank BMT) [Skripsi]. Universitas Diponegoro.

Ganong, W. F. 2003. Review of Medical Physiology 21st ed. United States of America: McGraw-Hill Companies.

Guyton, A.C., & Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. edisi 11. Jakarta: EGC

Irawan, L. O., Susantiningsih, T., & Saptarina, F. (2014). Perbedaan kadar gula darah puasa antara pekerja shift dan non-shift di Universitas Lampung. Majority.3(6). 179–87.

Iswantoro, O. A. 2009. Perubahan kadar gula darah pada pasien pediatrik yang diinduksi anestesi umum [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang.

Jain, Y., Rana, C., Goyal, A., Sharma, N., Verma, M. L., & Jana, A. K. 2010. Biosensors, Types and Applications. Internation Conference on Biomedical Engineering and Assistive Technologies (Beats-2010).

Keskin A, Unalacak M, Bilge U, Yildiz P, Guler S, Slcuk EB, Bilgin M. 2015. 2015. Effects of Sleep Disorders on Hemoglobin A1c Levels in Type 2 Diabetic Patients. Chin Med. 128(24), 3293-7.

Kim CR, Song YM, Shin JY, Gim W. 2016. Association between Sleep Duration and Impaired Fasting Glucose in Korean Adults: Results from the Korean National Health and Nutrition Examination Survey 2011–2012. Korean J of Fam Med. 37, 51-6.

King, M. ., Polonsky, W. ., & Early, J. 2010. A simple meal plan emphasizing for the effective as an exchange based meal plan for urban african americans with type 2 diabetes melitus. Diabetes Care. 24–6.

Kuswadji, S. 1997. Pengaturan tidur pekerja shift ikatan dokter kesehatan kerja Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. (116). 48–52.

Lorenzo LD, et al. 2003. Effect of shift work on body mass index: results of a study performed in 319 glucose-tolerant men working in a southern italian industry. Int J of Obes. 27. 1353–8.

PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI.

Pusdatinaker. 2014. Jumlah Penduduk Usia Kerja. Diakses pada tanggal 21

Oktober 2015. Tersedia dari :

http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/

Pusdatinaker. 2015. Penduduk Yang Bekerja Nasional. Diakses pada tanggal 21

Oktober 2015. Tersedia dari :

http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/pusdatinaker-kunasional/table_pyb_nas.php


(6)

Ratnasari, E. 2012. Hubungan kadar glukosa darah terhadap hypertriglyceridemia pada penderita diabetes mellitus. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa. hal 978–79.

Reynolds, A. C., Dorrian, J., Liu, P. Y., Van Dongen, H. P. A., Wittert, G. A., Harmer, L. J., & Banks, S. 2012. Impact of five nights of sleep restriction on glucose metabolism, leptin and testosterone in young adult men. PloS One. 7(7). e41218.

Sofrina, I. 2004. Analisis hubungan antara kerja gilir dengan stress kerja pada pekerja laki-laki pabrik semen “x” di Jawa Barat [Thesis]. Univeritas Indonesia.

Suma’mur, P. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES)Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto.

Wulandari YI. 2016. Analisis kadar glukosa dan tekanan darah pada pekerja shift pagi dan shift malam di unit produksi rolling mill pt. X. [Thesis]. Universitas Airlangga.

Yani, F., Soleha, T. U., Larasati, T., & Maria, J. 2014. Hubungan Shift Kerja Malam dengan Kejadian Depresi, Kecemasan dan Stres pada Pekerja di Bagian MaintenanceMesin Penggiling Tebu (Cane Roll Mill) PTPN VII Bunga Mayang.Majority.3(6), 74–83.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KADAR GULA DARAH PUASA ANTARA PEKERJA SHIFT DAN NON-SHIFT DI UNIVERSITAS LAMPUNG

9 44 41

Perbandingan Biaya dan Produktivitas Pekerja Antara Shift Pagi dan Shift Malam pada Proyek Pembangunan Gedung The Manhattan Medan

0 13 131

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN PEKERJA ANTARA SHIFT PAGI, SHIFT SORE DAN SHIFT MALAM DI RUANG PUSAT PENGENDALI KILANG (RPPK) PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN INDRAMAYU, JAWA BARAT

1 11 62

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN SUBYEKTIF ANTARA SHIFT PAGI DAN MALAM PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI Perbedaan Tingkat Kelelahan Subyektif Antara Shift Pagi Dan Malam Pada Pekerja Bagian Produksi Pengolahan Beton Di PT. Wijaya Karya Beton Tbk Kabupaten Boyola

0 2 17

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN SUBYEKTIF ANTARA SHIFT PAGI DAN MALAM PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI Perbedaan Tingkat Kelelahan Subyektif Antara Shift Pagi Dan Malam Pada Pekerja Bagian Produksi Pengolahan Beton Di PT. Wijaya Karya Beton Tbk Kabupaten Boyol

0 11 16

Perbandingan Biaya dan Produktivitas Pekerja Antara Shift Pagi dan Shift Malam pada Proyek Pembangunan Gedung The Manhattan Medan

0 0 19

Perbandingan Biaya dan Produktivitas Pekerja Antara Shift Pagi dan Shift Malam pada Proyek Pembangunan Gedung The Manhattan Medan

0 0 1

Perbandingan Biaya dan Produktivitas Pekerja Antara Shift Pagi dan Shift Malam pada Proyek Pembangunan Gedung The Manhattan Medan

0 0 9

Perbandingan Biaya dan Produktivitas Pekerja Antara Shift Pagi dan Shift Malam pada Proyek Pembangunan Gedung The Manhattan Medan

0 0 23

ANALISIS KADAR GLUKOSA DAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM DI UNIT PRODUKSI ROLLING MILL PT. X Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 13