Pemasaran ­Trend Merupakan bagian dari Company Profile

Terdiri atas: 1. Latar Belakang ­Proyek dan pemrakarsanya ­Baru atau perluasan ­Produk yang dihasilkan ­Bantuan PemerintahInsentip khusus

2. Pemasaran ­Trend

­Permintaan yang lalu ­Perkiraan permintaan yang ada ­Pesaing ­Pola Distribusi ­Kapasitas Produksi ­Sumber bahan baku pembantu ­Proses produksi 4. Teknologi ­Lokasi ­Jenis Teknologi, Padat modal, Tenaga Kerja, Perekayasaan. ­Jenis dan jumlah barang modal yang diperlukan 5. SDM ­Jumlah dan Kualifikasi SDM ­Sumber pengadaan tenaga kerja ­Program training yang diperlukan 6. ­Manfaat sosial dan ekonomi ­Kebutuhan dana modal awal dan modal kerja ­Struktur dan pembiayaan modal sendiri dan kerjasama. ­Kemampuan untuk pengembalian 7. Lingkungan Hidup ­Perlu adanya Andal atau tidak ­Perlunya proses daur ulang atau tidak. 8. Kesimpulan ­Penilaian awal layak atau tidak Adalah tehnik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume kegiatan. Maka sering disebut : C.P.V Analysis Cost­Profit­Vol Analysis Biaya variable, secara totalitas akan berubah­ubah sesuai dengan volume produksi. Contoh : bahan mentah,komisi penjualan, upah lembur. Biaya tetap, secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume produksi Contoh: gaji, sewa tempat, bunga hutang bank. Biaya total: biaya variable + biaya tetap CONTRIBUTION MARGIN CM Penghasilan penjualan setelah dikurangi biaya variable tersedia untuk menutup biaya tetap. BREAK EVEN POINT BEP Hasil volume penjualan tetap sama dengan biaya total atau BEP akan tercapai pada volume penjualan dimana contribution margin CM sama besarnya dengan biaya tetap. Dalam mengadakan analisa Break Even BE digunakan asumsi dasar sebagai berikut: a. Biaya didalam perusahaan terdiri dari biaya variable dan biaya tetap b. Biaya variable secara totalitas berubah­ubah secara proporsional dengan volume produksi c. Biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume penjualan. Jadi biaya tetap perunit berubah­ubah d. Harga jual perunit tidak berubah­ubah selama periode yang dianalisa e. Perusahaan hanya memproduksi 1 macam produk Dalam perencanaan profit analisa break even merupakan “Profit Planning Approach” yang didasarkan pada hubungan biaya Cost dan penghasilan penjualan Revenue. Penghasilan penjualan dikurangi biaya variable merupakan bagian penghasilan penjualan yang menutup biaya tetap disebut: Contribution Margin, jadi bila contribution margin CM lebih besar dari pada Fixed Cost FC, berarti Revenue lebih besar dari pada Total Cost, jadi perusahaan untung.  Aliran Kas Anggaran aliran kas adalah rencana, realisasi, dan evaluasi terhadap uang masuk dan uang keluar. Baik uang masuk berupa pinjaman maupun uang keluar berupa pengembalian pinjaman.  Labarugi Keuntungan laba atau rugi suatu usaha akan diketahui setelah penerimaan hasil penjualan produk dikurangi dengan harga pokok, biaya pemasaran, dan biaya umum. Laba ini masih disebut laba kotor. Laba bersih baru didapat setelah ditambah pendapatan di luar usaha misalnya penjualan limbah dikurangi biaya di luar usaha misalnya sumbangan ke Pemda dan pajak PPh 25 dan 39. Labarugi=jumlah produk x harga produk­total biaya produksi  Return cost ratio RC RC adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya­biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk. Usaha peternakan akan menguntungkan apabila nilai RC 1. Semakin besar nilai RC semakin besar pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut. RC= Total penerimaan penjualan produk Total Biaya  Benefit cost ratio BC adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai BC0. semakin besar nilai BC semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut. BC = Tingkat Keuntungan Total biaya  Break event point BEP merupakan titik impas usaha. Dari nilai BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha peternakan tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian. BEP produksi = Total biaya Harga Penjualan BEP harga = Total Biaya Total produksi Peternakan mempunyai 10 ekor sapi perah dengan produksi maksimum 10 literekorhari, lama pemeliharaan 5 tahun, harga jual susu Rp. 5.000liter. Biaya investasi Kandang 10 x 2.000.000=Rp.20.000.000 Biaya tetap ­ 10 ekor sapi Rp.5.000.000 = Rp. 50.000.000 ­ Gaji karyawan 2 x Rp. 250.000 x 60 bulan = Rp. 30.000.000 Total Rp. 80.000.000 Biaya Variabel ­ Pakan Rp.4.500 x 10 x 365 x 5 tahun = Rp.82.125.000 ­ Pemeliharaan Rp. 500 x 10 x 365 x 5 tahun = Rp. 9.125.000 ­Transport Rp. 100 x 100 liter x 365 x 5tahun = Rp.18.000.000 Total Rp. 109.250.000 Biaya total = biaya tetap+ biaya variabel = Rp. 189.250.000 =Rp.20.000.000+Rp.189.250.000 =Rp.209.250.000 Produksi susu 10 liter x 10 ekor x 365 x 5 tahun = 182.500liter BEP PRODUKSI Total biaya = 189.250.000 Harga penjualan 5.000 = 37.850 liter BEP HARGA Total Biaya = 189.250.000 Total produksi 182.500 = Rp. 1.036,­ ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI  Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis usaha penggemukan sapi adalah sebagai berikut.  Penggemukan per unit kandang berisi 96 ekor sapi dengan pemanenan 12 ekorminggu.  Masa penggemukan 100 hari1 periode.  Berat awal sapi 250 kgekor.  Berat badan satu ekor sapi akan naik 1,1 kghari atau 110 kg selama satu periode.  Harga jual sapi hasil penggemukan Rp. 12.300,00kg atau rp. 4.478.000,00ekor.  Umur ekonomis kandang dan peralatan selama 20 tahun. BIAYA INVESTASI Uraian Jumlah Rp Kandang dan peralatannya Sewa lahan 4.000 m2 per tahun 150.000.000,00 1.000.000,00 Total 151.000.000,00 BIAYA OPERASIONAL PRODUKSI SELAMA 100 HARI Uraian Jumlah

1. Biaya Tetap