Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian harga saham, nilai tukar, analisis teori – teori tentang faktor fundamental perusahaan dan pengembangan hipotesa.

2.2 Kerangka Konseptual

Earning Per Share X1 Net Interst Margin X2 Harga Saham Y Return On Asset X3 Price Book Value x4 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual : Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham. 13 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kerangka Konseptual bertujuan untuk memberikan gambaran konsep pemikiran dalam menjalankan penelitian ini. Kerangka pemikiran disusun berdasarakan pemahan penulis terhadap tinjauan teoritis serta penelitian terdahulu yang telah dikaji penulis pada bagian sebelumnya. Kerangka pemikiran ini akan digunakan untuk menyusun hipotesa dan instrument dalam penelitian yang digunakan.

2.2.1 Pengertian Saham

Saham dapat didefeniskan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Adapun wujud dari saham tersebut adalah berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Dengan memiliki saham suatu perusahaan , maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan, persentase kepemilikan hak tersebut tergantung jumlah saham yang dimiliki investor. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikan dalam bentuk saham. Suatu perusahaan mengeluarkan sertifikasi saham kepada kepemilikannya sebagai bukti investasi mereka dalam usaha. Satuan dasar modal saham adalah lembar saham, saham yang ada ditangan pemegang saham di sebut saham beredar, total jumlah dalam peredaran pada tiap waktu mewakili seratus persen kepemilikan perusahaan di sebut modal saham. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Beberapa karakteristik Yuridis kepemilikan saham suatu perusahaan, antara lain : 1. Limited Risk, artinya pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkan kedalam perusahaan 2. Ultimate Control, artinya pemegang saham secara kolektip akan menentukan arah dan tujuan perusahaan. 3. Residual Claim, artinya pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapatkan pembagian hasil usaha perusahaan dalam bentuk deviden dan sisa asset dalam proses likuidasi perusahaan. Pada dasarnya ada dua jenis keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli saham, yaitu deviden dan Capital Gain dimana : a Deviden Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut, atas keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Deviden tersebut diberikan atas persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Jika seorang investor ingin mendapatkan deviden, maka investor tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapat deviden. Umumnya deviden merupakan salah satu daya tarik UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang seperti investor institusi atau dana pensiun dan lain - lain. b Capital Gain Yaitu merupakan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akibat fluktuasi harga saham yang terjadi di pasar modal ketika pemegang saham tersebut menjual sahamnya, berbeda dengan deviden.

2.2.2 Jenis Saham

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas : a. Saham biasa Common Stock , yaitu merupakan saham yang menempatkan kepemilikannya pada posisi paling rendah terhadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. b. Saham Preferen Preferen Stock , merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi , tetapi juga tidak dapat mendatangkan hasil seperti yang didinginkan oleh investor. 2. Dilihat dari peralihannya, saham dapat dibedakan atas : a. Saham atas unjuk Barrier Stock , artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah di pindah tangan- kan dari satu investor, maka dialah yang diakui sebagai UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pemiliknya, dan berhak untuk turut hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS . b. Saham atas nama Registered Stock , merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya dimana cara peralihannya harus sesuai prosedur tertentu. 3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: a. Blue chip Stock, yaitu saham bisaa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader diindustri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b. Income Stock, yaitu Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden yang lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapataan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan deviden tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham. c. Growth Stock Weel- Known , yaitu saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi,umumnya saham ini berasal dari daerah kurang populer dikalangan emiten. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA d. Speculative Stocks, yaitu suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi dimasa yang akan datang meskipun belum pasti. e. Counter Cyclical Stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun bisnis secara umum.

2.2.3 Indeks Harga Saham

Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Indeks harga saham membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu, apakah suatu harga saham mengalami kenaikan atau penurunan dibandingkan suatu waktu tertentu. Dipasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi: 1. Sebagai indikator trend pasar 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan 3. Sebagai tolak ukur 4. Menfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivative Perkembangan investasi dewasa ini telah demikian pesatnya terutama pada pasar keuangan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan jumlah transaksi perusahaan go public yang terus bertambah . pada dasarnya investasi dapat diartikan sebagai kegiatan menanamkan modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nati investor mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pengertian lain investasi adalah suatu kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih dari suatu aset selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. Dengan demikian tujuan investasi adalah meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Investasi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Real Asset dan Financial Asset. Real Asset adalah investasi yang secara fisik dapat dilihat seperti tanah, gedung, real estate atau logam mulia seperti emas, perak dan berlian. Dan Financial Asset adalah investasi yang secara fisik tidak dapat dilihat seperti sertifikat atau surat berharga menunjukkan kepemilikan asset keuangan seperti saham atau obligasi. Return Saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atau suatu investasi yang dilakukannya. Return yang diterima oleh seorang pemodal yang melakukan investasi tergantung dari instrumen investasi yang dibelinya ditransaksikan. Return sendiri merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi dan retun ekspektasi, diaman return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data histories dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return Realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan Return Ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan oleh investor dimasa yang akan datang. Return realisasi diukur dengan menggunakan return total, relative return, kumulative return dan return yang disesuaikan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.2.4 Nilai Tukar 2.2.4.1 Pengertian Nilai Tukar Kurs Exchange Rate suatu mata uang nilai tukar atau harga nilai jika ditukar dengan mata uang yang lain.

2.2.4.2 Kebijakan Sistem Kurs

Kebijakan pemerintah ataupun Bank Sentral suatu negara beraneka ragam untuk memperhatikan kondisi perekonomian nasional yang memiliki derajat tertentu akibat dari globalisais ekonomi dunia. Kebijakan tersebut antara lain dengan memberlakukan sistem kurs tertentu. Adapun kebijakan sistemkurs antara lain : 1. Sistem Kurs Tetap fixed Excange Rate, yaitu mematok nilai tertentu atas mata uang dalam jangka waktu yang relaif lama, belakangan ini, penerapan sistem kurs ini tetap digunakan pada negara yang menganut Curency Board System CBS atau dikenal dengan Dewan Mata Uang. 2. Sistem Kurs Mengambang Terkendali Managed Floating Exchange Rate System yaitu kurs domestik secara otomatis di bebaskan bergerak dalam rentang tertentu atas mata uang utamanya, akan tetapi dalam waktu yang relatip pendek juga terjadwal . Bank Sentral akan melakukan intervensi sebagai range tertentu yaitu dengan memakai band intervensi. 3. Sistem Kurs Mengambang Bebas Free Floating Exchange Rate System yaitu Bank Sentral melepas band intervensinya dan membiarkan kurs atau nilai tukar yang terjadi berdasarkan mekanisme pasar. Bank Sentral hanya UNIVERSITAS SUMATERA UTARA melakukan intervensi secara tidak langsung guna kestabilan kurs, diantaranya adalah dengan peningkatan suku bunga dalam negeri, operasi pasar terbuka dan valas.

2.3 Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham. Faktor tersebut diantanya kinerja perusahaan secara keseluruhan yang diukur dari tingkat penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, manajemen, dan lain – lain. Analisi fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan faktor dasar perusahaan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan. Atas dasar laporan keunagan para investot dapat melakukan penilaian kinerja keunagan perusahaan terutama keputusan dalam hal melakukan investasi dan bagi para pemilik atau pemegnag saham bermanfaat untuk melihat tingkat kembalian yang tercermin dalam laporan rugi laba dan besarnya deviden yang menjadi hak para pemegang saham. Analisi Fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai – nilai faktor faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel – variabel tersebut sehingga di peroleh taksiran harga saham. Secara umum analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali variabel data yang harus di analisa, dimana berapa diantanya variabel tersebut yang cukup penting untuk diperhatikan yaitu : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.3.1 Rasio laba Terhadap Saham Beredar EPS

EPS = Keuntungan Bersih Jumlah Saham Beredar Rasio ini digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham. Rasio pertumbuhan EPS diperoleh dengan membandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar EPS pada tahun berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan.

2.3.2 Net Interest Margin NIM

Salah satu proksi dari resiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasar dapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan funding dengan suku bunga pinjaman diberikan lending atau dalam bentuk absolute, yang merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman. Didalam dunia perbankan dinamakan Net Interest Margin NIM. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah pendapatan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman kredit. Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6 keatas. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar net interest margin NIM suatu perusahaan, maka semakin besar pula return on asset ROA perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Begitu juga dengan sebaliknya, jika net interest margin NIM semakin kecil, return on asset juga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut semakin menurun.

2.3.4 Return On Asset ROA

ROA merupakan salah satu rasio profitabiltas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio terpenting diantara rasio rentabilitas yang ada. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. ROA digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan – perusahaan multinasional khususnya jika dilihat dari sudut pandang profitabilitas dan kesempatan investasi. Return On Asset ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. ROA sering disebut Return On Investment ROI yang besarnya dapat dihitung dengan rasio UNIVERSITAS SUMATERA UTARA antara laba bersih setelah pajak atau net income after tax NIAT terhadap total asset.

2.3.4 Rasio Harga Saham Terhadap Laba Perlembar Saham BVS PE

Ratio = Harga Saham EPS Biasa juga disebut dengan PE ratio yang dihitung dengan cara membagi harga saham dengan keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan PE ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok industri sejenis.

2.3.5 Kategori Faktor Fundamental

Faktor – Faktor Fundamental yang sifatnya luas dan kompleks tersebut dapat dikelompokkan kedalam empat kategori besar, yaitu: 1. Faktor politik sebagai salah satu alat indikator untuk memprediksi pergerakan nilai tukar, sangat sulit untuk diketahui timingwaktu terjadinya secara pasti dan untuk ditentukan dampaknya terhadap fluktuasi nilai tukar. Ada kalanya suatu perkembangan politik berdampak pada pergerakan nilai tukar, namun ada kalanya tidak membawa dampak apa pun terhadap pergerakan nilai tukar. 2. Faktor keuangan sangat penting dalam melakukan Analisis Fundamental. Adanya perubahan dalam kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah, terutama dalam hal kebijakan yang menyangkut perubahan tingkat suku bunga, akan membawa dampak signifikan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terhadap perubahan dalam fundamental ekonomi. Perubahan kebijakan ini juga memengaruhi nilai mata uang. Tingkat suku bunga adalah penentu utama nilai tukar suatu mata uang selain indikator lainnya seperti jumlah uang yang beredar. Aturan umum mengenai kebijakan tingkat suku bunga tingkat suku bunga ini adalah semakin tinggi tingkat suku bunga semakin kuat nilai tukar mata uang. Namun, kadang kala terdapat salah pegertian bahwa kenaikan tingkat uku bunga secara otomatis akan memicu menguatnya nilai tukar maa uang domentik. Perhatian terhadap suku bunga ini terutama harus dipusatkan pada tingkat suku bunga riil, bukan pada tingkat suku bunga nominal. Ini karena perhitungan tingkat suku bunga riil telah menyertakan variabel tingkat inflasi di dalamnya. 3. Faktor Eksternal dapat membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap nilai tukar suatu negara. Perubahan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa dampak regional effect bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat dalam kawasan yang sama. Dalam era global asset allocation, arus portofolio modal tidak lagi mengenal batas- batas wilayah negara. para fund manager, investor, dan hedge funds yang melakukan investasi secara global, sangat mencermati perubahan ekonomi, bukan hanya dalam lingkup satu negara, melainkan juga meluas hingga ke dalam lingkup satu kawasanregional tertentu. 4. Faktor ekonomi : indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor UNIVERSITAS SUMATERA UTARA fundamental itu sendiri. Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam analisa fundamental, yaitu : a. Produk nasional bruto PNB adalah total produksi barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang bertempat tinggal berdomisili di dalam negeri maupun yang berada di luar negeri dalam suatu periode tertentu. b. Produksi domestik bruto PDB adalah penjumlahan seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu waktu periode tertentu. c. Tingkat inflasi : Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat PDB dan PNB ke dalam nilai yang sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil merupakan indikator yang sangat penting bagi seorang investor dalam membandingkan peluang dan risiko investasinya di mancanegara. Indikator-indikator inflasi yang biasanya digunakan oleh para investor: • Indeks harga produksi atau Producer Price Index PPI adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga yang di terima UNIVERSITAS SUMATERA UTARA oleh produsen domestic untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur, pertambangan, dan pertanian. • Indeks harga konsumen atau Consumer Price Index CPI adalah digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang dan jasa tertentu. Index CPI dan PPI digunakan oleh seorang Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi. • Neraca pembayaran atau balance of payment adalah suatu neraca yang terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode tertentu. Neraca pembayaran ini mencerminkan seluruh transaksi antara penduduk, pemerintah, dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi expor dan impor, investasi portofolio , transaksi antar bank sentral, dan lain-lain. Dengan adanya neraca pembayaran ini kita mengetahui kapan suatu negara mengalami surplus maupun defisit. • Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor barang, jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini tidak mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban hutang. Data ini merupakan indikator UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tren perdagangan luar negeri yang merupakan aliran bersih dari total eksport dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan atau penghasilan. Dengan adanya transaksi ekspor maka akan diterima sejumlah uang yang nantinya akan menambah permintaan terhadap mata uang negara eksportir. Begitu pula sebaliknya pada impor barang dan jasa dimana sejumlah uang harus dikeluarkan guna membayar barang dan jasa yang kita impor, hal ini akan menambah penawaran akan mata uang negara importir. • Aliran Modal yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung, dimana pada investasi langsung, investor dari luar negeri melakukan penanaman modal dalam aset riil misalnya saja membangun pabrik, gedung perkantoran dll. Investasi ini biasanya bersifat jangka panjang. Sedangkan investasi tidak langsung dapat kita temui di dalam investasi instrument keuangan. Misalnya seorang investor melakukan pembelian saham atau obligasi di bursa Indonesia. Maka investor tersebut harus menukarkan mata uangnya ke rupiah supaya dapat membeli saham ataupun obligasi di Indonesia. • Tingkat pengangguran adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi rill berbagai sektor ekonomi. Indikator ini dapet dijadikan alat untuk menganalisa sehattidaknya perekonomian suatu negara. Apabila perekonomian berada dalam kondisi baik maka akan tercapai tingkat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pengangguran yang rendah. Tetapi jika perekonomian dalam keadaan lesu maka tingkat pengangguran pun meningkat. • Kurs valuta asing adalah nilai perbandingan atau bisa juga disebut nilai tukar antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs ini biasanya digunakan sebagai indikator utama untuk melihat kekuatan ekonomi ataupun tingkat kestabilan perekonomian suatu Negara. Jika kurs mata uang negara tersebut tidak stabil maka dapat dikatakan bahwa perekonomian negara tersebut tidak baik atau sedang mengalami krisis ekonomi. Untuk itu perlu bagi suatu Negara untuk memiliki mata uang yang stabil agar perekonomian negara tersebut dapat berjalan dengan lancar dan membentuk suatu tren pertumbuhan. • PSNCR - Public Sector Net Cash Requirement atau kebutuhan tunai sektor publik yaitu jumlah uang yang harus dipinjam pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sebab pemerintah seringkali mengeluarkan lebih dari yang mereka terima dari penerimaan pajak, dan satu-satunya cara untuk menambah kekurangannya adalah dari meminjam.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terhadap faktor fundamental ekonomi perbankan terhadap harga saham telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Dalam penelitian tersebut peneliti lebih banyak menganalisis pengaruh faktor fundamental ekonomi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terhadap harga saham perusahaan. Beberapa peneliti terdahulu menjelaskan pengaruh – pengaruh dari faktor fundamental ekonomi dan perusahaan adalah sebagai berikut: No Peneliti Judul Objek Penelitian Hasil Penelitian 1 P. Erwin Michael Saragih 2007 Analisis Pengaruh Faktor fundamental dan Makro Ekonomi Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Sektor Perbankan Di Bursa Efek Jakarta Variabel EPS, PER dan Kurs Rasio mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat pengembalian saham. 2 Vernande Nirohito 2009 Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan atau bersama-sama semua faktor fundamental Earning per Share EPS, Book Value per Share BVS, Return on Assets ROA, Dividend Payout Ratio DPR dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA resiko sistematik Beta berpengaruh terhadap harga saham. 3 Bahtiar Usman 2003 Analisa Rasio Keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada bank Indonesia NIM dan LDR berpengaruh positif terhadap laba bank. Kecukupan permodalan dan NPM berpengaruh negatif terhadap laba bank dimasa yang akan datang sementara NPL tidak berpengaruh pada laba bank. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang ada, artinya hipotesa bukanlah merupakan berarti jawaban akhir, namun menjadi kesimpulan sementara yang harus di uji kebenarannya dengan data – data yang mempunyai hubungan ataupun dengan melihat fakta yang terjadi dilapangan. Maka berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah: a. Faktor fundamental Earning Per Share EPS, Book Value Per Share BVS, Return On Asset ROA, Price Book Value PBV berpengaruh terhadap harga sahamperbankan BUMN. b. Profitabilitas menjadi alat ukur kemampuan untuk mendapatkan laba, rendahnya profitabiltas akan menunjukkan rendahnya laba dalam perusahaan, sebaliknya profitabiltas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan menunjukkan laba yang tinggi yang selanjutnya menaikkan harga saham perusahaan BUMN. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Evaluasi yaitu mencari jawaban tentang pencapaian tujuan yang di gariskan sebelumnya. Evaluasi disini mencakup formatip melihat dan meneliti pelaksanaan program, dan sumatif Dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur pencapaian tujuan.

3.2 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini merupakan pembahasan seberapa jauh pengaruh variabel – variabel independen X yang meliputi EPS, NIM, ROA PBV terhadap variabel dependen Y yaitu harga saham dengan menggunakan data tahunan yang dikeluarkan dan dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dan Badan Pusat Statistik. 33 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA