TA : Pembuatan Sistem Informasi Persediaan Barang Dengan Oracle Power Objects Pada PT. 'XYZ'.

(1)

ORACLE POWER OBJECTS PADA PT. ‘XYZ’

OLEH :

NAMA : BASTIAN ADI NUGROHO

N I M : 93.410103272 NIRM : 9370853113207215 PROGRAM : SI (Strata Satu)

JURUSAN : MANAJEMEN INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA 2000


(2)

iv

Oracle Power Objects (OPO) merupakan aplikasi pengembang (Application Programming Tool) Front End/Client yang dikembangkan oleh Oracle Inc. dan berjalan pada sistem operasi Microsoft Windows dan Macintosh. OPO dirancang untuk memberikan kemudahan dalam pemakaian dan kemampuan besar pada pengembang untuk membuat aplikasi dalam lingkungan client/server.

Tugas akhir ini membahas tentang perancangan dan pembuatan program aplikasi sistem persediaan barang pada PT. XYZ dengan basis data oracle yang dapat mem pihak manajemen untuk menentukan kapan mengorder kembali suatu barang dan menentukan jumlah barang yang harus dipesan. Selain itu program aplikasi ini juga dapat membantu menghemat waktu untuk mengumpulkan data-data untuk menghasilkan laporan-laporan yang dibutuhkan perusahaan.

Dalam program aplikasi sistem persediaan barang ini dibuat form-form transaksi untuk memasukkan data-data transaksi pembelian, penerimaan barang, retur pembelian barang, penjualan, dan transaksi pembayaran utang. Laporan-laporan yang dihasilkan berupa analisa umur utang, stok limit barang, dan lain-lain.


(3)

vi

Halaman

ABSTRAKSI ………. iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Tujuan... 2

1.3. Perumusan Masalah... 3

1.4. Pembatasan Masalah ... 3

1.5. Metodologi Penelitian ... 4

1.6. Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1. Sistem Persediaan Barang ... 6

2.2. Oracle Power Objects ... 10

2.3. Sistem Basis Data ... 11

2.4. Oracle Database... 15

2.5. Structured Query Language (SQL) ... 18


(4)

vii

3.1. Gambaran Sistem Saat Ini ... 22

3.2. Desain Sistem yang Baru... 23

3.3. Analisa Permasalahan... 23

3.4. Pemecahan Masalah ... 24

BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI... 26

4.1. Sistem Flow ... 26

4.2. Data Flow Diagram ... 26

4.3. E-R Diagram... 35

4.4. Struktur Tabel ... 35

4.5. Desain Input... 43

4.6. Desain Output ... 48

4.7. Algoritma... 51

4.8. Implementasi ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1. Kesimpulan... 56

5.2. Saran ... 56


(5)

6

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Persediaan Barang

Sistem persediaan barang pada suatu perusahaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem pembelian, mutasi antar gudang, dan lain-lain.

Dalam perusahaan manufaktur, persediaan ini terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, dan lain-lain. Sedangkan dalam perusahaan dagang, persediaan terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan barang dagangan. Transaksi yang mengubah tiap jenis persediaan yang telah disebutkan di atas bersangkutan dengan transaksi intern perusahaan.

Terdapat dua metode pencatatan persediaan, yaitu metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory). Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak tercatat dalam kartu persediaan.

Dalam sistem inventaris manual diselenggarakan dua catatan akuntansi, yaitu fungsi gudang dan fungsi akuntansi. Pencatatan inventaris dalam fungsi gudang menggunakan kartu gudang yang digunakan untuk mencatat kuantitas persediaan dan mutasi tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Pada kartu gudang tidak berisi data


(6)

harga pokok tiap jenis barang, tapi hanya informasi kuantitas barang. Selain itu juga dibuat kartu barang yang ditempel pada tempat penyimpanan barang. Kartu barang ini digunakan sebagai identitas barang yang memudahkan pencarian dan pencatatan mutasi kuantitas barang. Sedangkan dalam catatan akuntasi fungsi akuntasi, menggunakan kartu persediaan yang berfungsi untuk mencatat kuantitas dan harga pokok barang digudang. Selain itu juga berfungsi untuk mengontrol catatan kuantitas barang di gudang serta memuat rekening kontrol persediaan yang bersangkutan dalam buku besar.

Menurut fungsinya, terdapat tiga jenis persediaan, yaitu: a. Batch Stock/Lot Size Inventory

Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat itu.

b. Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

c. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan atau permintaan yang meningkat.

Menurut jenis dan posisi barang, jenis persediaan adalah sebagai berikut : a. Persediaan bahan baku.


(7)

c. Persediaan bahan-bahan pembantu/penolong.

d. Persediaan barang-barang setengah jadi/barang dalam proses. e. Persediaan barang jadi.

Tujuan pengawasan persediaan adalah, sebagai berikut, a. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan.

b. Supaya pembentukan persediaan stabil. c. Menghindari pembelian kecil-kecilan. d. Pemesanan yang ekonomis.

Dalam tugas akhir ini metode analisis yang digunakan adalah analisis reorder point dan analisis economic order quantity. Metode analisis reorder point membantu manajemen memperhitungkan kapan mengorder ulang inventaris. Dengan mengetahui kapan mengorder ulang inventaris, manajemen dapat mencegah kehabisan stok.

Rumus Reorder Point adalah sebagai berikut,

SS Week Day

L X

ROP=+

/ Dimana:

X = rata-rata pengeluaran barang L = rata-rata Lead Time

Days/Week = jumlah hari kerja selama 1(satu) minggu SS = Safety Stock


(8)

n Xi X n i= = 1 Dimana:

Xi = jumlah pengeluaran barang n = periode pengeluaran barang

Untuk mendapatkan nilai rata-rata Lead Time dengan rumus

n Li L n i= = 1 Dimana:

Li = Lead time setiap kali pembelian n = periode lead time

Metode analisis economic order quantity dapat membantu manajemen menentukan jumlah barang yang akan diorder ulang. Analisis ini membantu manajemen membantu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi, yaitu menurunkan jumlah tenaga manual untuk memperhitungkan barang mana yang perlu diorder ulang dan berapa banyak perlu diorder ulang.

Economic Order Quantity (EOQ) dapat dirumuskan sebagai berikut,

P Ch Co U EOQ . . . 2 = Dimana:

U = pengeluaran barang dalam unit per periode Co = biaya pesan per pemesanan


(9)

Ch = biaya penyimpanan persediaan P = harga per unit

2.2. Oracle Power Objects

Oracle Power Objects (OPO) merupakan aplikasi pengembang (Application Programming Tool) Front End/Client yang dikembangkan oleh Oracle Inc. dan berjalan pada sistem operasi Microsoft Windows dan Macintosh. OPO dirancang untuk memberikan kemudahan dalam pemakaian dan kemampuan besar pada pengembang untuk membuat aplikasi dalam lingkungan client/server. OPO memiliki Tools, Methods, dan Controls yang lengkap untuk membuat, mengubah, dan memelihara komponen-komponen aplikasi seperti application, form, dan report. OPO juga dirancang dengan pendekatan Objects yang meliputi Classes, Properties, dan Mehods.

Beberapa kemampuan dasar dari Oracle Power Objects antara lain: 1. Desain grafis.

2. Desain berorientasi objek. 3. Mempunyai database lokal. 4. Mengakses berbagai database.

Dalam konsep Object Oriented Programming sebagaimana yang dianut oleh Oracle Power Objects, setiap komponen yang ada baik itu Applications (form, report, class) maupun databases (table, view, index) dianggap sebagai objek yang memiliki properties, event dan method. Setiap objek mempunyai wearna dan bentuk (properties), juga memiliki fungsi (methods) tersendiri. Fungsi (methods) dari setiap


(10)

komponen tersebut dapat diaktifkan dengan suatu aksi (event). Jika fungsi standar dari komponen-komponen yang tersedia tidak sesuai dengan yang diinginkan, maka dapat dibuat fungsi baru (dengan menggabungkan beberapa objek/fungsi) sesuai kebutuhan dan menjadikan fungsi baru tersebut sebagai standar fungsi baru (classes). Selain itu juga dapat digunakan komponen dari pihak ketiga (ActiveX/OCX).

Terdapat berbagai jenis objek dalam Oracle Power Objects yang dapat digunakan dalam membangun suatu aplikasi, sebagai berikut:

1. Application Objects 2. Library Objects 3. Session Objects 4. Database Objects 5. Recordset Objects 6. Properties

7. Methods 8. Events 9. Class

10. Record Manager

2.3. Sistem Basis Data

Sistem Manajemen Basis Data / Database Management System (DBMS) terdiri dari koleksi data yang saling berhubungan dan kumpulan program untuk mengakses data tersebut. Koleksi data tersebut biasanya dikenal sebagai basis data.


(11)

Tujuan utama Sistem Manajemen Basis Data adalah untuk menyediakan lingkungan untuk mencari dan menyimpan informasi.

Sistem basis data dirancang untuk mengatur informasi yang besar. Pengturan data ini mencakup definisi struktur tempat informasi dan mekanisme memanupulasi informasi. Jadi sistem basis data harus mendukung penyimpanan informasi, mencegah kegagalan sistem, atau mencegah pengaksesan ilegal.

Penyusunan suatu sistem basis data digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data, yaitu:

- Redudansi dan inkonsistensi data - Kesulitan pengaksesan data - Isolasi data untuk stadarisasi - Multiuser

- Masalah keamanan - Masalah integrasi

- Masalah data independence

Pada perancangan basis data model konseptual ditekankan pada struktur data dan relasi antar file. Pendekatan yang dilakukan pada perancangan model konseptual adalah menggunakan model data relational. Terdapat dua buah teknik perancangan basis data, yaitu:

1. Teknik Normalisasi

Yaitu proses pengelompokan data menjadi tebel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya untuk mengurangi penyimpangan informasi dalam proses


(12)

perubahan (update), penyisipan (insert), penghapusan (delete), membaca (retrieve) dan optimasi penggunaan tempat penyimpanan.

Dalam proses normalisasi ini terdapat beberapa tahap normalisasi, yaitu: - Bentuk tidak normal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang disimpan apa adanya sesuai kedatangannya dan tidak mengikuti suatu format tertentu.

- Bentuk normal kesatu (1NF/First Normal Form)

Dalam bentuk normal kesatu ini, data disimpan dalam rekord dan kolom. - Bentuk normal kedua (2NF/Second Normal Form)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci bergantung pada kunci utama (primary key). Dalam normal kedua ini harus sudah ditentukan field-field kunci. Field kunci harus bersifat unik.

- Bentuk normal ketiga (3NF/Third Normal Form)

Untuk menjadi normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua. Semua atribut bukan priper tidak punya hubungan trasitif. Tiap atribut bukan kunci harus bergantung hanya pada primary key.

- Boyce-Cadd Normal Form (BCNF)

Dalam BCNF, relasi harus dalam bentuk normal kesatu dan tiap atribut harus bergantung pada atribut super key.


(13)

2. Teknik Entity Relationship

Basis data adalah kumpulan file yang saling berkaitan. Pada model data relational, hubungan antar file direlasikan dengan kunci relasi (relation key) yang merupakan kunci utama dari masing-masing file.

Relasi antara dua file atau dua tabel dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu:

- One to one relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding satu. Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda lingkaran untuk menunjukkan tabel dan relasi antara keduanya diwakilkan dengan tanda panah tunggal.

- One to many relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu berbanding banyak atau banyak berbanding satu. Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda lingkaran untuk menunjukkan tabel dan relasi antara keduanya diwakilkan dengan tanda panah ganda.

- Many to many relationship

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak berbanding banyak. Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda lingkaran untuk menunjukkan tabel dan relasi antara keduanya diwakilkan dengan tanda panah ganda.


(14)

2.4. Oracle Database

2.4.1. Konsep RDBMS Oracle

Konsep dasar RDBMS Oracle adalah perbedaan antara database dan instance. Database adalah kumpulan data terstruktur yang disimpan dalam file-file data. Sedangkan instance adalah kumpulan proses dan memori yang menyediakan kemampuan mengakses data.

Aritektur RDBMS Oracle terbagi atas tiga bagian, yaitu: 1. Background processes.

2. Shared memory areas. 3. Disk data storage areas.

Gambar 2.1. Arsitektur RDBMS Oracle

Oracle menggunakan beberapa proses untuk melakukan proses penulisan data. Sebagai contoh, ketika seorang user menyimpan perubahan data dalam database, data ini disimpan dalam memori. Pada saat memori sudah siap untuk menulis data ke dalam media penyimpan seperti hard disk, proses penulisan database mengirimkan data ini dari memori ke dalam record-record yang tersedia dalam media penyimpan.

Memory Areas

Processes Oracle RDBMS

Data Files

Development Tools

Applications

Query Tools


(15)

2.4.2. Memori dan Kecepatan

Gambar 2.2. Area memori Oracle

Memori merupakan kunci kecepatan dari RDBMS Oracle seperti pada Gambar 2.3. Berikut adalah beberapa komponen atau area memori yang digunakan Oracle:

1. Software code areas.

Area memori ini digunakan untuk menyimpan software yang menjalankan database.

2. System Global Area (SGA).

Area memori ini digunakan untuk mempercepat proses transaksi untuk proses pengambilan data. Terdapat empat komponen kunci dalam SGA, yaitu :

a. Database buffer cache. b. Redo log buffer. c. Shared SQL areas.

Background Processes

System Global Areas (SGA)

Program Global

Areas (PGA) Sort

Areas

Software Code Areas


(16)

d. Data dictionary cache. 3. Program Global Area (PGA).

PGA berfungsi untuk menyimpan informasi yang digunakan dalam proses single-user. PGA berisi stack space, yaitu informasi tentang user yang connect dengan sebuah database instance.

4. Sort Areas.

Sort areas meningkatkan kemampuan proses pengurutan data dalam database.

Gambar 2.3. File data Oracle

2.4.3. Disk Storage

RDBMS Oracle menggunakan tujuh macam file data seperti pada Gambar 2.4., yaitu :

1. Data files.

Data files berisi record-record data yang diatur dalam tabel-tabel dan software yang tersimpan dalam database file. Software ini berupa packages dan procedures.

Initialization

Files Startup

SGA Definition Files

Control Files Oracle

Processes

Logs & Error Files Data Files

Online Redo


(17)

2. Online redo log files.

Online redo log files berfungsi sebagai backup untuk setiap perubahan yang terjadi dalam database. File ini dapat digunakan untuk memperbaiki data apabila terjadi kerusakan pada data files.

3. Archieve log files. 4. Initialization files.

Initialization files berisi inisialisasi parameter dan konfigurasi Oracle yang dibaca pada saat startup Oracle database.

5. Control files.

File ini berfungsi menjaga penempatan data file dan mencatat jumlah transaksi yang paling akhir terjadi dalam database.

6. SGA definition files.

File ini berisi definisi-definisi detail dari Oracle database yang dijalankan pada saat startup database.

7. Oracle processing log dan error files.

File ini mencatat proses-proses apa saja yang terjadi serta mencatat kesalahan proses apabila terjadi suatu masalah.

2.5. Structured Query Language (SQL)

Secara umum bahasa aplikasi database berfungsi sebagai pembuat tabel, menentukan field dan isi tabel, menyediakan cara bagi tabel-tabel tersebut untuk saling berhubungan serta memanipulasi data dalam database. Bahasa pertama yang didefinisikan dalam memenuhi tugas tersebut dibuat oleh Dr. E. F. Codd dan IBM


(18)

San Jose Laboratory pada tahun 1970 dan dinamakan Structured English Query Language (SEQUEL). Kemudian generasi kedua dinamakan SQL yang oleh American Nationnal Standard Institude (ANSI) didefinisikan sebagai SQL-92 dan distandardisasi oleh International Standard Organization sebagai ISO IEC 9057:1992, “Database Language SQL”.

Bahasa SQL menyediakan perintah-perintah untuk berbagai macam tugas, yaitu:

1. Mengumpulkan data.

2. Menyisipkan (Insert), mengubah (Update), dan menghapus (Delete) data dalam sebuah tabel.

3. Menciptakan (Create), mengganti (Replace), mengubah (Alter), dan menghapus (Drop) objek-objek database.

4. Mengontrol akses ke database dan objek-objeknya. 5. Menjamin konsistensi dan integritas database.

2.6. Model Client/Server dan Sistem Terdistribusi

Model Client/server merupakan dasar sistem terdistribusi. Model ini merupakan perkembangan dari keterbatasan model mainframe client/host dimana sebuah mainframe melayani akses data untuk banyak dumb terminal. Model client/server juga merupakan perkembangan dari model local area network (LAN), dimana banyak sistem yang mengakses sebuah file server yang tidak mempunyai kemampuan pemrosesan.


(19)

Arsitektur client/server menyediakan data dan servis yang terintegrasi dan membuat client terpisah dari kesulitan-kesulitan yang kompleks seperti protokol komunikasi. Kesederhanaan dari arsitektur client/server ini mengijinkan client untuk dapat mengirimkan permintaan kepada server yang dituju. Permintaan ini dibuat dalam form transaksi. Transaksi- transaksi Client adalah berupa SQL atau prosedur-prosedur PL/SQL and fungsi-fungsi yang mengakses database dan servis.

Model client/server terdiri atas tiga komponen : 1. Client

Client adalah sebuah mesin (workstation atau PC) yang menjalankan aplikasi front end dan berinteraksi dengan user melalui keyboard, display, and mouse. Client juga berhubungan langsung dengan proses-proses client yang dijalankan dalam mesin client. Pada client tidak secara langsung mengakses data namun mengirimkan permintaan pemrosesan kepada server dan menampilkan data yang sudah diolah oleh server. Jadi, client workstation dapat dimaksimalkan tugasnya. 2. Server

Server adalah mesin yang menjalankan software Oracle dan mengendalikan fungsi-fungsi yang dibutuhkan secara bersamaan. Server dikenal sebagai back end dan juga berhubungan dengan proses server yang berjalan dalam mesin server. Server meneriman dan memroses perintah-perintah SQL dan PL/SQL yang dikirimkan dari aplikasi client. Server juga dapat dimaksimalkan untuk menjalankan tugasnya.


(20)

Network memungkinkan pengaksesan data jarak jauh (remote data access through) melalui komunikasi client/server dan server–to–server. Oracle memungkinkan database dan aplikasi berdiri sendiri pada mesin-mesin yang berbeda dengan sistem operasi berbeda dan tetap dapat saling berhubungan.

Keuntungan-keuntungan model client/server adalah, sebagai berikut :

1. Aplikasi-aplikasi client dapat berkonsentrasi pada permintaan input dari user, meminta data yang dibutuhkan dari server, dan menampilkan data.

2. Oracle menggunakan fasilitas multitasking and shared memory dari sistem operasi yang digunakan.

3. Multiple server dapat digunakan untuk mendistribusikan pemrosesan database melalui jaringan (horizontal scaling).

4. Penggunaan oracle pada komputer berkekuatan lebih rendah (seperti microcomputer) dengan Oracle berjalan pada sebuah minicomputer atau mainframe untuk mengambil keuntungan dari performa sistem yang lebih besar (vertical scaling).

5. Data disimpan dalam server.

6. Client dapat mengakses remote data server dengan efektif.

7. Kepadatan lalu lintas jaringan lebih rendah karena hanya permintaan-permintaan dan hasil-hasil proses saja yang melalui lalu lintas jaringan.

8. Sistem client/server memberikan kebebasan di antara komponen-komponen aplikasi dan mengurangi biaya pemeliharaan.


(21)

22

PERMASALAHAN

3.1. Gambaran Sistem Saat Ini

PT. XYZ adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan spare part. Dalam kegiatannya sehari-hari, perusahaan masih melakukan pencatatan secara manual untuk setiap transaksi yang terjadi dalam lingkungan perusahaan. Hal ini mengakibatkan seringkali untuk memperoleh suatu informasi tertentu terhambat yang berakibat pada berkurangnya kinerja perusahaan.

Dalam pencatatan sistem persediaannya, PT. XYZ menggunakan metode perpetual inventory. Metode ini membantu PT. XYZ untuk mengetahui sejarah keluar masuk-nya barang dari gudang. Gambaran sistem yang sekarang berlaku dapat dilihat pada gambar 3.1.

Dalam pencatatan transaksi jual beli-nya, PT. XYZ masih menggunakan aplikasi spread sheet. Sehingga dalam pelaporannya harus membuat rekapitulasi transaksi dengan mengumpulkan seluruh transaksi penjualan dan pembelian dan memasukkannya dalam aplikasi spread sheet.

Kesulitan lain yang dihadapi oleh PT. XYZ adalah kesulitan untuk menentukan kapan mengorder ulang suatu barang serta berapa jumlah barang yang akan dipesan. Apabila terjadi kehabisan stok, PT. XYZ akan mengalaimi kerugian karena kegagalan dalam melakukan kegiatan penjualan barang. Namun apabila


(22)

jumlah barang yang dipesan terlalu banyak, PT. XYZ akan mendapat beban biaya penyimpanan yang cukup besar selain kerugian karena kerusakan barang.

3.2. Desain Sistem yang Baru

Dalam sistem persediaan barang ini akan dibuat beberapa kemudahan yang dapat membantu PT. XYZ dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pada sistem yang baru ini, seluruh transaksi yang dilakukan PT. XYZ akan dicatat dalam sebuah basis data. Data-data tersebut dapat diolah menjadi informasi sesuai kebutuhan pihak manajemen.

Proses yang terjadi dalam sistem persediaan barang PT. XYZ ini antara lain menentukan kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali suatu barang. Selain itu juga menentukan jumlah barang ekonomis yang akan dipesan oleh perusahaan untuk mencegah kerugian karena biaya penyimpanan yang besar.

3.3. Analisa Permasalahan

Karena perusahaan ini masih menggunakan sistem pengarsipan secara manual dengan melakukan pencatatan pada file-file tertentu, maka seringkali timbul kesulitan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cepat. Maka diharapkan dengan adanya sistem informasi terkomputerisasi akan membantu mengatasi persoalan yang ada.

Permasalahan yang dihadapi oleh PT. XYZ adalah :

1. Kelambatan penyajian informasi tentang jumlah stok barang yang tersedia di gudang yang siap dijual.


(23)

2. Kelambatan penyajian informasi tentang transaksi-transaksi penjualan dan pembelian.

3. Kebutuhan untuk mengetahui kapan dan barang mana yang harus diorder kembali.

4. Kebutuhan untuk menentukan berapa jumlah barang yang harus dipesan.

3.4. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang disebut di atas, maka perusahaan ini memerlukan sebuah sistem informasi persediaan barang terkomputerisasi yang dapat mengontrol transaksi-transaksi perusahaan tersebut. Sistem informasi persediaan barang terkomputerisasi ini harus dapat digunakan secara multiuser serta mendukung kegiatan pelaporan untuk seluruh transaksi sehingga mengurangi keterlambatan penyajian informasi transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.


(24)

2

5


(25)

26

DESAIN DAN IMPLEMENTASI

4.1. Sistem Flow

Sistem flow sistem persediaan barang pada PT. XYZ dapat dilihat pada gambar 4.2.

4.2. Data Flow Diagram

Data flow diagram merupakan perangkat yang dipakai pada metodologi pengembangan sistem terstruktur yang menggambarkan kegiatan-kegiatan dalam sistem secara jelas, disamping merupakan dokumentasi yang baik.

4.2.1. Konteks diagram

Konteks diagram dari sistem persediaan barang ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1. Konteks diagram Retur barang Data barang

Pesanan barang Barang

Barang

Utang yang dibayar Order pembelian Daftar kebutuhan barang

0 Sistem persediaan

barang +

Supplier Customer


(26)

2

7


(27)

4.2.2. Data flow diagram level 1: sistem persediaan barang

Dari konteks diagram yang sudah tersusun dapat diturunkan di dalam empat proses seperti tampak pada Gambar 4.3. Keempat proses itu adalah

1. Permintaan pembelian. 2. Penerimaan barang.

3. Pembayaran utang pembelian. 4. Penjualan.

Gambar 4.3. Data Flow Diagram Level 1: Sistem Persediaan Barang [Utang yang dibayar] [Retur barang] [Barang]

[Order pembelian]

[Barang] [Pemesanan barang]

[Data barang] [Daftar kebutuhan barang]

Utang pembelian Jenis barang Perusahaan

Customer

Supplier 1

Permintaan pembelian

+

2 Penerimaan

barang +

3 Pembayaran

utang pembelian+

4

Penjualan +


(28)

4.2.3. Data flow diagram level 2: permintaan pembelian

Seperti tampak pada Gambar 4.4., proses permintaan pembelian mempunyai tiga tahapan proses, yaitu:

1. Membuat daftar barang. 2. Memilih supplier.

3. Membuat order pembelian.

Gambar 4.4. Data Flow Diagram level 2: Permintaan pembelian [Order pembelian]

[Daftar kebutuhan barang]

[Data supplier baru]

[Jenis barang]

[Data pembelian] Data supplier

[Data supplier] Daftar barang

[Data barang]

Penerimaan barang

2 Master barang

3 Pembelian 1 Supplier 1.1

Membuat daftar barang

1.2 Memilih supplier

+

1.3 Membuat

order pembelian Perusahaan


(29)

4.2.4. Data flow diagram level 2: penerimaan barang

Gambar 4.5. Data Flow Diagram level 2: Penerimaan barang

Seperti tampak pada Gambar 4.5., Proses penerimaan barang mempunyai tiga proses, yaitu:

1. Penerimaan barang. 2. Entri penerimaan barang.

[Retur barang]

[Barang]

[Jumlah retur barang] [Jumlah barang]

[Jumlah penerimaan barang]

[Utang pembelian] Barang rusak Barang yang diterima

[Jenis barang] Permintaan pembelian

Pembayaran utang pembelian 2.1

Penerimaan barang

2.2 Entri penerimaan

barang

2.3

Pengembalian barang

2 Master barang 4 Penerimaan

barang

5 Retur barang Supplier


(30)

3. Pengembalian barang.

4.2.5. Data flow diagram level 2: pembayaran utang pembelian

Seperti tampak pada Gambar 4.6., proses pembayaran utang pembelian mempunyai tiga proses, yaitu:

1. Memilih order pembelian. 2. Menghitung nilai pembelian. 3. Entri nilai pembayaran utang.

Gambar 4.6. Data Flow Diagram level 2: Pembayaran utang pembelian [Jenis & harga barang]

[Utang yang dibayar] [Jumlah pembayaran] [Jumlah retur barang] [Jumlah penerimaan barang] [Data order pembelian]

Jumlah pembayaran Order pembelian [Utang pembelian] Penerimaan barang

3.1 Memilih order

pembelian

3.2

Menghitung nilai pembelian

+

3.3 Entri nilai pebayaran

utang

4 Penerimaan barang

5 Retur barang 3 Pembelian

8 pembayaranTransaksi Supplier


(31)

4.2.6. Data flow diagram level 2: penjualan

Seperti tampak pada Gambar 4.7., proses penjualan mempunyai dua proses, yaitu:

1. Penerimaan pesanan barang. 2. Entri data penjualan.

Gambar 4.7. Data Flow Diagram level 2: Penjualan

4.2.7. Data flow diagram level 3: memilih supplier

Seperti tampak pada Gambar 4.8., proses memilih supplier mempunyai dua proses, yaitu:

1. Mencari data supplier. 2. Entri data supplier baru.

[Data barang]

[Data customer baru]

[Data customer] Pesanan barang

[Data barang]

[Barang]

[Pesanan barang]

[Jumlah barang keluar]

[Data penjualan]

2 Master barang

7 Penjualan 6 Customer

4.1 Penerimaan

pesanan barang

4.2 Entri data penjualan

+ Perusahaan


(32)

Gambar 4.8. Data Flow Diagram level 3: Memilih supplier

4.2.8. Data flow diagram level 3: menghitung nilai pembelian

Seperti tampak pada Gambar 4.9., proses menghitung nilai pembelian mempunyai dua proses, yaitu:

[Data supplier baru]

[Data supplier]

[Data supplier] [Daftar barang]

Data supplier baru Membuat daftar barang

1 Supplier

Membuat order pembelian 1.2.1

Mencari data supplier

1.2.2 Entri data supplier baru


(33)

1. Mengambil jenis dan harga barang. 2. Menghitung jumlah pembayaran.

Gambar 4.9. Data Flow Diagram level 3: Menghitung nilai pembelian

4.2.9. Data flow diagram level 3: entri data penjualan

Seperti tampak pada Gambar 4.10., proses entri data penjualan mempunyai empat proses, yaitu:

1. Mencari data customer.

2. Entri data customer baru.Mencari data barang. 3. Entri jumlah penjualan.

[Jenis & harga barang]

[Jumlah pembayaran]

[Jumlah retur barang] [Jumlah penerimaan barang]

Jenis & harga barang [Order pembelian] Memilih order pembelian

Entri nilai pebayaran utang

4 Penerimaan barang 5 Retur barang

3.2.1 Mengambil jenis & harga

barang

3.2.2 Menghitung

jumlah pembayaran 3 Pembelian


(34)

Gambar 4.10. Data Flow Diagram level 3: Entri data penjualan

4.3. E-R Diagram

E-R diagram menggambarkan hubungan antar entitas dalam perancagan sebuah basis data. E-R diagram terdiri atas dua jenis model data, yaitu :

a. Model data conceptual.

[Barang]

[Data penjualan] [Jumlah barang keluar]

Data barang

[Data barang] Pesanan barang

[Data customer baru] [Data customer] [Pesanan barang]

Data customer baru

2 Master barang 7 Penjualan

Customer Penerimaan pesanan barang

6 Customer 4.2.1

Mencari data customer

4.2.2 Entri data customer baru

4.2.3 Mencari data

barang

4.2.4 Entri jumlah


(35)

b. Model data physical.

4.3.1. Model data conceptual

Model data sistem persediaan barang PT. XYZ adalah seperti digambarkan pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11. Model data conceptual

4.3.2. Model data physical

Dari model data conceptual dapat dikembangkan menjadi model data physical seperti digambarkan pada Gambar 4.12.

NO_LABEL NO_BAYAR Mempunyai NO_PO NO_LABEL Mempunyai NO_LPB NO_BAYAR Mempunyai NO_SUPPLIER NO_BAYAR Mempunyai NO_BAYAR NO_BAYAR Mempunyai NO_LPB NO_RETUR Mempunyai NO_RETUR NO_LABEL Mempunyai NO_LABEL NO_RETUR Mempunyai NO_LPB NO_LPB Mempunyai NO_PO NO_LPB Mempunyai NO_LABEL NO_PO Mempunyai NO_LPB NO_LABEL Mempunyai KD_SATUAN NO_LABEL Mempunyai KD_GROUP NO_LABEL Mempunyai KD_MERK NO_LABEL Mempunyai NO_LABEL NO_SO Mempunyai NO_CUSTOMER NO_SO Mempunyai NO_SO NO_LABEL Mempunyai KD_SUPPLIER NO_PO Mempunyai M_CUSTOMER KD_CUSTOM NM_CUSTOM AL_CUSTOM KT_CUSTOM PHONE_CUSTOM FAX_CUSTOM CONTACT_CUSTOM KETERANGAN M_SUPPLIER KD_SUPPLIER NM_SUPPLIER AL_SUPPLIER KT_SUPPLIER TELPON FAX CONTACT KETERANGAN M_MERK KD_MERK NM_MERK M_GROUPART KD_GROUPART NM_GROUPART M_STOCK NO_LABEL NM_PART KETERANGAN QTY_SAWAL QTY_MASUK QTY_KELUAR QTY_BARANG ROP QTY_SAFETY EOQ TM_PO NO_PO TANGGAL KETERANGAN RP_PO TD_PO HARGA QTY_PO TM_LPB NO_LPB TANGGAL TGL_TEMPO NO_FAKTUR LEADTIME TD_LPB QTY_LPB HARGA TM_SO NO_SO TANGGAL TD_SO QTY_SO HARGA M_SATUAN KD_SATUAN SATUAN TM_RETURBELI NO_RETUR TANGGAL TD_RETURBELI QTY_RETUR HARGA TM_BAYAR NO_BAYAR TANGGAL NILAI_BAYAR TD_BAYAR QTY_TERIMA QTY_KEMBALI HARGA JUMLAH


(36)

NO_LABEL = NO_LABEL NO_PO = NO_PO

NO_LPB = NO_LPB KD_SUPPLIER = KD_SUPPLIER

NO_BAYAR = NO_BAYAR

NO_LPB = NO_LPB

NO_RETUR = NO_RETUR NO_LABEL = NO_LABEL

NO_LABEL = NO_LABEL

NO_PO = NO_PO NO_LABEL = NO_LABEL

NO_LPB = NO_LPB

KD_SATUAN = KD_SATUAN KD_GROUPART = KD_GROUPART

KD_MERK = KD_MERK

NO_LABEL = NO_LABEL

KD_CUSTOM = KD_CUSTOM

NO_SO = NO_SO

KD_SUPPLIER = KD_SUPPLIER

M_CUSTOMER KD_CUSTOM VARCHAR2(5) NM_CUSTOM VARCHAR2(30) AL_CUSTOM VARCHAR2(40) KT_CUSTOM VARCHAR2(20) PHONE_CUSTOM VARCHAR2(15) FAX_CUSTOM VARCHAR2(15) CONTACT_CUSTOM VARCHAR2(20) KETERANGAN VARCHAR2(100) M_SUPPLIER KD_SUPPLIER VARCHAR2(5) NM_SUPPLIER VARCHAR2(40) AL_SUPPLIER VARCHAR2(40) KT_SUPPLIER VARCHAR2(20) TELPON VARCHAR2(15) FAX VARCHAR2(15) CONTACT VARCHAR2(30) KETERANGAN VARCHAR2(100) M_MERK KD_MERK VARCHAR2(3) NM_MERK VARCHAR2(30) M_GROUPART KD_GROUPART VARCHAR2(3) NM_GROUPART VARCHAR2(30) M_STOCK NO_LABEL VARCHAR2(20) KD_MERK VARCHAR2(3) KD_GROUPART VARCHAR2(3) KD_SATUAN VARCHAR2(5) NM_PART VARCHAR2(40) KETERANGAN VARCHAR2(100) QTY_SAWAL NUMBER(6) QTY_MASUK NUMBER(6) QTY_KELUAR NUMBER(6) QTY_BARANG NUMBER(6) ROP NUMBER(6) QTY_SAFETY NUMBER(6) EOQ NUMBER(6) TM_PO NO_PO VARCHAR2(10) KD_SUPPLIER VARCHAR2(5) TANGGAL DATE KETERANGAN VARCHAR2(100) RP_PO NUMBER(15,2) TD_PO NO_LABEL VARCHAR2(20) NO_PO VARCHAR2(10) HARGA NUMBER(15,2) QTY_PO NUMBER(12) TM_LPB NO_LPB VARCHAR2(10) NO_PO VARCHAR2(10) TANGGAL DATE TGL_TEMPO DATE NO_FAKTUR VARCHAR2(10) LEADTIME NUMBER(9) TD_LPB NO_LPB VARCHAR2(10) NO_LABEL VARCHAR2(20) QTY_LPB NUMBER(12) HARGA NUMBER(15,2) TM_SO NO_SO VARCHAR2(10) KD_CUSTOM VARCHAR2(5) TANGGAL DATE TD_SO NO_SO VARCHAR2(10) NO_LABEL VARCHAR2(20) QTY_SO NUMBER(12) HARGA NUMBER(15,2) M_SATUAN KD_SATUAN VARCHAR2(5) SATUAN VARCHAR2(5) TM_RETURBELI NO_RETUR VARCHAR2(10) NO_LPB VARCHAR2(10) TANGGAL DATE TD_RETURBELI NO_LABEL VARCHAR2(20) NO_RETUR VARCHAR2(10) QTY_RETUR NUMBER(12) HARGA NUMBER(15,2) TM_BAYAR NO_BAYAR VARCHAR2(10) KD_SUPPLIER VARCHAR2(5) NO_LPB VARCHAR2(10) TANGGAL DATE NILAI_BAYAR NUMBER(15,2) TD_BAYAR NO_BAYAR VARCHAR2(10) NO_LABEL VARCHAR2(20) QTY_TERIMA NUMBER(12) QTY_KEMBALI NUMBER(12) HARGA NUMBER(15,2) JUMLAH NUMBER(15,2)

Gambar 4.12. Model data physical

4.4. Struktur Tabel

Setelah pembuatan Entity Relationship (ER) diagram, dilanjutkan dengan pembuatan spesifikasi basis data. Maksud dari pembuatan spesifikasi basis data ini adalah untuk memperoleh tabel-tabel yang sudah dinormalisasi. Spesifikasi basis data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tabel Customer (M_CUSTOMER)


(37)

Tabel 4.1. Tabel customer

Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK KD_CUSTOM VC2 5 Kode customer

NM_CUSTOM VC2 30 Nama customer AL_CUSTOM VC2 40 Alamat

KD_CUSTOM VC2 20 Kota PHONE_CUSTOM VC2 15 Telpon FAX_CUSTOM VC2 15 Fax

CONTACT_CUSTOM VC2 20 Nama contact personal KETERANGAN VC2 100 Keterangan

2. Tabel Supplier (M_SUPPLIER)

Fungsi : untuk menyimpan data-data supplier

Tabel 4.2. Tabel supplier

Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK KD_SUPPLIER VC2 5 Kode supplier

NM_ SUPPLIER VC2 30 Nama supplier AL_ SUPPLIER VC2 40 Alamat

KD_ SUPPLIER VC2 20 Kota PHONE_ SUPPLIER VC2 15 Telpon

FAX VC2 15 Fax

CONTACT VC2 20 Nama contact personal KETERANGAN VC2 100 Keterangan

3. Table merk barang (M_MERK)

Fungsi : untuk menyimpan data merk barang. Tabel 4.3. Tabel merk

Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK KD_MERK VC2 3 Kode merk NM_ MERK VC2 30 Nama merk


(38)

4. Tabel group barang (M_GROUPART)

Fungsi : untuk menyimpan data group barang. Tabel 4.4. Tabel merk

Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK KD_ GROUPART VC2 3 Kode group

NM_ GROUPART VC2 30 Nama group

5. Tabel satuan (M_SATUAN)

Fungsi : untuk menyimpan data satuan.

Tabel 4.5. Tabel merk

Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK KD_ SATUAN VC2 5 Kode satuan

NM_ SATUAN VC2 5 Nama satuan

6. Tabel master penjualan (TM_SO)

Fungsi : untuk menyimpan header transaksi penjualan. Tabel 4.6. Tabel master penjualan

Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK NO_SO VC2 10 Nomor penjualan

KD_CUSTOM VC2 5 Kode customer TANGGAL DATE Tanggal penjualan

7. Tabel detail penjualan (TD_SO)


(39)

Tabel 4.7. Tabel detail penjualan

Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK NO_SO VC2 10 Nomor penjualan PK NO_LABEL VC2 50 Kode barang

QTY_SO N 10 Jumlah barang HARGA N 15,2 Harga barang

8. Tabel master pembelian (TM_PO)

Fungsi : untuk menyimpan header transaksi pembelian. Tabel 4.8. Tabel master pembelian

Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK NO_PO VC2 10 Nomor pembelian

KD_SUPPLIER VC2 5 Kode supplier TANGGAL DATE Tanggal pembelian KETERANGAN VC2 100 Keterangan

RP_PO N 15,2 Total pembelian

9. Tabel detail pembelian (TD_PO)

Fungsi : untuk menyimpan detail transaksi pembelian. Tabel 4.9. Tabel detail pembelian

Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK NO_PO VC2 10 Nomor pembelian PK NO_LABEL VC2 50 Kode barang

QTY_PO N 10 Jumlah barang HARGA N 15,2 Harga barang

10. Tabel master penerimaan barang (TM_LPB)


(40)

Tabel 4.10. Tabel master penerimaan barang Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan

PK NO_LPB VC2 10 Nomor penerimaan KD_SUPPLIER VC2 5 Kode supplier TANGGAL DATE Tanggal pembelian NO_PO VC2 10 Nomor pembelian TGL_TEMPO DATE Tanggal jatuh tempo NO_FAKTUR VC2 10 Nomor faktur LEADTIME N 9 Lead time

11. Tabel detail penerimaan barang (TD_LPB)

Fungsi : untuk menyimpan detail transaksi penerimaan barang. Tabel 4.11. Tabel detail penerimaan barang Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan

PK NO_LPB VC2 10 Nomor penerimaan PK NO_LABEL VC2 50 Kode barang

QTY_LPB N 10 Jumlah barang HARGA N 15,2 Harga barang

12. Tabel master retur pembelian (TM_RETURBELI)

Fungsi : untuk menyimpan header transaksi retur pembelian. Tabel 4.12. Tabel master retur barang Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK NO_RETUR VC2 10 Nomor retur

KD_SUPPLIER VC2 5 Kode supplier TANGGAL DATE Tanggal retur NO_LPB VC2 10 Nomor penerimaan

13. Tabel detail retur pembelian (TD_RETURBELI)


(41)

Tabel 4.13. Tabel detail retur pembelian Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK NO_RETUR VC2 10 Nomor retur PK NO_LABEL VC2 50 Kode barang

QTY_RETUR N 10 Jumlah barang HARGA N 15,2 Harga barang

14. Tabel master pembayaran utang (TM_BAYAR)

Fungsi : untuk menyimpan header transaksi pembayaran utang. Tabel 4.14. Tabel master pembayaran utang Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan

PK NO_BAYAR VC2 10 Nomor pembayaran KD_SUPPLIER VC2 5 Kode supplier TANGGAL DATE Tanggal retur NO_LPB VC2 10 Nomor penerimaan NILAI_BAYAR N 9 Nilai pembayarn

15. Tabel detail transaksi pembayaran utang (TD_BAYAR) Fungsi : untuk menyimpan detail transaksi pembayaran utang.

Tabel 4.15. Tabel detail transaksi pembayaran utang Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan

PK NO_BAYAR VC2 10 Nomor pembayaran PK NO_LABEL VC2 50 Kode barang

QTY_TERIMA N 10 Qty. penerimaan barang QTY_KEMBALI N 10 Qty. retur barang HARGA N 15,2 Harga barang JUMLAH N 15,2 Total utang


(42)

16. Tabel master stok (M_STOCK)

Fungsi : untuk menyimpan data stok barang.

Tabel 4.16. Tabel master stok

Key Nama Kolom Tipe Panjang Keterangan PK NO_LABEL VC2 50 Kode barang

KD_GROUPART VC2 5 Kode group KD_MERK VC2 5 Kode merk NM_PART VC2 50 Nama barang KETERANGAN VC2 100 Keterangan KD_SATUAN VC2 5 Satuan QTY_SAWAL N 6 Jumlah awal

QTY_MASUK N 6 Jumlah barang masuk QTY_KELUAR N 6 Jumlah barang keluar QTY_BARANG N 6 Jumlah akhir barang

ROP N 6 Reorder point

QTY_SAFETY N 6 Jumlah pengaman barang

EOQ N 6 Pemesanan ekonomis

HARGA N 15,2 Harga barang

4.5. Desain Input

Desain input pada program aplikasi sistem persediaan barang PT. XYZ adalah sebagai berikut :


(43)

a. Master group (Gambar 4.13. Master group) Fungsi : untuk memasukkan data group barang.

Gambar 4.13. Master group b. Master merk (Gambar 4.14. Master merk)

Fungsi : untuk memasukkan data merk barang.


(44)

c. Master satuan (Gambar 4.15. Master satuan) Fungsi : untuk memasukkan data satuan.

Gambar 4.15. Master satuan d. Master stok barang (Gambar 4.16. Master stok barang)

Fungsi : untuk memasukkan data barang.


(45)

e. Transaksi pembelian (Gambar 4.17. Transaksi pembelian) Fungsi : untuk memasukkan data transaksi pembelian.

Gambar 4.17. Transaksi pembelian

f. Transaksi penerimaan barang (Gambar 4.18. Transaksi penerimaan barang) Fungsi : untuk memasukkan data transaksi penerimaan barang.


(46)

g. Transaksi pengembalian barang (Gambar 4.19. Transaksi pengembalian barang) Fungsi : untuk memasukkan data transaksi pengembalian barang.

Gambar 4.19. Transaksi pengembalian barang h. Transaksi pembayaran (Gambar 4.20. Transaksi pembayaran)

Fungsi : untuk memasukkan data transaksi pembayaran utang.


(47)

i. Transaksi penjualan (Gambar 4.21. Transaksi penjualan) Fungsi : untuk memasukkan data transaksi penjualan.

Gambar 4.21. Transaksi penjualan

4.6. Desain Output

Desain output program aplikasi sistem persediaan barang ini adalah sebagai berikut :

1. Rekap Pembelian

Fungsi : membuat laporan rekapitulasi pembelian sesuai periode tanggal yang dimasukkan.

REKAP PEMBELIAN Tanggal : ……… s.d. ………

Supplier No.

Pembelian


(48)

2. Rekap penerimaan barang

Fungsi : membuat laporan rekapitulasi penerimaan barang sesuai periode tanggal yang dimasukkan.

REKAP PENERIMAAN BARANG Tanggal : ……… s.d. ………

Supplier No.

Penerimaan

No. Pembelian

Tanggal Barang Qty Harga Jumlah

Total

3. Rekap pengembalian barang

Fungsi : membuat laporan rekapitulasi pengembalian barang sesuai periode tanggal yang dimasukkan.

REKAP PENGEMBALIAN BARANG Tanggal : ……… s.d. ………

Supplier No.

Pengembalian

No. Penerimaan

Tanggal Qty Harga Jumlah


(49)

4. Rekap utang

Fungsi : membuat laporan rekapitulasi utang pembelian. REKAP UTANG

Supplier Nilai Utang Pembayaran Sisa Utang

Total

5. Rekap pembayaran

Fungsi : membuat laporan rekapitulasi pembayaran utang. REKAP PEMBAYARAN

Supplier No.

Pembayaran

Tanggal No. Pembelian Nilai Pembelian Pembayaran

6. Daftar umur utang.

Fungsi : membuat laporan daftar umur utang hingga tanggal hari ini. DAFTAR UMUR UTANG

Tanggal : ………

Sudah jatuh tempo(hari)

Supplier Belum Jatuh Tempo

1-10 11-20 21-30 31-60 61+


(50)

7. Rekap persediaan barang

Fungsi : membuat laporan rekapitulasi persediaan barang sekarang. REKAP PERSEDIAAN BARANG

Barang Saldo awal Qty Masuk Qty Keluar Total

8. Laporan kartu stok

Fungsi : membuat laporan stok per barang.

LAPORAN KARTU STOK Nama barang : ……….

Referensi Tanggal Keterangan Qty Masuk Qty Keluar Total

9. Laporan stok minimal

Fungsi : membuat laporan stok barang yang jumlah stoknya mencapai kuantitas minimal.

LAPORAN STOK MINIMAL

No. Label Barang Qty Minimal Qty Barang

4.7. Algoritma

Algoritma program aplikasi sistem persediaan barang ini adalah sebagai berikut :


(51)

1. Transaksi pembelian. a. Isi tanggal pembelian.

b. No. Pembelian dari sequence table. c. Isi supplier.

d. Isi kolom keterangan.

e. Isi nama barang yang akan dibeli. f. Isi kuantitas barang.

g. Jumlah = Kuantitas * Harga. h. Total = Σ Jumlah.

2. Transaksi penerimaan barang. a. Mengisi tanggal penerimaan.

b. No. Penerimaan dari sequence table. c. Isi No. Pembelian.

d. Isi No. Faktur.

e. Tombol Ambil data berfungsi mengisi detail penerimaan barang menurut jenis barang yang ada pada No. Pembelian.

f. Isi kuantitas barang yang diterima.

g. Tabel stok barang : Qty Masuk = Qty Masuk + Qty Terima

h.

QtyTerima QtyBarang

QtyTerima) *

ma (HargaTeri QtyBarang)

* (Harga Harga

+ + =

3. Transaksi pengembalian barang a. Isi tanggal pengembalian barang. b. No. pengembalian dari sequence table.


(52)

c. Isi no. penerimaan.

d. Tombol Ambil data berfungsi mengisi detail pengembalian barang menurut jenis barang yang ada pada no. penerimaan.

e. Isi qty barang.

i. Tabel stok barang : Qty Keluar = Qty Keluar + Qty Kembali 4. Transaksi pembayaran.

a. Isi tanggal pembayaran.

b. No. pembayaran dari sequence table. c. Isi no. penerimaan.

d. Tombol Ambil data berfungsi mengisi detail pembayaran menurut jenis barang yang ada pada no. penerimaan.

e. Jumlah = (Terima + Kembali)*Harga f. Total = Σ Jumlah

g. Isi jumlah pembayaran. 5. Transaksi penjualan.

a. Isi tanggal penjualan.

b. No. penjualan dari sequence table. c. Isi customer.

d. Isi nama barang. e. Isi kuantitas barang. f. Isi harga barang.


(53)

4.8. Implementasi

Perangkat keras yang dibutuhkan : a. Client.

Untuk setiap unit komputer client dibutuhkan sebuah komputer dengan prosesor 486 atau Pentium ke atas, RAM sebesar 16 MB atau lebih, serta ruang hardisk minimal 50 MB.

b. Server.

Sedangkan untuk server membutuhkan sebuah mesin yang lebih gegas daripada komputer client. Disarankan menggunakan prosesor Pentium 233 MH dengan RAM sebesar 32 MB atau lebih.

Perangkat lunak yang diperlukan adalah : a. Oracle Power Objects v2.1.

b. Oracle client v7.2 untuk setiap komputer client. c. Oracle server v7.2 untuk komputer server.

Langkah-langkah implementasi program aplikasi sistem persediaan barang adalah sebagai berikut:

1. Membuat table space.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat table space. Table space adalah sebuah tempat dalam oracle yang berfungsi sebagai penyimpanan sebuah basis data.

2. Membuat user.

Setelah membuat table space, sebuah user harus dibuat. User tersebut kemudian diberi system previleges DBA


(54)

3. Membuat tabel-tabel program aplikasi sistem persediaan.

Setelah membuat user, dibuatlah tabel-tabel program aplikasi sistem persediaan. 4. Program aplikasi Oracle Power Objects.

Program aplikasi OPO ini ditempatkan pada semua komputer client. Untuk program aplikasi OPO yang berdiri sendiri harus mempunyai file ORA7x32.POD pada direktori yang sama dengan file .EXE pada setiap komputer client.

Hasil implementasi program aplikasi sistem persediaan barang pada PT. XYZ adalah, sebagai berikut:

1. Pihak manajemen mendapat kemudahan dalam menentukan kapan mengorder ulang sebuah barang serta jumlah ekonomis yang akan diorder ulang.

2. Laporan-laporan dapat dihasilkan dengan cepat tanpa membuang banyak waktu untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.


(55)

56

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Era teknologi tinggi sangatlah dituntut penyediaan informasi yang cepat yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan akan pola kerja cepat yang diikuti oleh pengelolaan sumberdaya yang memadai. Dari hasil implementasi program aplikasi sistem persediaan barang pada PT. XYZ dengan basis data oracle dapat ditarik kesimpulan bahwa program aplikasi ini dapat membantu pihak manajemen untuk menentukan kapan mengorder kembali suatu barang dan menentukan jumlah barang yang harus dipesan. Selain itu juga dapat menghemat waktu untuk mengumpulkan data-data untuk menghasilkan laporan-laporan yang dibutuhkan perusahaan.

5.2. Saran

Pada pengembangan sistem persediaan barang berbasis Oracle ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Perlu ditunjuk seseorang yang bertanggung jawab pada pemeliharaan sistem serta mempunyai kewenangan untuk mengubah serta menjaga data dalam database. 2. Dibentuk tim EDP untuk pemeliharaan, penambahan, dan memperbarui program.


(56)

Ir. Kristanto Harianto, 1993, Konsep & Perancangan Data Base, Andi Offset, Yogyakarta

Kevin T. Owens, 1996, Building Intelligent Databases with Oracle PL/SQL,

Triggers, and Stored Procedures, Prentice Hall

Lani Sidharta, 1995, Sistem Informasi Bisnis : Aplikasi-Aplikasi dalam Sistem

Informasi Bisnis, Elex Media Komputindo

Steven Bobrowski, Cindy Closkey, John Frazzini, 1995, Oracle Server Concepts,

Oracle Corporation


(1)

1. Transaksi pembelian. a. Isi tanggal pembelian.

b. No. Pembelian dari sequence table. c. Isi supplier.

d. Isi kolom keterangan.

e. Isi nama barang yang akan dibeli. f. Isi kuantitas barang.

g. Jumlah = Kuantitas * Harga. h. Total = Σ Jumlah.

2. Transaksi penerimaan barang. a. Mengisi tanggal penerimaan.

b. No. Penerimaan dari sequence table. c. Isi No. Pembelian.

d. Isi No. Faktur.

e. Tombol Ambil data berfungsi mengisi detail penerimaan barang menurut jenis barang yang ada pada No. Pembelian.

f. Isi kuantitas barang yang diterima.

g. Tabel stok barang : Qty Masuk = Qty Masuk + Qty Terima h. QtyTerima QtyBarang QtyTerima) * ma (HargaTeri QtyBarang) * (Harga Harga + + =

3. Transaksi pengembalian barang a. Isi tanggal pengembalian barang. b. No. pengembalian dari sequence table.


(2)

53 c. Isi no. penerimaan.

d. Tombol Ambil data berfungsi mengisi detail pengembalian barang menurut jenis barang yang ada pada no. penerimaan.

e. Isi qty barang.

i. Tabel stok barang : Qty Keluar = Qty Keluar + Qty Kembali 4. Transaksi pembayaran.

a. Isi tanggal pembayaran.

b. No. pembayaran dari sequence table. c. Isi no. penerimaan.

d. Tombol Ambil data berfungsi mengisi detail pembayaran menurut jenis barang yang ada pada no. penerimaan.

e. Jumlah = (Terima + Kembali)*Harga f. Total = Σ Jumlah

g. Isi jumlah pembayaran. 5. Transaksi penjualan.

a. Isi tanggal penjualan.

b. No. penjualan dari sequence table. c. Isi customer.

d. Isi nama barang. e. Isi kuantitas barang. f. Isi harga barang.


(3)

4.8. Implementasi

Perangkat keras yang dibutuhkan : a. Client.

Untuk setiap unit komputer client dibutuhkan sebuah komputer dengan prosesor 486 atau Pentium ke atas, RAM sebesar 16 MB atau lebih, serta ruang hardisk minimal 50 MB.

b. Server.

Sedangkan untuk server membutuhkan sebuah mesin yang lebih gegas daripada komputer client. Disarankan menggunakan prosesor Pentium 233 MH dengan RAM sebesar 32 MB atau lebih.

Perangkat lunak yang diperlukan adalah : a. Oracle Power Objects v2.1.

b. Oracle client v7.2 untuk setiap komputer client. c. Oracle server v7.2 untuk komputer server.

Langkah-langkah implementasi program aplikasi sistem persediaan barang adalah sebagai berikut:

1. Membuat table space.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat table space. Table space adalah sebuah tempat dalam oracle yang berfungsi sebagai penyimpanan sebuah basis data.

2. Membuat user.

Setelah membuat table space, sebuah user harus dibuat. User tersebut kemudian diberi system previleges DBA


(4)

55 3. Membuat tabel-tabel program aplikasi sistem persediaan.

Setelah membuat user, dibuatlah tabel-tabel program aplikasi sistem persediaan. 4. Program aplikasi Oracle Power Objects.

Program aplikasi OPO ini ditempatkan pada semua komputer client. Untuk program aplikasi OPO yang berdiri sendiri harus mempunyai file ORA7x32.POD pada direktori yang sama dengan file .EXE pada setiap komputer client.

Hasil implementasi program aplikasi sistem persediaan barang pada PT. XYZ adalah, sebagai berikut:

1. Pihak manajemen mendapat kemudahan dalam menentukan kapan mengorder ulang sebuah barang serta jumlah ekonomis yang akan diorder ulang.

2. Laporan-laporan dapat dihasilkan dengan cepat tanpa membuang banyak waktu untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.


(5)

56

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Era teknologi tinggi sangatlah dituntut penyediaan informasi yang cepat yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan akan pola kerja cepat yang diikuti oleh pengelolaan sumberdaya yang memadai. Dari hasil implementasi program aplikasi sistem persediaan barang pada PT. XYZ dengan basis data oracle dapat ditarik kesimpulan bahwa program aplikasi ini dapat membantu pihak manajemen untuk menentukan kapan mengorder kembali suatu barang dan menentukan jumlah barang yang harus dipesan. Selain itu juga dapat menghemat waktu untuk mengumpulkan data-data untuk menghasilkan laporan-laporan yang dibutuhkan perusahaan.

5.2. Saran

Pada pengembangan sistem persediaan barang berbasis Oracle ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Perlu ditunjuk seseorang yang bertanggung jawab pada pemeliharaan sistem serta mempunyai kewenangan untuk mengubah serta menjaga data dalam database. 2. Dibentuk tim EDP untuk pemeliharaan, penambahan, dan memperbarui program.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ir. Kristanto Harianto, 1993, Konsep & Perancangan Data Base, Andi Offset, Yogyakarta

Kevin T. Owens, 1996, Building Intelligent Databases with Oracle PL/SQL, Triggers, and Stored Procedures, Prentice Hall

Lani Sidharta, 1995, Sistem Informasi Bisnis : Aplikasi-Aplikasi dalam Sistem Informasi Bisnis, Elex Media Komputindo

Steven Bobrowski, Cindy Closkey, John Frazzini, 1995, Oracle Server Concepts, Oracle Corporation