KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK KEPADA EDWARD SNOWDEN

(1)

HALAMAN J UDUL

KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK

KEPADA EDWARD SNOWDEN

(Rusia’s Interest To Give Asylum Political For Edward Snowden)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

ADRIAN ADZANAS

20130510229

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK

KEPADA EDWARD SNOWDEN

(Rusia’s Interest To Give Asylum Political For Edward Snowden)

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

ADRIAN ADZANAS

20130510229

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK KEPADA EDWARD SNOWDEN

(Rusia’s Interest To Give Asylum Political For Edward Snowden) Disusun Oleh:

ADRIAN ADZANAS 20130510229

Telah dipertahankan dalam upaya ujian pendadaran dan dinyatakan LULUS yang disahkan di depan tim penguji Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Pada:

Hari/Tanggal : Selasa / 20 Desember 2016

Pukul : 08.00 WIB

Ruang : HI A

TIM PENGUJI Ketua Penguji

Siti Muslikhati, S.IP., M.Si NIK : 163 031

Penguji I Penguji II

Dr. Nur Azizah, M.Si Takdir Ali Mukti, S.Sos., M.Si


(4)

iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta maupun di perguruan tinggi lainnya.

Dalam skripsi saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Yogyakarta, 26 Desember 2016


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Pertama-tama, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya besar berupa skripsi ini, serta shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebenaran kepada umat Islam dari zaman jahiliyah hingga zaman yang cerah seperti sekarang ini.

Alhamdulillah penulis ucapkan atas terselesaikannya skripsi strata-1 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional yang berjudul “KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK KEPADA EDWARD SNOWDEN” setelah melalui proses pengerjaan yang cukup panjang dan rumit namun pada akhirnya dapat terselesaikan dengan amat baik. Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya nanti.

Kesuksesan dan selesainya skripsi ini terwujud berkat bantuan dan arahan dari beberapa pihak yang turut serta berkontribusi dalam karya penulis. Untuk itu, melalui pengantar ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Ibu Siti Muslikhati, S.IP., M.Si selaku Dosem Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan amat baik.

2. Ibu Dr. Nur Azizah, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan kritik dan saran terkait penulisan skripsi ini.


(6)

v 3. Bapak Takdir Ali Mukti, S.Sos., M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan kritik dan saran terkait penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Staff Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga segala bantuan dan amal kebajikan mereka mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Akhir dari kata pengantar ini, penulis menyampaikan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama dikalangan mahasiswa Hubungan Internasional.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, 26 Desember 2016


(7)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua saya :

Bapak Drs. ASHARI ATASSAGAWA &

Ibu PURWANDARI RETNOWATI, BSC

Terimakasih atas perjuangan, dukungan, semangat, dan do’anya sehingga saya

dapat menyelesaikan studi dengan amat baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(8)

vii

HALAMAN MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat

menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” ( Q.S. Ar Ra’du ayat 11 )

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,

dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

( Q.S. Al Baqarah ayat 216 )

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” ( Q.S. Al Baqarah ayat 286 )

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

( QS. Alam Nasyroh ayat 5 )

“Karena usaha dan do’a adalah kunci dari semua jawaban” -Adrian Adzanas-


(9)

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

- Terimakasih penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan pencerahan, ilmu, dan kesabaran pada penulis dalam menyusun skripsi ini. - Kepada Ibu saya yang telah memberikan do’a dan dukungan dalam segala

hal sehingga dalam setiap kesulitan saya selalu diberikan kemudahan. - Teruntuk bapak saya tercinta. Skripsi ini, perjuangan ini, pengalaman ini

saya dedikasikan untukmu Pak. Terimakasih telah berjuang memberikan segalanya untuk saya.

- Kepada Kakak dan Adik saya yang selalu menyemangati saya dalam mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

- Kepada Kakak Ipar dan Keponakan saya yang selalu menghibur saya ketika saya sedang penat mengerjakan skripsi.

- Kepada Maitsa Putri Shafa, terimakasih atas do’a dan segala dukungan yang telah diberikan.

- Kepada seluruh teman-teman saya yang telah mendo’akan saya, terimakasih banyak.

- Dan kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dalam penyelesaian skripsi saya ini, saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.


(10)

(11)

(12)

KEPENTINGAN RUSIA MEMBERIKAN SUAKA POLITIK

KEPADA EDWARD SNOWDEN

(Rusia’s Interest To Give Asylum Political For Edward Snowden)

ADRIAN ADZANAS

Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Abstract:

Russia has diplomatic relations with the United States. This proves that Russia's relations with the United States does not have a problem because they cooperated in some respects. However, in relation to the case of Edward Snowden apparently triggered the feud between Russia and the United States. Edward Snowden who received sanctions from the United States for leaking secret programs of the National Security Agency (NSA) to make the US Justice Department filed criminal charges against Snowden related Espionage Act. Snowden who feel threatened finally submitted to the Russian political asylum. Unexpectedly Russia received political asylum filed by Edward Snowden. There are Russian national interests in giving asylum to Edward Snowden.


(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Federasi Rusia lahir dari integrasi yang terjadi di Uni Soviet. Rusia merupakan salah satu negara maju sekaligus super power yang memiliki pengaruh terhadap tatanan dunia saat ini. Negara super power adalah negara yang mendominasi dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi peristiwa internasional. (Soeprapto, 1997) Rusia memiliki berbagai macam cara untuk dapat memenuhi kepentingan nasionalnya. Dengan cara-cara yang telah dilakukan Rusia maka banyak negara yang berusaha menjalin kerjasama dalam hubungan diplomatik, hubungan bilateral maupun hubungan multilateral kepada Rusia. Terdapat keunikan mengenai hubungan diplomatik Rusia dengan beberapa negara, terutama dengan Amerika Serikat.

Di era perang dingin hubungan diplomatik antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat terjalin melalui START (Strategic Arms Reduction Treaty). Perlombaan senjata yang terjadi pada masa Perang Dingin (Cold War) memunculkan ketegangan yang dapat mengancam kedamaian internasional. Akhirnya muncul perjanjian pengurangan persenjataan strategis yaitu START. Perjanjian dilakukan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat pada tahun 1982. Perjanjian tersebut menyetujui bahwa kedua negara itu memusnahkan persenjataan nuklir yang dapat mencapai sasaran jarak menengah. Dari perjanjian tersebut kemudian berkelanjutan hingga kepada perjanjian START II, START III, The Strategic Offensive Reductions Treaty (SORT), dan New


(14)

2 START. Semua perjanjian tersebut berisi mengenai masalah mengurangi persenjataan dan nuklir. Hal ini yang membuat hubungan bilateral antar kedua negara tersebut masih terjalin baik di kancah internasional. (Kadyshev & Miasnikov, 2014)

Kemudian hubungan diplomatik Rusia dengan Amerika Serikat sesudah perang dingin terjadi pada peristiwa yang ada di Suriah. Amerika Serikat mengusulkan peningkatan kerjasama militer dan berbagi data intelijen dengan Rusia di Suriah. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi dan menargetkan markas ISIS dan Al-Qaeda, tempat pelatihan, dan rute pasokan di Suriah. Kerjasama tersebut akan disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yaitu John Kerry dalam kunjungannya ke Rusia. Dokumen perjanjian kerjasama militer antara Amerika Serikat dan Rusia terkait permasalahan yang ada di Suriah. Isi perjanjian itu adalah Washington mengusulkan pembentukan badan kerjasama militer Rusia dengan Amerika Serikat dengan pusat komando di Yordania. Hal tersebut untuk mengintegrasikan serangan udara kedua negara terhadap Jabhah Nusra dan organisasi negara Islam di Suriah. Anggota pusat komando kerjasama di isi oleh anggota badan intelejen masing-masing negara, spesialis dalam perencanaan perang, persenjataan serta operasi dan tugas-tugas militer lainnya termasuk logistik. Koordinasi bersama antara anggota dalam operasi militer terhadap Negara Islam dan Jabhah Nusra, serta pertukaran informasi intelijen kedua negara dalam kurun waktu lima hari dari pembentukan badan kerjasama. (Zahid, 2016)


(15)

3 Rusia dan Amerika juga dikabarkan akan menjalin kerja sama untuk kembali mendaratkan manusia di Bulan dalam beberapa tahun mendatang. Dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang dijadwalkan untuk dinonaktifkan dengan diterjunkan langsung ke laut pada tahun 2024, masing-masing lembaga antariksa Rusia dan Amerika Serikat dipastikan akan saling bergantung pada satu sama lain untuk mengembangkan dan mengeksplorasi luar angkasa lebih jauh. Rusia yang dikenal baik dalam mengembangkan modul luar angkasa, seperti dilansir InfoAstrnomy.org dari majalah Popular Mechanics, mereka akan merancang modul dan habitat bagi astronot kedua negara yang akan kembali ke Bulan tersebut. Kolaborasi antara kedua negara ini sebenarnya tidak sepenuhnya mengejutkan, Rusia dan Amerika Serikat telah lama bekerja sama dalam misi asosiasi mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional yang pertama dimulai pada tahun 1993. (Muharram, Info Astronomy, 2016)

Namun pada tahun 2013, terdapat permasalahan internasional yang melibatkan Rusia dengan Amerika Serikat yaitu mengenai kasus pembocoran program National Security Agency (NSA) atau Badan Keamanan Nasional oleh Edward Snowden yang merupakan pekerja dari NSA. NSA didirikan oleh Presiden Harry S.Truman pada tanggal 4 November 1952. NSA bertugas untuk mengumpulkan dan menganalisis komunikasi negara lain, serta melindungi informasi milik Amerika Serikat. NSA mengkoordinasi, mengarahkan, serta menjalankan aktivitas-aktivitas amat istimewa bertujuan untuk mengumpulkan informasi intelijen dari luar negeri, terutama menggunakan kriptoanalisis.


(16)

4 Kegiatan-kegiatan NSA meliputi penyadapan dan pengamanan. Penyadapan NSA meliputi telepon, komunikasi internet, komunikasi radio, serta komunikasi-komunikasi lainnya yang dapat disadap. Pengamanan NSA meliputi komunikasi militer, diplomatik, serta komunikasi-komunikasi rahasia atau sensitif pemerintah. NSA merupakan organisasi yang mempekerjakan ahli matematika dan memiliki superkomputer terbanyak di dunia. (Commons, 2014)

Permasalahan mengenai bocornya program rahasia milik NSA yang ternyata telah memata-mematai secara tersembunyi dengan memanfaatkan perusahaan informatika. Program rahasia milik NSA telah dibocorkan oleh Edward Snowden. Snowden membocorkan program rahasia yang bernama Pricavy in Mobile Information and Communication Systems (PRISM) yang dilakukan oleh NSA. Program PRISM memberikan wewenang kepada NSA dan FBI untuk mengakses layanan elektronik termasuk seluler yang berisi mengenai data-data internet dari para pengguna layanan internet seperti Facebook, Google, Microsoft, Yahoo, PalTalk, AOL, Skype, YouTube, dan Apple. (Cellan-Jones, 2013) Selain program PRISM, Snowden memberikan informasi mengenai program lain yang bernama XKeyscore. Program XKeyscore merupakan program yang berbahaya karena dapat mengakses seluruh data-data dari jaringan internet di dunia. Dari program XKeyscore maka NSA dapat melacak seluruh identitas seseorang dari aktivitas internet yang digunakannya.


(17)

5 Kasus Edward Snowden memicu perseteruan antara Rusia dengan Amerika Serikat. Snowden mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat karena telah membocorkan program rahasia milik NSA. Hal tersebut membuat Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengajukan tuntutan pidana terhadap Snowden terkait Undang-Undang Spionase, di antaranya adalah pencurian properti pemerintah, komunikasi tidak sah mengenai informasi pertahanan nasional, dan komunikasi informasi intelijen yang diklasifikasikan. (VOA, 2013) Menurut pengaduan pidana pemerintah Amerika Serikat, Edward Snowden didakwa dengan tuduhan pencurian berdasarkan komunikasi yang tidak sah dari informasi pertahanan nasional dan komunikasi yang disengaja atas informasi rahasia komunikasi intelijen untuk orang yang tidak berhak. (Rahman, 2016) Devin Nunes sebagai Ketua Komisi Intelijen pada Kongres Amerika Serikat mengatakan bahwa Edward Snowden bukanlah pahlawan, Snowden merupakan seorang pengkhianat yang secara sengaja mengkhianati koleganya dan juga negaranya. Dari pembocoran tersebut Snowden telah membahayakan rakyat Amerika. Pada tanggal 14 September 2016, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest menegaskan, bahwa Edward Snowden akan menjalani proses hukum begitu berada di Amerika Serikat. Snowden terancam hukuman maksimal 30 tahun penjara atas dakwaan spionase dan mencuri rahasia negara. Tindakannya menempatkan rakyat Amerika Serikat dalam bahaya keamanan nasional Amerika Serikat. Hal itulah mengapa kebijakan pemerintah Amerika Serikat mengharuskan Edward Snowden kembali ke Amerika Serikat dan menghadapi dakwaannya. (Christiastuti, 2016)


(18)

6 Snowden yang berusaha kabur dari kejaran intelijen Amerika Serikat kemudian meminta suaka politik kepada beberapa negara. Pada akhirnya justru Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden. Hal ini memicu permasalahan hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat di kancah internasional. Rusia yang memiliki hubungan diplomatik maupun hubungan bilateral dengan Amerika Serikat tanpa diduga mau menolong Edward Snowden. Snowden yang berada di Rusia ternyata tetap berusaha untuk membocorkan program-program NSA yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Hal ini menimbulkan banyak opini publik terhadap perbuatan yang dilakukan Amerika Serikat yang menyadap beberapa petinggi negara diseluruh dunia termasuk negara-negara sekutunya. Dari adanya kasus pembocoran tersebut negara-negara sekutu Amerika Serikat merasa seperti dikhianati. Beberapa negara menganggap bahwa tindakan Amerika Serikat sudah terlalu berlebihan. Hal ini disebabkan karena Amerika Serikat telah menyadap informasi-informasi penting dari negara sekutunya sendiri, terlebih penyadapan tersebut menyangkut privasi individu di beberapa negara. Munculah ketidak percayaan negara-negara sekutu kepada Amerika Serikat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka untuk memudahkan pemecahan masalah dan sebagai pedoman dalam pembahasan lebih lanjut, dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut : “Mengapa Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden?”


(19)

7 C. Kerangka Teori

Teori merupakan gabungan dari konsep-konsep yang saling berhubungan. Sedangkan konsep adalah abstraksi yang mewakili suatu objek, sifat suatu objek, atau suatu fenomena tertentu. (Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, 1990, hal. 184) Dalam menganalisa permasalahan terkait dengan kepentingan Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden, penulis menggunakan teori dan konsep yang sesuai untuk mendeskripsikan permasalahan yang ada.

1. Teori Politik Luar Negeri (Foreign Policy)

Pengertian dasar dari politik luar negeri adalah ‘action theory’ atau kebijaksanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai suatu kepentingan tertentu. Secara umum, politik luar negeri (foreign policy) merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional didalam percaturan dunia internasional, melalui suatu strategi atau rencana yang dibuat oleh para pengambil keputusan yang disebut Kebijakan Luar Negeri. (Perwita & Yani, 2005, hal. 47)

Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional. (Plano & Olton, Kamus Hubungan Internasional, 1999, hal. 5)


(20)

8 Kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh pemerintah suatu negara memang bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat yang diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu ditentutakan oleh siapa yang berkuasa pada waktu itu. (Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, Jakarta, hal. 184) Dan dalam permasalahan ini penulis menggunakan pemikiran politik luar negeri menurut Jack C. Plano dan Roy Olton. Politik luar negeri menurut Jack C. Plano dan Roy Olton adalah :

Foreign policy is a strategy or planned course or action developed by the decision makers of a state vis a vis other states or international entities, aimed at achieving specific goals defined in term of national interest.” (Plano & Olton, International Relations Dictionary, 1969, hal. 128)

Politik luar negeri adalah strategi atau tindakan terencana yang dikembangkan oleh pembuat keputusan, yang ditujukan kepada negara lain atau entitas internasional untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan nasionalnya. Politik luar negeri meliputi proses dinamis dalam menetapkan interpretasi yang relatif mantap terhadap kepentingan nasionalnya dalam menghadapi faktor-faktor situasional yang sering berubah di lingkungan internasional. Proses ini untuk mengembangkan tindakan-tindakan yang diikuti oleh usaha-usaha untuk mencapai pelaksanaan garis-garis kebijakan luar negerinya. (Plano & Olton, International Relations Dictionary, 1969, hal. 127) Tujuan politik luar negeri adalah untuk mewujudkan tujuan, cita-cita nasional serta memenuhi kebutuhan utama suatu negara. Politik luar negeri merupakan


(21)

9 langkah nyata mencapai, mempertahankan, dan melindungi kepentingan nasional suatu negara. Terdapat beberapa unsur utama dalam politik luar negeri yaitu strategi, aktor pembuat keputusan, lingkungan eksternal, dan tujuan maupun kepentingan nasional suatu negara.

Disamping itu menurut Jack C.Plano dan Roy Olton, kepentingan nasional itu sendiri adalah ”the fundamental objective and ultimate determinant that guide the decision maker of state in making foreign policy”.

Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa tujuan mendasar serta faktor paling menentukan yang memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan politik luar negeri adalah kepentingan nasional. Walaupun kepentingan nasional yang ingin dicapai suatu negara berbeda-beda dalam pelaksanaannya, namun pada umumnya terdapat lima kategori umum yang dikemukakan oleh Jack C.Plano yaitu :

1. Self Preservation (Kelangsungan Hidup Bangsa dan Negara)

Merupakan hak suatu negara untuk mempertahankan eksistensi negaranya. Dapat diartikan juga sebagai usaha suatu negara untuk mempertahankan jati diri atau identitas negaranya dalam perkembangan zaman, dimana eksistensi menjadi penting dalam hubungan internasional karena sebagai bentuk pengakuan suatu negara terhadap negara lain. Hal tersebut menjadi penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup negara dalam pergaulan internasional.


(22)

10 Kebebasan kepada suatu negara untuk dapat menentukan nasibnya sendiri dengan tidak terkait atau terjajah oleh negara lain sehingga dapat menentukan sikap keputusan politiknya. Kemerdekaan juga turut mempengaruhi kelangsungan hidup dan pengakuan suatu negara.

3. Militer Security (Keamanan Militer)

Keamanan militer merupakan hal yang sangat penting bagi suatu karena hal tersebut merupakan kecenderungan bahwa negara yang memiliki kuantitas dan kualitas persenjataan yang kuat, maka negara tersebut akan lebih memiliki posisi tawar dan kekuatan yang besar untuk dapat mempengaruhi posisinya dalam hubungan antar negara.

4. Territorial Integrity (Keutuhan Wilayah)

Bentuk kedaulatan suatu negara menjadi suatu bentuk eksistensi dan pengakuan tertinggi atas keberadaan suatu negara dalam politik internasional. Kesatuan wilayah juga turut berpengaruh dalam stabilitas keamanan dan politik suatu negara yang berpengaruh dalam pengambilan kebijakan suatu negara.

5. Economic Well-being (Kesejahteraan Ekonomi)

Kesejahteraan ekonomi merupakan salah satu pilar penyokong kestabilan negara. Kestabilan ekonomi merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat kemajuan dan pembangunan suatu bangsa. Kestabilan ekonomi ini mencakup kestabilan dan keamanan perekonomian termasuk didalamnya mnegenai pengelolaan aset dan sumber daya alam.

Kepentingan nasional adalah unsur penting dalam sebuah interaksi antar negara maupun kelompok transnasional dalam hubungan internasional. Ada


(23)

11 dua karakteristik dalam sebuah interaksi di antara negara maupun kelompok yaitu, kerjasama dan konflik, dimana persamaan kepentingan bisa membawa pada kecenderungan terciptanya kerjasama, dan sebaliknya perbedaan kepentingan bisa membawa pada kecenderungan terjadinya konflik.

Konsep kepentingan nasional oleh Jack C. Plano dan Roy Olton diberi batasan sebagai berikut:

“Tujuan mendasar serta faktor paling menentukan yang

memandu para pembuat keputusan (Decision Making) dalam merumuskan politik luar negeri. Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangat umum dan merupakan unsur yang menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi Negara untuk mencakup kelangsungan hidup bangsa dan Negara, kemerdekaan, kemandirian, keutuhan wilayah, keamanan militer, dan kesejahteraan ekonomi”. (Plano & Olton, Kamus Hubungan Internasional, 1999)

Berdasarkan teori tersebut maka dapat dipahami bahwa politik luar negeri Rusia untuk menerima suaka politik yang diajukan oleh Edward Snowden adalah karena didasarkan atas kepentingan nasional Rusia kepada Snowden itu sendiri. Kepentingan tersebut untuk mencakup keamanan militer. Berbagai kepentingan tersebut dapat menjadi beberapa faktor Rusia untuk memberikan suaka politik kepada Snowden.

Politik luar negeri yang dilakukan Rusia dengan memberikan suaka politik kepada Snowden dapat menjadi strategi atau tindakan terencana yang dikembangkan oleh Rusia, yang ditujukan kepada Amerika Serikat untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tujuan nasionalnya. Politik luar negeri yang dilakukan Rusia kepada Amerika Serikat dapat menjadi suatu perangkat


(24)

12 formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional didalam percaturan dunia internasional, melalui suatu strategi atau rencana yang dibuat oleh Rusia.

Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan kapasitas badan intelijen Rusia berupa memborong mesin ketik listrik sebagai langkah antisipasi agar tidak terjadi kebocoran informasi rahasia sebagaimana berlangsung pada skandal WikiLeaks dan Edward Snowden. Pemesanan pembelian senilai 486.540 rubel (Rp150 juta) itu diajukan Lembaga Keamanan Rusia dan sudah dimuat pula di situs resmi untuk pengadaan barang tersebut. (BBC, BBC Indonesia, 2013) Dari data tersebut Rusia berusaha untuk membeli sebuah alat teknologi militer yang digunakan untuk meningkatkan keamanan militer Rusia.

2. Konsep Suaka Politik (Asylum Political)

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), definisi suaka adalah sebagai berikut: ”Rights to be confessed judicially, in legal terminology of asylum is confession officially by state that somebody or a group of refugee own the

rights and obligations relevant state”. Ketentuan Hak Asasi Manusia (HAM)

adalah penerapan HAM secara menyeluruh dalam konteks wilayah tertentu, yang dipengaruhi oleh tata nilai regional sehingga mempunyai wajah dan karakteristik baru, akibat adanya penyesuaian dan mekansime adaptasi nilai-nilai setempat. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa implementasi HAM secara holistik pada dasarnya lebih bersifat lentur dan akan berkembang sesuai dengan perkembangan masa, tanpa harus dipaksakn oleh pihak-pihak dari luar konteks regional tersebut.


(25)

13 Sedangkan menurut Sulaiman Hamid suaka adalah suatu perlindungan yang diberikan oleh suatu negara kepada individu yang memohonnya dan alasan mengapa individu-individu itu diberikan perlindungan adalah berdasarkan alasan perikemanusiaan, agama, diskriminasi ras, politik, dan sebagainya. (Hamis, 2002, hal. 42)

Suaka politik atau asylum political adalah perlindungan yang diberikan oleh suatu negara kepada orang asing yang terlibat perkara atau kejahatan politik di negara lain atau negara asal pemohon suaka. Kegiatan politik tersebut biasanya dilakukan karena motif dan tujuan politik atau karna tuntutan hak-hak politiknya secara umum. Kejahatan politik ini pun biasanya dilandasi oleh perbedaan pandangan politiknya dengan pemerintah yang berkuasa, bukan karena motif pribadi. Suaka politik merupakan bagian dari hubungan internasional dan diatur dalam hukum internasional atas dasar pertimbangan kemanusiaan. Setiap negara berhak melindungi orang asing yang meminta suaka politik. (Iqbal, 2007, hal. 265)

Orang-orang yang memenuhi syarat-syarat suaka politik adalah mereka yang diperlakukan buruk di negerinya karena adanya masalah, contohnya sebagai berikut: (Wikipedia, Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2016)

a. Ras

b. Kebangsaan c. Agama d. Opini politik


(26)

14 Makna suaka dalam konteks internasional, menurut PBB berdasar pada Pasal 35 dari Konvensi Tahun 1951 tentang status pengungsi atau imigran, konvensi ini sangat identik dengan Protokol Tahun 1967. Pada konvensi ini banyak tentang upaya-upaya negara yang harus memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan (Human Right), termasuk di dalamnya adalah larangan pengusiran (Non-Refoulement). Dalam ketentuan internasional terkait dengan suaka memiliki beberapa ketentuan yaitu :

a. Suaka adalah pengakuan secara resmi oleh negara bahwa seseorang adalah pengungsi dan memiliki hak dan kewajiban menurut hukum ini.

b. Pencari suaka adalah orang asing yang memerlukan perlindungan, mencari pengakuan, dan perlindungan sebagai pengungsi.

c. Seorang pengungsi adalah seseorang yang diberi suaka atau berhak untuk diberi suaka menurut Pasal 84 (Pasal 1A Konvensi 1951).

d. Ketentuan-ketentuan dalam Traktat atau Konvensi Internasional dimana RDTL menjadi pihak atau mengikatkan diri, khususnya Konvensi 1951 tentang Status Pengungsi dan Protokolnya tahun 1967, merupakan preseden bagi hukum yang berlaku menurut Pasal 3 Konstitusi.

Suaka sangat erat kaitannya dengan pengungsi, bahkan suaka dan pengungsi sering sekali diartikan sama. Pengungsi dalam hukum internasional terbagi dalam beberapa kategori, yakni sebagai berikut:

1. Pengungsi Internal

Pengungsi Internal adalah orang-orang atau kelompok orang yang telah terpaksa atau harus berpindah atau meninggalkan rumah atau kampung


(27)

15 halaman mereka, terutama sebagai akibat dari atau demi menghindari pengaruh konflik bersenjata, situasi kekerasan yang meluas, pelecehan terhadap hak asasi manusia atau karena bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, dan tidak melintasi batas-batas negara yang diakui secara internasional. Artinya, pengungsi internal adalah orang orang yang mengungsi di negaranya sendiri.

2. Pencari Suaka

Pencari suaka adalah orang yang telah mengajukan proses permohonan untuk mendapatkan perlindungan oleh negara yang dituju untuk menerima suaka. Pencari suaka punya banyak alasan untuk mencari suaka seperti perang, permasalah SARA dan lainnya.

3. Pengungsi Prima Facie

Dalam kisruh perang di suatu negara, sering sekali sekumpulan orang pergi ke suatu negara untuk meminta suaka. Dalam hal atau kasus ini, negara tidak lagi melihat alasan sekumpulan orang tersebut untuk menerima suaka karena sangat tidak praktis.

4. Orang Tanpa Kewarganegaraan

Tanpa kewarganegaraan adalah situasi di mana tidak adanya status pengakuan berkenaan dengan hal yang membuat seorang individu memiliki landasan yang bermanfaat secara hukum untuk menyatakan kewarganegaraannya, atau di mana ia memiliki klaim yang bermanfaat secara legal namun dihalangi untuk menuntutnya karena


(28)

pertimbangan-16 pertimbangan praktis seperti biaya, adanya gangguan sipil, atau ketakutan akan penganiayaan.

Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa suaka adalah cara satu orang maupun berkelompok untuk mendapatkan perlindungan dari negara lain, dengan beberapa alasan seperti permasalahan ras, agama, perang saudara, dan lainnya dengan cara melakukan permohonan. Sedangkan politik adalah hal yang berkaitan dengan terselenggaranya pemerintahan atau negara. Artinya, negara dalam hal suaka adalah pihak yang memiliki wewenang untuk memberikan suaka terhadap para pencari suaka.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada sidangnya tanggal 14 Desember tahun 1967, telah menyetujui suatu resolusi yang memberikan rekomendasi bahwa dalam praktiknya negara-negara haruslah mempertimbangkan hal sebagai berikut:

1. Jika seseorang meminta suaka, permintaan seharusnya tidak ditolak atau jika ia memasuki wilayah negara itu, ia tidak perlu diusir tetapi jika suatu kelompok orang-orang dalam jumlah besar meminta suaka, hal itu dapat ditolak atas dasar keamanan nasional rakyatnya.

2. Jika suatu negara merasa sukar untuk memberikan suaka, haruslah memperhatikan langkah-langkah yang layak demi rasa persatuan internasional melalui perantara dari negara tertentu dan PBB.

3. Jika suatu negara memberikan suaka kepada kaum pelarian dan buronan, negara-negara lain haruslah menghormatinya.


(29)

17 Terkait dengan kasus Edward Snowden yang membocorkan program rahasia NSA, pada akhirnya Rusia menerima permohonan suaka politik Edward Snowden. Pemberian suaka tersebut tidak lepas dari faktor politik, hubungan kedua negara, dan alasan korban politik pencari suaka menjadi faktor penentu pemberian suaka. (Harding, 2014, hal. 399)

Edward Snowden juga termasuk dalam kategori suaka politik karena suaka yang diberikan oleh Rusia terhadap Snowden, seseorang yang bukan warga negara Rusia. Suaka politik atau asylumpolitical yang diberikan Rusia kepada Snowden merupakan perlindungan yang diberikan oleh Rusia kepada Snowden karena terlibat perkara atau kejahatan politik di Amerika Serikat. Meskipun demikian, Rusia tidak wajib menyerahkan Edward Snowden kepada Amerika Serikat, karena tidak ada perjanjian antara kedua negara tersebut yang mengharuskan untuk menyerahkan pencari suaka (ekstradisi). (Mazrieva, 2013) Edward Snowden merupakan seorang pencari suaka karena Snowden adalah warga Amerika Serikat yang merasa terancam di negaranya sendiri sehingga memerlukan perlindungan, mencari pengakuan, dan perlindungan sebagai pengungsi.

D. Hipotesis

Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden karena didasarkan pada :

1. Kepentingan Rusia berupa Militer Security (Keamanan Militer) karena untuk memperoleh informasi intelijen tentang program-program rahasia Amerika Serikat dan memberikan Rusia bukti bahwa intelijen Amerika


(30)

18 Serikat dapat mengakses ke perusahaan-perusahaan penyedia layanan internet serta Rusia berusaha meningkatkan kapasitas intelijennya.

2. Terpenuhinya syarat pemberian suaka politik pada diri Edward Snowden berdasarkan atas opini politik pemerintah Amerika Serikat sehingga Snowden merasa dirinya terancam kemudian mencari perlindungan sebagai pencari suaka ke Rusia.

E. Jangkauan Penelitian

Untuk mempermudah dan membatasi area penelitian, penulis memfokuskan kajian sejak awal mula munculnya permasalahan dari tahun 2013-2016. Penelitian yang dikaji khusus membahas terhadap kepentingan Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan hal yang paling mendasar dalam melaksanakan suatu penelitian. Hadi menjelaskan bahwa metodologi ialah salah satu bagian terpenting dalam melaksanakan suatu kegiatan penelitian ilmiah karena ketepatan penggunaan metodologi dipergunakan sebagai dasar pemecahan permasalahan, sehingga mampu memberikan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. (Hadi, 2000)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode non statistic yaitu metode kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian disampaikan apa adanya, kemudian dikumpulkan, diseleksi, dikategorisasi, diintrepretasi untuk kemudian dipaparkan secara deskriptif untuk memberikan gambaran fakta yang ada, dan untuk menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.


(31)

19 Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah teknik library research atau penelitian kepustakaan yang juga memperhatikan rekaan-rekaan informasi tertulis yang bersumber dari buku, surat kabar, majalah, situs internet serta sumber informasi yang valid lainnya.

Data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu data yang bersifat teoritis digunakan sebagai landasan perspektif untuk mendeteksi masalah. Teori yang ada digunakan untuk memahami masalah dalam penelitian ini. Selanjutnya data yang bersifat deskriptif untuk mendukung, memperkuat serta menjelaskan permasalahan yang ada mengenai kasus yang diteliti.

G. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Mengetahui kepentingan Rusia dalam memberikan suaka politik kepada Edward Snowden.

2. Mengetahui faktor-faktor Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden.

H. Sistematika Penulisan

BAB I Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka teori, hipotesis, metode penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Dalam bab ini akan dijelaskan tentang hubungan diplomatik antara Rusia dengan Amerika Serikat.

BAB III Dalam bab ini akan dijelaskan tentang sikap Rusia terhadap Edward Snowden serta respon WikiLeaks dan reaksi Amerika


(32)

20 Serikat terhadap sikap Rusia.

BAB IV Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai faktor-faktor kepentingan Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden.

BAB V Dalam bab ini berisi kesimpulan dari penelitian mengenai kepentingan Rusia memberikan suaka politik kepada Edward Snowden.


(33)

21 BAB II

HUBUNGAN DIPLOMATIK RUSIA DENGAN AMERIKA SERIKAT Dalam bab ini akan dijelaskan tentang hubungan diplomatik antara Rusia dengan Amerika Serikat. Hubungan diplomatik ini berawal dari perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Selanjutnya pembahasan mengenai hubungan diplomatik antara Rusia dengan Amerika Serikat pasca era perang dingin atau setelah Uni Soviet mengalami collapse.

A. Hubungan Uni Soviet dengan Amerika Serikat

Masa Perang Dingin (1947-1991) merupakan permusuhan bagi Uni Soviet dan Amerika Serikat untuk menjadi penguasa. Salah satu tindakan dalam pencapaian tujuan tersebut dengan melakukan produksi senjata nuklir secara besar-besaran yang menuju perlombaan senjata (Arm Race) antar kedua negara. Perlombaan senjata pada saat itu memunculkan ketegangan yang dapat mengancam kedamaian internasional. Melihat fenomena tersebut, maka dilakukan perjanjian pengurangan persenjataan strategis START (Strategic Arms Reduction Treaty) yang dilakukan kedua negara adidaya saat itu yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat pada tahun 1982. Perjanjian tersebut menyetujui bahwa kedua negara itu memusnahkan persenjataan nuklir yang dapat mencapai sasaran jarak menengah. Perjanjian START ini mengalami beberapa kali perubahan mulai tahun 1982 hingga sekarang dalam nama serta tujuan yang ingin dicapai.

START I merupakan perjanjian bilateral antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat yang ingin melakukan pengurangan dan pembatasan senjata


(34)

22 strategis ofensif. START I diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan di Jenewa pada tanggal 29 Juni 1982. Reagan mengusulkan penurunan dramatis dalam kekuatan strategis yang disebut SALT III pada saat itu. Perjanjian START ini ditandatangani pada tanggal 31 Juli 1991 oleh George H. W. Bush sebagai preisiden Amerika Serikat dan Mikhail Gorbachev sebagai presiden Rusia. Sejak runtuhnya Uni Soviet, maka START I diteruskan oleh empat negara independen yang memiliki senjata nuklir strategis yaitu Rusia, Belarus, Ukraina, dan Kazakhstan. Pada tanggal 23 Mei 1992, Amerika Serikat dan empat negara berkemampuan nuklir ini menandatangani "Protokol Lisbon," yang membuat semua pihak (lima negara) sepakat dengan perjanjian START. START I mulai berlaku pada 5 Desember 1994 ketika lima negara ini saling bertukar instrumen ratifikasi di Budapest. START I berakhir pada 5 Desember 2009, namun para pihak sepakat untuk memperpanjang perjanjian selama lima tahun atau digantikan dengan kesepakatan pengurangan senjata yang baru. Perjanjian START tidak perlu lama untuk diratifikasi oleh kedua pihak dan memiliki 19 Pasal didalamnya.

START I mengarah pada pengurangan bersama senjata-senjata strategis sebanyak 6000 hulu ledak nuklir, 1600 Peluru Kendali Balistik Antarbenua (ICBMs), kapal selam yang dapat meluncurkan rudal balistik dan bombers. Kemudian pembatasan pada ICBM dan SLBM (Peluru Kendali Balistik yang dikendalikan dari laut atau kapal) yang maksimal 4900, pembatasan hingga 1.540 untuk rudal berat (Soviet SS-18), dan 1.100 pada ICBM mobile. (Bleek, 2002)


(35)

23 Perjanjian tersebut meliputi Perjanjian Non Proliferasi Nuklir. Perjanjian ini dikenal dengan istilah Non Proliferation Treaty (NPT) yang merupakan bentuk kesepakatan tiga negara: Uni Soviet, Amerika Serikat, dan Inggris pada tahun 1968. Isi perjanjian yaitu kesepakatan untuk tidak menjual senjata nuklir atau memberikan informasi kepada negara-negara non nuklir.

Perjanjian Pembatasan Senjata Strategis atau sering disebut Strategic Arms Limitation Talks (SALT) I tahun 1969 di Helsinki dan berhasil ditanda tangani Presiden Nixon dengan Sekretaris Jenderal PKUS Leonid Breznev tanggal 26 Mei 1972. Perjanjian ini berisi

1) Pembatasan terhadap sistem pertahanan anti peluru kendali (ABM=Anti Ballistic Missile)

2) Pembatasan senjata-senjata serang strategis, seperti ICBM (Inter Continental Ballistic Missile) dan SLBM (Sea Launched Ballistic Missile)

SALT II dimulai pada bulan November 1972 di Genewa dan baru berhasil ditandatangani oleh presiden Jimmy Carter dan Sekjen PKUS Leonid Breznev di Wina pada tanggal 18 Juni 1979. Tujuan diadakan perundingan SALT pada dasarnya adalah sebagai berikut:

a. Memperkecil kemungkinan terjadinya perang nuklir b. Mengurangi anggaran pertahanan

c. Mencegah terjadinya perlombaan senjata strategis

Invasi Uni Soviet ke Afghanistan pada tahun 1979, menyebabkan Jimmy Carter menunda permintaan ratifikasi perundingan SALT II kepada Senat Amerika Serikat. Kebijakan ini dilanjutkan pada masa pemerintahan Presiden


(36)

24 Ronald Reagan pada tahun 1982. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perundingan SALT II mengalami kegagalan. Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis atau sering disebut Strategic Arms Reduction Treaty (START) tahun 1982 antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet. Perjanjian ini berisi tentang kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklir jarak menengah.

Perjanjian Pengurangan Senjata Nuklir Jarak Sedang atau dikenal dengan Intermediate Range Nuclear Forces (INF) pada tahun 1987. Dengan kegagalan SALT II, terjadi perubahan persaingan, dimana ruang angkasa menjadi kawasan baru untuk perlombaan persenjataan. Amerika Serikat mengembangkan Strategi Perang Bintang (Star Wars) pada masa pemerintahan Presiden Ronald Reagan. Perlombaan kedua adi kuasa berakhir dengan runtuhnya Uni Soviet pada awal tahun 1990. (Admin, 2015)

B. Hubungan Rusia dengan Amerika Serikat 1. Peningkatan Kerjasama Militer di Suriah

Amerika Serikat akan mengusulkan peningkatan kerjasama militer dan berbagi data intelijen dengan Rusia di Suriah. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi dan menargetkan markas ISIS dan Al-Qaeda, kamp pelatihan dan rute pasokan di Suriah. Proposal itu, dalam dokumen yang diterbitkan oleh surat kabar itu, akan disampaikan oleh Menteri Luar Negeri John Kerry dalam kunjungannya ke Moskow. Amerika Serikat akan berbagi data intelijen untuk mengidentifikasi target pemimpin, temapt pelatihan, jalur pasokan, dan markas besar Front Al-Nusra, afiliasi Al-Qaeda di Suriah. Serangan terhadap target tersebut bisa dilakukan oleh Amerika Serikat atau jet Rusia. Dokumen itu juga


(37)

25 menyatakan bahwa koordinasi antara Amerika Serikat dan Rusia akan dilakukan melalui Joint Implementation Group yang berbasis di sekitar ibukota Yordania, Amman. (Berlianto, 2016)

Setelah pertemuan koordinasi Amerika Serikat dengan Rusia, kedua negara segera mengembangkan tujuan umum dan target sasaran bersama-sama, untuk dilanjutkan memulai operasi bersama kedua negara. Dalam pertukaran informasi terhadap kelompok Jabhah Nusra, pihak Rusia harus menjamin serangan udara mereka tidak mengenai pasukan oposisi moderat bentukan Amerika Serikat di Suriah. Angkatan Udara Rusia diperbolehkan secara sepihak melakukan operasi tersendiri terhadap Jabhah Nusra dengan menjamin bahwa mereka tidak membombardir faksi-faksi perjuangan lainnya di Suriah.

Kedua belah pihak harus sepakat dengan ketentuan yang ada dan telah disepakati, serta menghormati perjanjian gencatan senjata dengan kelompok pejuang revolusi Suriah. Setelah selesainya perjanjian kerjasama operasi militer kedua negara, akan dilanjutkan kembali dengan mengembangkan rencana komprehensif gencatan senjata dan kerangka baru menuju proses transisi politik di Suriah.

2. Kerjasama Dalam Misi ke Bulan

Setelah Amerika Serikat memuseumkan armada pesawat antariksanya tahun 2011 lalu, hanya kapsul Rusia yang melintasi jarak sejauh 400 kilometer untuk mengangkut awak stasiun luar angkasa internasional ISS. Setidaknya hingga tahun 2017 tidak akan ada perubahan. NASA belum siap kembali membangun pesawat luar angkasa yang bisa melewati perjalanan itu. Kalau


(38)

26 kerjasama dengan Rusia tiba-tiba berhenti, bisa dibilang misi ISS pun akan berakhir. Astronot-astronot Eropa dan Amerika Serikat tidak bisa lagi pergi ke luar angkasa, dan Rusia akan kehilangan dukungan teknis dan finansial dari Amerika yang memfasilitasi komunikasi, peralatan dan pengawasan material untuk ISS.

NASA membayar sekitar 70 juta Dolar untuk perjalanan setiap astronot dengan roket Soyuz. Aliran dana bagi Rusia ini harus disetujui per kasus oleh Kongres Amerika Serikat. Pada sidang dengar kongres terakhir, kepala NASA Charles Bolden mengatakan bahwa perjalanan ke ISS bukan hanya rutinitas namun juga berharga bagi misi antariksa mendatang.

Saat ini Rusia adalah satu-satunya negara yang mampu memfasilitasi pengiriman awak ke stasiun luar angkasa internasional ISS. Di ISS, NASA menguji coba material baru bagi misi ke bulan dan kemungkinan ke Mars, sementara astronot Amerika mempelajari keahlian medis baru. Januari 2014 Presiden Barack Obama menyatakan bahwa Amerika akan terus terlibat dalam misi ISS untuk setidaknya 10 tahun ke depan, dan sejauh mungkin dalam kerjasama dengan Rusia, Eropa, Jepang, dan Kanada. (Lorenzen, 2014)

Selain ISS, tidak ada proyek bersama lainnya antara Amerika dan Rusia di luar angkasa. Ini berarti tidak ada misi bersama ke bulan atau target lainnya di tata surya. Namun untuk meluncurkan satelit, Amerika Serikat sangat tergantung pada teknologi Rusia. Roket Atlas V, salah satu 'pekerja keras' dalam program antariksa Amerika Serikat, menggunakan mesin buatan Rusia.


(39)

27 Amerika Serikat juga tergantung pada teknologi Rusia apabila menyangkut pada sistem baru untuk mengangkut muatan ke luar angkasa. Setelah mengakhiri peluncuran pesawat antariksanya, NASA beralih ke perusahaan-perusahaan swasta untuk memberi suplai dan menjalani eksperimen ilmiah di ISS. Namun pesawat kargo Amerika, Cygnus, beroperasi menggunakan roket Antares, yang sebagian dibuat di wilayah Ukraina yang condong ke Rusia.

Kalau sampai Amerika Serikat mengurangi kerjasama dengan Rusia, Eropa tidak akan mampu mengisi kekosongan. Pesawat kargo ATV milik Badan Antariksa Eropa ESA hanya akan terbang sekali lagi ke ISS dan tidak akan dibangun kembali, dan Eropa belum pernah membuat sendiri pesawat antariksa berawak. Walau roket Ariane milik Eropa sudah terbukti dapat diandalkan, roket ini tidak akan mampu membawa awak ke luar angkasa.

Sementara pakar geofisika Jerman Alexander Gerst saat ini tengah berlatih di Rusia untuk ekspedisinya ke ISS. Akhir bulan Mei, ia akan memulai gilirannya mengawaki ISS selama 6 bulan - walau ini hanya akan terjadi apabila Eropa dan Rusia melanjutkan kerjasama luar angkasa mereka. Setelah NASA secara mendadak mundur dari proyek bersama ExoMars tahun 2012, Rusia langsung mengambil alih. Kini ESA membutuhkan bantuan Rusia untuk mendarat di Mars dalam upaya mencari jejak kehidupan dengan menggunakan laboratorium riset otonom. (Lorenzen, 2014)

Baru-baru ini, Rusia telah mengumumkan bahwa mereka akan mendaratkan kosmonotnya di Bulan pada sekitar tahun 2030-an. Pengumuman ini dibuat oleh Vladimir Solntsev, CEO dari perusahaan roket Rusia Energi.


(40)

28 Rencana pendaratan manusia ke Bulan yang masih agak lama waktunya ini tampaknya bukan sekadar mendaratkan manusia lalu pulang lagi ke Bumi, melainkan Rusia berencana membangun stasiun luar angkasa baru di orbit Bulan pada misi itu. Ditambah lagi, saat ini diketahui Rusia sedang dalam proses mengembangkan roket-roket besar baru. Menurut Solntsev, sebelum mendaratkan manusia di Bulan, Rusia akan mengirimkan wahana antariksa tak berawak yang bakal terbang di sekitar orbit Bulan pada tahun 2026. Lalu pada tahun 2027, pesawat ruang angkasa tak berawak lainnya akan mendarat di Bulan, diikuti oleh penerbangan tak berawak lain pada tahun 2029. Jika ketiga wahana antariksa di atas tadi sukses melalukan misinya, pada tahun 2030 pihak Rusia akan menetapkan tugas penerbangan berawak ke Bulan dan akan mendarat di Bulan pada tahun 2031. (Muharram, Info Astronomy, 2016)

Rusia dan Amerika juga dikabarkan akan menjalin kerja sama untuk kembali mendaratkan manusia di Bulan dalam beberapa tahun mendatang. Dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional yang dijadwalkan untuk dinonaktifkan dengan diterjunkan langsung ke laut pada tahun 2024, masing-masing lembaga antariksa Rusia dan Amerika Serikat dipastikan akan saling bergantung pada satu sama lain untuk mengembangkan dan mengeksplorasi luar angkasa lebih jauh. Rusia yang dikenal baik dalam mengembangkan modul luar angkasa, seperti dilansir InfoAstrnomy.org dari majalah Popular Mechanics, mereka akan merancang modul dan habitat bagi astronot kedua negara yang akan kembali ke Bulan tersebut. Kolaborasi antara kedua negara ini sebenarnya tidak sepenuhnya mengejutkan, Rusia dan Amerika Serikat


(41)

29 telah lama bekerja sama dalam misi asosiasi mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional yang pertama dimulai pada tahun 1993. (Muharram, Info Astronomy, 2016)

Sejauh ini, hanya Amerika Serikat dengan NASA yang dimilikinya yang telah sukses mendaratkan para astronotnya di Bulan. Bahkan tidak hanya satu atau dua astronot, melainkan pendaratan di Bulan tidak hanya sekali ketika misi Apollo 11 berhasil mendarat di Bulan pada tanggal 16 Juli tahun 1969. Setelah misi Apollo 11, masih ada 6 misi berawak dalam misi Apollo (Apollo 12-Apollo 17) yang diberangkatkan ke Bulan. Semua misi Apollo setelah Apollo 11 kecuali misi Apollo 13 berhasil mendaratkan manusia di berbagai area di Bulan dan membawa pulang contoh batuan seperti halnya Apollo 11. Untuk misi berawak sebelum suksesnya misi Apollo 11, NASA juga melakukan berkali-kali uji coba dengan mengirimkan wahana antariksa tanpa awak sebagai langkah awal sebelum mendaratkan manusia di Bulan. Hal itulah yang juga akan dilakukan Rusia pada tahun 2026 sampai tahun 2029.

Setidaknya ada enam misi tanpa awak terkait misi Apollo yang diberangkatkan NASA ke Bulan dari tahun 1966–1968, disusul oleh misi berawak yang dimulai dalam misi Apollo 7 untuk mengorbitkan manusia di Bumi, kemudian misi Apollo 8 menjadi misi pertama manusia terbang ke Bulan. Misi berawak yang sukses mendaratkan manusia di Bulan baru sukses pada misi Apollo 11 yang mendaratkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin.

Sejak itu misi berawak ke Bulan tidak lagi dilakukan karena masalah pendanaan yang jauh lebih besar dibanding misi tanpa awak yang mampu


(42)

30 melakukan tugas yang sama. Apalagi NASA sendiri telah mendaratkan manusia ke Bulan dalam 6 misi berbeda, data penelitian pun sudah sangat lebih dari cukup. Di era modern ini, setiap negara mulai memiliki prioritas yang berbeda-beda. Jika Rusia siap untuk mendaratkan manusia di Bulan, sedangkan Amerika Serikat kini bersiap untuk mendaratkan manusia di Mars.

Kerja sama antara kedua lembaga antariksa ini akan membantu Amerika Serikat mendirikan basis luar angkasa lain yang bisa menjadi titik transit untuk eksplorasi ke Mars, begitupun dengan Rusia dan negara-negara maju lainnya. Associate Administrator untuk Eksplorasi Antariksa Manusia atau sering disebut NASA mengatakan bahwa misi ke Bulan memiliki potensi besar sebagai perkembangan manusia menjelajah lebih jauh ke luar angkasa. Rusia dan Amerika Serikat akan menjadikan Bulan sebagai “stasiun luar angkasa” baru. Hal itu dianggap sebagai awal dari sistem transit dari Bumi menuju planet Mars. Rusia dan Amerika Serikat akan mencoba misi yang diperkirakan berlangsung hampir 400 hari di permukaan Bulan pada akhir tahun 2020 untuk mempersiapkan misi ke planet Mars.


(43)

31 BAB III

SIKAP RUSIA TERHADAP EDWARD SNOWDEN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang sikap Rusia terhadap Edward Snowden. Latar belakang Edward Snowden sebagai mantan pekerja NSA, kemudian penjelasan mengenai program-program rahasia NSA yang telah dibocorkan seperti PRISM dan XkeyScore, serta respon WikiLeaks terhadap kasus pembocoran yang dilakukan oleh Edward Snowden dan reaksi Amerika Serikat terhadap sikap Rusia yang memberikan suaka politik kepada Edward Snowden.

A. Latar Belakang Edward Snowden

Edward Joseph Snowden adalah mantan pekerja NSA yang sekarang ini menjadi buronan oleh Amerika Serikat. Edward Snowden dinyatakan sebagai terdakwa oleh Pengadilan Federal Amerika Serikat setelah membocorkan program rahasia NSA. Edward Snowden membongkar program-program yang dirasa sangat berlebihan karena keleluasan Amerika Serikat dalam mengakses privasi orang lain. Pengadilan Federal Amerika Serikat percaya bahwa Edward Snowden telah melakukan pencurian properti pemerintah, secara tidak sah mengungkap informasi pertahanan nasional, dan memiliki keinginan untuk mengungkap informasi intelijen kepada pihak-pihak yang tidak berwenang.

Edward Snowden membocorkan informasi rahasia seputar program-progam NSA yang sangat rahasia seperti PRISM kepada The Guardian dan The Washington Post pada bulan Juni 2013. Snowden mengatakan bahwa pembocoran PRISM dan perintah FISA terkait dengan aksi pengambilan data


(44)

32 oleh NSA bertujuan mengungkapkan apa yang ia yakini sebagai tindakan berlebihan oleh pemerintah untuk memantau aktivitas warga Amerika Serikat. (Wikipedia, Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2016)

Program-program yang dibocorkan Edward Snowden adalah program rahasia yang bernama Pricavy in Mobile Information and Communication Systems (PRISM) dan XKeyscore yang dilakukan oleh NSA. Kedua program rahasia itu merupakan program yang berbahaya karena berisi program pemantauan data-data internet dari data pengguna beberapa layanan internet seperti Yahoo, Google, Microsoft, Skype, YouTube, dan Facebook. NSA merupakan salah badan intelijen yang menjalankan misi rahasia pemerintah Amerika Serikat untuk memata-matai pengguna internet di Amerika Serikat dengan menggunakan kedua program tersebut.

Pembocoran yang dilakukan oleh Edward Snowden pada akhirnya mengejutkan publik internasional karena faktanya Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran hak privasi seseorang, organisasi, dan negara. Alasan Edward Snowden berani untuk membocorkan program rahasia tersebut karena kekecewaannya dengan agen informasi Amerika Serikat yang mengumpulkan semua informasi dari pengguna layanan komunikasi internet yang bersifat sangat privat. Edward Snowden juga membeberkan kepada publik melalui media tentang bagaimana cara NSA dalam mengumpulkan informasi yang dibutuhkan yaitu bekerjasama dengan perusahaan IT terbesar di dunia dan mengambil segala informasi dari user global yang sudah pasti melanggar hak privasi publik.


(45)

33 Program PRISM dan XKeyscore berdampak terhadap opini publik internasional yang mengecam tindakan Amerika Serikat yang memata-matai hingga ke negara-negara lain. Banyak korban dari negara lain akibat program rahasia yang dilakukan oleh NSA karena banyak penduduk di negara lain yang menggunakan layanan seperti Google, Facebook, Apple, dan Yahoo.

B. National Security Agency (NSA) Sebagai Badan Intelijen Dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat

National Security Agency (NSA) atau Badan Keamanan Nasional adalah sebuah organisasi kriptografi milik Amerika Serikat. NSA berfungsi untuk melindungi sistem informasi Amerika Serikat serta mendapatkan informasi-informasi dari agen intelijen negara. NSA didirikan oleh Presiden Harry S.Truman pada 4 November 1952. (Wikipedia, Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2014)

NSA adalah bagian dari departemen pertahanan Amerika Serikat serta dipimpin oleh direktur dari militer Amerika Serikat yang berpangkat Letnan Jenderal. (NSA.GOV, 2016) Kegiatan NSA adalah berupa penyadapan dan pengamanan. Penyadapan NSA meliputi alat-alat komunikasi seperti telepon, radio maupun unternet. Pengamanan NSA meliputi komunikasi militer, diplomatik, dan komunikasi rahasia pemerintah. NSA bertugas dalam pengembangan penelitian kriptoanalisis yaitu pemecahan sandi-sandi dan kode. NSA merupakan salah satu badan intelijen Amerika Serikat yang mempekerjakan ahli matematika dan memiliki superkomputer terbanyak. NSA terus berupaya untuk melakukan penyadapan maupun pemantauan terhadap


(46)

34 target-target yang dicurigai agar mendapatkan segala informasi. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kesiapan Amerika Serikat terhadap segala ancaman.

Gambar 1. Strategi Kemitraan NSA (Greenwald, 2014)

Visi NSA adalah “Global Cryptologic Dominance through Responsive Presence and Network Advantage.” Kemudian untuk misi dari NSA adalah memimpin pemerintah Amerika Serikat dalam kriptologi baik yang meliputi Signals Intelligence (SIGINT) dan Information Assurance (IA) produk dan jasa, dan memungkinkan Computer Network Operations (CNO) atau operasi jaringan komputer guna mendapatkan keuntungan dalam mengambil keputusan untuk bangsa dan sekutu Amerika Serikat dalam semua keadaan.

Jumlah pekerja yang bekerja di NSA adalah lebih dari 120 ribu orang, termasuk para informan-informan yang berada didalam dan luar negeri. NSA memiliki program-program yang bersifat sangat rahasia, program-program ini


(47)

35 terkait dengan aktivitas penyadapan. Pada tahun 2013, terdapat pemberitaan yang menghebohkan dunia internasional karena adanya pembocoran program rahasia NSA yang dilakukan mantan pekerja NSA yaitu Edward Snowden. Terdapat dua program yang dibocorkan yaitu program PRISM dan XKeyscore.

C. Pembocoran Program Rahasia NSA oleh Edward Snowden

Snowden melakukan pembocoran program-program rahasia NSA karena berdasarkan kepentingan publik. Hal ini ditunjukkan Snowden melalui sebuah surat pengantar untuk jurnalis yang diberikan kepada kepada Glenn Greenwald sebagai berikut: (Greenwald, 2014, hal. 37)

“Satu-satunya motivasi saya adalah mengonfirmasikan

kepada masyarakat betapa “kepentingan publik” telah dijadikan

dalih untuk berbuat semena-mena terhadap mereka. Pemerintah AS, yang berkonspirasi dengan negara-negara kliennya, terutama anggota Five Eyes yaitu Britania Raya, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, telah menebarkan jejaring sistem pengintaian massal rahasia ke seluruh dunia, yang darinya kita tidak dapat bersembunyi. Mereka melindungi sistem pengintaian domestik mereka dari telaah warga negara melalui klasifikasi dan kebohongan. Untuk melindungi diri dari amuk massa kalau-kalau tindak mata-mata mereka bocor ke publik, mereka menggadang-gadang manfaat aksi mereka ini, menggembar-gemborkan bahwa pengintaian dilakukan semata-mata demi melindungi rakyat...

Dokumen yang terlampir benar-benar asli dan absah, diserahkan dalam rangka memberikan pemahaman mengenai mekanisme sistem pengintaian pasif global supaya perlindungan dari sistem yang demikian dapat dikembangkan. Pada hari ketika surat ini ditulis, semua rekaman komunikasi baru yang bisa dijaring dan dikatalogkan oleh sistem ini diplot untuk

disimpan selama () tahun, sedangkan “Gudang Data Mahabesar” (yang secara eufimistik disebut Gudang Data “Mentah”) tengah

dibangun di seluruh penjuru dunia, yang terbesar adalah pusat data baru di Utah. Saya berdoa semoga kesadaran masyarakat dan perdebatan di ranah publik akan melahirkan reformasi di


(48)

36 bidang ini, tetapi kita mesti mencamkan bahwa diperlukan waktu untuk mengubah kebijakan dan bahwa konstitusi sekalipun bisa dipelintir demi hasrat untuk berkuasa. Meminjam kata-kata bijak dalam sejarah: Demi mencegah manusia berbuat onar, jangan bergantung pada fitrah baiknya, tetapi kekanglah

dia dengan rantai kriptografi.”

Dari surat tersebut jelas terlihat bahwa Snowden melakukan pembocoran karena motif dan tujuan politik atau karna tuntutan hak-hak asasi manusia berupa privasi secara umum. Pembocoran tersebut biasanya dilandasi oleh perbedaan pandangan politiknya dengan pemerintah yang berkuasa, bukan karena motif pribadi. Amerika Serikat yang merupakan salah satu negara demokrasi dan memiliki kebebasan ternyata berusaha untuk memata-matai aktivitas penduduknya sendiri. Walaupun Presiden Barack Obama telah membantah hal tersebut merupakan program untuk mengintai aktivitas teroris tetapi tetap saja penduduk Amerika Serikat merasa kecewa karena telah diperlakukan tidak semestinya oleh pemerintah mereka sendiri.

Adapun bukti lain bahwa Edward Snowden melakukan pembocoran tersebut karena Snowden memiliki keyakinan bahwa hal itu demi kebaikan bersama. Seperti yang dijelas oleh situs Wired.com, yang melakukan pembicaraan berupa wawancara dengan Edward Snowden terkait alasan Snowden membocorkan program-program rahasia NSA yaitu sebagai berikut: (WIRED.com, 2014)

Snowden seems relaxed and upbeat as we drink Cokes and tear away at a giant roomservice pepperoni pizza. His 31st birthday is a few days away. Snowden still holds out hope that he will

someday be allowed to return to the US. “I told the government


(49)

37

he says. “I care more about the country than what happens to me. But we can‟t allow the law to become a political weapon or

agree to scare people away from standing up for their rights, no

matter how good the deal. I‟m not going to be part of that.

Meanwhile, Snowden will continue to haunt the US, the unpredictable impact of his actions resonating at home and around the world. The documents themselves, however, are out of his control. Snowden no longer has access to them; he says he

didn‟t bring them with him to Russia. Copies are now in the

hands of several news organizations, including: First Look Media, set up by journalist Glenn Greenwald and American documentary filmmaker Laura Poitras, the two original recipients of the documents; The Guardian newspaper, which also received copies before the British government pressured it into transferring physical custody (but not ownership) to The New York Times; and Barton Gellman, a writer for The

Washington Post. It‟s highly unlikely that the current custodians

will ever return the documents to the NSA. That has left US officials in something like a state of impotent expectation, waiting for the next round of revelations, the next diplomatic upheaval, a fresh dose of humiliation. Snowden tells me it

doesn‟t have to be like this. He says that he actually intended the

government to have a good idea about what exactly he stole. Before he made off with the documents, he tried to leave a trail of digital bread crumbs so investigators could determine which

documents he copied and took and which he just “touched.”

That way, he hoped, the agency would see that his motive was whistle-blowing and not spying for a foreign government. It would also give the government time to prepare for leaks in the future, allowing it to change code words, revise operational plans, and take other steps to mitigate damage. But he believes

the NSA‟s audit missed those clues and simply reported the total

number of documents he touched—1.7 million. (Snowden says

he actually took far fewer.) “I figured they would have a hard time,” he says. “I didn‟t figure they would be completely incapable.”

Asked to comment on Snowden‟s claims, NSA spokesperson

Vanee Vines would say only, “If Mr. Snowden wants to discuss

his activities, that conversation should be held with the US Department of Justice. He needs to return to the United States to

face the charges against him.”

Snowden speculates that the government fears that the documents contain material that‟s deeply damaging—secrets the


(50)

38

gun in there that would be the death of them all politically,” Snowden says. “The fact that the government‟s investigation

failed—that they don‟t know what was taken and that they keep throwing out these ridiculous huge numbers—implies to me that somewhere in their damage assessment they must have seen

something that was like, „Holy shit.‟ And they think it‟s still out there.”

Yet it is very likely that no one knows precisely what is in the mammoth haul of documents—not the NSA, not the custodians, not even Snowden himself. He would not say exactly how he gathered them, but others in the intelligence community have speculated that he simply used a web crawler, a program that can search for and copy all documents containing particular keywords or combinations of keywords.

Dari wawancara tersebut, Snowden berusaha untuk membertitahu bahwa alasan Snowden membocorkan program rahasia NSA karena merasa tidak setuju dengan penyadapan yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Hal itu menurut Snowden dapat membahayakan warga Amerika Serikat serta tidak menghargai privasi yang dimiliki oleh setiap orang. Kemudian dalam pembocoran program-program rahasia NSA, Snowden membocorkan dua program yaitu PRISM dan XkeyScore.

1. Privacy in Mobile Information and Communication Systems (PRISM) PRISM adalah program rahasia milik NSA yang memberi NSA akses ke server perusahaan teknologi terbesar di Amerika Serikat seperti Google, Apple, Microsoft, Facebook, AOL, PalTalk, dan Yahoo. (CISO, 2013) Program PRISM ini mulai berjalan pada tahun 2007. NSA dapat menggunakan program PRISM ini untuk melakukan pengintaian data komunikasi target yang terenkripsi ketika target mengakses internet, bahkan termasuk mengoleksi data-data email dari seluruh target di dunia.


(51)

39 Gambar 2. Jenis-jenis data yang diakses NSA (Greenwald, 2014)

Program PRISM ini dimulai pada tahun 2007 di masa pemerintahan kepresidenan George Bush. Program ini dioperasikan di bawah pengawasan Foreign Intelligence Surveillance Court (FISC) sesuai dengan Foreign Intelligence Surveillance Act (FISA). PRISM ini dibentuk atas dasar Protect America Act yang bermaksud untuk melindungi negara dan menjamin kebebasan sipil. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden George Bush kepada

media Amerika Serikat yang mengatakan “I put that program in place to protect the country. One of the certainties was that civil liberties were guaranteed.” (Johnson, 2013) Dokumen-dokumen menunjukkan bahwa program PRISM adalah sumber intelijen baku yang digunakan untuk laporan analisa NSA dibawah otoritas Section 702 FISA. (Gellman & Poitras, 2013) Edward Snowden membocorkan program PRISM pada awal bula Juni tahun


(52)

40 2013, pengungkapan tersebut pertama kali diterbitkan oleh The Guardian dan The Washington Post.

2. Digital Network Intelligence (DNI) atau Xkeyscore

Program rahasia NSA yang dibocorkan oleh Edward Snowden tidak hanya PRISM tetapi juga Xkeyscore. Program tersebut ternyata lebih berbahaya dibandingkan dengan PRISM karena program Xkeyscore dapat melacak lebih rinci seperti nama, nomor telepon, alamat IP, dan password. Program Xkeyscore ini lebih dikenal dengan Digital Network Intelligence (DNI) karena dapat digunakan untuk menginterpretasi langsung segala aktivitas internet kepada target yang dituju.

Gambar 3. Cara Kerja Program Xkeyscore (Greenwald, 2014)

Cara kerja program Xkeyscore dapat dicari melalui plug-in program tersebut. Termasuk diantaranya adalah alamat surel yang sedang beroperasi,


(53)

41 kemudian tiap nomor telepon yang sedang aktif, dan aktivitas keluar-masuk surel dan percakapan yang terjadi melalui internet. Program Xkeyscore biasanya mengakses seluruh basis data yang paling populer.

D. Respon WikiLeaks Terhadap Kasus Edward Snowden

WikiLeaks adalah media non-profit Internasional yang menyebut dirinya

sebagai “an uncensorable system for untraceable mass document leaking” yang

sekarang ini bermarkas di Swedia. (James P. Kelly, 2012) Situs WikiLeaks terkenal akibat menerbitkan dokumen-dokumen rahasia dengan tetap menjaga kerahasiaan sumber-sumber yang memberitahunya. Sebagai sebuah situs yang belum banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, WikiLeaks dapat digolongkan sebagai peristiwa baru yang mencuri perhatian berbagai pasang mata dalam lingkup internasional. Situs ini juga berkemampuan menarik hal-hal seperti cyber-security dan foreign policy untuk ikut terlibat akibat dari adanya kepemilikan hacker-hacker hebat di dalamnya serta bantuan-bantuan yang datang padanya. Kontroversi atas perilisan WikiLeaks yang sangat berimplikasi terhadap cyber-security dan foreign threats ini menjadi penyebab isu tersebut layak diulas secara mendalam pada kajian hubungan internasional.

WikiLeaks bertujuan untuk mempublikasikan dokumen-dokumen rahasia negara sehingga menjadi tersedia secara bebas untuk umum. Julian Assange sebagai salah satu pendiri WikiLeaks percaya bahwa WikiLeaks akan membantu menciptakan dunia yang lebih bebas dan sehat. Namun banyak pihak khawatir jika kebocoran dan penyebaran dokumen-dokumen tersebut dalam hubungan antar negara dapat memicu kekacauan dan kesalahpahaman.


(54)

42 Pada tahun 2010, Amerika Serikat dibuat terkejut atas apa yang WikiLeaks lakukan. Penyebabnya adalah keberanian bagaimana mereka membocorkan beberapa dokumen-dokumen rahasia Amerika Serikat yang otensitas dan validitas dari isinya memang benar dan terjamin dilihat dari respons Amerika Serikat sendiri. Status media internasional WikiLeaks pun melonjak naik akibat reaksi publik terhadapnya, diikuti tanggapan Amerika Serikat yang mengklaim bahwa pembocoran yang baru saja terjadi melukai politik luar negerinya lepas bagaimana respons Administrasi Obama melanjutkan bahwa kerusakannya saat

itu masih “containable”. (Colvin & Osterman, 2011)

Pada tahun 2013, terjadi pembocoran program rahasia NSA yang dilakukan oleh mantan pekerja NSA yang bernama Edward Snowden. Hal ini kemudian mendapat respon atau tanggapan dari WikiLeaks terkait kasus Edward Snowden. Edward Snowden yang merupakan pembocor upaya penyadapan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat melalui NSA, dikabarkan telah pergi ke Ekuador untuk mencari suaka politik dan perlindungan. Pencarian suaka politik Snowden ini dibantu oleh pendiri Wikileaks yaitu Julian Assange. Julian Assange mengonfirmasi bahwa Edward Snowden saat ini bersama pegawai Wikileaks bernama Sarah Harisson. Snowden juga sedang mengurus pencarian suaka politik di Ekuador, Islandia, dan sejumlah negara lain yang memungkinkan untuk memberikan perlindungan. Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sudah membekukan paspor milik Snowden. Namun, Snowden sudah diberikan pemerintah Ekuador dokumen yang dibutuhkan terkait statusnya sebagai pencari suaka politik.


(55)

43 Edward Snowden merupakan pembocor mengenai upaya penyadapan yang dilakukan NSA dengan mengakses server milik sejumlah perusahaan teknologi di Amerika Serikat. Perusahaan yang terlibat dalam program PRISM itu di antaranya adalah Apple, Google, Microsoft, dan Facebook.

Sebelum bekerja di NSA, Snowden pernah menjadi asisten teknis di Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA). Oleh NSA, Snowden kemudian ditempatkan sebagai kontraktor pertahanan di Booz Allen Hamilton. Tentu aksi pengungkapan yang dilakukan Snowden dianggap sebagai pengkhianatan yang dilakukan seorang intelijen. Tapi WikiLeaks membantah anggapan bahwa Edward Snowden bukanlah pengkhianat. Snowden bukan mata-mata tetapi merupakan whistleblower (pembocor) yang mengungkap ke publik tentang sebuah informasi penting.

Dugaan Snowden telah diberikan pengarahan oleh intelijen Rusia pun dibantah oleh pendiri WikiLeaks yaitu Julian Assange. Selain itu, Julian Assange meminta agar publik fokus pada penyadapan yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat terhadap warganya. Pengacara Wikileaks yaitu Michael Ratner menyebut bahwa status Edward Snowden saat ini adalah pengungsi politik. Michael Ratner berpendapat bahwa whistleblower adalah orang yang dilindungi oleh konvensi mengenai pengungsi, dengan dasar bahwa mereka digugat karena opini politiknya. (Galih, 2013)


(1)

78

DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2015, December 8). Pena Sejarah. Retrieved December 8, 2016, from Peredaan Perang Dingin: http://penasejarah.com/peredaan-perang-dingin/ Agnin, D. (2014, July 1). RBTH INDONESIA. Retrieved November 16, 2016,

from Satu Tahun Edward Snowden di Rusia: http://indonesia.rbth.com/politics/2014/07/01/satu_tahun_edward_snowde n_di_rusia_24243

Armandhanu, D. (2013, August 2). VIVA. Retrieved December 5, 2016, from Pengamat: Snowden, Alat Balas Dendam Rusia pada AS: http://dunia.news.viva.co.id/news/read/434268-pengamat-snowden-alat-balas-dendam-rusia-pada-as

Barnas, D. (2014, March 11). TED. Retrieved December 10, 2016, from Beginilah

Cara Merebut Kembali Internet:

https://www.ted.com/talks/edward_snowden_here_s_how_we_take_back_ the_internet/transcript?language=id

BBC. (2013, July 12). BBC Indonesia. Retrieved December 10, 2016, from Cegah

kebocoran, intelijen beli mesin tik:

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/07/130712_russiatypewriter_ majalahlain

BBC. (2013, November 4). BBC Indonesia. Retrieved December 10, 2016, from

AS tak akan ampuni Edward Snowden:

http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2013/11/131104_snowdenclemency Berlianto. (2016, July 14). Sindonews. Retrieved November 25, 2016, from

Sempat Menolak, Kini AS Ajak Rusia Kerjasama di Suriah: http://international.sindonews.com/read/1123476/42/sempat-menolak-kini-as-ajak-rusia-kerjasama-di-suriah-1468502439

Bleek, P. C. (2002, January 1). Arms Control Association. Retrieved November 25, 2016, from U.S., Russia Complete START I Reductions : https://www.armscontrol.org/act/2002_01-02/startjanfeb02

Buzan, B. (1991). People State and Fear: An Agenda for International Security Studies in Post Cold War Era. Colchester UK: ECPR Press.


(2)

79 Cellan-Jones, R. (2013, June 10). What is known about US spy programme Prism? Retrieved October 31, 2016, from BBC NEWS: http://www.bbc.com/news/uk-22847530

Christiastuti, N. (2016, September 16). DetikNews. Retrieved December 21, 2016, from Kongres AS Sebut Edward Snowden Bukan Whistleblower: https://news.detik.com/internasional/d-3299897/kongres-as-sebut-edward-snowden-bukan-whistleblower

CISO. (2013, October 10). CISO.CO.ID. Retrieved November 14, 2016, from PRISM Project: Di Mata Para Pakar Indonesia: http://www.ciso.co.id/prism-project-di-mata-para-pakar-indonesia/

Colvin, R., & Osterman, C. (2011, January 18). REUTERS. Retrieved November 15, 2016, from U.S. officials privately say WikiLeaks damage limited:

http://www.reuters.com/article/us-wikileaks-damage-idUSTRE70H6TO20110118

Commons, L. A.-B. (2014, December 11). Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Retrieved October 31, 2016, from Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Keamanan_Nasional#cite_note-2 Galih, B. (2013, June 25). Liputan 6. Retrieved November 15, 2016, from Pendiri

Wikileaks: Pembocor Aksi Sadap NSA Bukan Pengkhianat!: http://tekno.liputan6.com/read/621892/pendiri-wikileaks-pembocor-aksi-sadap-nsa-bukan-pengkhianat

Gellman, B., & Poitras, L. (2013, June 7). The Washington Post . Retrieved November 14, 2016, from U.S., British intelligence mining data from nine U.S. Internet companies in broad secret program: https://www.washingtonpost.com/investigations/us-intelligence-mining-

data-from-nine-us-internet-companies-in-broad-secret-program/2013/06/06/3a0c0da8-cebf-11e2-8845-d970ccb04497_story.html Greenwald, G. (2014). NO PLACE TO HIDE. Retrieved November 16, 2016,

from DOCUMENTS FROM NO PLACE TO HIDE:

http://us.macmillan.com/static/holt/greenwald/NoPlaceToHide-Documents-Compressed.pdf

Gunawan, R. (2013, July 14). LIPUTAN 6. Retrieved November 16, 2016, from Snowden Punya Informasi yang Bisa Hancurkan Amerika dalam 1 Menit: http://global.liputan6.com/read/638946/snowden-punya-informasi-yang-bisa-hancurkan-amerika-dalam-1-menit


(3)

80 Hadi, S. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Hamis, S. (2002). Lembaga Suaka Dalam Hukum Internasional. Jakarta: Raja

Grafindo.

Harding, L. (2014). THE SNOWDEN FILES. Jakarta: Gagas Bisnis.

IndoCropCircles. (2013, July 10). IndoCropCircles.com. Retrieved December 8, 2016, from Pelarian Snowden : Dunia Kecam AS, Presiden² Dunia

Tawarkan Suaka Politik (Snowden Part-2):

https://indocropcircles.wordpress.com/2013/07/10/pelarian-snowden-dunia-mengecam-as-presiden%C2%B2-dunia-menawarkan-suaka-politik/ Iqbal, M. (2007). Fiqih Siyasah, Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam. Jakarta:

Gaya Media Pratama.

James P. Kelly, J. (2012). WikiLeaks: A Guide for American Law Librarians. Law Library, 246.

Johnson, L. (2013, July 1). THE HUFFINGTON POST. Retrieved November 14,

2016, from George W. Bush Defends PRISM: ‘I Put That Program In Place To Protect The Country’:

http://www.huffingtonpost.com/2013/07/01/george-bush-prism_n_3528249.html

JPNN. (2013, December 29). Jawa Pos Grup Multimedia. Retrieved December 6, 2016, from Putin Jadikan Snowden sebagai Alat: http://www.jpnn.com/read/2013/12/29/208035/Putin-Jadikan-Snowden-sebagai-Alat

Kadyshev, T., & Miasnikov, E. (2014, October 14). Strategic Arms Reductions. Retrieved November 1, 2016, from STAR Site: http://www.armscontrol.ru/start/default.htm

Lorenzen, D. (2014, April 30). DW made for minds. Retrieved November 25, 2016, from Tanpa Rusia, Misi Antariksa AS-UE Terhambat: http://www.dw.com/id/tanpa-rusia-misi-antariksa-as-ue-terhambat/a-17602604

Mas’oed, M. (1990). Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES.

Mas’oed, M. (Jakarta). Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi. 1994: LP3ES.


(4)

81 Mazrieva, E. (2013, June 27). KBR. Retrieved December 11, 2016, from Putin: Rusia Tak Punya Perjanjian Ekstradisi dengan Amerika: http://kbr.id/06-2013/putin__rusia_tak_punya_perjanjian_ekstradisi_dengan_amerika/944 4.html

Muharram, R. M. (2016, July 21). Info Astronomy. Retrieved November 24, 2016, from AS dan Rusia Kerja Sama untuk Kembali Melakukan Misi ke Bulan :

http://www.infoastronomy.org/2016/07/as-dan-rusia-kembali-ke-bulan.html

Muharram, R. M. (2016, November 17). Info Astronomy. Retrieved November 25, 2016, from Rusia Siap Daratkan Kosmonotnya di Bulan pada 2030-an : http://www.infoastronomy.org/2016/11/rusia-siap-daratkan-kosmonotnya-di-bulan.html

NSA.GOV. (2016, June 28). NSA/CSS. Retrieved November 13, 2016, from Frequently Asked Questions: https://www.nsa.gov/about/faqs/about-nsa-faqs.shtml#about1

Nugraha, F. (2013, November 1). Okezone News. Retrieved December 10, 2016,

from Pembelot AS dapat Kerja di Rusia:

http://news.okezone.com/read/2013/11/01/414/890324/pembelot-as-dapat-kerja-di-rusia

Perwita, A. A., & Yani, Y. M. (2005). Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pinem, W. (2015, November 25). Dilema Keamanan atau Security Dilemma Dalam Hubungan Internasional. Retrieved November 1, 2016, from SENI BERPIKIR: https://www.seniberpikir.com/security-dilemma-dalam-hubungan-internasional/

Plano, J. C., & Olton, R. (1969). International Relations Dictionary. USA: Rinehart and Wingston, Inc.

Plano, J. C., & Olton, R. (1999). Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin.

Prihandono, I. (2006). PEMBERIAN SUAKA OLEH NEGARA. : KASUS PEMBERIAN SUAKA OLEH PEMERINTAH AUSTRALIA KEPADA 42 WNI ASAL PAPUA, 10.


(5)

82 Publishers, H. C. (2015, January 11). Definition of bargaining position. Retrieved

October 31, 2016, from COLLINS:

http://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/bargaining-position Raharjo, T. A. (2016, April 27). HI BANGET. Retrieved October 31, 2016, from

Pemahaman Mengenai Kekuatan Nasional:

http://hibanget.com/pemahaman-mengenai-kekuatan-nasional/

Rahman, A. (2016, November 21). MetroTv NEws. Retrieved December 21, 2016, from Direktur CIA pilihan Trump Ingin Eksekusi Snowden: http://internasional.metrotvnews.com/opini/yKXw9EXk-direktur-cia-pilihan-trump-ingin-eksekusi-snowden

SkalaNews. (2013, November 4). SkalaNews.com. Retrieved December 10, 2016,

from Snowden Bukan Karyawan Situs Rusia:

http://skalanews.com/berita/internasional/158584-snowden-bukan-karyawan-situs-rusia

Soeprapto, R. (1997). HUBUNGAN INTERNASIONAL: SISTEM, INTERAKSI, DAN PERILAKU. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Taylor, P. (2015, October 6). BBC Indonesia. Retrieved December 10, 2016, from Edward Snowden: 'Smartphone bisa diambil alih': http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2015/10/151006_dunia_snowden_po nsel

VOA. (2013, August 11). VOA INDONESIA. Retrieved December 5, 2016, from Apakah Edward Snowden Seorang Pengkhianat?:

http://www.voaindonesia.com/a/apakah-snowden-seorang-pengkhianat/1727498.html

VOVWorld. (2013, July 25). VOV5. Retrieved November 16, 2016, from Amerika mendesak Rusia menyerahkan mantan personil CIA, Edward Snowden: http://vovworld.vn/id-id/Berita/Amerika-mendesak-Rusia-menyerahkan-mantan-personil-CIA-Edward-Snowden/169387.vov

Warsito, T. (1997). Teori-Teori Politik Luar Negeri Relevansi dan Keterbatasannya. Yogyakarta: BIGRAF Publishing.

Wikipedia. (2014, December 11). Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Retrieved November 14, 2016, from Badan Keamanan Nasional: https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Keamanan_Nasional


(6)

83 Wikipedia. (2016, August 26). Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Retrieved

November 13, 2016, from Edward Snowden:

https://id.wikipedia.org/wiki/Edward_Snowden

Wikipedia. (2016, March 18). Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Retrieved

November 24, 2016, from Suaka Politik:

https://id.wikipedia.org/wiki/Suaka_politik

WikiPedia. (2016, December 19). Wikipedia The Free Encyclopedia. Retrieved December 22, 2016, from Espionage Act of 1917: https://en.wikipedia.org/wiki/Espionage_Act_of_1917#21st_century WIRED.com. (2014, August 8). WIRED. Retrieved December 11, 2016, from

EDWRAD SNOWDEN: http://www.wired.com/2014/08/edward-snowden/

Zahid. (2016, July 19). ERA MUSLIM. Retrieved November 24, 2016, from Ini Isi Dokumen Kerjasama Militer Antara Amerika Serikat Dan Rusia Di Suriah: http://www.eramuslim.com/berita/ini-isi-dokumen-kerjasama-militer-antara-amerika-serikat-dan-rusia-di-suriah.htm#.WDJGCWY-a00