Pengertian Pencurian Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Kriminologi

2. Pengertian Pencurian

Berikut ini dikemukakan defenisi tentang pencurian yakni : “Menurut Darwan pencurian adalah pengambilan atau perampasan harta benda seseorang tidak termasuk oleh orang di bawah pengawasan tertanggung, untuk dikuasai atau dimiliki secara melawan hukum”. 5 a. Jarah adalah jarah, menjarah, merebut, dan merampas milik orang lain diwaktu perang dan pada saat kekacauan. Ada juga defenisi dari penjarahan serta beberapa defenisi yang termasuk dalam arti lainnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yakni : b. Menjarah adalah, merebut, merampas milik orang lain terutama dalam rangka perang atau dalam keadaan kekacauan. c. Jarah adalah, merampas, barang yang dijarah. d. Penjarah adalah, orang yang menjarah. 6 Sedangkan pengertian dari pencurian dalam Pasal 362 KUHP adalah : barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebahagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam puluh rupiah. Jika diteliti rumusan tindak pidana pencurian tersebut, perbuatan itu terdiri dari unsur-unsur : 7 5 Darmawan, Asuransi Sinar Mas Mobil, Endosmen Huru Hara, Jakarta, 2002, hlm. 36. 6 Indrawan W.S, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Lintas Merdeka, Jombang, hlm. 284. 7 Suhartono RM, Hukum Pidana Materiil, Unsur-unsur Obyektif Sebagai Dasar Dakwaan, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hlm. 38. Universitas Sumatera Utara a. Barang siapa b. Mengambil barang sesuatu c. Barang kepunyaan orang lain d. Dengan maksud untuk memiliki secara melawan hukum Untuk diketahui bahwa Pasal 362 KUHP itu terdiri dari unsur seperti tersebut di atas tanpa menitikberatkan satu unsur. Tiap-tiap unsur mengandung arti yuridis untuk dipakai menentukan atas suatu perbuatan : a. Barang siapa; yang dimaksud dengan barang siapa ialah “orang” subjek hukum yang melakukan perbuatan. b. Mengambil barang sesuatu. Menurut Noyon Langemeyer; bahwa pengambilan yang diperlukan untuk pencurian adalah pengambilan yang eigenmachtig, yaitu karena kehendak sendiri atau tanpa persetujuan yang menguasai barang. Menurut Simons dan Pompe; ia menyatakan menyamakan arti mengambil dengan istilah wegnehmen dalam KUHP negara Jerman yang berarti tidak diperlukan tempat dimana barang berada, tetapi memegang saja belum cukup, pelaku harus menarik barang itu kepadanya dan menempatkan dalam penguasaannya. Sedangkan menurut Van Bemmelen; arti wegnehmen dirumuskan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1 Tiap-tiap perbuatan dimana orang menempatkan barang atau harta kekayaan orang lain dalam kekuasaannya tanpa turut serta atau tanpa persetujuan orang lain. 2 Tiap-tiap perbuatan dengan mana seseorang memutuskan ikatan dengan sesuatu cara orang lain dengan barang kekayaannya itu. Dalam teori mengambil ada 3 jenis bentuk mengambil : a. Konteks; bahwa suatu perbuatan mengambil apabila seseorang pelaku telah menggeser benda dimaksud, dengan perbuatan itu berarti pelaku telah mengambil. b. Ablasi; pelaku dikatakan mengambil barang sesuatu apabila pelaku meskipun tidak menyentuh atas benda yang dimaksud, tetapi benda telah diamankan dari gangguan orang lain dengan harapan benda dapat dimiliki. c. Aprehesi; mengambil berarti pelaku telah membuat sesuatu benda dalam kekuasaannya yang nyata. Sedangkan arti memiliki : a. Bahwa suatu barang yang diambil oleh pelaku harus dapat dinyatakan bahwa memang barang tersebut akan dimiliki. Praktek peradilan yang dimaksud memiliki ialah : 1. Barang yang telah diambil itu : a. Ia kuasai seorang tuan b. Ia kuasai selaku pemilik c. Ia kuasai selaku seorang penguasa 2. Bahwa perbuatan atas suatu barang yang diambil itu sudah menyatakan kepastian kehendak akan menguasai secara defakto. Universitas Sumatera Utara

3. Pengertian Bencana Alam