4. Tanda-tanda abnormalitas tersebut dapat dibandingkan dengan tanda-tanda
yang normal. 5.
Abnormalitas tersebut dapat diperbaiki dan karenanya penjahat dapat diperbaiki.
6. Treatment lebih menguntungkan bagi penyembuhan penjahat, sehingga tujuan
dari saksi bukanlah menghukum melainkan memperlakukan atau membina pelaku kejahatan.
Maka dari uraian di atas tindakan pidana tersebut mempunyai unsur-unsur yaitu antara lain :
A. Unsur Tindak Pidana Menurut Beberapa Teoritis
Menurut Moeljatno, unsur tindak pidana adalah :
22
1. Perbuatan;
2. Yang dilarang oleh aturan hukum
3. Ancaman pidana bagi yang melanggar hukum
Perbuatan manusia saja yang boleh dilarang oleh aturan hukum. Berdasarkan kata majemuk perbuatan pidana, maka pokok pengertian pada
perbuatan itu, tapi tidak dipisahkan dengan orangnya. Ancaman diancam dengan pidana menggambarkan bahwa tidak mesti perbuatan di dalam kenyataannya
benar-benar dipidana. Pengertian diancam pidana merupakan pengertian umum, yang artinya pada umumnya dijatuhi pidana. Apakah inkonkrito orang yang
melakukan perbuatan dijatuhi pidana ataukah tidak merupakan hal yang lain pengertian pidana.
22
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Rajawali Pers, Jakarta, 2005, hlm. 79.
Universitas Sumatera Utara
Menurut R. Tresna peristiwa pidana adalah suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia yang bertentangan dengan undang-undang atau
peraturan perundang-undangan lainnya, terhadap perbuatan mana diadakan tindakan penghukuman.
Dari rumusan R. Tresna di atas, tindak pidana terdiri dari unsur-unsur : 1.
Perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia 2.
Yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan 3.
Diadakan tindakan penghukuman Dari unsur yang ketiga, kalimat diadakan penghukuman terdapat pengertian
bahwa seolah-olah setiap perbuatan yang dilarang itu selalu diikuti dengan penghukuman, terdapat pengertian seolah-olah setiap perbuatan yang dilarang
selalu diikuti dengan penghukuman. Berbeda dengan Moeljatno, karena kalimat diancam pidana berarti perbuatan itu tidak selalu dan tidak dengan demikian
dijatuhi pidana. Menurut bunyi batasan yang dibuat Vos dapat ditarik unsur-unsur tindak
pidana antara lain : 1.
Kelakuan manusia 2.
Diancam dengan pidana 3.
Dalam peraturan perundang-undangan Dapat dilihat pada unsur yang ketiga penganut paham dualisme tersebut,
tidak ada perbedaan yaitu bahwa tindak pidana itu adalah perbuatan manusia yang dilarang, dimuat dalam undang-undang, dan diancam dengan pidana bagi yang
melakukan.
Universitas Sumatera Utara
Dari unsur yang ada jelas terlihat bahwa unsur-unsur tersebut tidak menyangkut diri si pembuat atau dipidananya pelaku, semata-mata mengenai
pembuatannya. Akan tetapi jika dibandingkan dengan penganut paham monoisme
memang tampak berbeda. Penulis mengambil dua rumusan saja yang di muka telah dikemukakan yaitu Jonkers dan Schrevandijk.
Dari batasan yang dibuat oleh Jonkers penganut paham monosime dapat dirinci unsur-unsur tindak pidana antara lain :
23
1. Perbuatan
2. Melawan hukum yang berhubungan dengan
3. Kesalahan yang dilakukan oleh orang yang dapat
4. Dipertanggungjawabkan
Sementara itu Schrevandijk dalam batasan yang dibuatnya secara panjang lebar itu jika dirinci terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
1. Kelakuan orang yang
2. Bertentangan dengan keinsyafan hukum
3. Diancam dengan hukuman
4. dilakukan dengan hukum
5. Dipersalahkan atas kesalahan
Walaupun rincian dari ketiga rumusan di atas tampak berbeda, namun pada hakekatnya ada persamaan yaitu tidak memisahkan antara unsur mengenai
perbuatannya dengan unsur yang mengenai diri orangnya.
23
E. Utrecht, Hukum Pidana I, Pustaka Tinta Mas, Surabaya, 1986, hlm. 251.
Universitas Sumatera Utara
B. Unsur-unsur Rumusan Tindak Pidana Dalam Undang-undang