LKP : Desain Sistem Monitoring Tangki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Pada PT. Phase Delta Control.

(1)

DESAIN SISTEM MONITORING TANGKI

STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM

PADA PT. PHASE DELTA CONTROL

KERJA PRAKTEK

Nama

: IDO NURZAINI AHMAD

NIM

: 07.39010.0040

Program : DIII(Diploma Tiga)

Jurusan : Manajemen Informatika

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA


(2)

PADA PT. PHASE DELTA CONTROL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Ahli Madya Komputer

Oleh:

Nama : IDO NURZAINI AHMAD

NIM

: 07.39010.0040

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Manajemen Informatika

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

2012


(3)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DESAIN SISTEM INFORMASI MONITORING TANGKI SPBU

PADA PT. PHASE DELTA CONTROL

Telah diperiksa, diuji dan disetujui

Surabaya, Juni 2012

Disetujui:

Pembimbing Penyelia

Sri Hariani Eko Wulandari, S.Kom, M.MT Bayu Suharnadi, ST.

NIDN.0726017801

Mengetahui:

Kepala Program Studi DIII Manajemen Informatika

Titik Lusiani, M.Kom., OCA


(4)

i

Sistem informasi monitoring tangki merupakan sistem informasi yang sangat diperlukan dalam pengelolaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang meliputi khususnya bagi manajer atau pemilik SPBU. Sistem monitoring dirasa sangat penting karena dapat digunakan untuk mengetahui stok bahan bakar setiap saat secara akurat yang ada di dalam tangki, dapat mengetahui volume penerimaan bahan bakar dari mobil tangki, dapat mengetahui suhu dan mendeteksi adanya kandungan air dalam tangki, dapat mencegah bahan bakar dalam tangki habis atau overfill (mendeteksi stok minimum dan maksimum), menghasilkan laporan stok, pengisian, event, snapshot dan penyusutan yang lengkap, cepat, akurat sehingga mencegah terjadinya kesalahan pembacaan manusia sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen SPBU secara keseluruhan.

Permasalahan yang dihadapi PT. Phase Delta Control adalah bagaimana membuat desain tampilan program yang komunikatif dan mudah dimengerti oleh pemilik atau manajer SPBU yang menggunakan jasa PT. Phase Delta Control untuk men-setting sistem monitoring tangki.

PT. Phase Delta Control membutuhkan sebuah desain tampilan program yang praktis, komunikatif dan mudah dimengerti oleh pengguna sistem untuk membantu kegiatan monitoring.

Hasil yang diperoleh adalah dapat memudahkan pengguna dalam membaca data – data yang dihasilkan program monitoring. Desain tampilan program yang dibuat ditujukan untuk dapat membantu perusahaan untuk dapat membuat desain program yang lebih efisien dan efektifitas dalam penggunaannya.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II PROFIL PT. PHASE DELTA CONTROL... 6

2.1 Profil Perusahaan ... 6

2.2 Struktur Organisasi ... 7

2.3 Deskripsi Tugas ... 8

2.4 Pengalaman Pekerjaan ... 9

BAB III LANDASAN TEORI ... 11

3.1 Perangkat Keras ... 11

3.2 Sistem Komunikasi Industri RS-485 ... 13


(6)

v

3.4 Master... 23

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN ... 25

4.1 Desain Perangkat Lunak ... 25

4.2 System Flow ... 26

4.3 Data Flow Diagram ... 27

4.4 Entity Relationship Diagram ... 30

4.5 Flowchart Program Monitoring Tangki ... 32

4.6 Prosedur Komunikasi ... 34

4.7 Proses Pengambilan Data ... 37

4.8 Prosedur Kondisi Ada Air Dalam Tangki ... 39

4.9 Program Monitoring Tangki ... 39

4.9.1 Menu File ... 40

4.9.2 Menu Data Log ... 41

4.9.3 Menu Login Supervisor ... 44

4.9.4 Menu Setup ... 44

BAB V PENUTUP ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(7)

B A B I

P E N D A H U L U A N

1.1 Latar Belakang Masalah

Peran sistem informasi terhadap kemajuan organisasi atau perusahaan

sudah tidak diragukan lagi. Dengan dukungan sistem informasi yang baik maka sebuah perusahaan akan memiliki berbagai keunggulan kompetitif sehingga mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

Pemanfaatan komputer sebagai alat kerja bantu, khususnya sebagai media pengolah data sehingga bisa diambil keputusan yang tepat dalam melakukan suatu tindakan terus berkembang dengan pesat. Itu semua berkat kemajuan teknologi yang didorong oleh keinginan manusia untuk dapat melakukan pekerjaan dengan cepat, tepat dan aman.

Sistem monitoring tangki merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum atau yang lebih dikenal dengan sebutan SPBU dalam pengambilan keputusan dan merupakan salah satu faktor untuk berhasil tidaknya suatu manajemen SPBU. Sistem monitoring dapat digunakan untuk mengetahui stok bahan bakar setiap saat secara akurat yang ada di dalam tangki, dapat mengetahui volume penerimaan bahan bakar dari mobil tangki, dapat mengetahui suhu dan mendeteksi adanya kandungan air dalam tangki, dapat mencegah bahan bakar dalam tangki habis atau overfill (mendeteksi stok minimum dan maksimum), menghasilkan laporan stok, pengisian, event, snapshot dan penyusutan yang lengkap, cepat, akurat sehingga mencegah terjadinya kesalahan pembacaan manusia. Jika sistem monitoring ini tidak ada


(8)

maka tentu saja menghambat kinerja staf SPBU, contohnya saja jika ingin mengetahui adanya kandungan air di dalam tangki, sulit bahkan tidak mungkin untuk melakukannya secara manual.

PT. Phase Delta Control merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa informasi dan otomasi. Bidang otomasi, khususnya aplikasi Monitoring System, yang merupakan salah satu bidang yang menjadi fokus perusahaan. Namun perusahaan ini dirasa menemukan kendala yaitu bagaimana membuat desain tampilan program yang efektif, efisien dan mudah dimengerti oleh user.

Saat ini PT. Phase Delta Control sudah berusaha untuk mengimplementasikan sebuah sistem informasi monitoring, persoalannya, tampilan sistem informasi yang ada dirasa kurang memenuhi kebutuhan user serta sulit untuk dimengerti.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis terdorong untuk membuat sebuah tampilan sistem atau program yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan user.

Oleh karena itu dalam kerja praktek yang dilaksanakan pada PT. Phase Delta Control tersebut, dilakukan analisa terhadap sistem yang ada. Dimana analisa yang dilakukan untuk memperbaiki sistem yang sudah ada, khususnya terhadap tampilan program agar dapat memaksimalkan kinerja sistem.


(9)

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana membuat dan merancang desain monitoring sistem pada PT. Phase Delta Control yang meliputi:

1. Bagaimana membuat dan merancang desain tampilan program yang mencakup informasi-informasi yang dibutuhkan oleh user?

2. Bagaimana membuat dan merancang desain tampilan program yang mudah dipahami dan dimengerti oleh user?

3. Bagaimana membuat dan merancang desain tampilan program yang mampu menampilkan laporan yang akurat?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan masalah dalam pembuatan sistem informasi hanya mencakup tentang desain tampilan program monitoring sistem.

1.4 Tujuan

Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk membuat dan merancang sebuah desain tampilan program yang lebih mudah untuk dipakai oleh user terkait dengan kesulitan user dalam memahami data yang dihasilkan.

1.5 Manfaat

Manfaat dari kerja praktek ini adalah untuk membuat desain tampilan program yang lebih efektif, efisien dan mudah dimengerti oleh user.


(10)

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan kerja praktek ini disusun secara sistematis dalam lima bab yang akan memudahkan pemahaman penulis dan pembaca terhadap penelitian proyek sistem informasi yang telah dilakukan. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai sistematika dalam penulisan laporan proyek sistem informasi ini.

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembuatan laporan, manfaat bagi penggunanya, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II PROFIL PT. Phase Delta Control

Bab ini membahas tentang gambaran umum PT. Phase Delta Control dan struktur organisasi yang bersangkutan beserta job descriptionnya.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang berbagai macam teori yang mendukung dalam pembuatan dokumentasi yaitu pengertian sensor, pengertian konsep dasar Sistem Komunikasi Industri RS-485, pengertian RTU(Remote Terminal Unit), diagram dasar jaringan, Modul Remote Data Acquisisi, ADAM(modul controller). BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

Bab ini membahas tentang cara kerja sistem monitoring, tampilan program monitoring tangki, snapshot program monitoring tangki, analisis document flow, data flow diagram, context diagram, entity relationship diagram beserta struktur file.


(11)

5

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan desain tampilan program serta saran yang bertujuan untuk pengembangan sistem ini di masa yang mendatang.


(12)

6

2.1 Profil Perusahaan

PT. Phase Delta Control didirikan di hadapan Notaris pada tanggal 2 Februari 1994. Bidang usaha yang ditangani meliputi elektrikal, instrumentasi, supplier dan kontraktor. Dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat cepat, akhirnya PT. Phase Delta Control secara khusus mengembangkan diri pada bidang informasi dan otomasi. Untuk mendukung riset dan pengembangan, PT. Phase Delta Control bekerja sama dengan ADVANTECH - Taiwan yang telah bersertifikasi ISO 9001 untuk penyediaan perangkat keras yang memenuhi standar industri (industrial standard).

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan otomasi, dimana setiap proses/pekerjaan harus berlangsung efektif dan efisien, maka diperlukan suatu alat bantu berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Untuk perencanaan perangkat keras dan lunak tersebut PT. Phase Delta Control siap membantu, dalam hal ini meliputi perencanaan suatu sistem informasi dan otomasi berbasis PC (Personal Computer). Dengan menggunakan suatu teknologi yang tepat maka akan sangat menguntungkan dalam waktu, pikiran dan biaya, sehingga waktu, biaya, dan pikiran tersebut bisa dialokasikan untuk hal-hal lain yang lebih penting. Bentuk-bentuk dukungan yang akan diberikan antara lain :


(13)

7

A. Desain Sistem :

1) Otomasi proses, monitoring, akuisisi data dan telemetri. 2) Industrial PC, Server.

B. Agen dan Technical Support untuk produk-produk ADVANTECH, yang berupa :

1) Peralatan Industrial Automation : Modul Data Acquisition and Control, Signal Conditioning, Industrial Communication, dan Application Software & MMI.

2) Embedded PC : All-in-one Pentium, 486, dan 386 Biscuit PCs; half-size Pentium, 486 dan 386 SlotPCs; Modul Ekspansi PC/104; Solid State Disk Cards; POS Control Boards.

3) Industrial Computer : Panel PC & MMI, Industrial Workstation, Industrial PC Chassis, All-in-one CPU Card, ISA/PCI Passive Backplane, Flat Panel Monitor.

2.2 Struktur Organisasi

Berikut adalah gambar struktur organisasi pada PT. Phase Delta Control :

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Phase Delta Control

D ir e k tu r

M a n a je r A d m in is tr a s i

& K e u a n g a n

M a n a je r M a r k e tin g

M a n a je r

T e k n ik /IT M a n a je r H R D

E n g in e e r s o ftw a r e

E n g in e e r s o ftw a re

T e k n is i T e k n is i S ta f a d m in S ta f k e u a n g a n


(14)

2.3 Deskripsi Tugas

Berdasarkan struktur organisasi pada gambar 2.1 dapat dideskripsikan tugas yang dimiliki oleh tiap bagian yang bersangkutan sebagai berikut:

1. Direktur

Bertanggung jawab dalam merumuskan kebijakan-kebijakan perusahaan dan memegang pimpinan perusahaan.

2. Manajer HRD/Marketing

Bertanggung jawab dalam pengorganisasian sumber daya manusia dalam perusahaan sekaligus menjadi ujung tombak dalam pemasaran perusahaan. 3. Manajer Teknik

Bertanggung jawab dalam bidang teknik pekerjaan, melakukan riset-riset, dan mengorganisasikan enginer-enginer teknik dibawahnya.

4. Engineer Software

Bertanggung jawab dalam bidang software yang berkaitan dengan pekerjaan, termasuk maintenance software lama maupun pembuatan software baru 5. Engineer Hardware

Bertanggung jawab dalam bidang hardware yang berkaitan dengan pekerjaan, termasuk pengadaan dan konfigurasi peralatan, instalasi, dan maintenance.


(15)

9

2.4 Pengalaman Pekerjaan

Berikut ini adalah tabel pengalaman pekerjaan dari PT.Phase Delta Control.

Tabel 2.1. Pengalaman Pekerjaan

No. Tahun Nama Pekerjaan dan Lokasi

1 1997 Pengadaan ADAM-4500 Series, PT.

Abakus Informindo Systems, Surabaya

2 1997 Pemasangan Sistem Komunikasi Lokal

Bandara Juanda, Perum Angkasa Pura I, Surabaya

3 1997 Pengadaan ADAM-4500 & 4000 Series

untuk Praktikum, Lab. Politeknik ITS, Surabaya

4 1997 Pengadaan Server Industrial Computer,

Kopegtel Citra Bekisar, Surabaya

(Project : Info Billing (109) Telkom DIVRE V)

5 1998 Pengendalian Proses Kristalisasi CPO, PT.

Damai Sentosa Cooking Oil – Surabaya. (Partner : Politeknik ITS)

6 1998 Pengadaan Server Industrial Computer,

Kopegtel Citra Bekisar, Surabaya (Project : Voice Mail)

7 1999 Tank Monitor, SPBU – Segoro Madu,

Gresik

8 1999 Desain, Pengadaan, Pengerjaan Gardu

Induk Tanpa Operator (GITO) di PT. PLN (Persero) Sektor Tuntang – Salatiga, dengan Master GI. Srondol dan Site di (GIS. Simpang Lima, GIS. Kalisari)

9 2000 Perbaikan dan perubahan sistem kabel

menjadi radio untuk PMS (Power Monitoring System) GIS. Waru-GI. Ispatindo, PT. (Persero) PLN, Sektor Surabaya

10 2000 Desain, Pengadaan, Pengerjaan Tank

Monitor, SPBU – Banyuwangi

11 2000 Print Out Pompa Bensin, SPBU – Prapen, Surabaya

12 2000 Pembuatan Software Control Motor dan


(16)

No. Tahun Nama Pekerjaan dan Lokasi

13 2000 Desain, Pengadaan, Pengerjaan Gardu

Induk Tanpa Operator (GITO) di PT. PLN (Persero) Sektor Tuntang Salatiga, untuk Site di GIS. Pudak Payung

14 2000 Perbaikan PMS (Power Monitoring

System) GIS. Maspion, PT. (Persero) PLN, Sektor Surabaya

15 2000 Desain, Pengadaan, Pengerjaan Tank

Monitor, SPBU – Jember

16 2000 Desain, Pengadaan, Pengerjaan Alarming

System di CPP KE 5 P/F Java Sea Offshore, Kodeco Energy, Co. Ltd.

17 2000 Desain dan Pembuatan Software Otomasi

Mesin Pembuat Alumunium foil di PT Trias Sentosa, Krian.

18 2004

- sekarang

Desain, pengadaan, pengerjaan tank monitoring, tiket printer, POS sistem SPBU pertamina se-Indonesia


(17)

BAB III

L A N D A S A N T E O R I

3 . 1 P e r a n g k a t K e r a s

Perancangan perangkat keras/Hardware pada Tank Monitor System SPBU bertujuan untuk mengambil data, status, dan keadaan tangki untuk kemudian diubah menjadi sinyal digital yang akan diolah dan ditampilkan oleh Komputer. Termasuk didalamnya antara lain unit sensor, modul kontroller untuk komunikasi , modul data Acquisisi Analog input, digital input dan beberapa komponen tambahan lainnya. Khusus modul kontroller untuk komunikasi tipe ADAM-4520, modul data acquisisi Analog input tipe ADAM-4017 dan Digital input tipe ADAM-4053 menggunakan produk standard industri dari ADVANTECH.

Adapun produk data acquisisi dan kontroler yang merupakan standard industri harus memiliki kelebihan dan ciri-ciri antara lain :

1. Memiliki range level tegangan Analog Input dan level tegangan Digital Input yang lebar.

2. Range tegangan supply yang relatif lebih lebar, karena mengingat keadan tegangan di Industri yang tidak stabil dan sering naik-turun.

3. Adanya proteksi tegangan yang baik, jika terjadi tegangan puncak (peak/Surge) yang mendadak dan cepat. Proteksi ini biasanya diberikan rangkaian tambahan berupa Opto-isolation.

4. Tahan terhadap segala keadan di Pabrik / Industri ( Debu, bahan kimia, dan tahan terhadap temperatur hingga 80°C ).


(18)

5. Mempunyai MTBF ( Mean Time Between failure ) yang lama yaitu usia komponen tersebut jika beroperasi. Karena pada industri modul tersebut beroperasi secara terus-menerus selama 24 Jam.

Desain Hardware dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian utama, yaitu RTU dan Master. Komunikasi data antara RTU dan Master dilakukan dengan menggunakan standard komunikasi RS-485, yang memiliki keunggulan dalam hal jarak yang bisa mencapai 1,2 Km. Hal ini dilakukan mengingat jarak antara tangki (RTU) dengan control room (Master) cukup jauh. Oleh karena standard komunikasi pada PC adalah RS-232 maka perlu diubah menjadi standard komunikasi RS-485 dengan menggunakan modul kontroller komuniasi RS-232 to RS-485 converter produk dari ADVANTECH.

Sistem RTU dan Master secara lengkap dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Sistem RTU dan Master Tank Monitoring

+9V +9V +9V

+9V

Sensor level (stick) Tangki 1 Sensor level (stick)

Tangki 2 Sensor level (stick)

Tangki 3 Sensor level (stick)

Tangki 4 AI0 AI1 AI2 AI3 ADAM-4053 Komparator Komparator Komparator Komparator ADAM-4017 Sensor pintu tangki 1 Sensor pintu tangki 2 Sensor pintu tangki 3 Sensor pintu tangki 4 Sensor Air tangki 1 Sensor Air tangki 2 Sensor Air tangki 3 Sensor Air tangki 4 DI0 DI1 DI2 DI3 DI8 DI9 DI10 DI11 Data + Data -Data + Data -ADAM-4520 Data + Data -RS-485

Industrial Computer RS-232 RS-232 to RS-485 converetr Analog Input Digital Input Plant (RTU) Control Room (Master) 1 2 3 1 1 1 2 2 2 3 3 3


(19)

13

3.2 Sistem Komunikasi Industri RS-485

EIA RS-485 banyak digunakan di industri sebagai komunikasi dua arah. Terutama dikembangkan untuk industri yang memakai sistem komunikasi multi drop yang dapat mengirim dan menerima data dengan kecepatan tinggi dan jarak yang jauh.

Spesifikasi dari protocol EIA RS-485 adalah sebagai berikut : 1. Jarak maksmum 1200 meter.

2. Kecepatan transfer data sampai dengan 10 Mbps atau lebih.

3. Transmisi dengan cara differensial dengan resistansi yang tinggi terhadap noise.

4. Maksimum 32 titik per segment.

5. Komunikasi dua arah antara master dan slave melalui sepasang kabel. 6. Hubungan secara parallel untuk tiap-tiap titik melalui multi drop.

3.2.1 Diagram Dasar Jaringan

Multi drop RS-485 menggunakan sepasang kable tiap segmen. Modul yang dihubungkan dengan sepasang kabel tersebut dinamakan drop kabel. Dimana hubungan tersebut dilakukan secara paralel sehingga dilakukan atau penyambungan atau pemutusan hubungan tiap-tiap titik modul tidak mempengaruhi seluruh jaringan. Modul ADAM menggunakan strandart RS-485 dan menggunakan perintah ASCII sehingga dapat dihubungkan dan dapat berkomunikasi dengan seluruh komputer yang dapat menggunakan perintah ASCII (misal PC IBM atau kompetible IBM).


(20)

Beberapa metode hubungan jaringan RS-485, antara lain sebagai berikut: 1. Daisy Chain :

Seluruh modul dihubungkan langsung pada sepasang kabel utama. Dimana setiap akhir segment dapat ditambahkan sebuah repeater jika sinyal tersebut lemah. Total seluruh modul yang dapat dihubungkan dengan sepasang kable utama (data+ , data-) dapat mencapai 255 modul yang dapat dialamati. Modul ADAM konverter, modul ADAM Repeater dan house komputer adalah modul yang tidak dapat dialamati, sehingga tidak termasuk dalam hitungan 255 modul diatas.

2. Hubungan Star :

Pada hubungan ini repeater dihubungkan dari sepasang kabel utama dan dari masing-masing repeater tesebut dihubungkan dengan modul-modul ADAM yang dapat dialamati. Sehingga masing-masing modul ADAM yang dapat dilamati tersebut yang hanya dihubungkan dengan modul ADAM repeater saja. Jenis hubunga ini tidak dapat dilakukan jika jaraknya sangat jauh karena bisa menimbulkan signal distortion pada hubungan tersebut.

3. Hubungan Random :

Jenis hubungan ini adalah gabungan antara kedua jenis hubungan diatas dan terkesan lebih acak.

3.3 Remote Terminal Unit

Remote Terminal Unit (RTU) dipasang di sekitar tangki (plant), dimana didalam RTU terdapat unit sensor, modul data acquisisi Analog input (Advantech ADAM-4017) , modul data acquisisi Digital Input (Advantech ADAM-4053), dan


(21)

15

komponen tambahan pendukung lainnya. Untuk sensor pada tangki terdapat sensor level (ketinggian) bahan bakar, sensor air dan sensor pintu tangki.

3.3.1 Sensor

Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah menjadi besaran listrik disebut Transduser.

A. Sensor Level ( Ketinggian Bahan Bakar )

Untuk Tangki indikator yang perlu diambil data dan statusnya antara lain; ketinggian bahan bakar, sensor air dan tutup Tangki.

Bentuk tangki yang seperti demikian menyebabkan perbandingan kenaikan ketinggian bahan bakar dengan volume bahan bakar tidak Linear. Hal ini dapat diatasi dengan bantuan perangkat lunak /Software, sehingga sesuai antara kenaikan bahan bakar pada tangki dengan volume bahan bakar..

Prinsip kerja dari sensor sangat mirip dengan sebuah Potensiometer. Dimana dengan naik-turunnya pelampung yang menunjukkan ketinggian Tangki juga akan menyebabkan naik-turunnya nilai resistansi. Prinsip kerja sensor ini dapat ditunjukkan pada gambar dibawah.

Pada sensor level (stick) terminal no.1 dihubungkan dengan tegangan +9 Volt terminal no.3 dihubungkan dengan ground (GND) dan terminal no.2 dihubungkan dengan analog input modul ADAM-4017. Pada sensor level ini terdiri dari susunan resistor dengan nilai risistansi tertentu dan terdapatmicroswitch. Jika pelampung naik/turun pada ketinggian tertentu maka nilai resistansi akan berubah-ubah. Dan jika diberikan tegangan pada


(22)

terminal-terminal tersebut diatas maka pada terminal-terminal no.2 akan menghasilkan tegangan yang Variatif antara 0-9 Volt. Digunakan suply tegangan DC 9 Volt karena modul Analog Input ADAM-4017 memiliki level tegangan antara 0-10 Volt dan level arus 4-20 mA.

Gambar 3.2 Sensor dan Tangki Bahan Bakar

Gambar 3.3 Prinsip Dasar Sensor Level (Ketinggian) Bahan Bakar

Tangki

2

,5

m

Bahan Bakar (Solar/Premium/Premix) Sensor Level

Box connector kabel

Pelampung

1 2 3

Resistance

0% 100%


(23)

17

B. Sensor Pintu Tangki

Pada sensor pintu digunakan Magnetic Switch. Yaitu switch yang bekerja berdasarkan gaya magnet, jika suatu magnet didekatkan pada switch tersebut maka switch akan menutup (close) dari kondisi semula yang terbuka (Open).

Gambar 3.4 Magnetic Switch Tampak Atas dan Tampak Samping

Output dari magnetic switch akan dihubungkan dengan modul data acquisisi ADAM-4053 sebagai Digital Input. Sehingga dapat diketahui apakah pada saat itu pintu Tangki dibuka atau tidak, karena pada dasarnya pintu Tangki hanya dibuka saat ada pengisian bahan bakar.

C. Sensor Air

Bahan bakar (Premium/Solar/Premix) mempunyai resistansi yang besar, sedang air mempunyai resistansi yang kecil. Maka dengan prinsip inilah maka perlu memodifikasi sendiri sensor air, selain untuk menghemat biaya juga penggantian komponen tidak perlu menunggu terlalu lama karena harus

Magnetic Switch Permanent

Magnet

Tampak Atas

Tampak samping


(24)

menunggu barang yang harus diimpor dari luar. Prinsip dasar dari sensor air, pada dasarnya adalah dua buah kawat tembaga yang diletakkan sepanjang sensor level (stick) dan memanjang ke dalam Tangki. Jika pada bahan bakar terdapat air maka secara automatis kedua tembaga akan terhubung singkat hal ini dianalogikakan sebagai sebuah switch. Rangkaian tambahan berupa Op-Amp sebagai comparator untuk membandingkan antara tegangan referensi dengan pengaturan Potensiometer dengan tegangan dari sensor air. Dimana rangkaian comparator Op-Amp untuk sensor air dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Op-Amp Comparator Untuk Sensor air

Prinsip kerja dari comparator ini adalah membandingkan tegangan antara tegangan dari input (+) dengan input (-) dari Op-Amp. Dimana input (+) dihubungkan dengan Variable Resistor (VR) 10K, dan input (-) dihubungkan dengan sensor air yang sebelumnya di Pull Up dengan resistor 4M7. Jika pada tangki tidak terdapat air maka sensor air yang berupa dua kawat tembaga seolah-olah terbuka sehingga input (-) lebih positip dari input (+), maka output dari komparator akan sama dengan 0V. Dan jika pada tangki terdapat air, maka sensor air yang berupa dua kawat tembaga akan terhubung sehingga tegangan input (+)

+12V

Sensor Air

Output

4M7 VR 10K


(25)

19

lebih positip dari tegangan input (-) karena arus dari resistor Pull Up 4M7 akan menuju Ground (GND). Sehingga tegangan output menjadi +12V. Dan tegangan output ini kemudian dihubungkan dengan modul data acquisisi ADAM-4053 Digital input. Modul data acquisisi ADAM-4053 memiliki spesifikasi digital input level ‘0’ : 0 s/d +1V max, dan level ‘1’ : +3.5 s/d +30V max.

3.3.2 Modul Remote Data Acquisisi

Modul remote data acquisisi yang digunakan di sisi RTU (Remote Terminal Unit) adalah modul Analog Input ADAM-4017 modul Digital Input ADAM-4053 keduanya produk dari Advantech. Modul remote data Acquisisi tersebut menggunakan standard komunikasi multi drop RS-485. Pada standard komunikasi multi drop RS-485 data komunikasi mempunyai format komunikasi Serial namun data dihubungkan melalui diferential tegangan Data + dan Data -. Standard komunikasi RS-485 disebut sebagai Multi Drop karena dari kabel data + dan data- dapat dipasang beberapa node (titik) modul data acquisisi, dan menggunakan prinsip ID untuk mengalamati masing-masing modul data acquisisi tersebut.

A. ADAM-4017 ( Analog Input )

ADAM-4017 memiliki 8 chanel Analog input yang ke-8 input channel dapat diprogram. Di sisi input dari ADAM-4017 terdapat opto isolator yang memberikan isolasi sampai dengan 500 Vdc. Modul ADAM-4017 menggunakan standard komunikasi multi drop RS-485 dan menggunakan microprocessor dan A/D converter 16-bit. Dan output data berupa satuan teknik seperti Volt, Ampere. Hal ini dapat dilakukan karena data dari ADC masuk ke Microprocessor dan data


(26)

tersebut diubah oleh microprocessor ke dalam satuan Volt, Ampere, Sehingga hal tersebut memudahkan dalam pemrograman karena data output yang dibaca sudah berupa data real dalam Volt atau Ampere dan tidak dalam bentuk Hexadesimal. Selain itu microprocessor juga mengatur komunikasi dengan RS-485.

Pada tabel 3.1. menunjukkan spesifikasi teknik dari modul data Acquisisi ADAM-4017

Tabel 3.1 Spesifikasi Teknik ADAM-4017

No. Jenis Spesisfikasi

1 Analog input Channel 6 differential 2 Single Ended

2 Input Type MV, V, Ma

3 Input Range ±150mV, ±500mV ±1V, ±5V, ±10V ±20mA

4 Sampling rate 10 sample/sec (total)

5 Accuracy ±0.1 % or better

6 Zero drift ±0.03 mV/°C

7 Span drift ± 25ppm/°C

8 Power Requirements +10 to +30 Vdc ( non regulated ) 9 Power Consumption 1.2 W


(27)

21

Gambar 3.6 Blok Diagram Rangkaian Modul ADAM-4017

Gambar 3.7 ADAM-4017

B. ADAM-4053 ( 16 Channel Digital Input )

ADAM-4053 merupakan modul data acquisisi digital input 16 Channel. Dengan level tegangan input logic ‘1’ :+3,5V to +30V dan level logic ‘0’ : +1Vmax. ADAM-4053 memiliki range tegangan level logic ‘0’ dan logic’1’ yang lebar dimaksudkan karena pada industri tegangan tidaklah konstan dan stabil sehingga modul data acquisisi ini sangat cocok di industri. Selain itu modul ADAM-4053 juga dilengkapi dengan optoisolated signal yang berfungsi untuk proteksi tegangan digital input yang memiliki tegangan surja yang tinggi. Proteksi

mV/V/mA +In0 -In0

+In7

LPF Filter 10Hz

mV/V/mA

16 Bit A/D Converter Buffer PGA

Microcontroller 80188

RS-485 comm

Data + Data

-EEPROM Config Data Alarm Seting Photo


(28)

ini mencapai tegangan 500Vdc. Pada tabel dibawah diberikan data spesifikasi teknis dari ADAM-4053.

Tabel 3.2 Spesifikasi Teknik ADAM-4053

Pada gambar 3.8 dibawah merupakan gambar blok diagram rangkaian ADAM-4053.

Gambar 3.8 Blok Diagram Rangkaian Modul ADAM-4053

Microcontroller untuk semua modul data Acquisisi menggunakan microcontroller 80188 produksi intel.

No. Jenis Spesifikasi

1 Digital Input Channel 16 Channel

2 Digital Input Logic level 0 :+1V max Logic level 1:+3,5 to +30 V 3 Isolation Voltage 500Vrms

4 Power Suply +10 to +30 Vdc

Microcontroller 80188

RS-485 comm

Data +

Data

-EEPROM Config Data Alarm Seting 16 Channel

Digital Input .

. . . . .

. Photo

Isolation DI0 +

DI0

-+5V

DI15 +

DI15 -+5V


(29)

23

3.4 Master

Master diletakkan di ruang kontrol room, dimana pada master semua kegiatan monitoring dan pengolahan data dilakukan pada komputer PC. Disini komputer PC dipilih menggunakan industrial Komputer mengingat kondisi komputer yang harus menyala terus menerus selama 24 Jam. Industrial Komputer yang digunakan produk dari Advantech dengan Tipe IPC-610. Selain itu pada sisi Master terdapat modul ADAM-4520 Konverter RS-232 to RS-485 produk dari Advantech. Sehingga komunikasi antara Master dengan RTU menggunakan komunikasi multi drop RS-485.

Pada komputer PC terdapat perangkat lunak (Software) untuk monitoring tangki dan perangkat lunak untuk pengolahan data hasil pencatatan (record) keadaan dan status tangki sehari-hari. Sehingga ketika terjadi perubahan pada keadaan/status tangki sewaktu-waktu operator dapat mengetahui, operator tanpa harus memantau didepan komputer secara terus-menerus. Selain itu pada perangkat lunak terdapat password untuk operator, jika terjadi pergantian shift operator. Pada sisi Master ada 2 bagian besar yang dapat dijelaskan diantaranya; modul kontroller ADAM-4520 dan Komputer (PC).

konverter ini mengubah format komunikasi standard RS-232 pada komputer PC menjadi format komunikasi standard RS-485 pada modul data acquisisi (ADAM-4017, ADAM-4053). Seperti pada gambar 3.1. diatas dapat dilihat, kabel data komunikasi ( data + dan data - ) dihubungkan antara modul ADAM-4017, ADAM-4053 dan ADAM-4520 menjadi satu. Sehingga untuk membedakan antara modul ADAM-4017 dan modul ADAM-4053 menggunakan sistem pengalamatan pada masing-masing modul. Sedang proses pengambilan


(30)

data antara modul ADAM-4017 dan modul ADAM-4053 komputer PC akan mengirim data alamat tertentu pada serial RS-232 yang secara otomatis akan didekode oleh ADAM-4052 menjadi format RS-485 dan data alamat tersebut akan secara otomatis akan menunjuk modul data acquisisi yang mempunyai alamat tersebut.

Gambar 3.9 Blok Diagram Rangkaian ADAM-4520

Pada sistem komunikasi RS-485, oleh karena hubungan antara modul data Acquisisi menggunakan 2 jalur kabel yaitu Data(+) dan Data (-), maka untuk membedakan antara modul data acquisisi satu dengan lainnya dengan menggunakan prisnsip pengalamatan ID. Prinsip pengalamatan ID pada standard komunikasi RS-485 dapat mencapai alamat FFH (255) sehingga maksimum modul data acquisisi yang dapat dipasang pada komunikasi ini untuk 1 jalur data sebesar 255 modul data acquisisi.

RS-232 Receiver/ Driver TXD RXD RTS GND DATA Microcontroller 80188 DATA RS-422/ RS-485 Receiver/ Driver Opto Coupled Isolation Data + Data -TX + TX -RX + RX -RS-485 Direction Control Logic GND GND 4,9152MHz Osc RS-422


(31)

BAB IV

DESKRIPSI PEKERJAAN

4.1 Desain Perangkat Lunak

Desain software dimaksudkan untuk merancang perangkat lunak untuk dapat mengoperasikan seluruh kegiatan monitoring tangki pompa bensin. Kegiatan monitoring tersebut diantaranya memantau keadaan tangki , status tertentu dari tangki, dan melakukan pencatatan secara automatis setiap 30 menit. Proses ini semua dilakukan dikontrol oleh perangkat lunak ( Software ) yang terdapat pada komputer PC di kontrol room ( Master ).

Salah satu keuntungan dari pengembangan sistem kontrol dengan berbasis PC ( PC-Based control system and Monitoring ) adalah kemudahan dalam hal pengembangannya, karena kemudahan dalam mendapatkan modul-modul yang sudah banyak terdapat di Pasaran selain itu juga harga yang relatif lebih murah.

Diharapkan dengan adanya software monitoring tangki pompa bensin ini seorang petugas tidak akan perlu lagi harus mengukur volume pada tangki dengan mengukur ketinggian bahan bakar tersebut dengan mengukur ketinggiannya, karena selain harus mengkonversi dari ketinggian bahan bakar ke volume bahan bakar dengan menggunakan daftar tabel juga dikhawatirkan resikonya jika tangki bahan bakar saat dibuka, maka dengan adanya perangkat lunak ini diharapkan sangat membantu kerja seorang petugas. Disini data yang ditampilkan langsung ke dalam bentuk satuan Volume dan pemantauan volume dapat dilakukan secara terus-menerus tanpa harus membuka tutup dari tangki bahan bakar tersebut.


(32)

Selain itu juga memudahkan pencatatan data volume bahan bakar setiap setengah jam, tanpa khawatir akan terlewati karena pencatatan dilakukan secara automatis. Selain itu system ini juga dilengkapi dengan detektor adanya kandungan air dalam tangki dan detektor sensor pintu tangki jika pintu dibuka. Hal ini pintu tangki dibuka hanya jika dilakukan pengisian bahan bakar.

Pada pemrograman Visual Basic program harus ditulis ke dalam bentuk prosedur-prosedur. Demikian juga pada program monitoring Tangki ini program juga ditulis dalam prosedur-prosedur.

4.2 Sistem Flow

Berikut ini akan digambarkan sistem flow sistem monitoring tangki BBM.


(33)

27

4.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) dari sistem informasi monitoring tangki pada tangki BBM adalah sebagai berikut:

A. Context Diagram dari sistem informasi monitoring tangki BBM terdapat 2 entity yang berhubungan langsung dengan sistem ini, yaitu supervisor dan operator. Dapat dilihat pada gambar 4.2

Laporan_Snapshot 1 Laporan_Log_Event 1

Data_Log_Event_Dari_Sensor Data_Snapshot_Dari_Sensor Data_Tinggi_&_Volume_Pengukuran_Manual

Data_Volume_Pengukuran_Manual Data_Tinggi_Pembacaan_Sensor_Stick

Data_Tinggi_Pengukuran_Stick_Manual Data_Properti_Tangki Data_Setup_Komunikasi

Laporan_Snapshot 2 Laporan_Log_Event 2

0 Monitoring

Sistem

+

SUPERVISOR

OPERATOR


(34)

B. DFD Level 0

DFD level 0 dari sistem informasi monitoring tangki BBM adalah decompose dari context diagram dimana menjelaskan lebih detil 3 proses yang terdapat dalam sistem informasi monitoring ini yaitu setting master, transaksi dan cetak laporan. Dapat dilihat pada gambar 4.3

Baca Baca Laporan_Log_Event 1 Laporan_Log_Event 2 Laporan_Snapshot 1 Laporan_Snapshot 2

Simpan & Baca Kalibrasi Awal

Simpan & Baca Kalibrasi Volume Simpan & Baca Kalibrasi Tinggi Minyak

Simpan & Baca Kalibrasi Tinggi Stick Simpan & Baca Data Log Event

Simpan & Baca Data Snapshot

Data_Log_Event_Dari_Sensor Data_Snapshot_Dari_Sensor Baca Data Setting

Baca Setup Komunikasi

Data_Tinggi_&_Volume_Pengukuran_Manual Data_Volume_Pengukuran_Manual Data_Tinggi_Pembacaan_Sensor_Stick Data_Tinggi_Pengukuran_Stick_Manual

Simpan & Baca Data Setting Simpan & Baca Setup Komunikasi

Data_Properti_Tangki Data_Setup_Komunikasi SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR OPERATOR OPERATOR OPERATO R OPERATOR 1 Proses Setting Master + 2 Proses Transaksi monitoring+ 3 Cetak Laporan +

1 Data Setup

Komunikasi 2 Data Setting Properti

3 Data Snapshot

4 Data Log Event

5 Ketinggian StickData Kalibrasi

6 Data Kalibrasi

Ketinggian Minyak

7 Data Kalibrasi Volume

8 Data Kalibrasi Awal


(35)

29

C. DFD Level 1 Proses 1 Setting Master

Simpan & Baca Data Setting Simpan & Baca Setup Komunikasi

Data_Properti_Tangki Data_Setup_Komunikasi SUPERVISOR

SUPERVISOR

1 Data Setup

Komunikasi

2 Data Setting Properti

1 Setup Komunikasi 2 Setting Properti

Gambar 4.4 DFD Level 1 Proses 1 Setting Master

D.DFD Level 1 Proses 2 Transaksi

Gambar 4.5 DFD Level 1 Proses 2 Transaksi

Baca Baca Baca Baca Baca Baca Baca Simpan&Baca Simpan&Baca Simpan&Baca Simpan&Baca Simpan&Baca Simpan&Baca

Data Tinggi & Volume Pengukuran Manual Data Volume Pengukuran Manual Data Tinggi Pengukuran Stick Manual Data Tinggi Pembacaan Sensor Stick

Data Log Event Dari Sensor Data Snapshot Dari Sensor

1 Data Setup

Komunikasi 2 Data Setting Properti

Operator Operator Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor

3 Data Snapshot

4 Data Log Event

5 Data Kalibrasi

Ketinggian Stick

6 Data Kalibrasi

Ketinggian Minyak

7 Data Kalibrasi Volume

8 Data Kalibrasi Awal

1 Proses Pencatatan Snapshot 2 Proses Pencatatan Data Log Event 3 Proses Kalibrasi Stick(Ketinggian ) 4 Proses Kalibarasi Ketinggian Minyak 5 Proses Kalibrasi Volume 6 Proses Kalibrasi Awal


(36)

E.DFD Level 1 Proses 3 Cetak Laporan Baca Baca Laporan_Log_Event 1 Laporan_Log_Event 2 Laporan_Snapshot 2 Laporan_Snapshot 1 SUPERVISOR OPERATOR SUPERVISOR OPERATOR

4 Data Log Event

3 Data Snapshot

1 Cetak Laporan Snapshot 2 Cetak Laporan Log Event

Gambar 4.6 DFD Level 1 Proses 3 Cetak Laporan 4.4 Entity Relationship Diagram

Di bawah ini Entity Relationship Diagram (ERD) dari sistem informasi monitoring tangki BBM, adalah sebagai berikut:

A. Conceptual Data Model

Conceptual Data Model (CDM) dari sistem informasi monitoring pada tangki BBM terdapat 8 tabel. Masing-masing tabel mempunyai relasi ke tabel lain seperti pada gambar 4.7.

Relasi_Id_Tangki4 Relasi_Id_Tangki5 Relasi_Id_Tangki6 Relasi_Id_Tangki3 Relasi_Id_Tangki2 Relasi_Id_Snapshot Relasi_Id_Tangki1 Relasi_No_Port_Komunikasi

Data Setup Komuni kasi No_Port_Komunikasi Setting _Port_Komuni kas i Setting _Port_R emote ID_AD AM _4017 ID_AD AM _4053 Waktu_Snapshot Jam_Laporan_Pagi Jam_Laporan_Sore Nama_Spbu Interval_Data Interval_Penyes uaian Batas_Atas_Penyesuaian Batas_Bawah_Penyes uaian Kali_Peng ambilan_Realtime

Data Setti ng Pr operti Id_Tangki

Nama_Isi Pig _Stick Posi si _X Posi si _Y W_Gaug e W_Panel W_Nama Satuan_Tingg i Satuan_Volume

Data Kalibrasi Ketingg i an Stick Id_Kal Stick

Hasil_Baca

D ata Kalibrasi Ketingg ian Minyak Id_Kal Minyak

Hasil_Sensor Hasil_M anual

Data Kalibrasi Volume Id_KalVolume Volume_Sensor Volume_Manual

Data Kalibrasi Awal Id_KalAwal Tingg i_Manual Tingg i_Sensor Volume_Manual

D ata Log Event Id_Log Event Tang g al_Event Jam_Event Keterangan Detil_Snapshot No

Panjang_Ting g i Panjang_Volume Data_Snaps hot Id_Snapshot Tang g al_Snapshot Jam


(37)

31

B. Physical Data Model

Physical Data Model (PDM) adalah hasil generate dari CDM. Data tabel pada PDM inilah yang akan digunakan pada saat membuat aplikasi. PDM dari sistem informasi monitoring tangki BBM dapat dilihat pada gambar 4.8.

ID_TA_GKI = ID_TA_GKI

ID_TA_GKI = ID_TA_GKI

ID_TA_GKI = ID_TA_GKI ID_TA_GKI = ID_TA_GKI

ID_TA_GKI = ID_TA_GKI

ID_S_APSHOT = ID_S_APSHOT ID_TA_GKI = ID_TA_GKI

_O_PORT_KOMU_IKASI = _O_PORT_KOMU_IKASI

DATA_SETUP_KOMU_IKASI _O_PORT_KOMU_IKASI varchar(5) SETTI_G_PORT_KOMU_IKASI varchar(15) SETTI_G_PORT_REMOTE varchar(5) ID_ADAM_4017 varchar(3) ID_ADAM_4053 varchar(3) WAKTU_S_APSHOT integer JAM_LAPORA__PAGI time JAM_LAPORA__SORE time _AMA_SPBU varchar(30) I_TERVAL_DATA integer I_TERVAL_PE_YESUAIA_ integer BATAS_ATAS_PE_YESUAIA_ integer BATAS_BAWAH_PE_YESUAIA_ integer KALI_PE_GAMBILA__REALTIME integer DATA_SETTI_G_PROPERTI ID_TA_GKI varchar(5) _O_PORT_KOMU_IKASI varchar(5) _AMA_ISI varchar(20) PIG_STICK integer POSISI_X integer POSISI_Y integer W_GAUGE varchar(10) W_PA_EL varchar(10) W__AMA varchar(10) SATUA__TI_GGI varchar(10) SATUA__VOLUME varchar(10) DATA_KALIBRASI_KETI_GGIA__STICK ID_KALSTICK varchar(8) ID_TA_GKI varchar(5) HASIL_BACA integer DATA_KALIBRASI_KETI_GGIA__MI_YAK ID_KALMI_YAK varchar(8) ID_TA_GKI varchar(5) HASIL_SE_SOR integer HASIL_MA_UAL integer DATA_KALIBRASI_VOLUME ID_KALVOLUME varchar(8) ID_TA_GKI varchar(5) VOLUME_SE_SOR integer VOLUME_MA_UAL integer DATA_KALIBRASI_AWAL ID_KALAWAL varchar(8) ID_TA_GKI varchar(5) TI_GGI_MA_UAL integer TI_GGI_SE_SOR integer VOLUME_MA_UAL integer DATA_LOG_EVE_T ID_LOGEVE_T varchar(8) ID_TA_GKI varchar(5) TA_GGAL_EVE_T timestamp JAM_EVE_T time KETERA_GA_ varchar(30) DETIL_S_APSHOT _O varchar(10) ID_S_APSHOT varchar(8) PA_JA_G_TI_GGI integer PA_JA_G_VOLUME integer DATA_S_APSHOT ID_S_APSHOT varchar(8) ID_TA_GKI varchar(5) TA_GGAL_S_APSHOT timestamp JAM timestamp


(38)

4.5 Flowchart Program Monitoring Tangki

Flowchart ini menjelaskan keseluruhan proses monitoring tangki.

! "

# !$%

% & ' (

) ( '

*

+ ,

(

#


(39)

33

Gambar 4.10 Flowchart Dasar Program Monitoring Tangki

Pada dasarnya program monitoring tangki diatas adalah mengambil data Analog dan Digital dari modul data Acquisisi ADAM-4053 dan ADAM-4017 kemudian pada program dilakukan konversi tinggi dan konversi liter untuk kemudian ditampilkan.

Pengambilan setting program pada flowchart diatas difungsikan untuk mengambil data informasi mengenai pompa bensin yang bersangkutan tersebut diantaranya; nama SPBU, jumlah Tangki, jenis bahan bakar pada tiap-tiap tangki, dsb. Program tersebut terdapat menu untuk mengubah setting khusus untuk supervisor. Setelah pengambilan setting program dilaksanakan maka prosedur komunikasi dilakukan, prosedur komunikasi dimaksudkan untuk melakukan

tim er = 1jam ?

tulis snapshot

m enu "E xit"?

E ND

1 2

Y

N

N P engis ian

?

Tam pilan "P engisian" tulis event N

Y


(40)

komunikasi antara PC dengan modul data Acquisisi. Dimana prosedur komunikasi akan diterangkan pada bagian lain dari bab ini.

Inisialisasi ADAM-4053 dan ADAM-4017, data snapshot dan data event dilakukan setelah komunikasi antara PC dengan data acquisisi telah terjadi. Dimana inisialisasi ini dimaksudkan untuk pengenalan hardware Data Acquisisi dan membuka database untuk snapshot dan event.

4.6 Prosedur Komunikasi

Dimana flowchart untuk prosedur komunikasi dapat dilihat pada gambar 4.11 di bawah.

Gambar 4.11 Flowchart Prosedur Komunikasi Ambil data Analog & Digital dari Tangki

melalui ADAM-4017 & ADAM-4053

Procedure komunikasi

Komunikasi dengan ADAM-4017 & ADAM-4053

Komunikasi berhasil ?

N = 10 ? N = 0

N = N++

Tampilan "Komunikasi gagal"

End Procedure

N

Y N


(41)

35

Untuk prosedur komunikasi disini dilakukan komunikasi antara ADAM-4017 dan ADAM-4053 dengan komputer PC, dan jika komunikasi antara modul data acquisisi ADAM-4017 dan ADAM-4053 dengan komputer PC gagal maka akan ditampilkan suatu pesan bahwa komunikasi antara PC dengan modul data acquisisi gagal. Dan jika komunikasi gagal maka akan dilakukan pengulangan komunikasi kembali antara PC dengan modul data acquisisi sampai dengan 10x. dan jka telah sampai dengan 10x gagal melakukan komunikasi maka sistem akan menampilkan data liter dan tinggi bahan bakar yang lama, hal ini dilakukan terus-menerus hingga komunikasi antara PC dengan modul data acquisisi berhasil.

Pada flowchart prosedur komunikasi diatas terdapat suatu proses komunikasi antara ADAM-4017 dan ADAM-4053 kemudian ambil data analog dan digital dari modul data Acquisisi, komunikasi antara PC dengan ADAM-4017 dan ADAM-4053 disini PC cukup mengirimkan perintah dengan tipe “string” tertentu melalui serial RS-232 kemudian modul data acquisisi tersebut akan mengirim balik data dengan tipe “string”. Prosedur pengiriman dan pengambilan data analog dan Digital, antara modul data acquisisi dengan PC melalui urutan sebagai berikut :

A. PC mengirim perintah data dengan tipe “string “ ke serial RS-232, data tersebut adalah :

Untuk ADAM-4017:

#AAN (cr): AA (00 s/d FF) menunjukkan alamat hexadesimal 2 karakter, Nmenunjukkan channel yang akan diambil data analog inputnya. Dan (cr) adalah carriage return yaitu data menunjukkan akhir data yang telah dikirim untuk karakter ASCII Enter : (chr 13).


(42)

- Sebagai contoh : Perintah : #120(cr)

Perintah ini meminta modul analog input pada alamat 12h untuk diambil data analog inputnya pada channel 0.

Untuk ADAM-4053 :

$AA6(cr) : AA(00 s/d FF) menunjukkan alamat heksadesimal 2-karakter , 6 menunjukkan perintah Digital Data In. Dan (cr) adalah carriage return yaitu data menunjukkan akhir data yang telah dikirim untuk karakter ASCII Enter : (chr 13).

- sebagai contoh : perintah : $336(cr)

Perintah ini meminta modul Digital input pada alamat 33h untuk diambil data Digital inputnya.

B. Kemudian modul data acquisisi akan merespon balik data hasil konversi bertipe “string” ke host PC. Data tersebut :

untuk ADAM-4017: Response : >+1,4567(cr)

Menunjukkan data pada channel 0 pada ADAM-4017 mempunyai tegangan sebesar +1,4567Volt dan akan ditampilkan pada host PC.


(43)

37

Untuk ADAM-4053 : Response : !112200(cr)

Menunjukkan 2-karakter pertama memberikan response, dengan nilai 11h (00010001) ini berarti bahwa digital input channel 0 dan 4 adalah dalam kondisi HIGH. Dan channel 1,2,3,5,6,7 adalah LOW. Dan karakter kedua memberikan reponse dengan nilai 22h (00100010) ini berarti digital input channel 1 dan 5 dalam kondisi HIGH dan channel 0,2,3,4,6,7 dalam kondisi LOW.

Sedang parameter berhasil tidaknya komunikasi antara PC dengan modul data acquisisi dapat diketahui dari ada tidaknya data yang diterima oleh PC dari modul data acquisisi, jika modul tidak mengirim data apapun maka komunikasi tersebut dinyatakan gagal. Kemudian diulang lagi prosedur pengiriman dan pengambilan data bertipe “string” diatas berulang-ulang hingga dilakukan sampai 10x, jika tetap gagal maka data yang ditampilkan adalah data lama sebelum terjadi gagal komunikasi.

4.7 Proses Pengambilan Data

Pada proses pengambilan data sampai dengan ditampilkan terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan:

A. Pengambilan data dari modul data acquisisi dilakukan dengan cara mengirim suatu perintah bertipe ASCII “string” ke semua modul data acquisisi kemudian modul data acquisisi akan merespon perintah tersebut dengan mengirim kembali jawaban berupa data bertipe ASCII “string” ke komputer PC. Seperti yang dijelaskan diatas.


(44)

B. Khusus untuk data analog dari ADAM-4017 tahapan diatas dilakukan sampai 10kali, kemudian hasilnya dirata-rata. Dengan tujuan mengurangi kesalahan pembacaan karena kemungkinan adanya gelombang bahan bakar didalam tangki.

C. Data berupa tegangan dikonversi menjadi data ketinggian (cm), dari data ketinggian dikonversi lagi menjadi data volume dengan bantuan database dari sipembuat tangki.

D. Untuk data digital dari ADAM-4053 data langsung diambil dan dipisahkan jenis inputnya.

Sehingga proses pengambilan data jika digambarkan seperti ini :

Gambar 4.12 Proses Pengambilan Data Hingga Ditampilkan START

Pengambilan data Analog diambil rata-ratanya dan

data Digital dari modul ADAM.

Konversi data Analog hasil rata-rata dari ADAM-4017 menjadi data ketinggian

konversi data ketinggian menjadi data Volume

bahan bakar

Database volume Tangki

Data Volume, ketinggian dan status tangki

ditampilkan


(45)

39

4.8 Prosedur Kondisi Ada Air Dalam Tangki

Flowchart kondisi ada air dalam tangki adalah sebagai berikut:

Gambar 4.13 Flowchart Prosedur Kondisi Ada Air Dalam Tangki

Pada prosedur kondisi ada air dalam tangki terdapat prosedur untuk check data dari ADAM-4053 data bit 0,1,2,3, ini merupakan Digital Input dari kondisi ada air dalam tangki dari Tangki 1, Tangki 2 , Tangki 3 dan Tangki 4. Jika terdapat air dalam tangki maka akan ditulis dalam data event.

4.9 Program Monitoring Tangki

Desain tampilan utama untuk software ini terdiri dari indikator jenis bahan bakar (ditunjukkan dengan warna yang berbeda ), status Kadar air dalam bahan bakar, penunjukkan Liter dan Ketinggian bahan bakar, serta indikator pengisian tangki saat dilakukan pengisian. Dan juga menu File dan Setup.

START

Check ADAM-4053 data DI0,DI1,DI2,DI3

Tampilan "Ada Air dalam Tangki"

Apakah Aktif ?

END Tulis Data Event

N


(46)

khusus untuk status kadar air dalam bahan bakar, jika terdapat air pada tangki maka status kadar air akan menunjukkan warna hitam.

Gambar 4.14 Desain Tampilan Utama Program Monitoring Tangki

Untuk pengoperasian operator, terdapat menu File dan Setup. Khusus menu setup hanya diaktifkan oleh Supervisor saja dengan cara memasukkan Password yang dimengerti oleh Supervisor sendiri.

Pada program monitoring tangki diatas terdapat 5 buah tangki, masing-masing diisi Premium dan Solar yang ditunjukkan oleh warna yang berbeda untuk tiap-tiap jenis bahan bakar.

4.9.1 Menu File

Menu File terdiri dari : Login Supervisor, Data Log dan keluar. Menu ini yang sering digunakan operator dalam pengoperasiannya sehari-hari. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.15 di bawah.

Level Bahan Bakar Volume BahanBakar (Liter) Ketinggian bahan bakar (Cm) Menu File

dan Setup Status kadar air dalam bahan bakar

Jenis Bahan Bakar


(47)

41

Gambar 4.15 Menu File

Menu setup tidak akan aktif selama kita tidak memasukkan password pada Log In Supervisor. Dan Log In Supervisor hanya seorang supervisor yang berhak untuk melakukan Log In dan berhak melakukan Setup. Adapun Menu Setup akan dijelaskan pada Bagian Lain.

4.9.2 Menu Data Log

Data Log merupakan data tercatat (Loger). Data Log difungsikan untuk mencatat keadaan Tangki setiap jam (Snapshot) dan keadaan tangki dalam kondisi tertentu (Event). Dimana pencatatan ini dilakukan secara otomatis.

Gambar 4.16 Menu Data Log

A. Data Snapshot

Data snapshot merupakan data tercatat sehari-hari dari tangki setiap 30 menit atau 1 Jam ( dapat Disetting ). Data yang tercatat yaitu data Volume dan data ketinggian tangki. Data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel dan dapat


(48)

dicetak, sehingga seorang operator dapat mengetahui keadaan volume dan ketinggian tangki dari melihat data tersebut. Data tersebut hanya dapat diupdate secara otomatis dari setting waktu pencatatan. Dan pencetakkan dapat dilakukan berdasarkan tiap bulan, atau tiap hari sebagai laporan. Adapun tampilan menu dari data Log snapshot dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 4.17 Menu Data Log Snapshot

Tujuan utama dari ditambahkannya menu Data Log Snapshot adalah memudahkan seorang operator untuk melakukan rutinitas pencatatan data keadaan tangki sehari-hari.

1) Menu File pada Data Log Snapshot

Menu File terdiri dari Cetak laporan, Lihat Pencetakan, Setup Printer dan Keluar. Cetak Laporan difungsikan untuk mencetak laporan pada printer, lihat percetakkan difungsikan untuk melihat “print preview” ( hasil cetakkan ) sebelum dilakukan pencetakkan. Dan keluar untuk keluar dari sub menu Data Log Snapshot tersebut.


(49)

43

B. Data Log Event

Pada data event data yang tercatat adalah status tangki. Status tersebut diantaranya; status bahan bakar telah habis dan Volume bahan bakar saat awal pengisian dan akhir pengisian serta status adanya kadar air pada bahan bakar. Data dengan sendirinya akan tercatat secara otomatis.

Gambar 4.19 Menu Data Log Event

Pada data Log Event ini tidak terdapat adanya setting waktu karena pencatatan data pada data Log Event berdasarkan kejadian–kejadian tertentu secara otomatis, sehingga seorang operator dapat mengetahui keadaan – keadaan tertentu yang sangat penting untuk diketahui.

1) Menu File pada data Log Event

Menu file terdiri dari cetak, setup printer, keluar. Cetak difungsikan untuk mencetak data Log Event ke Printer. Menu File pada data Log Event dapat dilihat pada gambar dibawah.


(50)

4.9.3 Menu Login Supervisor

Menu Log In Supervisor hanya dapat diakses oleh Supervisor dan tidak dapat diakses oleh Operator, jika seorang Supervisor akan melakukan Setup program Monitoring Tangki maka harus mengakses Log In Tersebut. Saat seorang Supervisor memasukkan Password dalam menu Log In Supervisor maka akan dicatat dalam menu Event bahwa Supervisor telah masuk Log In dan dicatat Tanggal dan Waktu masuk Log In tersebut.

Gambar 4.21 Menu Log In Supervisor

Saat seorang supervisor telah memasukkan password pada Log In supervisor, maka menu setup akan aktif dan diakses. Jika tidak memasukkan password pada menu Log In maka menu setup tidak akan aktif dan tidak dapat diakses.

4.9.4 Menu Setup

Dengan aktifnya menu Setup, maka seorang Supervisor dapat melakukan setup pada program Monitoring Tangki. Saat menu Setup aktif dapat dilihat pada gambar di bawah.


(51)

45

Gambar 4.22 Menu Setup

Pada menu setup terdapat setup komunikasi, Properti, Ambil data Kalibrasi, data event dan kalibrasi. Pada kalibrasi terdapat beberapa sub menu diantaranya kalibrasi Stick, ketinggian minyak, kalibrasi Volume, kalibrasi awal, Penyesuaian Pengisian, dan Penyesuaian Langsung. Menu kalibrasi difungsikan untuk kalibrasi dan penyesuaian dari Tangki dengan sensor stick pada tangki tersebut.

Gambar 4.23 Sub Menu Kalibrasi

A. Setup Komunikasi

Pada setup komunikasi dapat dilakukan setup komunikasi dari PC (komputer) yang digunakan dan beberapa setup lainnya diantaranya waktu Snapshot, Jam laporan Pagi, Jam Laporan Sore, nama SPBU, Interval data, Interval Penyesuaian, batas atas penyesuaian, batas bawah penyesuaian dan kali pengambilan realtime.


(52)

Gambar 4.24 Sub Menu Setup Komunikasi

Setup komunikasi difungsikan untuk setup komunikasi serial RS-232 dari PC (komunikasi ) dengan modul remote yang menggunakan standard komunikasi RS-485 yang sebelumnya diubah terlebih dahulu dari standard komunikasi RS-232 menjadi RS-485 oleh modul ADAM-4520.

Pada sub menu Setup Komunikasi terdapat Port komunikasi yaitu port komunikasi dari PC ( Komputer ) yang digunakan. Jika “1” berarti com 1 yang digunakan jika “2” berarti yang digunakan com 2 demikian seterusnya.

Kemudian terdapat Port Remote yaitu data port komunikasi disisi remote. Pada port remote terdapat data kecepatan baud rate, parity bit, data bit, dan stop bit. Dimana pada contoh diatas berarti remote port memiliki baud rate 9600 Bps, non parity bit, 8 data bit dan 1 stop bit ini merupakan standard setting dari serial RS-232.


(53)

47

Kemudian terdapat setting port komunikasi yang difungsikan untuk setting komunikasi yang dikodekan.

Sedang setting Port remote merupakan field yang difungsikan untuk pengubahan setting Port remote dari port remote yang telah ada dan telah ditunjukkan informasinya melalui port remote diatas.

ID ADAM-4017 dan ID ADAM-4053 merupakan settting alamat dari modul data acquisisi. Modul data acquisisi perlu diberi setting alamat, karena dalam standard komunikasi RS-485 dapat dihubungkan 255 modul dalam satu pasang kabel Data (+) dan Data (-). Sehingga dalam standard komunikasi RS-485 perlu diberikan alamat ID untuk membedakan antara data dari satu modul acquisisi dengan modul data acquisisi lainnya jika terjadi komunikasi data. Pengalamatan ini sangatlah penting dalam standard komunikasi RS-485.

Waktu snapshot difungsikan untuk setting waktu (menit) dari pencatatan data snapshot. Ini bisa disetting waktunya berdasarkan keinginan Supervisor. Jika 30, berarti menunjukkan bahwa pencatatan waktu dilakukan setip 30 menit sekali. Jam laporan pagi dan jam laporan sore menunjukkan waktu seorang operator jika melakukan laporan. Hal ini difungsikan untuk pengambilan data snapshot setiap satuan waktu setiap harinya untuk dapat disajikan setiap harinya. Jika seorang operator akan melakukan pelaporan.

Nama SPBU adalah nama dari SPBU itu sendiri, difungsikan untuk memberi nama (Head) dari pencetakkan laporan snapshot dan laporan event.

Interval data menyatakan sebagai waktu (ms) pengambilan data dari modul data acquisisi ke Komputer. Dimana data tersebut diambil rata-ratanya untuk kemudian ditampilkan. Data tersebut sebagai data real time, jika pada field


(54)

tersebut menunjukkan “300” berarti interval pengambilan data adalah 300 mili second.

Interval penyesuaian difungsikan saat kalibrasi volume bahan bakar. Kalibrasi volume bahan bakar dilakukan saat pengisian tangki dimana truck pengisi bahan bakar untuk SPBU memiliki kapasitas volume standard 8000 Liter, kemudian saat pengisian dilakukan pencatatan kondisi awal bahan bakar dalam tangki sebelum pengisian dan kondisi akhir bahan bakar setelah pengisian. Maka interval penyesuaian difungsikan untuk melakukan pencatatan tersebut sehingga tidak mengganggu jalannya proses pengambilan data real time dengan interval data.

Batas atas penyesuaian difungsikan saat kalibrasi volume tangki dimana batas atas penyesuaian merupakan batas atas toleransi dari penyesuaian volume bahan bakar tangki yang terukur dengan volume standard dari tangki pengisi (Truck) standard 8000 L.

Demikian juga untuk batas bawah penyesuaian, merupakan batas bawah toleransi dari penyesuaian antara tangki bahan bakar dengan tangki standard 8000 Liter dari truck.

Kali pengambilan realtime merupakan pengambilan realtime data dari modul data acquisisi dengan komputer sebelum ditampilkan. Karena data yang ditampilkan merupakan data rata-rata dari data realtime. Maka jika “10” berarti data yang ditampilkan merupakan rata-rata 10 data realtime. Sedang data realtime merupakan data yang diambil oleh komputer dari modul data acquisisi dengan interval pengambilan sesuai dengan setting pada “Interval Data”. Hal ini dimaksudkan agar data yang ditampilkan tidak terjadi fluktuasi yang sangat tinggi


(55)

49

oleh karena adanya riak gelombang dalam tangki bahan bakar yang mesti terjadi. Sehingga data yang ditampilkan tanpa terjadi fluktuasi yang berarti.

B. Setup Properti

Setup properti merupakan setup yang difungsikan untuk men-set properti dari tangki ( nama isi, panjang sensor stick, warna untuk masing-masing jenis bahan bakar,satuan tinggi, satuan volume dan posisi x dan y gambar tangki pada tampilan program). Hal ini dilakukan jika Supervisor ingin merubah properti dari tangki.

Gambar 4.25 Menu Setup Properti

Setup properti sangat jarang untuk dilakukan pengubahan karena jika dilakukan pengubahan, maka akan mengubah tampilan tangki dari program. Selain itu pengubahan dilakukan hanya jika akan dilakukan penambahan jumlah tangki SPBU.


(56)

C. Kalibrasi Stick

Kalibrasi sensor stick difungsikan untuk kalibrasi dari sensor karena terjadi suatu kesalahan pembacaan. Parameter adanya suatu kesalahan pembacaan adalah dari hasil perbandingan antara pembacaan sensor stick dengan stick manual yang dicelupkan kedalam tangki. Jika terjadi selisih diantaranya maka dapat dinyatakan terjadi kesalahan pembacaan stick. Maka hal ini perlu dilakukan kalibrasi sensor stick.

Dapat terjadinya kesalahan pembacaan pada sensor stick dikarenakan pelampung yang terdapat pada sensor stick tidak sepenuhnya mengapung, sehingga hal ini dapat mempengaruhi pembacaan dari sensor stick.

Gambar 4.26 Menu Kalibrasi Stick (Ketinggian)

Pada kalibrasi ini dilakukan perbandingan antara ketinggian maksimum tangki (tinggi maks sensor) dengan pembacaan saat itu, sehingga hasil perbandingan ini akan dijadikan sebagai perhitungan konversi dari ketinggian (cm) menjadi Volume (Liter).

D. Kalibrasi Ketinggian Minyak

Prinsip ini hampir sama dengan kalibrasi sensor stick. Namun perbedaannya pada kalibrasi ketinggian minyak tidak dilakukan perbandingan


(57)

51

antara tinggi saat pembacaan dengan tinggi maksimum tangki (tinggi maksimum sensor). Namun berdasarkan pembacaan langsung dari sensor stick (tinggi minyak) dengan pembacaan tinggi minyak dengan cara manual.

Kalibrasi ketinggian minyak dilakukan hanya jika terjadi perbedaan pembacaan antara stick manual dengan sensor stick dalam tangki.

Gambar 4.27 Menu Kalibrasi Ketinggian Minyak

E. Kalibrasi Volume Tangki

Kalibrasi ini difungsikan untuk volume tangki, jika terjadi selisih pembacaan antara volume yang terbaca pada program ( hasil perhitungan konversi ketinggian dengan Volume ) dengan volume yang terbaca secara manual. Untuk pembacaan volume secara manual pertama diukur ketinggian bahan bakar dengan menggunakan stick manual kemudian dengan menggunakan tabel yang telah diterbitkan oleh pihak pembuat Tangki akan dibaca volume dengan ketinggian saat itu. Dimana tabel tersebut merupakan tabel konversi ketinggian dengan volume.


(58)

Gambar 4.28 Menu Kalibrasi Volume

F. Kalibrasi awal

Kalibrasi awal difungsikan untuk kalibrasi dalam perhitungan program itu sendiri. Dimana jika telah dilakukan kalibrasi ketinggian dan volume maka perlu dilakukan kalibrasi awal, yang dimaksud awal adalah kalibrasi awal nilai setelah dilakukan proses kalibrasi. Dimana pada menu tersebut terdapat suatu field untuk memasukkan nilai tinggi yang terukur secara manual dengan volume yang terukur ( dari Tabel ) kemudian terdapat field hasil pembacaan tinggi ini difungsikan untuk hasil perbandingan dalam perhitungan konversi tinggi dengan liter.


(59)

53

G. Penyesuaian Pengisian dan Penyesuaian langsung

Penyesuaian dimaksudkan untuk menyesuaiakan data hasil pembacaan sensor stick dengan hasil terukur secara manual. Sedang penyesuaian pengisian dimaksudkan adalah penyesuaian data hasil pembacaan sensor dengan hasil terukur saat dilakukan pengukuran manual saat tangki diisi bahan bakar oleh truck tangki, dimana standard volume dari tangki truck adalah 8000 Liter. Jika dilakukan penyesuaian pengisian maka saat dilakukan pengisian dicatat kondisi awal volume tangki sebelum pengisian kemudian dilakukan pengisian setelah pengisian selesai dicatat kembali kondisi akhir setelah pengisian sehingga dengan selisih antara kondisi akhir dan kondisi awal akan terdapat volume saat pengisian. Jika menginginkan kondisi sesuai dengan pengisian volume tangki maka klick tombol penyesuaian pengisian Sedang penyesuaian langsung adalah penyesuaian langsung sesuai dengan hasil data-data kalibrasi sebelumnya seperti yang telah diterangkan tersebut diatas sebelumnya.


(60)

54

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Desain tampilan program sesuai kebutuhan user atas informasi tentang stok

bahan bakar, volume penerimaan bahan bakar dari mobil tangki, suhu dan adanya kandungan air dalam tangki, mencegah bahan bakar dalam tangki habis atau overfill (mendeteksi stok minimum dan maksimum), laporan stok, pengisian, event, snapshot dan penyusutan yang lengkap, cepat, akurat telah selesai dirancang. Pembuatan dan perancangan desain program mampu mencegah terjadinya kesalahan pembacaan manusia.

b. Desain tampilan program yang baru ini dapat mempermudah user dalam

mendapatkan informasi seputar stok bahan bakar, volume penerimaan bahan bakar dari mobil tangki, suhu dan adanya kandungan air dalam tangki, mencegah bahan bakar dalam tangki habis atau overfill (mendeteksi stok minimum dan maksimum), laporan stok, pengisian, event, snapshot dan penyusutan yang lengkap

c. Desain tampilan program ini dapat menampilkan data valid yang mencakup

informasi – informasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan yang akurat sehingga user dalam hal ini manager bisa lebih cepat mengambil keputusan.


(61)

55

5.2 Saran

Apabila sistem informasi monitoring tangki SPBU ini digunakan pada SPBU, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

a.Desain tampilan program ini masih bisa dikembangkan lagi untuk menjadi

software

b.Desain tampilan program ini dapat dikembangkan lagi untuk mencakup semua

informasi yang dibutuhkan oleh user sehingga dapat memenuhi kebutuhan user.


(62)

56

Hartono, Jogiyanto, 1999, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Edisi II, Andi Offset, Yogyakarta.

Leman, 1998, Metodologi Pengembangan Sistem Informasi, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Yuswanto, 2005, Pemrograman Dasar Visual Basic.Net, Prestasi Pustaka

Publisher, Surabaya.

Jogiyanto, H. 1999. Analisis dan Desain. Andi:Yogyakarta.


(1)

51

antara tinggi saat pembacaan dengan tinggi maksimum tangki (tinggi maksimum sensor). Namun berdasarkan pembacaan langsung dari sensor stick (tinggi minyak) dengan pembacaan tinggi minyak dengan cara manual.

Kalibrasi ketinggian minyak dilakukan hanya jika terjadi perbedaan pembacaan antara stick manual dengan sensor stick dalam tangki.

Gambar 4.27 Menu Kalibrasi Ketinggian Minyak

E. Kalibrasi Volume Tangki

Kalibrasi ini difungsikan untuk volume tangki, jika terjadi selisih pembacaan antara volume yang terbaca pada program ( hasil perhitungan konversi ketinggian dengan Volume ) dengan volume yang terbaca secara manual. Untuk pembacaan volume secara manual pertama diukur ketinggian bahan bakar dengan menggunakan stick manual kemudian dengan menggunakan tabel yang telah diterbitkan oleh pihak pembuat Tangki akan dibaca volume dengan ketinggian saat itu. Dimana tabel tersebut merupakan tabel konversi ketinggian dengan volume.


(2)

Gambar 4.28 Menu Kalibrasi Volume

F. Kalibrasi awal

Kalibrasi awal difungsikan untuk kalibrasi dalam perhitungan program itu sendiri. Dimana jika telah dilakukan kalibrasi ketinggian dan volume maka perlu dilakukan kalibrasi awal, yang dimaksud awal adalah kalibrasi awal nilai setelah dilakukan proses kalibrasi. Dimana pada menu tersebut terdapat suatu field untuk memasukkan nilai tinggi yang terukur secara manual dengan volume yang terukur ( dari Tabel ) kemudian terdapat field hasil pembacaan tinggi ini difungsikan untuk hasil perbandingan dalam perhitungan konversi tinggi dengan liter.


(3)

53

G. Penyesuaian Pengisian dan Penyesuaian langsung

Penyesuaian dimaksudkan untuk menyesuaiakan data hasil pembacaan sensor stick dengan hasil terukur secara manual. Sedang penyesuaian pengisian dimaksudkan adalah penyesuaian data hasil pembacaan sensor dengan hasil terukur saat dilakukan pengukuran manual saat tangki diisi bahan bakar oleh truck tangki, dimana standard volume dari tangki truck adalah 8000 Liter. Jika dilakukan penyesuaian pengisian maka saat dilakukan pengisian dicatat kondisi awal volume tangki sebelum pengisian kemudian dilakukan pengisian setelah pengisian selesai dicatat kembali kondisi akhir setelah pengisian sehingga dengan selisih antara kondisi akhir dan kondisi awal akan terdapat volume saat pengisian. Jika menginginkan kondisi sesuai dengan pengisian volume tangki maka klick tombol penyesuaian pengisian Sedang penyesuaian langsung adalah penyesuaian langsung sesuai dengan hasil data-data kalibrasi sebelumnya seperti yang telah diterangkan tersebut diatas sebelumnya.


(4)

54 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Desain tampilan program sesuai kebutuhan user atas informasi tentang stok bahan bakar, volume penerimaan bahan bakar dari mobil tangki, suhu dan adanya kandungan air dalam tangki, mencegah bahan bakar dalam tangki habis atau overfill (mendeteksi stok minimum dan maksimum), laporan stok, pengisian, event, snapshot dan penyusutan yang lengkap, cepat, akurat telah selesai dirancang. Pembuatan dan perancangan desain program mampu mencegah terjadinya kesalahan pembacaan manusia.

b. Desain tampilan program yang baru ini dapat mempermudah user dalam mendapatkan informasi seputar stok bahan bakar, volume penerimaan bahan bakar dari mobil tangki, suhu dan adanya kandungan air dalam tangki, mencegah bahan bakar dalam tangki habis atau overfill (mendeteksi stok minimum dan maksimum), laporan stok, pengisian, event, snapshot dan penyusutan yang lengkap

c. Desain tampilan program ini dapat menampilkan data valid yang mencakup

informasi – informasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan yang akurat sehingga user dalam hal ini manager bisa lebih cepat mengambil keputusan.


(5)

55

5.2 Saran

Apabila sistem informasi monitoring tangki SPBU ini digunakan pada SPBU, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

a.Desain tampilan program ini masih bisa dikembangkan lagi untuk menjadi software

b.Desain tampilan program ini dapat dikembangkan lagi untuk mencakup semua informasi yang dibutuhkan oleh user sehingga dapat memenuhi kebutuhan user.


(6)

56

Hartono, Jogiyanto, 1999, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Edisi II, Andi Offset, Yogyakarta.

Leman, 1998, Metodologi Pengembangan Sistem Informasi, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Yuswanto, 2005, Pemrograman Dasar Visual Basic.Net, Prestasi Pustaka Publisher, Surabaya.

Jogiyanto, H. 1999. Analisis dan Desain. Andi:Yogyakarta.