PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

(1)

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

SATYA BAGUS PRADITA 20120340091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

SATYA BAGUS PRADITA 20120340091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

(Kajian Pada Sekolah Dasar Negeri Minomartani 1 Yogyakarta)

Disusun oleh :

SATYA BAGUS PRADITA 20120340091

Telah diseminarkan pada tanggal 22 Agustus 2016

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

drg. Alfini Octavia, Sp.KGA drg. Ana Medawati, M.Kes

NIK : 197410082013173213 NIK : 19700429200510173072

Mengetahui,

Kaprodi Pendidikan Dokter Gigi FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Drg. Hastoro Pintadi, Sp. Pros NIK : 19680212200410173071


(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Satya Bagus Pradita

NIM : 20120340091

Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir proposal penelitian ini.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, 22 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,


(5)

iv

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media Power

Point terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia 7 – 8 Tahun” untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh derajat sarjana Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, tetapi penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh penulis atas bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan kesehatan dan jalan kepada umat-Nya dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah

2. Dr. H. Ardi Pramono, Sp. An, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. drg. Hastoro Pintadi, Sp. Pros selaku Ketua Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(6)

v

4. drg. Alfini Octavia, Sp.KGA selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah. Terimakasih telah bersedia membagi waktu, pengetahuan, bantuan, pemikiran, saran bimbingan dan dorongan yang berguna bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. drg. Sri Utami, MPH selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan dosen-dosen pakar yang telah memberikan banyak pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Kepala Sekolah, Guru, serta siswa-siswi SDN Minomartani 1 Yogyakarta. 8. Bapak Bambang Heru Prasetya dan Ibu Sardewi tercinta, yang sebagai

orang tua, selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis. 9. Kakak tercinta Anindita Ayu Puspitasari, terimakasih atas doa dan

semangat yang telah diberikan.

10.Sahabatku, Muhammad Vicki Syahrial, Mohammad Adhi Krisnanta, Muhammad Sukur Imam Prakosa, Habib Dharma Aulia, Fransiskus Aprilo Ferdinanta, Hario Sindunegoro, Gilang Satriya Wastubrata, Andhika Surya Yoelanda, Dicky Pratama Devriyanta, Rizki Dwidyani Putri, Pratiwi Mardiati, Khanza Karina yang selalu memberi semangat kepada penulis. 11.Keluarga Besar Kagerolas / Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Universitas Muhammadiyah 2012, yang tak hentinya mendukung dan memberi semangat kepada penulis.


(7)

vi

12.Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moral maupun materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya penulisan ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kemajuan Ilmu Kedokteran Gigi.

Wassalamu’ alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 22 Agustus 2016


(8)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini saya persembahkan untuk Bapak tercinta Bambang Heru Prasetya

Ibu Tercinta Sardewi

Kakak tersayang Anindita Ayu Puspitasari Keluarga besar yang saya sayangi

Terimakasih karena selalu memberi motivasi dan segala doa, dukungan, pengorbanan, semangat serta kasih sayang yang diberikkan kepada saya dalam perjuangan menjadi seorang dokter gigi.


(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

KATA PENGANTAR...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL...xi

INTISARI...xii

ABSTRACT...xiii

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E.Keaslian Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Telaah Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 1. Kesehatan gigi dan mulut...6

2. Anak usia 7-8 tahun ...8

3. Pengetahuan...9

4. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut...10

B.Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined. C.Kerangka Konsep ... Error! Bookmark not defined. D.Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Identifikasi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. F. Alat dan Bahan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Cara Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. I. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. J. Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 28


(10)

ix

B. Pembahasan ... 31 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 34 B. Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA ... 35 LAMPIRAN


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka konsep ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3. Alur Penelitian... Error! Bookmark not defined.


(12)

xi Daftar Tabel

Tabel 1. Karakteristik responden siswa kelas I SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta (n = 24)...28 Tabel 2. Tabel hasil pretest dan posttest...29 Tabel 3. Distribusi siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1

Yogyakarta...30 Tabel 4. Uji normalitas... 30

Tabel 5. Hasil uji pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut...31


(13)

(14)

xii INTISARI

Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut sering dikesampingkan oleh sebagian orang. Mereka belum memahami bahwa rongga mulut menjadi salah satu akses masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap gigi berlubang masih banyak ditemukan pada anak-anak. Anak dengan usia sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut, anak-anak cenderung mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan desain penelitian one group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada bulan Juni 2016.

Hasil Penelitian: Berdasarkan uji Paired-t test terhadap 24 subyek penelitian, nilai signifikansi sebesar 0,014 (p < 0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun. Kesimpulan: Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

Kata kunci: Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, tingkat pengetahuan, media Power Point


(15)

xiii ABSTRACT

Background: Oral health is often ignored by most of people. They do not understand that the oral cavity is the entry access of germ and bacteria that could cause disease. Tooth cavities are still commonly found in children. Children in primary school age are vulnerable to oral disease because children tend to have behavior or habits those are less supportive for good oral health.

Purpose: To know the influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.

Method: This research used experimental research type with one group pretest-posttest research design. This research was held in SDN Minomartani 1 Yogyakarta in June 2016.

Result: Based on Paired-t test to 24 sample, the significant value was 0.014 (p <0.05), which means that there was influence of oral health education by using Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students.

Conclusion: There is influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge of 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.

Keywords: Oral health education, oral health knowledge level, media Power Point


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan gigi dan mulut sering diabaikan oleh sebagian orang. Mereka belum memahami bahwa rongga mulut menjadi salah satu akses masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap gigi berlubang masih banyak ditemukan pada anak-anak maupun dewasa. Masalah kesehatan gigi yang tidak ditangani akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang (Kemenkes RI, 2014). Hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,9% penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Masalah kesehatan pada anak usia 5 – 9 tahun mencapai 28,9% selama tahun 2013 (Depkes, 2013). Sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan mereka, proses tumbuh kembang bahkan masa depan mereka (Zatnika, 2009).

Masa kanak-kanak, pertengahan 6-12 tahun, sering disebut sebagai masa-masa yang rentan terhadap masa-masalah kesehatan gigi, karena pada masa-masa itu gigi desidui mulai tanggal satu persatu dan masa awal tumbuhnya gigi permanen (usia 6-8 tahun). Adanya variasi gigi susu dan gigi permanen bersama-sama di dalam mulut, menandai masa gigi campuran pada anak. Gigi yang baru tumbuh tersebut belum sempurna sehingga rentan terhadap kerusakan (Darwita, 2011). Usia sekolah merupakan saat yang baik untuk memberikan dasar bagi terbentuknya manusia yang berkualitas. Kesehatan adalah salah


(17)

2

satu unsur penting dalam membentuk manusia yang berkualitas. Anak dengan usia sekolah khususnya sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut, anak-anak cenderung mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik (Pontonuwu, dkk., 2013).

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi pada anak usia sekolah sangatlah penting karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi anak akan mempengaruhi perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa. Maka dari itu, tindakan edukasi kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangat diperlukan (Purnaji, 2012). Nurhidayat, dkk (2012) menyebutkan bahwa salah satu bentuk usaha untuk meminimalisasi angka kesakitan yang ada adalah dengan tindakan preventif melalui kegiatan promosi kesehatan. Penyuluhan adalah contoh usaha untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut, karena kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan.

Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa seseorang di dalam proses pendidikan akan memperoleh pengetahuan melalui berbagai macam media, namun, tiap-tiap media memiliki intesitas yang bervariasi dalam permasalahan seseorang. Mata adalah indera yang menyalurkan informasi paling banyak, karena 75% - 87% pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan 13 – 25% lainnya diperoleh melalui indera yang lain. Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti adalah bahwa media visual merupakan media


(18)

yang efektif sebagai media pembelajaran. Salah satu jenis media visual adalah Power Point. Media Power Point dapat menstimuli rasa ingin tahu anak terhadap materi yang diberikan karena anak akan berinteraksi dengan media sehingga tujuan pemberian penyuluhan dapat tercapai dengan optimal (Tjitarsa cit. Nurhidayat, 2012).

Penggunaan media Power Point yang tepat dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar serta memberi manfaat lebih baik bagi pengajar maupun siswa belajar, selain itu, file media Power Point mudah untuk dibagikan kepada siapapun yang diinginkan oleh pengajar (Jones, 2003).

Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11 berbunyi: “...Allah akan

mengangkat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat...”.

Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT. akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun dengan menggunakan media Power Point.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijabarkan, maka peneliti

merumskan masalah sebagai berikut, yakni “Apakah terdapat perubahan

tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun setelah pemberian penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point ?


(19)

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun di SDN Minomartani 1.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut serta memperbaiki pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

2. Bagi sekolah

Diharapkan media Power Point dapat digunakan sebagai media penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah.

3. Bagi ilmu kedokteran gigi

Hasil penelitian diharapkan sebagai bahan dan kajian untuk pengembangan ilmu kedokteran gigi dalam meningkatkan upaya promotif-preventif kesehatan gigi dan mulut khususnya di bidang promosi kesehatan dan kedokteran gigi anak berupa media Power Point.

4. Bagi peneliti

Dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai manfaat penyuluhan dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.


(20)

E. Keaslian Penelitian

Beberapa peneliti yang melakukan penelitian sejenis, antara lain :

1. Nurhidayat dkk. (2012) melakukan penelitian tentang “Perbandingan

Media Power Point dengan Flip Chart dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut”. Hasil dari penelitian ini adalah media Power Point lebih efektif dibandingkan dengan flip chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa. Persamaan dengan penelitian ini adalah pendidikan atau penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sebagai variabel bebas dan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebagai variabel terikat. Perbedaan terletak pada lokasi, subjek penelitian, dan media penyuluhan. Populasi berjumlah 84 dengan subjek penelitian berjumlah 70 siswa. Peneliti menggunakan uji-t tidak berpasangan.

2. Isrofah & Eka (2007) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak Usia Sekolah di SD

Boto Kembang Kulonprogo Yogyakarta”. Hasilnya adalah pendidikan

kesehatan gigi berpengaruh terhadap pengetahuan anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, namun pendidikan kesehatan gigi dan mulut tidak berpengaruh terhadap sikap anak usia sekolah dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Persamaan dengan penelitian ini adalah metode penelitian, yakni One Group pretest and posttest dan variabel bebas, yakni penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, sedangkan perbedaan terletak pada lokasi penelitian, subyek penelitian dan media penyuluhan. Subjek penelitian pada penelitian ini berjumlah 30 siswa.


(21)

6 BAB II

TINJAUANPUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Kesehatan gigi dan mulut

Undang-Udang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mendefinisikan bahwa : ”kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”

Beberapa pakar mengemukakan bahwa kesehatan rongga mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara umum, namun banyak orang yang tidak mengetahui bahwa rongga mulut berperan penting bagi kesehatan tubuh. Rongga mulut dinilai sehat tidak hanya bila mempunyai susunan gigi yang rapi dan teratur saja tetapi juga bebas dari rasa sakit oro-fasial kronis, kanker, lesi oral, atau gangguan yang melibatkan gigi dan mulut. Rongga mulut yang sehat memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif, menikmati berbagai macam makanan, meningkatkan kualitas hidup, percaya diri dan mempunyai kehidupan sosial yang lebih baik. Kondisi sebaliknya, rongga mulut yang tidak sehat dapat berpengaruh pada kehidupan sosial seseorang, keterbatasan fungsi pengunyahan, keterbatasan fungsi bicara, rasa sakit dan terganggunya waktu bekerja atau sekolah (Halim, 2011).

Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari


(22)

memperhatikan diet makanan, membatasi makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi harus menggunakan teknik dan cara yang tidak merusak struktur gigi. Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal infeksi. Kunjungan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan (Malik, 2008).

Sriyono (2005) mengemukakan bahwa pencegahan masalah gigi dan mulut dapat meliputi:

a. Pencegahan primer, yaitu penggunaan bahan atau strategi untuk mencegah permulaan terjadinya penyakit, dan untuk menghentikan proses penyakit sebelum pencegahan sekunder dilakukan.

b. Pencegahan sekunder, yaitu penggunaan metode perawatan secara rutin untuk menghentikan proses penyakit atau memperbaiki kembali jaringan supaya menjadi normal.

c. Pencegahan Tersier, yaitu menggunakan tindakan untuk mengganti jaringan yang hilang dan untuk merehabilitasi pasien ke dalam keadaan sehingga kemampuan fisik dan atau sikap mentalnya mendekati normal.


(23)

8

2. Anak usia 7-8 tahun

Anak dengan usia 7-8 tahun termasuk dalam anak usia sekolah. Secara umum kegiatan fisik anak akan meningkat dan akan memperkuat kemampuan motorik anak tersebut. Anak pun sudah mampu menerima tanggung jawab dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan (Hidayat, 2005). Teori perkembangan psikologi Erikson dalam Pillitteri (1999) mengemukakan bahwa pada usia sekolah anak akan belajar bagaimana melakukan sesuatu dengan benar.

Veranita (2012) menjabarkan karakteristik anak usia 7-8 tahun meliputi:

1) Anak mampu berpikir secara analisis dan sintesis, deduktif dan induktif (mampu berpikir bagian per bagian) dalam perkembangan kognitif. 2) Perkembangan sosial, anak mulai ingin melepaskan diri dari

orangtuanya. Anak gemar bermain di luar rumah dan bergaul dengan teman sebayanya,

3) Anak mulai menyukai kegiatan yang melibatkan banyak orang dan berinteraksi dengan orang sekitar,

4) Perkembangan emosi anak mulai terbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian anak.


(24)

3. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan mengandung suatu objek yaitu aspek positif dan aspek negatif yang keduanya akan menentukan sikap seseorang. Apabila terdapat banyak objek dan aspek positif yang dimiliki, maka sesorang akan memiliki sikap yang positif pula terhadap objek tertentu (Wawan dan Dewi, 2010).

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010b), ada 6 tingkatan pengetahuan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu materi atau bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi dan menyatakan adalah kata kerja untuk mengukur ‘tahu’ bagi seseorang.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjelaskan suatu objek yang diketahui dan dapat menginterpetasikan secara benar.


(25)

10

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat pula diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyusun formulasi yang sudah ada. Sintesis juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang baru.

4. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut a. Pengertian

Penyuluhan kesehatan gigi adalah pendidikan kesehatan yang berisi komunikasi, informasi dan edukasi sebagai upaya promotif dalam meningkatkan kesehatan gigi masyarakat. Keberhasilan seorang penyuluh kesehatan setelah memberikan penyuluhan dapat dilihat dari adanya perubahan perilaku sasaran yang diharapkan dapat menolong dirinya sendiri maupun orang lain dalam memelihara dan menjaga


(26)

kesehatan. Perubahan perilaku tentunya tidak dapat terjadi secara langsung tetapi melalui suatu proses belajar yang dapat dinilai dari hasilnya. Metode penyuluhan yang tepat sangat membantu pencapaian usaha dalam mengubah tingkah laku sasaran (Herijulianti dkk., 2002). b. Metode

Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metode dalam penyuluhan kesehatan gigi, yaitu:

1) One way method

Metode ini menitikberatkan pendidik yang aktif, sedangkan pihak sasaran tidak diberi kesempatan untuk aktif. Salah satu contoh dari one way methode adalah metode ceramah. Ceramah adalah cara penyajian informasi yang dilakukan penyuluh dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap pendengar atau sasaran. Metode ceramah dapat dilakukan dengan atau tanpa alat bantu. Beberapa contoh alat bantu yang dapat digunakan adalah media poster, Power Point, boneka karakter dan buku cerita bergambar. Metode ceramah dapat digunakan jika tujuan belajar yang ingin dicapai berkenaan dengan ranah kognitif. Keuntungan menggunakan metode ceramah antara lain, tidak memerlukan alat peraga yang banyak, murah dan mudah menggunakannya, serta waktu yang diperlukan dapat dikendalikan oleh penyuluh, sedangkan kekurangan menggunakan metode ceramah antara lain, dapat menimbulkan kebiasaan kurang aktif untuk mencari dan mengelola


(27)

12

informasi, serta tidak semua sasaran memiliki daya tangkap yang sama sehingga sering menimbulkan salah paham dalam mengartikan materi penyuluhan yang diberikan (Fitriani, 2011).

2) Two way method

Metode ini menjamin adanya komunikasi dua arah antara pendidik dan sasaran, menurut Herijulianti (2002), yang termasuk dalam metode ini antara lain:

a) Demonstrasi

Demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran/ penyuluhan dengan cara mempertunjukkan secara langsung cara melakukan sesuatu atau mempertunjukkan suatu proses. Keuntungan dari metode demonstrasi adalah proses penerimaan sasaran terhadap materi penyuluhan akan lebih berkesan secara mendalam sehingga mendapatkan pemahaman atau pengertian yang lebih baik, terlebih lagi bila para peserta dapat turut serta secara aktif melakukan demonstrasi. Sementara itu kekurangan dari metode demonstrasi adalah apabila alat yang diperagakan tidak dapat diamati dengan baik karena ukuran alat terlalu kecil, maka hal tersebut mengakibatkan proses demonstrasi hanya dapat dilihat beberapa orang yang berdekatan dengan pembicara.


(28)

b) Simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti “pura-pura”. Simulasi adalah metode penyuluhan dimana penyuluh dapat melakukan suatu kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada penghayatan keterampilan aktualisasi dan praktik. Metode simulasi bertujuan agar seseorang dapat bertingkah laku seperti orang lain, dengan tujuan agar orang tersebut dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu.

c) Permainan peran (Role playing)

Role playing adalah metode penyuluhan yang di dalam pelaksanaannya sasaran harus memerankan satu atau beberapa peran tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah sebagian besar peserta dapat ikut aktif mengamati, mengalami, dan menghayati perilaku tertentu sehingga materi penyuluhan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti. Kerugian dari metode ini adalah terkadang peserta kurang mampu membawakan peran dengan semestinya.

d) Tanya jawab

Metode tanya jawab adalah proses interaksi belajar yang berisi pertanyaan yang diajukan dan jawaban dari topik belajar tertentu. Keuntungan dari metode ini adalah semua pihak yang terlibat mempunyai kesempatan untuk mengemukakan


(29)

14

pendapat. Kerugian dari metode ini adalah dapat terjadi perbedaan pendapat yang berlarut-larut sehingga akan memerlukan waktu penyuluhan yang lebih lama.

c. Media

Menurut Fitriani (2011), media yang dapat digunakan dalam penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi:

1) Media visual

Media ini berguna dalam membantu menstimulasi indra penglihatan pada saat proses penyampaian materi penyuluhan dilakukan. Beberapa contoh alat/benda yang termasuk dalam media visual adalah poster, boneka karakter, Power Point, dan lain sebagainya.

2) Media audio

Media ini berguna dalam membantu menstimulasi indra pendengaran pada saat proses penyampaian materi penyuluhan dilakukan. Beberapa contoh alat yang termasuk dalam media audio adalah radio dan rekaman suara dalam kaset.

3) Media audiovisual

Media yang penyampaian pesannya dapat diterima oleh indra pendengaran dan indra penglihatan. Contoh alat yang termasuk dalam media audiovisual adalah film animasi.


(30)

Presentasi merupakan kegiatan berbicara di depan umum untuk menyajikan sebuah informasi atau gagasan. Tujuannya adalah untuk membujuk atau mempengaruhi dan meyakinkan seseorang mengenai informasi yang disampaikan. Dahulu, presentasi dilakukan dengan media papan tulis (blackboard maupun whiteboard), selanjutnya berkembang dengan handout untuk dibagi ke audiensi, kemudian mulailah berkembang presentasi dengan pemanfaatan teknologi yaitu dengan menggunakan Power Point (Umbaran, 2013).

Media Power Point adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah Microsoft Office. Media Power Point dapat dibuat dengan sederhana dan tidak terlalu sulit, bahkan dalam dunia pendidikan media ini sudah mulai digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah (Berk, 2011). Keuntungan dari program ini adalah sederhananya ikon-ikon pembuatan presentasi yang kurang lebih sama dengan ikon-ikon Microsoft Word yang sudah banyak dikenal oleh sebagian besar masyarakat pemakai komputer. Penggunaan media Power Point sebagai metode pembelajaran dapat membuat proses penyampaian informasi menjadi semakin variatif dan menarik (Rockhman dkk., 2007). Penelitian ini menggunakan media Power Point sebagai media pendidikan kesehatan gigi dan mulut.


(31)

16

B. Landasan Teori

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut adalah segala sesuatu yang diketahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut seperti pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari pemberian pendidikan kesehatan gigi dan mulut, bisa dilakukan oleh orang tua, guru, petugas kesehatan atau anggota masyarakat lainnya.

Pengetahuan kesehatan merupakan hal yang sangat penting karena pengetahuan dan perilaku kesehatan akan meningkatkan indikator kesehatan masyarakat maupun individu, maka dari itu masyarakat maupun individu dapat meminimalisasi terjadinya masalah kesehatan, termasuk dalam kesehatan gigi dan mulut.

Perubahan perilaku akan berhasil jika seseorang mampu mengontrol perilakunya untuk mencapai perubahan perilaku yang lebih baik. Menurut teori Preceed-proceed, perilaku kesehatan ditentukan oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan , keyakinan, tersedia dan tidak tersedia fasilitas kesehatan.


(32)

C. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka konsep D. Hipotesis

Berdasarkan referensi-referensi yang mendukung latar belakang peneliti, maka peneliti menentukan hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun di SDN Minomartani 1 Yogyakarta.

Tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak usia 7-8 tahun

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Perubahan Tingkat Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak usia 7-8

Faktor Internal Faktor


(33)

18 BAB III

METODEPENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan penelitian one group pre-test post-test design. Adapun rancangan penelitian sebagai berikut:

Gambar 2. Desain Penelitian Keterangan :

X : Perlakuan

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010a). Populasi pada penelitian ini adalah siswa sekolah

dasar kelas I dan II yang berusia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 38 siswa.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi tersebut (Machfoedz, 2007). Penentuan siswa sebagai subjek penelitian penelitian dilakukan dengan cara total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Jumlah Sampel pada penelitian ini adalah 24 siswa.


(34)

Kriteria inklusi yang digunakan peneliti dalam menentukan subyek penelitian sebagai berikut :

1. Siswa SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta yang berusia 7-8 tahun. 2. Siswa yang bersedia menjadi responden serta diizinkan oleh orang tua

atau wali untuk menjadi subyek penelitian.

3. Siswa yang kooperatif mengikuti penelitian hingga selesai.

4. Siswa yang belum pernah mendapat penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sebelumnya

Kriteria eksklusi dari penelitian ini :

1. Siswa yang tidak bersedia menjadi responden.

2. Siswa yang tidak mampu kooperatif mengikuti tahap penelitian hingga selesai.

3. Siswa yang tidak diizinkan oleh orang tua atau wali untuk menjadi subyek penelitian.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Minomartani 1, yang beralamat di Jalan Mlandangan, Minomartani, Ngaglik, Sleman, D.I. Yogyakarta. Penilitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 dan 22 Juni 2016.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (pengaruh) adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point.


(35)

20

2. Variabel terikat (terpengaruh) adalah pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

3. Variabel terkendali adalah usia dan lokasi penelitian

4. Variabel tidak terkendali adalah jenis kelamin, kecerdasan siswa, dan lingkungan.

E. Definisi Operasional

1. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang diteliti adalah wawasan yang dimiliki siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta mengenai kesehatan gigi dan mulut. Penilaian dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan (pre-test dan post-test) menggunakan kuesioner tertutup yang bersumber dari penelitian , pilihan jawaban benar (nilai 1) dan salah (nilai 0). Jawaban yang benar dijumlahkan untuk memperoleh skor total setiap siswa. Variabel tingkat pengetahuan diukur dengan menggunakan skala ordinal.

Kurang baik : 0 - 40 Cukup : 40 - 70

Baik : 70 - 100

2. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah proses edukasi yang dilakukan oleh peneliti untuk menambah wawasan siswa tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan akan dilakukan dengan media Power Point.

3. Power Point adalah salah satu program aplikasi dalam Microsoft Office yang digunakan oleh peneliti sebagai media untuk menyampaikan materi


(36)

penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada siswa yang berisi materi dengan tulisan dan gambar mengenai macam, fungsi, serta bentuk dan struktur anatomi gigi, alat dan cara serta waktu pembersihan gigi, pengertian gigi berlubang dan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi menjadi berlubang, serta pengobatan gigi dan kontrol rutin ke dokter gigi.

4. Anak usia 7-8 tahun yang ditentukan dalam penelitian ini adalah antara usia 7 tahun tepat sampai dengan usia 8 tahun, 11 bulan, 29 hari.

F. Alat dan Bahan Penelitian

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data (Siswanto dkk., 2013). Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data (Matondang, 2009).

1. Alat penelitian

a. LCD sebagai sarana untuk menampilkan presentasi Power Point.

b. Laptop digunakan oleh operator untuk memproses materi penyuluhan dengan aplikasi Power Point.

c. Kuesioner tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup sebanyak 34 soal yang diisi oleh siswa usia 7-8 tahun di SDN Minomartani 1 Yogyakarta. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008). Kuesioner yang diberikan pada penelitian ini meliputi:


(37)

22

1) Identitas responden (nama, jenis kelamin, kelas, dan tanggal lahir.). 2) Pernyataan benar/salah mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

Pernyataan di dalam kuesioner berisi pengetahuan mengenai macam, fungsi, serta bentuk dan struktur anatomi gigi, alat dan cara serta waktu pembersihan gigi, pengertian gigi berlubang dan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi menjadi berlubang, serta pengobatan gigi dan kontrol rutin ke dokter gigi. Kuesioner yang diberikan berupa pilihan benar-salah, penilaian pada kuesioner ini adalah memberikan nilai 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban salah.

2. Bahan penelitian

Materi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang berisi pengetahuan mengenai macam, fungsi, serta bentuk dan struktur anatomi gigi, alat dan cara serta waktu pembersihan gigi, pengertian gigi berlubang dan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi menjadi berlubang, serta pengobatan gigi dan kontrol rutin ke dokter gigi.

G. Jalannya Penelitian

Penyusunan karya tulis ini melalui beberapa tahap, tahap pertama yakni peneliti mempersiapkan penelitian dan tahap kedua adalah tahap pelaksanaan penelitian.

1. Tahap Persiapan

a. Penyusunan proposal penelitian dan seminar proposal yang dilakukan pada bulan Maret-Mei 2015.


(38)

b. Mengurus administrasi meliputi pembuatan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan FKIK UMY, serta mengurus surat ijin penelitian dari Program Studi Kedokteran Gigi FKIK UMY.

c. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner yang dari penelitian sebelumnya. d. Sosialisasi kepada kepala sekolah dan siswa dengan cara memberikan

surat pemberitahuan dan lembar persetujuan untuk wali murid. e. Pengumpulan lembar persetujuan.

f. Memilih subjek penelitian sesuai kriteria inklusi.

g. Persiapan materi mengenai macam, fungsi, serta bentuk dan struktur anatomi gigi, alat dan cara serta waktu pembersihan gigi, pengertian gigi berlubang dan hal-hal yang dapat menyebabkan gigi menjadi berlubang, serta pengobatan gigi dan kontrol rutin ke dokter gigi dengan media Power Point.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mencatat identitas subjek penelitian.

b. Menjelaskan rencana jalannya penelitian kepada subjek penelitian. c. Mempersilakan subyek penelitian mengisi lembar kerja pre-test sesuai

petunjuk pada lembar kuesioner. d. Mengumpulkan data pre-test


(39)

24

f. Mempersilahkan subjek penelitian mengisi lembar kerja pos-test sesuai petunjuk pada lembar kuesioner yang diberikan dalam rentang waktu 3 hari setelah penyuluhan.

g. Mengumpulkan data post-test.

h. Menyajikan data hasil pre-test dan post-test. i. Melakukan analisis data.

j. Membuat Kesimpulan.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes (Arikunto, 2002). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010a). Peneliti menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas

sebelumnya oleh peneliti sebelumnya dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dengan Media Power Point terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Usia 9-10 Tahun di SD Negeri Keputran 2 Yogyakarta” dengan rincian nilai koefisien korelasi (r) tabel pada kuesioner yang diujikan adalah 0,3882. Jumlah soal yang diujikan sebanyak 40 soal, setelah diuji terdapat 6 soal yang memiliki nilai koefisien korelasi (r) hitung berkisar 0,088 - 0,222 dan nilai signifikansi (p) > 0,05 sehingga keenam soal tersebut dinyatakan tidak valid. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat koefisien r hitung Spearman-Brown, bila koefisien r hitung > r tabel maka kuesioner dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2007). Koefisien r hitung Spearman-Brown menunjukkan angka 0,828 sehingga kuesioner dinyatakan reliabel.


(40)

I. Analisis Data

Pengolahan data untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan siswa usia 7-8 tahun di SD Minomartani 1 Yogyakarta menggunakan uji Paired-t Test, yakni uji hipotesis kategorik dengan 2 kelompok yang berpasangan.


(41)

26

J. Alur Penelitian

Mengurus ethical clearance dan surat ijin penelitian

Pemilihan subjek penelitian sesuai kriteria inklusi

Membagikan informed consent pada pihak sekolah

Menjelaskan proses jalannya penelitian kepada subjek penelitian

Subjek mengisi lembar kerja pre-test

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point

Pemberian post-test akan dilakukan dalam rentang waktu 3 hari setelah penyuluhan

Pengumpulan dan analisis data

Hasil dan kesimpulan


(42)

K. Etika Penelitian

Sebelum memulai penelitian dengan mengikutsertakan subjek penlitian anak-anak, peneliti harus memastikan bahwa:

1. Peneliti menjunjung tinggi etika penelitian dengan subyek penelitian manusia, untuk itu peneliti akan mengajukan ethical clearance pada Tim Komite Etik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Orang tua atau wali sah secara hukum telah memberikan izin untuk setiap anak dengan menandatangani informed consent.

3. Surat izin penelitian telah disampaikan kepada pihak SDN Minomartani 1 Yogyakarta.


(43)

(44)

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan subyek siswa-siswi kelas I SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta usia 7-8 tahun sebanyak 24 siswa. Subyek mendapat perlakuan yang sama yaitu diberikan penyuluhan dengan media Power Point. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik responden

Karakteristik responden meliputi usia dan jenis kelamin. Penyajian data mengenai karakteristik responden akan dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

Tabel 1. Karakteristik responden siswa kelas I SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta (n = 24)

No Karakteristik responden Keterangan Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Umur a. 7 tahun 21 87,5

b. 8 tahun 3 12,5

2 Jenis kelamin a. Laki-laki 12 50

b. Perempuan 12 50

Tabel 1 memperlihatkan dari 24 orang responden mayoritas berumur 7 tahun sebesar 87,5 %, dilihat dari jenis kelamin jumlah responden laki-laki dan perempuan adalah sama. Tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.


(45)

29

Tabel 2. Tabel hasil pretest dan posttest tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun

No Subjek Penelitian

Nilai Pretest Nilai Posttest

1 A 73,53 79,41

2 B 61,76 73,53

3 C 61,76 70,59

4 D 52,94 67,65

5 E 55,88 64,71

6 F 64,71 58,82

7 G 64,71 70,59

8 H 61,76 70,59

9 I 55,88 55,88

10 J 70,59 76,47 11 K 64,71 73,53 12 L 61,76 58,82 13 M 61,76 67,65 14 N 61,76 55,88 15 O 70,59 64,71 16 P 70,59 73,53 17 Q 73,53 70,59 18 R 52,94 55,88 19 S 67,65 70,59 20 T 55,88 61,76 21 U 76,47 79,41 22 V 79,41 82,35 23 W 76,47 82,35 24 X 73,53 70,59

Rata-rata : 65,44 69,00

Subyek dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa. Hasil pretest menunjukkan rata-rata sebesar 65,44 dan rata-rata hasil posttest adalah 69.


(46)

Tabel 3. Distribusi siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada pretest dan posttest tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

Subyek dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa, sebelum dilakukan penyuluhan 15 siswa (62,5%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 9 siswa (37,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Setelah dilakukan penyuluhan 10 siswa (41,67%) memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dan 14 siswa (58,33%) memiliki tingkat pengetahuan baik. 2. Analisis data

a. Uji normalitas dihitung dengan menggunakan Shapiro Wilk.

Tabel 4. Uji normalitas

Berdasarkan Tabel 4. didapatkan hasil nilai sig (p) = 0.241 untuk pretest dan sig (p) = 0,183 untuk post-test. Nilai p dari pretest dan post-test > 0.05 maka hasil uji normalitas bernilai normal, sehingga uji non parametrik yang digunakan adalah uji Paired-T test untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut antara sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media Power Point. Variabel

Pretest Posttest

Kurang

baik Cukup Baik

Kurang

baik Cukup Baik

Pengetahuan

n % n % n % n % n % n %

0 0 15 62,5 9 37,5 0 0 10 41,67 14 58,33

Variabel

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point

Sig. (p) Keterangan

Pretest .241 Normal


(47)

31

b. Uji Paired-T Test

Tabel 5. Hasil uji korelasi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta

Variabel

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point

n (populasi) Sig. Pengetahuan kesehatan

gigi dan mulut (Pretest Posttest

24 0,006

Pengujian hubungan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta dilakukan dengan melihat nilai probabilitas (p). Jika nilai p > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai p < 0,05 H0 ditolak (Ghozali, 2005).

Berdasarkan Tabel 5. dengan Uji Paired-T test, diperoleh nilai signifikansi 0,014 (p < 0,05) yang berarti H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani Yogyakarta. Pengaruh tersebut menandakan adanya peningkatan pengetahuan anak setelah dilakukan penyuluhan dengan media Power Point.

B. Pembahasan

Berdasarkan uji statistik dengan uji Paired-T test, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta mengalami peningkatan setelah diberi penyuluhan dengan media Power Point. Responden laki-laki dan permpuan pada penelitian ini


(48)

memiliki jumlah yang sama. Teori Piaget menjabarkan bahwa siswi perempuan memiliki kelebihan dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan dan keseksamaan dalam berpikir, sedangkan siswa laki laki unggul dalam penalaran logika (Mutammam dan Budiarto, 2013).

Kondisi tempat penelitian yang kondusif, pihak sekolah yang kooperatif, peserta yang kooperatif dan mampu mengikuti jalannya penelitian sejak dilakukan pretest, penyuluhan dengan media Power Point, hingga terlaksananya post-test adalah faktor-faktor penting dalam keberhasilan media Power Point dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Jalannya penelitian pun tidak mendapatkan halangan yang berarti selain hanya keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah. Bekti (2012) pernah melakukan penelitian mengenai efektivitas media Power Point sebagai media pembelajaran. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media Power Point dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media Power Point. Penelitian lain yang juga mendukung penelitian tersebut, yakni penelitian oleh Nurhidayat dkk. (2012) yang menyatakan bahwa media Power Point lebih efektif dibandingkan media Flip Chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

Media audio visual tergolong media yang efektif. Hal ini karena media audio visual lebih menarik, tidak membosankan memiliki konten yang bisa diisi dengan gambar hidup dan mudah dipahami oleh responden. Responden akan lebih tertarik untuk melihat dan mendengarkan isi penyuluhan, sehingga


(49)

33

pengetahuan responden menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahmawati, (2007). Penelitian lain yang mendukung keefektifan Power Point sebagai media pembelajaran adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Susskind (2005), hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih mudah untuk mengikuti serta memahami materi pelajaran yang diberikan dengan bantuan media Power Point dan siswa dapat memiliki materi pelajaran tersebut secara lengkap sehingga mereka dapat memanfaatkannya sebagai bahan belajar sebelum ujian.

Kekurangan dari penggunaan media Power Point adalah bahwa penyuluh harus memiliki tingkat kemampuan dan kecermatan dalam membuat konsep dan membuat materi yang efektif dalam setiap slide, jangan sampai mengurangi atau bahkan menghilangkan inti dari materi yang ingin disampaikan (Gunderman dan McCammack, 2010).


(50)

29 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian sejenis di kemudian hari dengan jumlah subyek penelitian yang lebih banyak dan menggunakan pembanding media yang lain.

2. Program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta dengan bantuan media Power Point sebainya diberikan kepada siswa secara berkala.

3. Peneliti hendaknya melakukan penyuluhan dengan slide Power Point yang lebih menarik serta memperhatikan manajemen waktu agar penyuluhan dapat berjalan dengan efektif pada penyuluhan selanjutnya.


(51)

35

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Berk, R. A. (2011). Research on Power Point from Basic Features to Multimedia. International Journal of Technology in Teaching and Learning, h. 24-35. Darwita, R. R. (2011). Efektivitas Program Sikat Gigi Bersama terhadap Risiko

Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar. Journal Indonesia Medical Association. Vol. 61. No. 5.

Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehata Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gunderman, R. B., & McCammack, K. C. (2010). PowerPoint Know Your Medium. Journal of the American College of Radiology. h.711-714.

Halim, M. P. (2011). Peran Orang Tua terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Anak dan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Kelas II SD St. Yoseph 1 Medan.

Herijulianti, E., Indriani, T. S., & Artini, S. (2002). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. h. 26.

Isrofah dan Eka. 2007. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gigi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak Usia Sekolah di SD Boto Kembang Kulonprogo Yogyakarta. Jurnal Kesehatan. Vol 4. No 1. Oktober 2007.

Jones, M. A. (2003). The use and abuse of PowerPoint in Teaching and Learning in the Life Sciences: A Personal Overview. Dundee. h. 2-3.

Kementrian Kesehatan RI (2014). Situasi Kesehatan Gigi dan Mulut. InfoDATIN. 1.


(52)

36

Machfoedz, I. (2007). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Malik, I. (2008). Kesehatan Gigi dan Mulut. Bandung.

Mardalis. (2008). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reliabilitas Suatu Intrumen Penelitian. Jurnal Tabularasa PPS Unimed , h. 87-97.

Mutammam, M. B., & Budiarto, M. T. (2013). Pemetaan Perkembangan Kognitif Piaget Siswa SMA Menggunakan Tes Operasi Logis (TOL) Piaget Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin. h 1-6.

Notoatmodjo, S. (2003). Prinsip- Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2th ed. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2010a). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010b). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nurhidayat, O., P, E. T., & Wahyono, B. (2012). Perbandingan Media Power Point dengan Flip Chart dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut. Unnes Journal of Public Health. h. 31-35.

Pillitteri, A. (1999).Child Health Nursing. Philadelphia: Lippincott. 187.

Pontonuwu, J., Mariati, N. W., & Wicaksono, D. A. (2013). Gambaran Status Karies Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Kinilow 1 Kecamatan Tomohon

Utara. Manado.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/3145.

Purnaji, H. (2012). Penelitian Kesehatan Gigi pada Anak Sekolah Dasar Kelas 4-6 di SDN 1 Karang Patihan Balong Ponorogo. Ponorogo. Available from:

http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/4/jkptumpo-gdl-henripurna-193-1-abstrak-i.pdf.

Rahmawati. 2007. Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan Buruk di Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan.


(53)

37

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Rockhman, M. N., Aman, & Hendrastomo, G. (2007). Pengembangan Media Pembelajaran dan Bahan Ajar dengan Microsoft Power Point. Available from:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/grendi-hendrastomo-mm-ma/artikel-ppm-powerpoint.pdf.

Siswanto, Susila, & Suyanto. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Sriyono, N. W. (2005). Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi dan Pencegahan. Yogyakarta: Medika-Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Sugiyono. (2007). Metode Pendidikian Penelitian Kuantitatif, Kualitatif ,dan R&D. Bandung : ALFABETA.

Susskind, J. E. (2005). Power Point's Power in The Classroom Enchancing Student's Self-Efficacy and Attitudes. Computers & Education. h 203-215. Umbaran, J. (2013). Mengelola Dokumen untuk Presentasi dengan Ms Power

Point 2007. Yogyakarta: KTSP.

Veranita, N. (2012). Pengembangan Kemampuan Membilang melalui Kegiatan Bermain dengan Benda-Benda Konkrit pada Anak-anak Kelompok A TK Lembaga Tama III Sutran Sabdodadi Bantul tahun Pelajaran 2011/2012. Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta: Muha Medika.

Zatnika, I. (2009). 89% Anak Derita Penyakit Gigi dan Mulut. Diakses tanggal 29 Maret 2015, dari https://pdgicrb.wordpress.com/2009/01/24/89-anak-derita-penyakit-gigi-dan-mulut.


(54)

1

Nama :

Umur :

Orang tua/wali dari :

Setelah mendapatkan penjelasan dan keterangan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan mengizinkan anak saya untuk menjadi responden penelitian dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Media Power Point terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia 7 – 8 Tahun”.

Yogyakarta, 2016


(55)

2 Lampiran 2. Kuesioner

KUESIONER PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Tanggal Lahir :

Berilah tanda centang (√) pada pernyataan di bawah ini pada kolom B jika pernyataan benar dan pada kolom S bila pernyataan salah.

No Pernyataan B S

1. Gigi terdiri dari mahkota, leher, dan akar gigi.

2. Jumlah gigi taring (caninus) di dalam mulut kita adalah 2 buah.

3. Di dalam gigi terdapat rongga yang disebut pulpa gigi.

4. Di dalam pulpa gigi terdapat syaraf dan pembuluh darah.

5. Jumlah gigi seri (incisivus) di dalam mulut kita ada 6 buah.

6. Bagian gigi yang berwarna putih dan dapat dilihat di sebut email.

7. Fungsi gigi geraham (molar) adalah untuk menghaluskan makanan.


(56)

3

10. Menggosok gigi cukup 1 kali sehari pada waktu mandi pagi.

11. Pasta gigi yang baik adalah yang mahal dan sering diiklankan di TV.

12. Sebelum tidur kita perlu menggosok gigi.

13. Anak-anak boleh memakai sikat gigi orang dewasa.

14. Sikat gigi yang baik adalah yang tangkainya lurus dan kepala sikatnya kecil sehingga bisa masuk ke dalam mulut dengan mudah.

15. Menggosok gigi dilakukan setelah makan dan sebelum tidur.

16. Sikat gigi yang baik adalah sikat yang bulunya halus dan rata.

17. Menyikat gigi tidak perlu terlalu kuat agar gusi tidak berdarah.

18. Menyikat gigi cukup pada bagian depan gigi saja.

19. Karies adalah penyakit gigi berlubang.

20. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang bergizi tidak terlalu penting untuk kesehatan gigi.

21. Gigi yang kotor dan tidak dibersihkan akan menyebabkan gigi berlubang.


(57)

4

23. Gigi berlubang hanya disebabkan oleh bakteri saja.

24. Coklat dan permen adalah makanan yang merusak gigi.

25. Sehabis minum dan makan makanan yang manis sebaiknya kita langsung berkumur dengan air putih.

26. Mengurangi makan makanan yang manis dapat mengurangi terjadinya gigi berlubang.

27. Minimal 6 bulan sekali kita perlu ke dokter gigi untuk kontrol gigi.

28. Gigi yang sudah goyah harus dicabut ke dokter gigi.

29. Kita boleh mencabut sendiri gigi yang sudah goyah.

30. Jika ada gigi yang berlubang sebaiknya kita pergi ke dokter gigi untuk dilakukan perawatan tambal gigi.

31. Gigi yang sudah berlubang tidak dapat dirawat lagi.

32. Kotoran pada sekeliling gigi yang sudah keras tidak perlu dihilangkan karena akan membuat gigi menjadi kuat.

33. Gigi anak tidak perlu dirawat ataupun ditambal karena akan diganti dengan gigi baru.

34. Setiap gigi yang berlubang harus dicabut.


(58)

(59)

THE INFLUENCE OF ORAL HEALTH EDUCATION WITH POWER POINT MEDIA TOWARDS LEVEL OF ORAL HEALTH KNOWLEDGE IN 7-8 YEARS OLD CHILDREN

(Study in Minomartani 1 Elementary School Yogyakarta)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

(Kajian Pada SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta) Satya Bagus Pradita1, Alfini Octavia2

1

Mahasiswa PSPDG UMY, 2Dosen PSPDG UMY Abstract

Background: Oral health is often ignored by most of people. They do not understand that the oral cavity is the entry access of germ and bacteria that could cause disease. Tooth cavities are still commonly found in children. Children in primary school age are vulnerable to oral disease because children tend to have behavior or habits those are less supportive for good oral health.

Purpose: To know the influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.

Method: This research used experimental research type with one group pretest-posttest research design. This research was held in SDN Minomartani 1 Yogyakarta in June 2016.

Result: Based on Paired-t test to 24 sample, the significant value was 0.014 (p <0.05), which means that there was influence of oral health education by using Power Point media towards level of oral health knowledge in 7-8 years old students.

Conclusion: There is influence of oral health education with Power Point media towards level of oral health knowledge of 7-8 years old students in SDN Minomartani 1 Yogyakarta.

Keywords: Oral health education, oral health knowledge level, media Power Point


(60)

Abstrak

Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut sering dikesampingkan oleh sebagian orang. Mereka belum memahami bahwa rongga mulut menjadi salah satu akses masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menimbulkan penyakit. Keluhan terhadap gigi berlubang masih banyak ditemukan pada anak-anak. Anak dengan usia sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut, anak-anak cenderung mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7 – 8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan desain penelitian one group pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada bulan Juni 2016.

Hasil Penelitian: Berdasarkan uji Paired-t test terhadap 24 subyek penelitian, nilai signifikansi sebesar 0,014 (p < 0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun. Kesimpulan: Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

Kata kunci: Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, tingkat pengetahuan, media Power Point

Pendahuluan

Hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,9% penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Selama tahun 2013 masalah kesehatan pada anak usia 5 – 9 tahun mencapai 28,9%1 (Depkes, 2013). Pada sumber yang lain menjabarkan bahwa sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan mereka, proses tumbuh kembang bahkan masa depan mereka2 (Zatnika, 2009).


(61)

Usia sekolah merupakan saat yang baik untuk memberikan dasar bagi terbentuknya manusia yang berkualitas. Kesehatan adalah salah satu unsur penting dalam membentuk manusia yang berkualitas. Anak dengan usia sekolah khususnya sekolah dasar adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada kelompok umur tersebut, anak-anak cenderung mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang mendukung terciptanya kesehatan gigi dan mulut yang baik3 (Pontonuwu, dkk., 2013).

Menurut Arsyad Ashar salah satu bentuk usaha untuk meminimalisasi angka kesakitan adalah dengan tindakan preventif melalui kegiatan promosi kesehatan. Penyuluhan adalah contoh usaha untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut, karena kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan. Pemilihan media yang tempat menjadi salah satu faktor keberhasilan sebuah penyuluhan. Media audiovisual adalah media yang saat ini dianggap paling efektif dan efisian digunakan dalam penyuluhan4.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 7-8 tahun dengan menggunakan media Power Point.

Bahan dan Cara

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan penelitian one group pre-test post-test design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas I dan II yang berusia 7-8 tahun di


(62)

SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta. Penentuan siswa sebagai sampel penelitian dilakukan dengan cara total sampling sesuai dengan kriteria inklusi sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 24 anak.

Kriteria inklusi yaitu siswa yang berusia 7-8 tahun dan bersedia menjadi responden, kooperatif dan belum pernah mendapat penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sebelumnya, serta yang diizinkan oleh orang tua atau wali untuk menjadi subyek penelitian. Kriteria eksklusi yaitu siswa yang tidak hadir saat penelitian ataupun tidak bersedia menjadi responden.

Variabel bebas adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point, sedangkan variabel terpengaruh adalah pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Variabel terkendali adalah usia, lokasi penelitian, waktu penelitian, dan materi penelitian, kemudian variabel tidak terkendali adalah jenis kelamin dan kecerdasan siswa.

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan seputar pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop, LCD dan proyektor, selain itu bahan penilitian berupa materi slide Power Point.

Pengambilan data dilakukan setelah peneliti membuat kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat pengetahuan kesehatan gigi siswa. Pengambilan data dilakukan sesuai prosedur yakni dengan memberikan informed consent kepada pihak sekolah beberapa hari sebelum penyuluhan, kemudian peneliti memberikan kuesioner pada siswa yang hadir pada hari pertama penelitian dan mengembalikan informed consent, setelah


(63)

itu diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada siswa. Enam hari setelah dilakukan penyuluhan, peneliti kembali memberikan kuesioner yang sama sebagai post-test.

Penilaian tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan (pre-test dan post-test) menggunakan kuesioner tertutup, pilihan jawaban benar (nilai 1) dan salah (nilai 0). Jawaban yang benar dijumlahkan untuk memperoleh skor total setiap siswa. Variabel tingkat pengetahuan diukur dengan menggunakan skala ordinal.

Kurang baik : 0 - 40 Cukup : 40 - 70 Baik : 70 - 100

Pengolahan data untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa usia 7-8 tahun di SD Minomartani 1 Yogyakarta sebelum dan sesudah diberi penyuluhan dengan media Power Point termasuk kategori baik atau tidak baik pada kelompok yang sama adalah menggunakan uji Paired-t Test

Hasil Penelitian

1. Karakteristik responden

Karakteristik responden meliputi usia dan jenis kelamin. Penyajian data mengenai karakteristik responden akan dilakukan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.


(64)

Tabel 1. Karakteristik responden siswa kelas I SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta (n = 24)

No Karakteristik responden Keterangan Frekuensi (f) Prosentase (%)

1 Umur a. 7 tahun 21 87,5

b. 8 tahun 3 12,5

2 Jenis kelamin a. Laki-laki 12 50

b. Perempuan 12 50

Tabel 1 memperlihatkan dari 24 orang responden mayoritas berumur 7 tahun sebesar 87,5 %, dilihat dari jenis kelamin jumlah responden laki-laki dan perempuan adalah sama. Tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas IV usia 9-10 tahun SD Negeri Keputran 2 Yogyakarta.


(65)

Tabel 2. Tabel hasil pretest dan posttest tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun

No Subjek

Penelitian Nilai Pretest Nilai Posttest

1 A 73,53 79,41

2 B 61,76 73,53

3 C 61,76 70,59

4 D 52,94 67,65

5 E 55,88 64,71

6 F 64,71 58,82

7 G 64,71 70,59

8 H 61,76 70,59

9 I 55,88 55,88

10 J 70,59 76,47 11 K 64,71 73,53 12 L 61,76 58,82 13 M 61,76 67,65 14 N 61,76 55,88 15 O 70,59 64,71 16 P 70,59 73,53 17 Q 73,53 70,59 18 R 52,94 55,88 19 S 67,65 70,59 20 T 55,88 61,76 21 U 76,47 79,41 22 V 79,41 82,35 23 W 76,47 82,35 24 X 73,53 70,59

Rata-rata : 65,44 69,00

Subyek dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa. Hasil pretest menunjukkan rata-rata sebesar 65,44 dan rata-rata hasil posttest adalah 69.


(66)

Tabel 3. Distribusi siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada pretest dan posttest tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

Subyek dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa, sebelum dilakukan penyuluhan 15 siswa (62,5%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 9 siswa (37,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Setelah dilakukan penyuluhan 10 siswa (41,67%) memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dan 14 siswa (58,33%) memiliki tingkat pengetahuan baik.

2. Analisis data

a. Uji normalitas dihitung dengan menggunakan Shapiro Wilk.

Tabel 4. Uji normalitas

Berdasarkan Tabel 4, didapatkan hasil nilai sig (p) = 0.241 untuk pretest dan sig (p) = 0,183 untuk posttest. Nilai p dari pretest dan posttest > 0.05 maka hasil uji normalitas bernilai normal, sehingga uji non parametrik yang digunakan adalah uji Paired-T test untuk mengetahui ada Variabel

Pretest Posttest

Kurang

baik Cukup Baik

Kurang

baik Cukup Baik

Pengetahuan

n % n % n % n % n % n %

0 0 15 62,5 9 37,5 0 0 10 41,67 14 58,33

Variabel Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point

Sig. (p) Keterangan

Pretest .241 Normal


(67)

atau tidaknya pengaruh peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut antara sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media Power Point. b. Uji Paired-T Test

Tabel 5. Hasil uji korelasi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta

Variabel

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point

n (populasi) Sig.

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut (Pretest Posttest

24 0,006

Pengujian hubungan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani Yogyakarta dilakukan dengan melihat nilai probabilitas (p). Jika nilai p > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai p < 0,05 H0 ditolak5 (Ghozali, 2005).

Berdasarkan tabel 4 dengan Uji Paired-T test, diperoleh nilai signifikansi 0,014 (p < 0,05) yang berarti H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani Yogyakarta. Pengaruh tersebut menandakan adanya peningkatan pengetahuan anak setelah dilakukan penyuluhan dengan media Power Point.


(68)

Pembahasan

Berdasarkan uji statistik dengan uji Paired-T test, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta mengalami peningkatan setelah diberi penyuluhan dengan media Power Point. Responden laki-laki dan permpuan pada penelitian ini memiliki jumlah yang sama. Teori Piaget menjabarkan bahwa siswi perempuan memiliki kelebihan dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan dan keseksamaan dalam berpikir, sedangkan siswa laki laki unggul dalam penalaran logika6 (Mutammam dan Budiarto, 2013).

Kondisi tempat penelitian yang kondusif, pihak sekolah yang kooperatif, peserta yang kooperatif dan mampu mengikuti jalannya penelitian sejak dilakukan pretest, penyuluhan dengan media Power Point, hingga terlaksananya post-test adalah faktor-faktor penting dalam keberhasilan media Power Point dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Jalannya penelitian pun tidak mendapatkan halangan yang berarti selain hanya keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah. Bekti (2012) pernah melakukan penelitian mengenai efektivitas media Power Point sebagai media pembelajaran. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media Power Point dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media Power Point7.

Media audio visual tergolong media yang efektif. Hal ini karena media audio visual lebih menarik, tidak membosankan memiliki konten yang bisa diisi dengan gambar hidup dan mudah dipahami oleh responden. Responden akan lebih


(69)

tertarik untuk melihat dan mendengarkan isi penyuluhan, sehingga pengetahuan responden menjadi lebih baik8Rahmawati, (2007). Penelitian lain yang mendukung keefektifan Power Point sebagai media pembelajaran adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Susskind (2005), hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih mudah untuk mengikuti serta memahami materi pelajaran yang diberikan dengan bantuan media Power Point dan siswa dapat memiliki materi pelajaran tersebut secara lengkap sehingga mereka dapat memanfaatkannya sebagai bahan belajar sebelum ujian9.

Kekurangan dari penggunaan media Power Point adalah bahwa penyuluh harus memiliki tingkat kemampuan dan kecermatan dalam membuat konsep dan membuat materi yang efektif dalam setiap slide, jangan sampai mengurangi atau bahkan menghilangkan inti dari materi yang ingin disampaikan10 (Gunderman dan McCammack, 2010).

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian sejenis di kemudian hari dengan jumlah subyek penelitian yang lebih banyak.


(1)

Tabel 3. Distribusi siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta pada pretest dan posttest tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

Subyek dalam penelitian ini berjumlah 24 siswa, sebelum dilakukan penyuluhan 15 siswa (62,5%) memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 9 siswa (37,5%) memiliki tingkat pengetahuan baik. Setelah dilakukan penyuluhan 10 siswa (41,67%) memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dan 14 siswa (58,33%) memiliki tingkat pengetahuan baik. 2. Analisis data

a. Uji normalitas dihitung dengan menggunakan Shapiro Wilk. Tabel 4. Uji normalitas

Berdasarkan Tabel 4, didapatkan hasil nilai sig (p) = 0.241 untuk pretest dan sig (p) = 0,183 untuk posttest. Nilai p dari pretest dan posttest > 0.05 maka hasil uji normalitas bernilai normal, sehingga uji non parametrik yang digunakan adalah uji Paired-T test untuk mengetahui ada Variabel

Pretest Posttest

Kurang

baik Cukup Baik

Kurang

baik Cukup Baik

Pengetahuan

n % n % n % n % n % n %

0 0 15 62,5 9 37,5 0 0 10 41,67 14 58,33

Variabel Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point

Sig. (p) Keterangan

Pretest .241 Normal


(2)

atau tidaknya pengaruh peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut antara sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media Power Point. b. Uji Paired-T Test

Tabel 5. Hasil uji korelasi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta

Variabel

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point n (populasi) Sig. Pengetahuan kesehatan

gigi dan mulut (Pretest Posttest

24 0,006

Pengujian hubungan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani Yogyakarta dilakukan dengan melihat nilai probabilitas (p). Jika nilai p > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai p < 0,05 H0 ditolak5 (Ghozali, 2005).

Berdasarkan tabel 4 dengan Uji Paired-T test, diperoleh nilai signifikansi 0,014 (p < 0,05) yang berarti H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat pengetahuan siswa kelas I usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani Yogyakarta. Pengaruh tersebut menandakan adanya peningkatan pengetahuan anak setelah dilakukan penyuluhan dengan media Power Point.


(3)

Pembahasan

Berdasarkan uji statistik dengan uji Paired-T test, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I usia 7-8 tahun SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta mengalami peningkatan setelah diberi penyuluhan dengan media Power Point. Responden laki-laki dan permpuan pada penelitian ini memiliki jumlah yang sama. Teori Piaget menjabarkan bahwa siswi perempuan memiliki kelebihan dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan dan keseksamaan dalam berpikir, sedangkan siswa laki laki unggul dalam penalaran logika6 (Mutammam dan Budiarto, 2013).

Kondisi tempat penelitian yang kondusif, pihak sekolah yang kooperatif, peserta yang kooperatif dan mampu mengikuti jalannya penelitian sejak dilakukan pretest, penyuluhan dengan media Power Point, hingga terlaksananya post-test adalah faktor-faktor penting dalam keberhasilan media Power Point dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Jalannya penelitian pun tidak mendapatkan halangan yang berarti selain hanya keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah. Bekti (2012) pernah melakukan penelitian mengenai efektivitas media Power Point sebagai media pembelajaran. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media Power Point dan siswa yang mengikuti pembelajaran tanpa media Power Point7.

Media audio visual tergolong media yang efektif. Hal ini karena media audio visual lebih menarik, tidak membosankan memiliki konten yang bisa diisi dengan gambar hidup dan mudah dipahami oleh responden. Responden akan lebih


(4)

tertarik untuk melihat dan mendengarkan isi penyuluhan, sehingga pengetahuan responden menjadi lebih baik8Rahmawati, (2007). Penelitian lain yang mendukung keefektifan Power Point sebagai media pembelajaran adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Susskind (2005), hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa lebih mudah untuk mengikuti serta memahami materi pelajaran yang diberikan dengan bantuan media Power Point dan siswa dapat memiliki materi pelajaran tersebut secara lengkap sehingga mereka dapat memanfaatkannya sebagai bahan belajar sebelum ujian9.

Kekurangan dari penggunaan media Power Point adalah bahwa penyuluh harus memiliki tingkat kemampuan dan kecermatan dalam membuat konsep dan membuat materi yang efektif dalam setiap slide, jangan sampai mengurangi atau bahkan menghilangkan inti dari materi yang ingin disampaikan10 (Gunderman dan McCammack, 2010).

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa usia 7-8 tahun di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian sejenis di kemudian hari dengan jumlah subyek penelitian yang lebih banyak.


(5)

2. Program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta dengan bantuan media Power Point sebainya diberikan kepada siswa secara berkala.

Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehata Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2. Zatnika, I. (2009). 89% Anak Derita Penyakit Gigi dan Mulut. Diakses tanggal 29 Maret 2015, dari

https://pdgicrb.wordpress.com/2009/01/24/89-anak-derita-penyakit-gigi-dan-mulut.

3. Pontonuwu, J., Mariati, N. W., & Wicaksono, D. A. (2013). Gambaran Status Karies Anak Sekolah Dasar di Kelurahan Kinilow 1 Kecamatan Tomohon Utara. Manado.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/3145.

4. Nurhidayat, O., P, E. T., & Wahyono, B. (2012). Perbandingan Media Power Point dengan Flip Chart dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut. Unnes Journal of Public Health. h. 31-35.

5. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, EdisiKetiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

6. Mutammam, M. B., & Budiarto, M. T. (2013). Pemetaan Perkembangan Kognitif Piaget Siswa SMA Menggunakan Tes Operasi Logis (TOL) Piaget Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin. h 1-6.

7. Bekti, D. S. (2012). Pengaruh Penggunaan Media Power Point terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngebung Beran Tahun Ajaran 2011/2012

8. Rahmawati. 2007. Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan Buruk di Kabupaten Kotawaringin Barat Kalimantan.

9. Susskind, J. E. (2005). Power Point's Power in The Classroom Enchancing Student's Self-Efficacy and Attitudes. Computers & Education. h 203-215.

10.Gunderman, R. B., & McCammack, K. C. (2010). PowerPoint Know Your Medium. Journal of the American College of Radiology. h.711-714.


(6)