Tata Ruang Wilayah Profil Kabupaten Lombok Barat

81 lingkungannya, yang dilakukan melalui pendekatan antar dan inter wilayah. Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Lombok Barat tersebut diatur setelah memperhatikan keberadaan kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan kota, termasuk pengembangan kawasan perioritas. Kawasan lindung diarahkan untuk memelihara dan menjaga kelestarian fungsi kawasan lindung untuk menjamin ketersediaan dan menjaga fungsi hidrologi tanah, unsure hara air tanah dan air permukaan RTRW Kabupaten Lombok Barat disusun pada tahun 19911992, kemudian direvisi pada tahun 1998. Hasil revisi Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Lombok Barat tersebut kemudian direvisi pada tahun 2002. Adapun tujuan pengembangan Tata Ruang Kabupaten Lombok Barat adalah : a. Menyeimbangkan pertumbuhan antar dan inter wilayah melalui pemerataan pembangunan, peningkatan perdagangan antar daerah serta peningkatan peluang investasi. Sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang dan Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah, Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran RTRW Propinsi ke dalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang kota. Akselerasi pembangunan ekonomi pada era otonomi daerah yang berorientasi pada peningkatan daya serap investasi daerah di Kabupaten Lombok Barat, menyebabkan terjadinya ekpansi aktivitas ekonomi yang cukup signifikan. 82 Hal ini terutama terjadi pada ruang-ruang wilayah tempat terkonsentrasinya sumberdaya alam dan alokasi-alokasi sumberdaya ekonomi, kondisi ini sangat berpengaruh pada pola struktur ruang wilayah dan distribusi penggunaan lahan daerah. Tabel 2.34. Luas Penggunaan Lahan Sesuai DASSSWS di wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2009 Jenis Penggunaan Lahan Lombok Barat Ha Persentase 1. Kampung 2.707,74 3,14 2. Sawah Irigasi 18.729,65 21,71 3. TegalanLadang 18.844,33 21,84 4. Kebun Campuran 9.324,94 10,81 5. Perkebunan kelapa, kopi dll 4.691,31 5,44 6. Perikanan tambak, kolam dan Penggaraman 430,00 0,50 7. Hutan Lebat 26.045,05 30,19 8. Semak, rumput, alang-alang 4.579,05 5,31 9. Danau, rawa, embung 102,25 0,12 10. Lain-lain jalan, sungai, tanah rusak dan pasang surut 811,71 0,94 Lombok Barat 826.266,03 100,00 Sumber data : BPN Kabupaten Lombok Barat Distribusi alokasi fasilitasi dan utilitas daerah sebagai upaya pemenuhan tingkat pelayanan pada daerah-daerah terpencil juga merupakan tantangan yang sangat berarti bagi penataan ruang di Kabupaten Lombok Barat. Tingginya tingkat 83 pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun sangat berpengaruh pada melonjaknya kebutuhan akan perumahan dan infrastruktur lainnya. Secara kausalitas hal ini berdampak pada ekpansi penggunaan ruang untuk kebutuhan konservasi alam dan lahan pertanian yang dijadikan areal perumahan. Strategi Penataan Ruang Kabupaten Lombok Barat yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Tahun 2011 – 2031 adalah sebagai berikut: 1. Strategi pengembangan wilayah yang berbasis tanaman pangan dan holtikultura. 2. Strategi peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep agroindustri di kecamatan Narmada, Lingsar, Gerung, Labuapi, Lembar dan Gunung Sari. 3. Strategi pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya 4. Strategi pengembangan kawasan potensi pertambangan dengan berwawasan ramah lingkungan dan berkelanjutan 5. Strategi penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan 6. Strategi pengembangan sistim prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian 7. Strategi pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan 8. Strategi pengembagan kawasan budidaya 84 9. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan. Rencana Struktur Ruang wilayah Kabupaten Lombok Barat dilihat dari wilayah pusat-pusat kegiatan adalah sebagai berikut : a. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi PKWp yaitu di kota Gerung b. Pusat Kegiatan Lokal PKL meliputi Lembar dan Narmada c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi PKLp meliputi Gunungsari, Kediri dan Sekotong d. Pusat Pelayanan Kawasan PPK meliputi Batulayar, Lingsar, Labuapi, Kuripan dan Pelangan. e. Pusat Pelayanan Lingkungan PPL meliputi Labuahan Poh, Kedaro, Sekotong Barat, Batu Putih, Buwun Mas, Sekotong Timur, Mareje, Kebun Ayu, Tempos, Banyumulek, Karangbongkot, Bengkel, Dasan Tereng, Keru, Lembah Sempage, Batu kumbung, Segerongan, Duman, Penimbung, Mambalan dan Senggigi. 85

BAB III DISKRIPSI ANALISIS KONFLIK TAPAL BATAS WILAYAH LOMBOK

UTARA DAN LOMBOK BARAT A. Awal Pemekaran Kabupaten Lombok Utara Kabupaten Lombok Utara pada awalnya merupakan bagian dari Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Negara Indonesia Timur NIT Nomor 44 Tahun 1950 pasal I ayat 1, Wilayah Administratif Lombok Barat membawahi Wilayah Administratif Kedistrikan Ampenan Barat, Ampenan Timur, Tanjung, Bayan, Gerung, Asisten Kedistrikan Gondang dan Kepunggawaan Cakranegara. Demikian juga halnya ketika lahir Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Wilayah Daerah Tk.II Dalam Wilayah Daerah Tk. I Bali, NTB dan NTT, wilayah Lombok Utara tetap menjadi bagian dari Kabupaten Lombok Barat. Seiring dengan terjadinya perkembangan yang menuntut pelayanan pemerintahan yang maksimal di berbagai daerah, dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 Kabupaten Lombok Barat dimekarkan menjadi 2 dua daerah otonom yaitu Kabupaten Lombok Barat sendiri sebagai daerah induk dan Kota Mataram sebagai daerah pemekaran. Sebagai konsekuensi dari terbentuknya Pemerintah Kota Mataram, maka pada tahun 2000 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2000 Ibukota Lombok Barat dipindahkan dari Mataram ke Gerung. Kenyataan ini mengakibatkan semakin jauhnya rentang kendali pemerintahan Kabupaten Lombok Barat, terutama terhadap 5 lima Kecamatan 86 yang berada di Lombok Barat bagian Utara. Kondisi inilah yang menyentak kesadaran dan membangkitkan semangat masyarakat Lombok Utara untuk mewujudkan cita-citanya yang lama terpendam yaitu membentuk Kabupaten Lombok Utara. Untuk mewujudkan cita-cita masyarakat Lombok Utara tersebut dibentuklah Komite Pemekaran Kabupaten Lombok Barat dengan Keputusan Bupati No 58293PEM2003 yang bertugas mengkoordinasikan seluruh kegiatan dalam rangka mempersiapkan persyaratan pemekaran Kabupaten Lombok Barat. Dalam perjalanannya Komite tersebut tidak dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya, sehingga atas dasar aspirasi berbagai komponen masyarakat Lombok Utara termasuk mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Lombok Utara FKMLU, sebelum menjadi Ikatan Pelajaran Mahasiswa Lombok Utara IPMLU, pada tahun 2005 kepengurusan Komite Pemekaran Kabupaten Lombok Barat tersebut disempurnakan melalui Keputusan Bupati Lombok Barat Nomor 0403Pem2005 dengan Ketua Umum H. DJOHAN SJAMSJU, SH dan DATU RAHDIN DJAYAWANGSA, SH sebagai Sekretaris Umum. Selain menetapkan Komite Pemekaran Kabupaten Lombok Barat, dalam Keputusan Bupati tersebut juga ditetapkan Tim Pengkajian Pemekaran Kabupaten Lombok Barat yang diketuai oleh Dr. Ridawan, M.S. Alm. Dengan bermodal semangat tinggi dalam nuansa kebersamaan antara seluruh lapisan masyarakat Lombok Utara, Komite dan Tim Pengkajian Pemekaran Kabupaten Lombok Barat dengan dukungan penuh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat, maka tersusunlah hasil Kajian Pembentukan