Tinjauan Kebijakan Hukum Pidana, Rehabilitasi Narkotika Dan Panti Rehabilitasi Narkotika

normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. 1 Serta di dukung dengan Wawancara yaitu mengajukan pertanyaan kepada narasumber tentang objek yang akan diteliti berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.

BAB II : Tinjauan Tentang Kebijakan Hukum Pidana Rehabilitasi

Korban Narkotika Di Wilayah Kota Yogyakarta Berdasarkan UU No 35 Tahun 2009 Dan Kendala – Kendala Terhambatnya Proses Rehabilitasi

A. Tinjauan Kebijakan Hukum Pidana, Rehabilitasi Narkotika Dan Panti Rehabilitasi Narkotika

1. Pengertian Kebijakan Hukum Pidana Istilah kebijakan berasal dari bahasa Inggris yakni Policy atau dalam bahasa Belanda Politiek yang secara umum dapat diartikan sebagai prinsip-prinsip umum yang berfungsi untuk mengarahkan pemerintah dalam arti luas termasuk pula aparat penegak hukum dalam mengelola, mengatur, atau menyelesaikan urusan-urusan publik, masalah-masalah masyarakat atau bidang-bidang penyusunan peraturan perundang- undangan dan pengaplikasian hukumperaturan, dengan tujuan umum yang mengarah pada upaya mewujudkan kesejahteraan atau kemakmuran masyarakat warga Negara . 1 Soerjono Soekant o dan Sri M amudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif :Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakart a, hlm. 13 2. Pengertian Rehabilitasi Narkotika Rehabilitasi yaitu pemondokan yang dilakukan agar pengguna obat terlarang dapat kembali sehat. Sehat di sini meliputi sehat jasmani atau fisik, jiwa, sosial, dan rohani atau keimanan. Rehabilitasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia yaitu re·ha·bi·li·ta·si réhabilitasi pemulihan kepada kedudukan keadaan, nama baik yg dahulu semula , atau perbaikan anggota tubuh yang cacat dan sebagainya atas individu misalnya pasien rumah sakit, korban bencana supaya menjadi manusia yg berguna dan memiliki tempat dalam masyarakat 2 . 3. Macam - Macam Rehabiltassi Narkotika Rehabilitasi narkotika secara umum dibedakan menjadi 2 dua jenis, yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Secara umum, rehabilitasi medis yaitu suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan Narkotika. Rehabilitasi medis pecandu narkotika dapat dilakukan di rumah sakit yang ditunjuk oleh menteri kesehatan, yaitu rumah sakit yang diselenggarakan baik oleh pemerintah, maupun oleh masyarakat. Selain pengobatan atau perawatan melalui rehabilitasi medis, proses penyembuhan pecandu Narkotika dapat diselenggarakan oleh masyarakat melalui pendekatan keagamaan dan tradisional. Sedangkan rehabilitasi sosial yaitu suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik secara fisik, mental maupun sosial agar 2 Kamus besar bahasa indonesia bekas pecandu Narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat, yang dimaksud dengan bekas pecandu narkotika disini adalah orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap Narkotika secara fisik dan psikis. 4. Tujuan Rehabilitasi. Rehabilitasi sebagai suatu proses pemulihan korban dari gangguan penggunaan Narkotika baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang, yang bertujuan mengubah perilaku untuk mengembalikan fungsi individu di masyarakat. 5. Pengertian Panti Rehabilitasi Narkotika Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia yang dimaksud panti yaitu tempat atau kediaman tempat untuk digunakan . Sedangkan rehabilitasi Narkotika memiliki artian yaitu yaitu pemondokan yang dilakukan agar pengguna obat terlarang dapat kembali sehat. Sehat di sini meliputi sehat jasmani atau fisik, jiwa, sosial, dan rohani atau keimanan. Sehingga secara keseluruhan panti rahabilitasi Narkotika yaitu tempat atau kediaman untuk melakukan proses pemondokan untuk para pengguna Narkotika untuk memulihkan baik fisik maupun jiwa, sosial dan rohaninya agar terhindar dari pengaruh buruk Narkotika.

B. Tinjauan Umum Mengenai Tindak Pidana Insubordinasi 1. Pengertian Narkotika

Dokumen yang terkait

Peranan Pusat Rehabilitasi Anak Korban Penyalahgunaan Narkotika Ditinjau Dari UU No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Studi Kasus Pusat Rehabilitasi Narkotika Al Kamal Sibolangit Centre)

4 97 127

SKRIPSI KEBIJAKAN HUKUM PIDANA REHABILITASI KORBAN NARKOTIKA DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN UU NO 35 TAHUN 2009.

0 3 12

PENDAHULUAN KEBIJAKAN HUKUM PIDANA REHABILITASI KORBAN NARKOTIKA DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN UU NO 35 TAHUN 2009.

0 2 20

PENUTUP KEBIJAKAN HUKUM PIDANA REHABILITASI KORBAN NARKOTIKA DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN UU NO 35 TAHUN 2009.

0 3 6

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DENGAN REHABILITASI BERDASARKAN UU No. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DI KOTA YOGYAKARTA.

0 2 12

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DENGAN REHABILITASI BERDASARKAN UU No. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DI KOTA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENUTUP TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DENGAN REHABILITASI BERDASARKAN UU No. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DI KOTA YOGYAKARTA.

0 2 99

EFEKTIVITAS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG TINDAK PIDANA NARKOTIKA Efektivitas Penerapan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus di Wilayah Kota Surakarta).

0 3 19

MEMORANDUM HUKUM KASUS RAFFI AHMAD YANG DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DIKAITKAN DENGAN UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA.

0 0 1

PENYALAHGUNAAN TEMBAKAU GORILLA MENURUT TINJAUAN UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA DAN HUKUM PIDANA ISLAM.

0 11 85