46
BAB III Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penulisan skripsi ini yaitu normatif yang mencakup penelitian terhadap asas
– asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap sinkronisasi hukum, penelitian sejarah
hukum dan penelitian perbandingan hukum. B.
Jenis Pendekatan Penelitian
Metode ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan perundang –
undangan. Hal ini dimaksudkan bahwa data yang diperoleh peneliti kemudian diteliti dari sudut pandang peraturan perundang
– undangan sebagai dasar awal melakukan analisis. Pendekatan undang
– undang ini dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang
– undangan yang berkaitan dengan Safe Deposit Box.
C. Sumber dan Jenis Bahan Hukum
Bahan yang digunakan dalam penelitian normatif ini meliputi bahan hukum yang diperoleh dari studi berupa bahan kepustakaan hukum yang terdiri
dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. 1.
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat, yang mencakup peraturan perundang
– undangan yang terdiri dari :
a.
Kitab Undang – Undang Hukum Perdata
b. Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan
c. Peraturan perundang – undangan lain yang terkait dengan
penelitian ini
2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer dan dapat membantu proses analisi,
yaitu :
a.
Buku – buku hukum yang terkait;
b.
Dokumen – dokumen yang terkait;
c.
Makalah – makalah seminar yang terkait;
d.
Jurnal – jurnal dan literatur yang terkait;
3. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder yaitu :
a.
Kamus istilah hukum
b.
Kamus besar bahasa indonesia
c.
Kamus besar bahasa inggris
D. Teknik Penelitian
1. Studi Kepustakaan
Untuk mendapatkan data penulis akan melakukan pengkajian terhadap bahan
– bahan kepustakaan atau sumber data lainnya. Selain itu mencatat,
mengkutip, meresume teori – teori dari peraturan perundang – undangan yang
berhubungan dengan penelitian.
2. Wawancara
Fungsi wawancara adalah untuk mendapatkan informasi terkait penelitian ini, penulis akan mewawancarai narasumber dan mengajukan
pertanyaan guna memperoleh data yang diperlukan berkaitan dengan materi
skripsi kepada narasumber Ahli Hukum Perbankan. E.
Narasumber
Dalam penelitian ini peneliti akan mewawancarai dan mengajukan daftar pertanyaan kepada narasumber yakni Ibu Surach Winarni, selaku Ahli
Hukum Perbankan UGM melalui via e-mail.
F. Tempat Pengambilan Bahan Penelitian
Bahan penelitian diambil dalam menunjuk tempat dimana dokumen atau bahan penelitian dapat ditemukan, seperti dalam undang
– undang, perpustakaan, media internet, Bank yang bersangkutan serta yang lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
G. Teknik Pengolahan Bahan Penelitian
Dalam pengolahan data atau bahan dilakukan dengan cara melakukan seleksi data atau bahan hukum, kemudian melakukan klasifikasi menurut
penggolongan bahan hukum dan menyusun data hasil penelitian tersebut secara sistematis, tentu saja hal tersebut dilakukan secara logis, artinya ada
hubungan dan keterkaitan antara bahan hukum satu dengan bahan hukum lainnya untuk mendapatkan gambaran dari hasil penelitian.
37
H. Analisis Data
Bahan-bahan dari penelitian telah diperoleh dan disusun secara sistematis kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa preskriptif.
Proses ini akan menempatkan konsepsi-konsepsi hukum, baik kaidah-kaidah hukum dalam peraturan perundang-undangan, prinsip-prinsip hukum,
pendapat-pendapat ahli, atau pun doktrin secara sistematis untuk mengkaji dan menganalisa mengenai Tanggung Jawab bank terhadap nasabah dalam
perjanjian penyimpanan barang di Safe Deposit Box.
37
ND Mukti Fajar dan Achmad Yulianto, 2015, Dualisme Penelitian Hukum Normatif Empiris, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.hlm 181
50
Bab IV PEMBAHASAN
A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada
PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta
Safe Deposit Box yaitu merupakan suatu jasa pelayanan yang di tawarkan oleh bank umum yang berdasarkan Undang
– Undang Nomor 10 Tahun 1998 atas perubahan Undang
– Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 6 butir h yaitu menyediakan tempat untuk menyimpan
barang atau surat berharga. Sedangkan pengertian Safe Deposit Box secara umum yaitu sebuah kotak yang terbuat dari baja yang sangat kuat, tahan api,
yang terletak disuatu ruangan yang kokoh yang memiliki beberapa ukuran dengan jangka waktu tertentu yang disewakan bank kepada nasabah untuk
menyimpan barang – barang berharga secara aman dan nasabah dapat
menyimpan sendiri kunci kotak pengaman tersebut. Peneliti melakukan penelitian di salah satu bank yang menawarkan jasa
Safe Deposit Box yaitu PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta yang selain usahanya menghimpun dana untuk membiayai
kegiatan dan kebutuhan masyarakat, Bank BNI juga menawarkan jasa pelayanan Safe Deposit Box untuk masyarakat. Pelayanan jasa Safe Deposit
Box pada Bank BNI diatur dalam suatu perjanjian tertulis atau kontrak antara Bank BNI dan nasabah yang ingin menggunakan jasa pelayanan Safe Deposit
Box.