18
II.3.2 Tipe dan lokasi fraktur mandibula
Secara umum fraktur mandibula dapat diklasifikasikan berdasarkan
terminologi, yaitu:
1 Tipe fraktur
35
a.
Simple fracture
atau fraktur tertutup, yaitu keadaan fraktur dengan jaringan lunak yang terkena tidak terbuka.
b.
Compound fracture
atau fraktur terbuka, yaitu keadaan fraktur yang posisi fragmen terkontaminasi dengan jaringan sekitar, yakni jaringan lunak seperti kulit
dan mukosa hingga udara,
36
c. C
omminuted fracture
, yaitu fraktur yang terjadi pada satu daerah tulang yang diakibatkan oleh trauma yang hebat sehingga mengakibatkan tulang hancur
berkeping – keping disertai kehilangan jaringan yang parah.
d. G
reenstick fracture
, yaitu fraktur tidak sempurna yang terjadi hanya unilateral dari satu sisi tulang. Fraktur tersebut sering dijumpai pada anak
– anak.
37
Tipe fraktur ditunjukkan pada gambar 2-7.
Gambar 2-7. Tipe fraktur mandibula. A.
Greenstick
B.
Simple
C.
Comminuted
D.
Compound.
36
19
2 Lokasi Fraktur Klasifikasi fraktur mandibula berdasarkan pada lokasi anatomis dapat terjadi
pada daerah – daerah sebagai berikut:
35
a.
Dentoalveolar
Fraktur
dentoalveolar
terdiri dari avulsi dan fraktur gigi dengan atau tanpa disertai fraktur alveolar. Fraktur tersebut dapat ditemukan sebagai satu
– satunya fraktur yang terjadi pada mandibula, dapat pula berkombinasi atau
berhubungan dengan fraktur di bagian lain pada mandibula. b. Kondilus
Fraktur kondilus dapat terjadi secara intrakapsul, tetapi lebih sering terjadi secara ekstrakapsul, dengan atau tanpa dislokasi kepala kondilus. Fraktur
pada daerah tersebut biasanya gagal terdeteksi melalui pemeriksaan sederhana.
37
c.
Coronoid
Fraktur
processus coronoid
jarang terjadi, dan biasanya ditemukan saat dilakukannya operasi kista besar. Fraktur tersebut sulit terdiagnosis secara
pasti pada pemeriksaan klinis. d. Ramus
Otot
pterygoimasseter
menghasilkan efek
splinting
yang kuat sehingga fraktur pada daerah ramus jarang terjadi.
36
20
e.
Angulus
Daerah tersebut umumnya sering mengalami fraktur karena tulang pada daerah tersebut lebih tipis jika dibandingkan dengan tulang pada daerah
korpus. Tingginya insidensi impaksi molar ketiga menyebabkan daerah tersebut menjadi lemah.
f. Korpus mandibula Keberadaan gigi kaninus pada kasus fraktur menyebabkan daerah tersebut
menjadi lemah. Impaksi gigi molar ke tiga juga berhubungan dengan kejadian fraktur ini.
38
g. Simfisis dan parasimfisis Fraktur pada daerah simfisis dan parasimfisis jarang terjadi. Ketebalan
mandibula pada daerah tersebut menyebabkan fraktur pada daerah simfisis dan parasimfisis hanya berupa keretakan halus. Keadaan tersebut akan
menghilang jika posisi tulang tetap stabil dan oklusi tidak terganggu.
3 Pola Fraktur
37
a. Fraktur unilateral adalah fraktur yang biasanya tunggal pada satu sisi mandibula saja.
b. Fraktur bilateral adalah fraktur yang sering terjadi akibat kombinasi trauma langsung dan tidak langsung, terjadi pada kedua sisi
mandibula.
21
c. Fraktur multipel adalah variasi pada garis fraktur yang bisa terdapat dua atau lebih garis fraktur pada satu sisi mandibula. Lebih dari 50
persen fraktur mandibula adalah fraktur multipel.
II.3.3 Prevalensi fraktur mandibula