7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 PENDAHULUAN
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian pekerjaan yang besar dan melibatkan banyak tenaga kerja. Tenaga kerja di sektor jasa konstruksi mencakup
sekitar 7‐8 dari jumlah tenaga kerja di seluruh sektor atau sekitar 4.5 juta orang. Pada umumnya, setiap proyek konstruksi misalnya, konstruksi bangunan,
pembangunan infrastruktur, pembongkaran bangunan melibatkan pekerjaan dan tugas‐tugas dengan risiko bahaya cukup besar. Kecelakaan fatal dapat terjadi ketika
buruh bangunan jatuh dari ketinggian, tertimpa, kejatuhan atau terhantam oleh benda atau mesin yang sedang bergerak. Bahaya lain dapat berupa kebisingan,
bahan‐bahan kimia berbahaya misalnya, yang terdapat dalam cat, cairan pelarut, minyak, debu silika dan asbes, gas atau asap misalnya dari pekerjaan
pengelasan, dan getaran. Selain itu buruh bangunan juga tidak luput dari berbagai gangguan nyeri
otot akibat ketegangan karena bagian tubuh yang sama digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sama berulang‐ulang repetitive strain injury dan kondisi cuaca
yang ekstrem. Masalah‐masalah psikososial juga terasa menonjol karena sifat dasar proyek konstruksi yang tidak teratur dan sementara. Oleh karena itu pemerintah
melindungi kepentingan tenaga kerja melalui beberapa peraturan seperti : ketentuan mengenai kesehatan kerja yang menyebutkan bahwa kesehatan kerja dilaksanakan
supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa
8 membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat
mengoptimalkan produktivitas kerja mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga kerja Departemen Kesehatan 2002. Selain itu ada juga peraturan yang
menyebutkan setiap perusahaan yang mempekerjakan 100 karyawan atau lebih atau yang sifat proses atau bahan produksinya mengandung bahaya karena dapat
menyebabkan kecelakaan kerja berupa ledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja diwajibkan menerapkan dan melaksanakan sistem manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. Namun sering kali sistem manajemen K3 berjalan tidak sempurna sehingga tenaga kerja memerlukan perlindungan lain
dalam bentuk asuransi tenaga kerja atau lebih dikenal dengan asuransi Jamsostek. Pembahasan mengenai proyek konstruksi dan sistem manajemen K3 akan
dilakukan secara garis besar sebagai titik awal munculnya kebutuhan akan perlindungan tenaga kerja dalam bentuk asuransi Jamsostek. Selanjutnya yang
menjadi pembahasan utama dalam kajian pustaka ini adalah mengenai asuransi Jamsostek yang akan dibahas secara detail.
2.2 PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI 2.2.1 Pengertian Proyek Konstruksi