Klasifikasi Lansia Kondisi dan Permasalahan Lansia

14 beradaptasi dengan stress lingkungan Pudjiastuti, 2003 dalam Efendi Makhfudli, 2009. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual Hawari, 2001 dalam Efendi Makhfudli, 2009. Menurut Bab I Pasal 1 ayat 2 Undang Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut, lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Umur 60 tahun adalah usia permulaan tua.

2.3.2 Klasifikasi Lansia

Berikut ini adalah klasifikasi lanjut usia dalam beberapa literature, yaitu: 1. Menurut WHO dalam Nugroho, 2009, klasifikasi lansia adalah usia pertengahan middle age 45-59 tahun, lansia elderly 60-74 tahun, lansia tua old 75-90 tahun, dan lansia sangat tua very old diatas 90 tahun. 2. Smith dan Smith 1999 dalam Tamher Noorkasiani, 2009, menggolongkan usia lanjut menjadi tiga, yaitu: young old 65-74 tahun; middle old 75-84 tahun; dan old old lebih dari 85 tahun. 3. Setyonegoro 1984 dalam Tamher Noorkasiani, 2009, mengggolongkan bahwa yang disebut usia lanjut geriatric age adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam usia 70-75 tahun young old; 75- 80 tahun old; dan lebih dari 80 tahun very old. 4. Maryam, et.al. 2008 mengklasifikasikan lansia, yaitu: a. Pralansia prasenilis Universitas Sumatera Utara 15 Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun. b. Lansia Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. c. Lansia risiko tinggi Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan Depkes RI, 2003. d. Lansia potensial. Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan danatau kegiatan yang dapat menghasilkan barangjasa Depkes RI, 2003. e. Lansia tidak potensial. Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain Depkes RI, 2003.

2.3.3 Kondisi dan Permasalahan Lansia

Saat ini, di seluruh dunia, jumlah lansia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa satu dari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun, dan pada tahun 2025, lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar Nugroho, 2008. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28 dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34 BPS,1992 dalam Maryam, et.al., 2008. Bahkan data Biro Sensus Amerika Serikat memperkirakan Indonesia akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada tahun 1990-2025, yaitu sebesar 41,4 Kinsella dan Taeuber, 1993 dalam Maryam, et.al., 2008. Universitas Sumatera Utara 16 Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2013, pada tahun 2010 proyeksi proporsi penduduk umur lebih dari 60 tahun di Sumatera Utara adalah 5,89 , pada tahun 2020 adalah 8,29 dan pada tahun 2035 adalah 13,22. Terjadi peningkatan penduduk lansia setiap tahunnya. Dalam perjalanan hidup manusia, proses menua merupakan hal yang wajar dan terus-menerus dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang. Menurut Darmojo dan Martono 1994 dalam Nugroho, 2008 mengatakan bahwa “menua” menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas termasuk infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Dampak perubahan epidemiologis, penyakit pada lanjut usia cenderung ke arah degeneratif. Lima sebab utama kematian di antara para lansia adalah penyakit kardiovaskuler, penyakit kanker, penyakit serebrovaskuler, penyakit pneumoniainfluenza, dan penyakit COPD. Namun, penyakit yang paling mahal adalah golongan penyakit yang menyebabkan kecacatan namun tidak sampai meninggal. Penyakit arthritis merupakan penyakit kronis yang paling sering dan yang paling banyak menyebabkan kecacatan. Penyebab kecacatan lainnya adalah hipertensi, gangguan visual, dan diabetes disamping penyakit kardiovaskuler, COPD, dan serebrovaskuler Tamher Noorkasiani, 2009. Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degenerative penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut. Selain itu masalah degenerative menurunkan daya tahan tubuh Universitas Sumatera Utara 17 sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit tidak menular pada lansia diantaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau rematik Kemenkes, 2013. 2.4 Gambaran Umum Kabupaten Karo 2.4.1 Lokasi dan Keadaan Geografis