7
2.2.4 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan. Berikut ini akan dijelaskan klasifikasi hipertensi
dari kedua hal tersebut.
2.2.4.1 Berdasarkan Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan, yaitu hipertensi esensial atau primer dan hipertensi sekunder.
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya Udjianti, 2011. Pada lebih dari 90 kasus, penyebab hipertensi
tidak jelas, yang disebut dengan primer atau esensial. Hipertensi primer merupakan suatu gangguan genetika multifaktorial, dimana pewarisan jumlah gen
abnormal menjadi predisposisi bagi individu mengalami tekanan darah arteri ABP tinggi, terutama bila pengaruh lingkungan yang mendukung misalnya diet
tinggi garam, stress psikososial juga ada Aaronson Ward, 2008. Menurut Udjianti 2011, beberapa faktor diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial, yaitu : a.
Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, berisiko untuk mendapatkan penyakit ini.
b. Jenis kelamin dan usia: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca
menopause berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi. c.
Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan dengan berkembangnya hipertensi. Menurut Widharto 2007 sebenarnya,
Universitas Sumatera Utara
8
bukanlah garam garam dapur yang tidak baik bagi tekanan darah, tetapi kandungan natrium Na dalam darah yang dapat mempengaruhi tekanan
darah seseorang. Natrium Na bersama klorida Cl dalam garam dapur NaCl sebenarnya bermanfaat bagi tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan darah. Namun, Na yang masuk dalam darah secara berlebihan dapat menahan air sehingga
meningkatkan volume
darah. Meningkatkannya
volume darah
mengakibatkan meningkatnya tekanan pada dinding pembuluh darah sehingga kerja jantung dalam memompa darah semakin meningkat.
Sebagian besar hipertensi juga disebabkan adanya penebalan dinding pembuluh arteri oleh lemak atau kolesterol. Jika penderita hipertensi
mengonsumsi makanan berlemak, kadar kolesterol dalam darahnya dapat meningkat sehingga dinding pembuluh darah makin menebal. Dampak
yang semakin parah, pembuluh darah tersebut menjadi tersumbat. d.
Berat badan: obesitas 25 diatas berat badan ideal dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi. Orang yang kelebihan berat badan, tubuhnya
bekerja keras untuk membakar berlebihnya kalori yang masuk. Pembakaran kalori ini memerlukan suplai oksigen dalam darah yang
cukup. Semakin banyak kalori yang dibakar, semakin banyak pula pasokan oksigen dalam darah. Banyaknya pasokan darah tentu menjadikan
jantung bekerja lebih keras. Dampaknya, tekanan darah orang gemuk cenderung tinggi Widharto, 2007.
Universitas Sumatera Utara
9
e. Gaya hidup: merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan
darah, bila gaya hidup menetap. 2.
Hipertensi sekunder Sebesar 10 dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder, yang
didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid Udjianti, 2011.
Menurut Aaronson Ward 2008, penyebab umum hipertensi sekunder adalah:
a. Penyakit parenkim ginjal dan renovaskuler, yang mengganggu regulasi
volume danatau mengaktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron. b.
Gangguan endokrin, seringkali pada korteks adrenal dan terkait dengan oversekresi aldosteron, kortisol danatau katekolamin.
c. Kontrasepsi oral, yang dapat menaikkan ABP Arteri Blood Pressure
melalui aktivasi renin-angiotensin-aldosteron dan hiperinsulinemia.
2.2.4.2 Berdasarkan Tingkat Keparahan