Pembatasan Masalah Rumusan Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kecamatan Medan Timur termasuk dalam kelas rawan kebakaran permukiman tinggi, ini dilatarbelakangi oleh keadaan permukiman yang terkategori sangat padat, pola permukiman yang terkategori teratur, banyaknya permukiman yang sangat jauh dari jalan umum, dan banyaknya permukiman yang sangat jauh dari lokasi hidran. Kelurahan yang tergolong rawan kebakaran permukiman tinggi yaitu Kelurahan Pulo Brayan Darat II, Kelurahan Glugur Darat II, dan Kelurahan Pulo Brayan Darat I. 2. Kecamatan Medan Timur perlu diadakan penambahan hidran untuk memberikan pasokan air untuk pemadaman kebakaran di wilayah ini.

B. Saran

1. Perlunya upaya menajemen kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur untuk mengurangi tingkat kerawanan kebakaran di Kecamatan Medan Timur seperti pembangunan fasilitas pemadam kebakaran terutama pada wilayah yang memiliki tingkat kerawanan kebakaran tinggi. 2. Perlunya penyuluhan dan pelatihan kepada warga tentang kebakaran permukiman agak dapat meningkatkan kemampuan tanggap kebakaran bagi warga sehingga korban dapat diminimalisir. 3. Perlunya diadakan penelitian lanjutan mengenai rawan kebakaran permukiman dengan menggunakan parameter yang lebih banyak lagi sehingga setiap 92 parameter rawan kebakaran dapat direkam menjadi informasi yang baik untuk manajemen kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur. 4. Perlunya diadakan penelitian lanjutan mengenai cara antisipasi kerawanan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur. DAFTAR PUSTAKA Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan. 2013. Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan Tahun 2012. Medan: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan. Budiyanto, Eko. 2006. Avenue untuk Pengembangan Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: Penerbit Andi. Bintarto. 1983. Interaksi Desa Kota. Yogyakarta: Ghalia Indonesia. Carter, W. Nick. 2008. Disaster Management : A Disaster Manager’s Handbook. Mandaluyong City, Philiphines: Asian Development Bank. Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya dalam Bidang Pengindraan Jauh. Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Davidson, Rachael A. 1997. An Urban Earthquake Disaster Risk Index. Stanford: Department of Civil Engineering, Stanford University. Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia N0. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia N0. 4 Tentang Informasi Geospasial. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. 2007.Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan. 2013. Data Kebakaran Perkecamatan Periode Januari Sampai Dengan Desember 2013. Medan: Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan. ESRI. 1998. Spatial Analyst Enveronmntal System Research Institude ESRI Inc, California: Redlands. Iqbal, M. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik 2 Statistik Inferensif. Jakarta: Bumi Aksara Kemenristek. 2013. Modul 3 Analisis Spasial. Bandung: Kementerian Riset dan Teknologi.