ANALISIS SPASIAL KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN MEDAN TIMUR.

(1)

ANALISIS SPASIAL KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN MEDAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk

Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

TIO SHINTA OLOAN HUTAHAEAN NIM. 3103131071

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

vii

ABSTRAK

Tio Shinta Oloan Hutahaean. NIM. 3103131071. Analisis Spasial Kerawanan Kebakaran Permukiman Di Kecamatan Medan Timur. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengidentifikasi sebaran kerawanan kebakaran permukiman berdasarkan kriteria kepadatan bangunan permukiman, pola bangunan permukiman, lokasi permukiman dari jalan utama, dan jarak permukiman terhadap hidran di Kecamatan Medan Timur. 2) Mengetahui antisipasi kerawanan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Timur. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Pemodelan Spasial. Teknik pengumpul data yang digunakan yaitu teknik komunikasi langsung yaitu studi dokumentasi, interpretasi dan survei lapangan, kemudian data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan Kecamatan Medan Timur termasuk dalam kelas rawan kebakaran permukiman tinggi, ini dilatarbelakangi oleh keadaan permukiman yang terkategori sangat padat, pola permukiman yang terkategori teratur, banyaknya permukiman yang sangat jauh dari jalan umum, dan banyaknya permukiman yang sangat jauh dari lokasi hidran. Kelurahan yang tergolong rawan kebakaran permukiman tinggi yaitu Kelurahan Pulo Brayan Darat II, Kelurahan Glugur Darat II, dan Kelurahan Pulo Brayan Darat I. Kecamatan Medan Timur perlu diadakan penambahan hidran untuk memberikan pasokan air untuk pemadaman kebakaran di wilayah ini.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul : Analisis Spasial Kerawanan Kebakaran Permukiman Di Kecamatan Medan Timur. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagaian syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki kelemahan yang masih dapat diatasi berkat bantuan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi. 4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi. 5. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberi arahan, saran dan masukkan serta waktu dalam penulisan skripsi.

6. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU selaku dosen Pembimbing Akademik dan penguji

7. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan saran untuk perbaikan skripsi.


(7)

iv

8. Bapak Drs. Mbina Penem, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi.

9. Bapak Hajat Siagian selaku staff administrasi yang telah banyak membantu kelancaran administrasi penulis.

10.Bapak/Ibu Dosen dan Pegawai yang ada di Jurusan Pendidikan Geografi. 11.Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si selaku kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Medan

12.Bapak Drs. Zulkarnaen selaku Sekretaris Kepala Pelaksana BPBD Kota Medan

13.Bapak Huddin Parmonangan Hasibuan, S.E. selaku Kasubag Penyususnan Program Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan

14.Bapak Drs. Marihot Tampubolon selaku Kepala Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan

15.Bapak Drs. Parulian Pasaribu, M.Si selaku Camat Pemerintahan Kota Medan Kecamatan Medan Timur

16.Bapak Martua Ponidi Samosir, S.Si. selaku Kasubbag Tata Usaha Badan Pusat Statistika Kota Medan

17.Bapak Drs. Hasaan Basri, MM Selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan

18.Teristimewa untuk kedua orang tua ayahanda Halomoan Hutahaean dan ibunda Roida br. Simangunsong yang telah memberikan dukungan kekuatan psikologis dan materi.

19. Adik tercinta Tangkas Romario Hutahaean, Tree Ebta Elisa br. Hutahaean, dan Khevin Insan Hutahaean.


(8)

v

20.Rekan mahasiswa jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan Wirawan, Apry, Dedi, Eka, Hardo, Oik, Reza, Faruq, teman-teman B Reguler Stambuk 2010, juga kawan konsentrasi Geografi Teknik serta rekan-rekan mahasiswa lainnya.

21.Rekan-rekan GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) Cabang Medan Komisariat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

22.Teman-teman di Kos Yessi, Rince, Nora, Ana, Corry, Celine, dan Nicky. 23.Teman PPL di SMA Swasta Bersama Berastagi, Kabupaten Karo.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang turut membantu, semoga Tuhan memberi balasan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi.

Medan, Maret 2015 Penulis,

Tio Shinta Oloan Hutahaean


(9)

viii DAFTAR ISI

No Uraian Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... . i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

ABSTRAK... vii

DAFTAR ISI... . viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I . PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teoritis ... 9

B. Penelitian Relevan ... 32

C. Kerangka Berfikir ... 38

BAB III. METODE PENELITIAN... 41

A. Lokasi Penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampel ... 41

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 43

D. Alat dan Bahan ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

F. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV. DEKSKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 58

A. Kondisi Fisik Wilayah Kecamatan Medan Timur ... 58

B. Kondisi Non Fisik Wilayah Kecamatan Medan Timur... 61

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Hasil ... 68

B. Pembahasan ... 81

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

A. KESIMPULAN ... 92

B. SARAN ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94


(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Tingkat Mutu Bahan Bangunan Terhadap Api ... 23

2. Penelitian Relevan ... 32

3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

4. Pembobotan Setiap Parameter ... 50

5. Nilai Kelas, Harkat dan Bobot Parameter Kerawanan Kebakaran Permukiman ... 52

6. Nilai Klasifikasi Kerawanan Kebakaran Permukiman... 57

7. Luas Wilayah Kecamatan Medan Timur Dirinci Per Kelurahan Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2012 ... 58

8. Penggunaan Lahan Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2015 ... 60

9. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Dirinci Per Kelurahan Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2012 ... 61

10. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Per Kelurahan Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2012 ... 62

11. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2012 ... 63

12. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Dirinci Per Kelurahan Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2012 ... 64

13. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Dirinci Per Kelurahan Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2012 ... 64

14. Jumlah Fasilitas Pendidikan Dirinci Per Kelurahan Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2012 ... 65

15. Jumlah Fasilitas Kesehatan Dirinci Per Kelurahan Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2012 ... 66

16. Luas Kriteria Blok Permukiman Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2015 ... 68

17. Sebaran Sampel Berdasarkan Parameter Kerentanan Dan Kelas Kerawanan ... 70

18. Luas Blok Kepadatan Permukiman Di Kecamatan Medan Timur Dirinci Per Kelurahan Tahun 2015 ... 72

19. Luas Blok Permukiman Berdasarkan Pola Bangunan Permukiman di Kecamatan Medan Timur Tahun 2015 ... 74

20. Daftar Jalan Utama di Kecamatan Medan Timur Tahun 2014 ... 75

21. Luas Blok Permukiman Berdasarkan Buffer Jalan Utama di Kecamatan Medan Timur Tahun 2015 ... 76

22. Lokasi Hidran di Kecamatan Medan Timur Tahun 2015 ... 77

23. Luas Blok Permukiman Berdasarkan Buffer Lokasi Hidran di Kecamatan Medan Timur Tahun 2015 ... 77

24. Luas Rawan Kebakaran Permukiman Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2015 ... 79


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal 1. Skema Kerangka Berfikir Penelitian ... 40 2. Skema Alur Penelitian ... 49


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Data Jumlah Kejadian Kebakaran Di Kota Medan Dirinci

Per Bulan Tahun 2013 ... 97

2. Data Taksiran Kerugian Akibat Kebakaran Yang Dialami Kecamatan Medan Timur Tahun 2013 ... 98

3. Sebaran Sampel Dirinci Per Kelurahan ... 99

4. Kriteria Blok Permukiman ... 100

5. Lokasi Hidran Di Kecamatan Medan Timur Tahun 2015 ... 103

6. Peta ... 104

7. Perhitungan Kepadatan Bangunan Permukiman ... 115


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota dalam konsep umum adalah wilayah atau ruang terbangun yang didominasi jenis penggunaan tanah nonpertanian dengan jumlah penduduk dan intensitas penggunaan ruang yang cukup tinggi (Mulyono, 2008). Kota menjadi pusat aktivitas dari penduduk, oleh karena itu kelangsungan dan kelestarian kota harus didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai untuk waktu yang selama mungkin (Bintarto, 1983). Tidak dapat dipungkiri bahwa kota juga dapat mengalami berbagai bencana, umumnya bencana yang dialami oleh kota-kota ini beranekaragam bergantung kepada potensi bencana yang ada di kota tersebut.

Kota Medan merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah + 265,10 km2 yang terdiri dari 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan dan menjadi pusat pemerintahan di wilayah ini. Kota Medan merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera, selain itu juga menjadi pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat. Kejadian bencana yang terjadi di Kota Medan yaitu bencana banjir bandang, banjir rob, dan kebakaran permukiman. Banjir bandang yang terjadi di Kota Medan merupakan kiriman air sungai dari kawasan hulu, banjir rob umumya disebabkan oleh pasangnya air laut dan kebakaran permukiman umumnya terjadi pada wilayah padat penduduk (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan, 2012). Pada penelitian ini bencana yang dikaji adalah bencana kebakaran permukiman yang terjadi di Kota Medan.


(14)

2

Bahaya kebakaran permukiman erat kaitannya dengan lokasi dan usia bangunan, konstruksi bangunan, isi bangunan, faktor manajemen, faktor manusia, dan sistem perlindungan terhadap kebakaran. Penyebab terjadinya kebakaran antara lain karena kelalaian, peristiwa alam, penyalaan sendiri, dan unsur kesengajaan (Rijanto, 2010). Masalah kebakaran permukiman memiliki penyebab yang sangat beragam. Khusus Kota Medan penyalaan terjadi karena adanya hubungan listrik, kompor, rokok, lampu, lilin, obat nyamuk, dan lain-lain.

Bahaya kebakaran permukiman juga berkaitan dengan kepadatan penduduk suatu wilayah. Semakin padat penduduk suatu area mengindikasikan semakin banyaknya permukiman yang berdiri hal ini berarti akan sulit untuk dicapai oleh peralatan pemadam kebakaran, terutama bila jalan atau aksesnya sangat minim. Kondisi permukiman penduduk yang sangat beragam sangat mempengaruhi tingkat kerentanan bencana kebakaran, seperti tidak adanya standar pencegahan bahaya kebakaran, misalnya bahan bangunan, jalan atau akses kebakaran, jarak bangunan, dan lainnya. Permukiman yang tidak tertata dengan baik, penggunaannya bercampur aduk dan sebagian menggunakan bahan bangunan yang mudah terbakar (Ramli, 2010). Lingkungan yang padat bangunan sangat berpengaruh terhadap mudahnya perembetan api dari satu bangunan ke bangunan lainnya. Daerah yang padat ini sangat rentan terhadap bahaya kebakaran. Pola bangunan rumah mukim berkaitan dengan keteraturan permukiman, semakin teratur permukiman maka peluang api merambat ke rumah lain menjadi semakin kecil (Yunus, 2005). Permukiman yang teratur memiliki manajemen lingkungan yang baik termasuk di dalamnya perencanaan kelompok rumah, kepadatan, luas persil, lebar muka persil, prasarana lingkungan perumahan, fasilitas lingkungan


(15)

3

permukiman, dan peletakan unit rumah (Sastra, 2005). Lingkungan permukiman juga perlu dipertimbangkan kemungkinan disediakan akses petugas pemadam kebakaran. Gang-gang sempit akan sangat menyulitkan akses mobil pemadam kebakaran di daerah tersebut bila terjadi kebakaran. Ketersediaan hidran sebagai sumber air untuk kemudahan pemadaman kebakaran merupakan prioritas utama di daerah yang padat bangunannya (Yunus, 2005). Kondisi ini mengakibatkan daerah permukiman termasuk dalam kriteria rawan kebakaran. Hal ini perlu untuk dikaji karena erat kaitannya dengan perencanaan tata ruang wilayah kota yang mampu memberikan keamanan kepada seluruh penduduknya, yang mana perencanaan kota yang baik juga mampu menentukan kawasan rawan bencana. Aspek vital dari perencanaan tata ruang dan kaitannya dengan pengurangan resiko bencana yaitu berfungsi sebagai media pengambilan keputusan dalam pembangunan, sehingga bahaya dapat dihindari, mengeliminasi kerentanan, sampai dengan memperkuat kapasitas (Muta’ali, 2013).

Penentuan wilayah rawan kebakaran permukiman berkaitan dengan berbagai aspek yang berpengaruh pada terjadinya kebakaran misalnya sumber penyalaan, penyebab kebakaran, selanjutnya adalah proteksi pasif kebakaran dan proteksi aktif kebakaran. Proteksi pasif kebakaran termasuk di dalamnya konstruksi bangunan, pintu dan jendela tahan api, bahan pelapis interior, kelengkapan perabot, dekorasi, dan bahan pelapis yang digunakan, penghalang api, pertisi penghalang asap, penghalang asap, dan atrium. Sedangkan untuk proteksi aktif kebakaran termasuk pipa tegak, springkler otomatis, pompa pemadam kebakaran, penyediaan air, alat pemadam api ringan, deteksi dan alarm kebakaran, sistem


(16)

4

komunikasi, dan ventilasi masuk dan sistem pengelolahan asap (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/2008).

Berdasarkan data dari Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan dapat kita ketahui bahwa dalam kurun waktu 7 tahun terakhir (Tahun 2007 – Tahun 2013) di Kota Medan terjadi kebakaran sebanyak 1.337 kejadian dengan rata-rata 191 kejadian per tahun atau 16 kejadian per bulan. Kerugian yang dialami Kota Medan selama tahun 2013 yang diakibatkan kebakaran adalah Rp 30.163.000.000, korban luka-luka 22 orang, dan korban meninggal sebanyak 5 orang. Untuk fasilitas keamanan dari segi ketersediaan hidran di Kota Medan yaitu total hidran sejumlah 118 unit hanya 35 unit yang berfungsi untuk seluruh Kota Medan. (Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan, 2013). Untuk itu perlu diadakan suatu kajian khusus untuk mengetahui sebaran wilayah yang rawan terhadap kebakaran permukiman.

Untuk melakukan analisis spasial terhadap rawan kebakaran permukiman dalam penelitian ini akan difokuskan di Kecamatan Medan Timur. Hal ini disebabkan Kecamatan Medan Timur merupakan kecamatan dengan kejadian kebakaran tertinggi di Kota Medan pada tahun 2013, dengan jumlah 18 kasus kejadian kebakaran dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dengan total kerugian yang dialami mencapai Rp 3.801.000.000. Dari 35 unit Hidran yang berfungsi di seluruh Kota Medan, Kecamatan Medan Timur memiliki 2 unit hidran. Kecamatan Medan Timur memiliki luas wilayah 970,42 ha dengan 11 kelurahan yang terdiri dari 128 lingkungan. Luas Kecamatan Medan Timur mencakup 2,93% dari total luas Kota Medan (Kota Medan Dalam Angka, 2013). Untuk itu


(17)

5

perlu diadakan suatu kajian guna mengetahui sebaran wilayah rawan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur.

Analisis spasial kerawanan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur akan ditampilkan dalam bentuk peta sebaran wilayah rawan kebakaran permukiman dengan mengoverlay (tumpang tindih) seluruh kriteria rawan kebakaran permukiman berdasarkan kepadatan bangunan permukiman, pola bangunan permukiman, lokasi permukiman dari jalan umum, dan jarak permukiman terhadap hidran di Kecamatan Medan Timur.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan data dari Dinas Pencegah Pemadan Kebakaran Kota Medan Tahun 2013 di Kota Medan terjadi kebakaran sebanyak 1.337 kejadian dengan rata-rata 191 kejadian per tahun atau 16 kejadian per bulan. Kerugian yang dialami Kota Medan selama tahun 2013 yang diakibatkan kebakaran adalah Rp 30.163.000.000, korban luka-luka 22 orang, dan korban meninggal sebanyak 5 orang. Untuk fasilitas keamanan dari segi ketersediaan hidran di Kota Medan yaitu total hidran sejumlah 118 unit hanya 35 unit yang berfungsi untuk seluruh Kota Medan. Kecamatan Medan Timur merupakan kecamatan dengan kejadian kebakaran tertinggi di Kota Medan pada tahun 2013, dengan jumlah 18 kasus kejadian kebakaran dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dengan total kerugian yang dialami mencapai Rp 3.801.000.000. Dari 35 unit hidran yang berfungsi di seluruh Kota Medan, Kecamatan Medan Timur memiliki 2 unit hidran. Bahaya kebakaran permukiman erat kaitannya kaitannya dengan lokasi dan usia bangunan, konstruksi bangunan, isi bangunan, faktor manajemen, faktor manusia, dan sistem perlindungan terhadap kebakaran, kepadatan penduduk suatu wilayah,


(18)

6

kondisi permukiman penduduk yang sangat beragam, lingkungan yang padat bangunan, pola bangunan rumah mukim, lingkungan permukiman, ketersediaan hidran. Selain itu kebakaran juga berkaitan dengan sumber penyalaan, penyebab kebakaran, selanjutnya adalah proteksi pasif kebakaran dan proteksi aktif kebakaran. Proteksi pasif kebakaran termasuk di dalamnya konstruksi bangunan, pintu dan jendela tahan api, bahan pelapis interior, kelengkapan perabot, dekorasi, dan bahan pelapis yang digunakan, penghalang api, pertisi penghalang asap, penghalang asap, dan atrium. Sedangkan untuk proteksi aktif kebakaran termasuk pipa tegak, springkler otomatis, pompa pemadam kebakaran, penyediaan air, alat pemadam api ringan, deteksi dan alarm kebakaran, sistem komunikasi, dan ventilasi masuk dan sistem pengelolahan asap.

Rawan kebakaran yang akan dianalisis dalam penelitian ini berlokasi di Kecamatan Medan Timur yang merupakan kecamatan dengan jumlah kejadian kebakaran tertinggi di Kota Medan Tahun 2013. Hasil analisis berupa peta sebaran wilayah rawan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur dengan mengoverlay seluruh kriteria yang mempengaruhi kerawanan kebakaran permukiman. Kriteria rawan kebakaran permukiman berdasarkan kepadatan permukiman, pola permukiman, lokasi permukiman dari jalan umum, dan jarak permukiman terhadap hidran di Kecamatan Medan Timur.

C. Pembatasan Masalah

Penentuan wilayah rawan kebakaran permukiman berkaitan dengan berbagai aspek yang mempengaruhi terjadinya kebakaran seperti sumber penyalaan, penyebab kebakaran, dan sistem proteksi kebakaran. Tidak hanya itu faktor


(19)

7

lingkungan juga memiliki keterkaitan terhadap penentuan kerawanan kebakaran permukiman yaitu kepadatan bangunan permukiman, pola permukiman, lokasi permukiman dari jalan umum, dan jarak permukiman terhadap hidran di Kecamatan Medan Timur. Pada penelitian ini tidak membahas mengenai sumber penyalaan dan penyebab kebakaran karena hal tersebut berkaitan dengan potensi kebakaran yang selalu ada di lokasi permukiman. Batasan dalam penelitian ini adalah identfikasi wilayah sebaran kerawanan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur Tahun 2015 berdasarkan kepadatan permukiman, pola permukiman, lokasi permukiman dari jalan umum, dan jarak permukiman terhadap hidran yang ada di Kecamatan Medan Timur. Pemilihan empat variabel kerawanan kebakaran ini adalah karena keterbatasan peneliti untuk mengindentifikasi sistem proteksi pasif dan proteksi aktif kebakaran di Kecamatan Medan Timur karena kompleksitas komponen yang harus dilihat di lapangan per satuan unit bangunan rumah mukim di Kecamatan Medan Timur yang menggunakan sistem proteksi pasif kabakaran dan proteksi aktif kebakaran pada bangunan permukiman. Hal ini juga berkaitan dengan keterbatasan waktu dan ketersediaan data yang dapat diakses oleh peneliti dari instansi terkait.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka dalam penelititian ini yang menjadi perumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana sebaran kerawanan kebakaran permukiman berdasarkan kriteria kepadatan permukiman, pola permukiman, lokasi permukiman dari jalan umum, dan jarak permukiman terhadap hidran di Kecamatan Medan Timur ?


(20)

8

2. Bagaimana sebaiknya antisipasi kerawanan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi sebaran kerawanan kebakaran permukiman berdasarkan kriteria kepadatan bangunan permukiman, pola bangunan permukiman, lokasi permukiman dari jalan umum, dan jarak permukiman terhadap hidran di Kecamatan Medan Timur.

2. Mengetahui antisipasi kerawanan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Membantu upaya menajemen bencana kebakaran permukiman di Kecamatan

Medan Timur terutama dalam rangka pengambilan keputusan untuk pencegahan kebakaran permukiman bagi stakeholder yang berkaitan dengan bencana kebakaran.

2. Membantu mengurangi dampak bencana kebakaran permukiman dalam kaitannya dengan tata ruang di Kecamatan Medan Timur.


(21)

92

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kecamatan Medan Timur termasuk dalam kelas rawan kebakaran permukiman tinggi, ini dilatarbelakangi oleh keadaan permukiman yang terkategori sangat padat, pola permukiman yang terkategori teratur, banyaknya permukiman yang sangat jauh dari jalan umum, dan banyaknya permukiman yang sangat jauh dari lokasi hidran. Kelurahan yang tergolong rawan kebakaran permukiman tinggi yaitu Kelurahan Pulo Brayan Darat II, Kelurahan Glugur Darat II, dan Kelurahan Pulo Brayan Darat I.

2. Kecamatan Medan Timur perlu diadakan penambahan hidran untuk memberikan pasokan air untuk pemadaman kebakaran di wilayah ini.

B. Saran

1. Perlunya upaya menajemen kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur untuk mengurangi tingkat kerawanan kebakaran di Kecamatan Medan Timur seperti pembangunan fasilitas pemadam kebakaran terutama pada wilayah yang memiliki tingkat kerawanan kebakaran tinggi.

2. Perlunya penyuluhan dan pelatihan kepada warga tentang kebakaran permukiman agak dapat meningkatkan kemampuan tanggap kebakaran bagi warga sehingga korban dapat diminimalisir.

3. Perlunya diadakan penelitian lanjutan mengenai rawan kebakaran permukiman dengan menggunakan parameter yang lebih banyak lagi sehingga setiap


(22)

93

parameter rawan kebakaran dapat direkam menjadi informasi yang baik untuk manajemen kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur.

4. Perlunya diadakan penelitian lanjutan mengenai cara antisipasi kerawanan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur.


(23)

94

DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan. 2013. Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan Tahun 2012. Medan: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan.

Budiyanto, Eko. 2006. Avenue untuk Pengembangan Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Bintarto. 1983. Interaksi Desa Kota. Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Carter, W. Nick. 2008. Disaster Management : A Disaster Manager’s Handbook. Mandaluyong City, Philiphines: Asian Development Bank.

Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya dalam Bidang Pengindraan Jauh. Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.

Davidson, Rachael A. 1997. An Urban Earthquake Disaster Risk Index. Stanford: Department of Civil Engineering, Stanford University.

Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia N0. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.

Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia N0. 4 Tentang Informasi Geospasial. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.

Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. 2007.Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.

Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan. 2013. Data Kebakaran Perkecamatan Periode Januari Sampai Dengan Desember 2013. Medan: Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan.

ESRI. 1998. Spatial Analyst Enveronmntal System Research Institude (ESRI) Inc, California: Redlands.

Iqbal, M. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi Aksara

Kemenristek. 2013. Modul 3 Analisis Spasial. Bandung: Kementerian Riset dan Teknologi.


(24)

95

Kementrian Pekerjaan Umum. 1985. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 Tentang Ketentuan Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Kementrian Pekerjaan Umum. 2000. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor: 11/KPTS/2000 Tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran Di Perkotaan. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Jakarta: 2008.

Mulyono, Sudyohutomo. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Bandung: Bumi Aksara.

Muta’ali, Lutfi. 2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota Tinjauan Normatif - Teknis. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada.

Mantra, I.B. G.W. 2005. Kajian Penanggulangan Kebakaran Pada Perumahan (Suatu Kajian Pendahuuan di Perumahan Sarijadi, Bandung). Jurnal Permukiman. Udayana: Fakultas Tekinik Program Arsitektur Universitas Udayana. Vol 3 No 1 Pebruari 2005 : 1 - 61.

Marwasta, Djaka. 1998. Petunjuk Praktikum Geografi Permukiman. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada. Nurjanah, dkk. 2011. Manajemen Bencana. Jakarta: Alfabeta Bandung.

Oetomo, A. 2007. Penataan Ruang Berbasis Mitigasi Bencana. Buletin Tata Ruang. Edisi : Mei – Juni.

Oktaviansyah, Evans. 2008. Penataan Permukiman Kumuh Rawan Bencana Kebakaran di Kelurahan Linggas Ujung Kota Tarakan. Jurnal Tata Kota Dan Daerah. Malang: Program Magister Teknik Sipil Minat Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Tahun 2012 (Nomor 2): hlm 7.

Pemerintah Kota Medan. 2013. Kota Medan Dalam Angka Tahun 2013. Medan: Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Medan dan Badan Pusat Statistik.

Prahasta, Eddy. 2003. Sistem Informasi Geografis ArcView Lanjut Program Bahasa Script Avenue Edisi Revisi. Bandung: Informatika.

Ramli, Seoehatman. 2010. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian Rakyat.


(25)

96

Rijanto, Boedi. 2010. Kebakaran dan Perencanaan Bangunan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sastra, Suparno dan Endy Marlina. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Yogyakarta: Andi.

Somantri, Lili. 2008. Pemanfaatan Citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografi Untuk Zonasi Kerentanan Kebakaran Permukiman (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat). Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Geografi ,Universitas Gadjah Mada.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Sujatmiko, Rangga. 2012. Kejadian Kebakaran Permukiman Kota Bekasi Tahun 2010. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Geografi, Universitas Indonesia.

Sutanto. 1986. Pengindraan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

United Nation Disaster Relief Co-ordinator (UNDRO). 1980. Natural Disaster and Vulnerability Analysis. Amerika Serikat: Boston Public Library. Yanuar, Fiska. 2012. Pemanfaatan Teknik Pengindraan Jauh Untuk Pemetaan

Tingkat Kerawanan Kebakaran Permukiman. Jurnal Geografi.. Semarang: Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Yunus, H.S. 2005. Manajemen Kota Perspektif Spasial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Venton, Paul dan Bob Hansford. 2006. Reducing Risk of Disaster in Our Communities. Bridgnorth, Shropshire: Tearfund.

Widyatmadja, Wisnu. 2014. Aplikasi Pengindraan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Zonasi Kerawanan Kebakaran Permukiman Dengan Memanfaatkan Citra Quickbird di Kecamatan Balikpapan Selatan. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.


(1)

2. Bagaimana sebaiknya antisipasi kerawanan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi sebaran kerawanan kebakaran permukiman berdasarkan kriteria kepadatan bangunan permukiman, pola bangunan permukiman, lokasi permukiman dari jalan umum, dan jarak permukiman terhadap hidran di Kecamatan Medan Timur.

2. Mengetahui antisipasi kerawanan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Membantu upaya menajemen bencana kebakaran permukiman di Kecamatan

Medan Timur terutama dalam rangka pengambilan keputusan untuk pencegahan kebakaran permukiman bagi stakeholder yang berkaitan dengan bencana kebakaran.

2. Membantu mengurangi dampak bencana kebakaran permukiman dalam kaitannya dengan tata ruang di Kecamatan Medan Timur.


(2)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kecamatan Medan Timur termasuk dalam kelas rawan kebakaran permukiman tinggi, ini dilatarbelakangi oleh keadaan permukiman yang terkategori sangat padat, pola permukiman yang terkategori teratur, banyaknya permukiman yang sangat jauh dari jalan umum, dan banyaknya permukiman yang sangat jauh dari lokasi hidran. Kelurahan yang tergolong rawan kebakaran permukiman tinggi yaitu Kelurahan Pulo Brayan Darat II, Kelurahan Glugur Darat II, dan Kelurahan Pulo Brayan Darat I.

2. Kecamatan Medan Timur perlu diadakan penambahan hidran untuk memberikan pasokan air untuk pemadaman kebakaran di wilayah ini.

B. Saran

1. Perlunya upaya menajemen kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur untuk mengurangi tingkat kerawanan kebakaran di Kecamatan Medan Timur seperti pembangunan fasilitas pemadam kebakaran terutama pada wilayah yang memiliki tingkat kerawanan kebakaran tinggi.

2. Perlunya penyuluhan dan pelatihan kepada warga tentang kebakaran permukiman agak dapat meningkatkan kemampuan tanggap kebakaran bagi warga sehingga korban dapat diminimalisir.

3. Perlunya diadakan penelitian lanjutan mengenai rawan kebakaran permukiman dengan menggunakan parameter yang lebih banyak lagi sehingga setiap


(3)

parameter rawan kebakaran dapat direkam menjadi informasi yang baik untuk manajemen kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur.

4. Perlunya diadakan penelitian lanjutan mengenai cara antisipasi kerawanan kebakaran permukiman di Kecamatan Medan Timur.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2008. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan. 2013. Profil Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan Tahun 2012. Medan: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan.

Budiyanto, Eko. 2006. Avenue untuk Pengembangan Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Bintarto. 1983. Interaksi Desa Kota. Yogyakarta: Ghalia Indonesia.

Carter, W. Nick. 2008. Disaster Management : A Disaster Manager’s Handbook. Mandaluyong City, Philiphines: Asian Development Bank.

Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya dalam Bidang Pengindraan Jauh. Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.

Davidson, Rachael A. 1997. An Urban Earthquake Disaster Risk Index. Stanford: Department of Civil Engineering, Stanford University.

Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia N0. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.

Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia N0. 4 Tentang Informasi Geospasial. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.

Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia. 2007.Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia.

Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan. 2013. Data Kebakaran Perkecamatan Periode Januari Sampai Dengan Desember 2013. Medan: Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan.

ESRI. 1998. Spatial Analyst Enveronmntal System Research Institude (ESRI) Inc, California: Redlands.

Iqbal, M. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta: Bumi Aksara

Kemenristek. 2013. Modul 3 Analisis Spasial. Bandung: Kementerian Riset dan Teknologi.


(5)

Kementrian Pekerjaan Umum. 1985. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 Tentang Ketentuan Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Kementrian Pekerjaan Umum. 2000. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor: 11/KPTS/2000 Tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran Di Perkotaan. Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Jakarta: 2008.

Mulyono, Sudyohutomo. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Bandung: Bumi Aksara.

Muta’ali, Lutfi. 2013. Penataan Ruang Wilayah dan Kota Tinjauan Normatif - Teknis. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada.

Mantra, I.B. G.W. 2005. Kajian Penanggulangan Kebakaran Pada Perumahan (Suatu Kajian Pendahuuan di Perumahan Sarijadi, Bandung). Jurnal Permukiman. Udayana: Fakultas Tekinik Program Arsitektur Universitas Udayana. Vol 3 No 1 Pebruari 2005 : 1 - 61.

Marwasta, Djaka. 1998. Petunjuk Praktikum Geografi Permukiman. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada. Nurjanah, dkk. 2011. Manajemen Bencana. Jakarta: Alfabeta Bandung.

Oetomo, A. 2007. Penataan Ruang Berbasis Mitigasi Bencana. Buletin Tata Ruang. Edisi : Mei – Juni.

Oktaviansyah, Evans. 2008. Penataan Permukiman Kumuh Rawan Bencana Kebakaran di Kelurahan Linggas Ujung Kota Tarakan. Jurnal Tata Kota Dan Daerah. Malang: Program Magister Teknik Sipil Minat Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Tahun 2012 (Nomor 2): hlm 7.

Pemerintah Kota Medan. 2013. Kota Medan Dalam Angka Tahun 2013. Medan: Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Medan dan Badan Pusat Statistik.

Prahasta, Eddy. 2003. Sistem Informasi Geografis ArcView Lanjut Program Bahasa Script Avenue Edisi Revisi. Bandung: Informatika.

Ramli, Seoehatman. 2010. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian Rakyat.


(6)

Rijanto, Boedi. 2010. Kebakaran dan Perencanaan Bangunan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sastra, Suparno dan Endy Marlina. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan. Yogyakarta: Andi.

Somantri, Lili. 2008. Pemanfaatan Citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografi Untuk Zonasi Kerentanan Kebakaran Permukiman (Kasus di Kota Bandung Bagian Barat). Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Geografi ,Universitas Gadjah Mada.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika Edisi 6. Bandung: Tarsito.

Sujatmiko, Rangga. 2012. Kejadian Kebakaran Permukiman Kota Bekasi Tahun 2010. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Geografi, Universitas Indonesia.

Sutanto. 1986. Pengindraan Jauh Jilid I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

United Nation Disaster Relief Co-ordinator (UNDRO). 1980. Natural Disaster and Vulnerability Analysis. Amerika Serikat: Boston Public Library. Yanuar, Fiska. 2012. Pemanfaatan Teknik Pengindraan Jauh Untuk Pemetaan

Tingkat Kerawanan Kebakaran Permukiman. Jurnal Geografi.. Semarang: Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Yunus, H.S. 2005. Manajemen Kota Perspektif Spasial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Venton, Paul dan Bob Hansford. 2006. Reducing Risk of Disaster in Our Communities. Bridgnorth, Shropshire: Tearfund.

Widyatmadja, Wisnu. 2014. Aplikasi Pengindraan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Zonasi Kerawanan Kebakaran Permukiman Dengan Memanfaatkan Citra Quickbird di Kecamatan Balikpapan Selatan. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.