Sama seperti Gambar 4.9, pada Gambar 4.11 lintasan gelombang A, B, C dan D yang melewati kontur kedalaman 4 m menampakkan lintasan-lintasan tersebut
berbelok refraksi. Pada kedalaman 3,5 m dan seterusnya semua lintasan gelombang juga menampakkan lintasan gelombang yang mulai berbelok yang
juga disebabkan oleh sudut datang gelombang yang tidak tegak lurus dengan kontur. Lintasan gelombang A, B, I, J, K dan L menunjukkan hal yang sama pada
lintasan-lintasan gelombang yang ada pada lintasan gelombang dengan sudut datang 0
o
konvergen energi gelombang sehingga tinggi gelombang semakin tinggi. Pada lintasan gelombang B, C, D, E, F dan G juga menunjukkan hal yang
sama pada lintasan-lintasan gelombang yang ada pada lintasan gelombang dengan sudut datang sebelumya divergen energi gelombang sehingga tinggi gelombang
mengecil. Bila ditarik garis lurus sejajar pantai, maka akan tampak bahwa arah lintasan gelombang bergerak ke sisi kiri garis pantai.
4.6 Tinggi Gelombang Pecah
Akibat dari transformasi gelombang dalam perambatannya dari perairan laut dalam maka tinggi gelombang di suatu perairan dapat ditentukan dengan
persamaan 2.30. H = H
o
K
s
K
r
Berdasarkan The Open University 1994 pada Supangat dan Susanna 2001 menunjukkan kedekatan kecepatan angin dengan tinggi gelombang yang
dihubungkan dengan permukaan laut Tabel 4.6. Kecepatan angin dapat dikonversikan menjadi tinggi gelombang laut sebesar 1 m.
Tabel 4.6 Seleksi informasi dari skala beaufrot Nama
Kecepatan Angin Permukaan Laut
Tinggi Gelombang m
knot ms
Calm 1
0 - 0,2 Laut seperti cermin
0,1 - 0,2 Light Air
1 - 3 0,3 - 1,5
Riak, tidak ada buih di puncak 0,1 - 0,2
Light Breeze
4 - 6 1,6 - 3,3
Wavelet kecil puncak terlihat tetapi tidak pecah
0,3 - 0,5 Gentle
Breeze 7 - 10
3,4 - 5,4 Wavelet besar, puncak mulai
pecah 0,6 - 1
Moderate Breeze
11 - 16 5,5 - 7,9
Gelombang kecil, jadi lebih lama
1 - 1,5 Fresh
Breeze 17 - 21
8 - 10,7 Gelombang pertengahan
dengan bentuk yang lebih lama, banyak semburan air
1,5 - 2 The Open University, 1994 pada Supangat dan Susanna, 2001.
Pada lintasan A dengan kedalaman 4 meter dan arah sudut datang sebesar 0
o
tinggi gelombang pecah adalah: H = H
o
K
s
K
r
H = 1 0,9237 0,988 H = 0,912 m
Untuk wave ray, koefisien refraksi K
r
, koefisien pendangkalan K
s
dan tinggi gelombang pecah H selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.7, 4.8 dan
4.9. Sedangkan gambar lintasan gelombang dan arah gelombang dapat dilihat dari Gambar 4.9 sampai dengan Gambar 4.11.
Tabel 4.7. Perhitungan tinggi gelombang pecah Hm dengan persamaan dispersi
H
o
= 1 m pada sudut datang 0
o
Lintasan h m
Ks Kr
Hm Lintasan
h m Ks
Kr Hm
A 4
0,924 0,988
0,912 E
3,5 0,933
1,009 0,942
3,5 0,933
0,988 0,922
3
0,948 0,930
0,881
3
0,948 0,991
0,940 2,5
0,970 0,932
0,904 2,5
0,970 0,953
0,924
2
1,002 0,871
0,873
2
1,002 0,923
0,925 1,5
1,052 0,904
0,951 1,5
1,052 0,937
0,986
1
1,138 0,894
1,017
1
1,138 0,899
1,023 F
3
0,948 0,961
0,911
B 4
0,924 0,988
0,912 2,5
0,970 0,969
0,939 3,5
0,933 0,988
0,922 2
1,002 1,047
1,049
3 0,948
0,991 0,940
1,5 1,052
1,049 1,104
2,5 0,970
0,953 0,924
1 1,138
0,993 1,130
2 1,002
0,923 0,925
G 2,5
0,970 1,001
0,971 1,5
1,052 0,937
0,986 2
1,002 1,029
1,031
1 1,138
0,899 1,023
1,5 1,052
0,962 1,012
C 4
0,924 0,987
0,911 1
1,138 0,971
1,105 3,5
0,933 1,000
0,933 H
2 1,002
0,968 0,970
3
0,948 0,999
0,947 1,5
1,052 0,938
0,988 2,5
0,970 1,010
0,979 1
1,138 0,938
1,068
2 1,002
1,033 1,035
I 2
1,002 1,080
1,082 1,5
1,052 1,017
1,070 1,5
1,052 1,270
1,336
1
1,138 1,072
1,220
1
1,138 1,393
1,585
D 4
0,924 0,953
0,880 J
1,5 1,052
0,951 1,000
3,5 0,933
0,947 0,884
1 1,138
0,911 1,037
3
0,948 0,975
0,925 K
1,5 1,052
1,214 1,278
2,5 0,970
0,979 0,949
1 1,138
1,316 1,498
2 1,002
0,968 0,970
L 1,5
1,052 0,991
1,043 1,5
1,052 0,975
1,026 1
1,138 1,194
1,360
1
1,138 0,972
1,106 M
1
1,138 1,049
1,194 N
1 1,138
0,991 1,128
O 1
1,138 0,996
1,134
Tabel 4.8. Perhitungan tinggi gelombang pecah Hm dengan persamaan dispersi
H
o
= 1 m pada sudut datang 45
o
Lintasan h m
Ks Kr
Hm Lintasan
h m Ks
Kr Hm
A 4
0,924 0,998
0,922 G
3 0,948
1,014 0,962
3,5 0,933
0,988 0,922
2,5 0,970
0,995 0,965
3
0,948 0,978
0,927
2
1,002 0,937
0,939 2,5
0,970 0,969
0,940 1,5
1,052 0,953
1,003
2 1,002
0,974 0,976
1 1,138
0,926 1,054
1,5 1,052
0,967 1,017
H 2,5
0,970 1,016
0,985
1
1,138 0,986
1,122
2
1,002 1,087
1,089
B 4
0,924 0,990
0,914 1,5
1,052 1,087
1,144 3,5
0,933 0,989
0,923 1
1,138 1,143
1,301
3
0,948 0,965
0,915 I
2
1,002 1,021
1,023 2,5
0,970 0,969
0,940 1,5
1,052 1,024
1,077
2 1,002
0,948 0,950
1 1,138
1,138 1,296
1,5 1,052
0,936 0,985
J 1,5
1,052 1,020
1,073
1
1,138 0,908
1,033
1
1,138 1,015
1,156
C 4
0,924 0,990
0,915 K
1 1,138
1,015 1,156
3,5 0,933
0,993 0,927
L 3,5
0,933 1,005
0,938
3
0,948 0,972
0,921
3
0,948 1,027
0,974 2,5
0,970 0,978
0,948 2,5
0,970 1,032
1,001
2 1,002
0,883 0,885
2 1,002
1,061 1,063
1,5 1,052
0,912 0,959
1,5 1,052
1,045 1,100
1
1,138 0,864
0,983
1
1,138 0,978
1,114
D 4
0,924 1,011
0,934 M
3 0,948
1,009 0,956
3,5 0,933
1,003 0,936
2,5 0,970
1,030 0,998
3
0,948 0,994
0,943
2
1,002 1,008
1,010 2,5
0,970 1,008
0,978 1,5
1,052 1,035
1,089
2 1,002
1,050 1,052
1 1,138
1,047 1,192
1,5 1,052
1,047 1,102
N 2,5
0,970 1,018
0,987
1
1,138 1,120
1,275
2
1,002 1,044
1,046
E 4
0,924 1,002
0,925 1,5
1,052 1,056
1,111 3,5
0,933 0,997
0,930 1
1,138 1,074
1,223
3
0,948 1,014
0,961 O
2
1,002 1,036
1,038 2,5
0,970 1,010
0,979 1,5
1,052 1,038
1,092
2 1,002
1,036 1,038
1 1,138
1,058 1,204
1,5 1,052
1,011 1,064
P 1,5
1,052 1,038
1,093
1
1,138 0,999
1,137
1
1,138 1,239
1,410
F 4
0,924 1,001
0,925 Q
1,5 1,052
1,000 1,053
3,5 0,933
1,003 0,936
1 1,138
1,079 1,228
3
0,948 0,987
0,936 R
1
1,138 0,938
1,067 2,5
0,970 0,998
0,967
2 1,002
0,998 1,000
1,5 1,052
0,999 1,051
1
1,138 1,007
1,147
Tabel 4.9. Perhitungan tinggi gelombang pecah Hm dengan persamaan dispersi
H
o
= 1 m pada sudut datang 90
o
Lintasan h m
Ks Kr
Hm Lintasan
h m Ks
Kr Hm
A 4
0,924 1,020
0,942 E
3,5 0,933
1,019 0,951
3,5 0,933
1,029 0,960
3 0,948
0,957 0,907
3
0,948 1,006
0,953 2,5
0,970 0,978
0,948 2,5
0,970 0,986
0,956 2
1,002 0,971
0,972
2 1,002
1,107 1,109
1,5 1,052
0,952 1,002
1,5 1,052
1,133 1,193
1 1,138
0,953 1,085
1
1,138 1,436
1,635 F
3
0,948 0,992
0,940
B 4
0,924 1,020
0,942 2,5
0,970 0,999
0,968 3,5
0,933 1,029
0,960 2
1,002 0,973
0,975
3
0,948 1,006
0,953 1,5
1,052 0,914
0,962 2,5
0,970 0,986
0,956 1
1,138 0,931
1,060
2 1,002
1,107 1,109
G 3
0,948 0,919
0,871 1,5
1,052 1,133
1,193 2,5
0,970 0,932
0,904
1
1,138 1,436
1,635
2
1,002 0,940
0,942
C 4
0,924 0,973
0,899 1,5
1,052 0,951
1,000 3,5
0,933 0,954
0,891 1
1,138 0,952
1,084
3
0,948 0,973
0,923 H
2,5 0,970
1,047 1,015
2,5 0,970
0,976 0,947
2 1,002
1,050 1,052
2 1,002
0,955 0,956
1,5 1,052
1,054 1,109
1,5 1,052
0,944 0,994
1 1,138
0,966 1,100
1
1,138 0,973
1,108 I
2
1,002 1,060
1,062
D 4
0,924 0,962
0,888 1,5
1,052 1,003
1,055 3,5
0,933 0,942
0,880 1
1,138 1,184
1,348
3
0,948 0,983
0,932 J
1,5 1,052
1,291 1,359
2,5 0,970
0,978 0,949
1 1,138
1,273 1,449
2 1,002
0,962 0,964
K 1,5
1,052 0,906
0,954 1,5
1,052 0,990
1,042 1
1,138 0,886
1,008
1
1,138 1,016
1,156 L
1
1,138 1,055
1,201 M
1 1,138
0,926 1,054
N 1
1,138 0,912
1,038
Dari perhitungan tinggi gelombang pecah Tabel 4.7, 4.8 dan 4.9 tersebut diperoleh tinggi gelombang maksimum sebesar 1,635 meter, yang berada pada
lintasan gelombang A pada kedalaman 1 meter dengan arah sudut datang gelombang 90
o
dan tinggi gelombang minimum sebesar 0,871 m pada lintasan G pada kedalaman 3 m dengan arah sudut datang gelombang 90
o
. Dari perhitungan tinggi gelombang tersebut juga diperoleh nilai H pada kedalaman awal di laut
transisi lebih kecil dari H
o
. Hal ini adalah hal yang pasti karena tinggi gelombang akan rendah dahulu sebelum naik apabila mendekati garis pantai ataupun daerah
yang dangkal. Tinggi gelombang yang akan mendekati garis pantai akan semakin besar karena efek shoaling akan bertambah besar seiring dengan berkurangnya
kedalaman. Tinggi gelombang maksimum lebih kecil dari 3 meter sehingga tidak diperlukan pembuatan breakwater.
Berdasarkan dari beberapa simulasi arah lintasan gelombang diatas dapat kita ketahui bahwa nilai koefisien refraksi K
r
berpengaruh pada nilai sudut datang θi dan sudut bias θr. Nilai koefisien refraksi K
r
semakin mengecil jika selisisih
antara datang θi dan sudut bias θr bertambah. Nilai koefisien pendangkalan K
s
juga akan berkurang apabila kedalaman h bertambah. Begitu juga dengan nilai panjang gelombang L apabila berkurang maka nilai koefisien
pendangkalan K
s
ikut bertambah karena koefisien pendangkalan K
s
merupakan fungsi dari kedalaman h dan panjang gelombang L.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan