tromoboglobulin dan PF4 yang merupakan petanda degranulasi tromobosit Suhendro et al., 2006.
Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang menyebabkan disfungsi endotel. Berbagai penelitian menunjukkan terjadinya
koagulopati konsumtif pada demam berdarah dengue stadium III dan IV. Aktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue terjadi melalui aktivasi jalur ekstrinsik
tissue factor pathway. Jalur intrinsik juga berperan melalui aktivasi faktor XIa namun tidak melalui aktivasi kontak Suhendro et al., 2006
2.1.6 MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau
sindrom syok dengue SSD. Pada umumnya pasien mengalami fase demam 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis selam 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak
demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan tidak adekuat Suhendro et al., 2006.
2.1.7 DIAGNOSIS
Langkah penegakan diagnosis suatu penyakit seperti anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang tetap berlaku pada penderita infeksi dengue. Riwayat
penyakit yang harus diketahui adalah riwayat demamsakit, tipe demam, jumlah asupan per oral, adanya tanda bahaya, diare, kemungkinan adanya gangguan
kesadaran, urine output, juga adanya orang lain di lingkungan kerjarumah yang sakit serupa[ CITATION Sud10 \l 1033 ].
Pemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah pemeriksaan tanda vital, kesadaran penderita, status hidrasi, status hemodinamik, terjadinya
hepatomegaliasiteskelainan abdomen lainnya, adanya ruam atau ptekie atau tanda perdarahan lainnya, bila tanda perdarahan spontan tidak ditemukan maka lakukan uji
torniket. Sensitivitas uji torniket ini sebesar 30 sedangkan spesifisitasnya mencapai 82 [ CITATION Sud10 \l 1033 ].
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan hematokrit dan nilai hematokrit yang tinggi sekitar 50 atau lebih menunjukkan adanya
kebocoran plasma, selain itu hitung trombosit cenderung memberikan hasil yang rendah. Diagnosis konfirmatif diperoleh melalui pemeriksaan laboratorium, yaitu
isolasi virus, deteksi antibodi dan deteksi antigen atau RNA virus. Imunoglobulin M Ig M biasanya dapat terdeteksi dalam darah mulai hari ke-5 onset demam,
meningkat sampai minggu ke-3 kemudian kadarnya menurun. Ig M masih dapat terdeteksi hingga hari ke-60 sampai hari ke-90. Pada infeksi primer, konsentrasi Ig M
lebih tinggi dibandingkan pada infeksi sekunder. Pada infeksi primer, Imunoglobulin G Ig G dapat terdeteksi pada hari ke-14 dengan titer yang rendah 1:640,
sementara pada infeksi sekunder Ig G sudah dapat terdeteksi pada hari ke-2 dengan titer yang tinggi 1 :2560 dan dapat bertahan seumur hidup [ CITATION Sud10 \l
1033 ]. Pada foto rontgen dada dapat ditemukan efusi pleura, terutama pada hemitoraks
tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral
dekubitus kanan pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG Suhendro et al., 2006.
2.1.8 PENATALAKSANAAN