2.1.4 VEKTOR PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DBD 2.1.4.1 KLASIFIKASI Aedes sp.
Philum : Antrophoda
Kelas : Insecta
Ordo : Dipthera
Famili : Culicidae
Sub Famili : Culicidae
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti
Aedes albopictus
2.1.4.2 MORFOLOGI Aedes sp.
Aedes aegypti, berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran nyamuk rumah yaitu Culex sp, mempunyai warna dasar yang hitam dengan bintik-bintik putih
pada bagian badannya terutama pada kakinya. Aedes aegypti juga dikenal dari ciri morfologinya yang spesifik yaitu mempunyai gambaran menyerupai bentuk violin
atau lira lyre-form yang putih pada punggungnya mesonotum Mulyanto, 2005. Perbedaan Aedes aegypti dan Aedes albopictus dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbedaan Aedes aegypti dan Aedes albopictus CDC, 2012
Aedes aegypti Aedes albopictus
Nama lain Yellow fever mosquito
Asian tiger mosquito Morfologi
Pola perak berbentuk lira atau violin pada punggung dan
garis putih pada kaki Satu garis perak pada punggung dan
garis putih pada kaki
Penyebaran Daerah urban, lebih sering dalam ruangan indoors
Semak-semak atau taman, lebih sering luar ruangan outdoors
Target Manusia, sedikit menyerang
mamalia lainnya Menyerang mamalia atau hewan
bertulang belakang lainnya Vektor
Utama dari dengue Utama dengue di beberapa tempat
2.1.4.3 TEMPAT PERINDUKAN Aedes sp.
Gambar 2.3 Tempat Perindukan Aedes sp. Mulyanto, 2005
Tempat perindukan utama Aedes aegypti adalah tempat-tempat berisi air bersih yang berada di dalam rumah atau berdekatan dengan rumah penduduk, biasanya tidak
melebihi jarak 500 meter dari rumah. Tempat perindukan tersebut berupa tempat perindukan “buatan manusia”, seperti tempayan atau gentong tempat penyimpanan
air minum, bak mandi, tangki atau menara air, talang hujan, jamban atau pot bunga, kaleng, botol dan ban mobil yang terdapat di halaman rumah atau di kebun yang
berisi air hujan juga berupa tempat perindukan alami seperti kelopak daun tanaman, tempurung kelapa dan lubang pohon yang berisi hujan. Aedes aegypti dan Aedes
albopictus sering ditemukan hidup bersama-sama Mulyanto, 2005.
2.1.4.4 DAUR HIDUP Aedes sp.
Gambar 2.4 DAUR HIDUP Aedes sp.
[ CITATION Zet13 \l 1033 ]
Aedes aegypti merupakan serangga yang mengalami holometabolous metamorphosis sempurna yang terdiri dari siklus telur-larva-pupa-dewasa. Nyamuk
dewasa betina dapat menghasilkan rata-rata 100-200 telur dalam satu siklus dan dapat bertelur hingga lima kali sepanjang hidupnya. Telur akan diletakan satu per satu pada
area yang lembab baik yang alami seperti lubang pohon maupun buatan seperti kaleng bekas. Telur akan diletakan diatas permukaan air dan diletakan di banyak
tempat. Telur ini berbentuk oval dengan panjang 1 mm dan memiliki permukaan yang halus. Pada cuaca hangat telur akan menetas dalam 2 hari sedangkan pada cuaca
dingin akan menetas dalam 7 hari, telur tersebut dapat bertahan dalam kekeringan hingga 1 bulan lamanya dan menetas dan menjadi larva pada saat terkena air
[ CITATION Zet13 \l 1033 ]. Larva Aedes aegypti bernafas melalui siphon yang pendek dan mengalami 3 kali
pengelupasan kulit ecdysis atau moulting dalam jangka waktu 7 hari, berturut-turut menjadi larva stadium 2, 3 dan larva stadium 4 yang kemudian akan berubah bentuk
menjadi pupa [ CITATION Zet13 \l 1033 ].
Pupa Aedes aegypti memiliki kemampuan unik untuk bergerak dan merespon terhadap stimulus, selama 2 hari akan bertahan dalam fase pupa kemudian akan
berkembang jadi dewasa[ CITATION Zet13 \l 1033 ].
2.1.4.5 PENYEBARAN Aedes sp.