xlvi
4. Tes
Prestasi belajar membaca pemahaman siswa diukur melalui tes. Setelah dilaksanakan tindakan, siswa dites dengan menggunakan soal uraian yang
menitikberatkan pada segi penerapan pada akhir pembelajaran setiap siklus. Hasil setiap siklus dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui keefektifan tindakan
dengan jalan melihat kembali merujuk silang pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
E. Validitas Data
Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti dan akan dijadikan data dalam penelitian ini perlu dicari validitasnya sehingga data validitas
tersebut dapat dipertanggungjawbkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan untuk memeriksa
validitas dalam penelitian ini adalah triangulasi. Mo
eleong 2114: 331 mengemukakan bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan
triangulasi metode. Triangulasi data sumber dilakukan dengan mengumpulkan data tentang permasalahan dalam penelitian dari beberapa sumber data yang
berbeda. Sedang triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan metode yang berbeda, seperti disinkronkan dengan hasil observasi atau
dokumen yang ada. Untuk menjaga validitas, secara kolaboratif data dalam penelitian ini akan
didiskusikandikonsultasikan dengan teman sejawat atau tim ahli, serta diupayakan memperhatikan hal-hal asebagai berikut: 1 observer akan mengamati keseluruhan
sekuensi peristriwa yang terjadi di kelas; 2 tujuan, batas waktu dan rambu-rambu observasi jelas; 3 hasil observasi dicatat lengkap dan hati-hati; dan 4 observasi
harus dilakukan secara obyektif.
xlvii
F. Analisis Data
Data berupa hasil tes diklasifisikan sebagai data kuantitatif. Data tersebut dianalisis secara desktiprif komparatif, yakni dengan membandingkan nilai tes
atarsiklus. Yang dianalisis adalah nilai tes siswa sebelum menggunakan pendekatan keterampilan proses; dan nilai tes siswa setelah menggunakan metode keterampilan
proses; sebanyak tiga siklus. Kemudian, data yang berupa nilai tes antarsiklus tersebut dibandingkan hingga hasilnya dapat mencapai batas ketercapaian atau
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model yang dilakukan oleh
Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Suharsimi Arikunto 2003: 83 mengemukakan model yang didasarkan atas konsep
pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu:
1. Perencanaan atau planning 2. Tindakan atau acting
3. Pengamatan atau observing 4. Refleksi atau reflecting.
Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan dalam bagan 4 berikut:
Bagan 4. Model Dasar Penelitian Tindakan Kelas
Kurt Lewin dalam Suharsimi Arikunto 2003: 84
Tindaka
n
Refleksi Perencanaan
Pengamatan
xlviii Model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen tersebut kemudian
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Kedua ahli ini memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka menyatukan dua
komponen yang kedua dan ketiga, yaitu tindakan dan pengamatan sebagai suatu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini kemudian dijadikan dasar sebagai langkah
berikutnya, yaitu refleksi kemudian disusun sebuah modifikasi
yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begitu
seharusnya.
G. Prosedur Penelitian