Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tuna Grahita Kelas V SLB Negeri 1 Palu Pada Pembelajaran IPS Melalui Penggunaan Media Gambar

  

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tuna Grahita Kelas V SLB

Negeri 1 Palu Pada Pembelajaran IPS Melalui Penggunaan

Media Gambar

  

Dewiyanti

  Guru SLB Negeri 1 Palu, Sulawesi Tengah

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media gambar dalam meningkatkan prestasi belajaran IPS konsep menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa kelas V semester I SLB Negeri 1 Palu Tahun Ajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus tindakan. Subjek penelitian adalah siswa kelas V semester I SLB Negeri 1 Paluyang terdiri dari 6 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V di SLB Negeri 1 Palu. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya dampak proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap tahapan tindakan pembelajaran yang dilakukan guru.

  Kata Kunci: Prestasi belajar, media gambar.

I. PENDAHULUAN

  Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD/SDLB adalah mata pelajaran

  IPS. Hal ini termuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 37 UU Sisdiknas tahun 2003 mengamanatkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat IPS yang merupakan ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan sebagainya, yang dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Dengan demikian, maka implikasi dari maksud dan tujuan PIPS, maka kurikulum Pendidikan IPS berisikan garis-garis besar struktur disiplin ilmu dan model perilaku manusia yang tumbuh dalam masyarakat.

  Pembelajaran IPS di SD/SDLB selama ini dilakukan dengan cara yang konvensional sehingga pembelajaran cenderung bersifat teacher centered. Siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh kurang optimal. Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran IPS di SD/SDLB pada umumnya disebabkan oleh pendekatan yang digunakan guru kurang mendorong siswa untuk belajar secara kondusif. Penyajian materi pelajaran oleh guru cenderung monoton, guru cenderung lebih banyak berceramah dan kurang variatif, pelajaran bersifat abstrak dan teoritis sehingga siswa tidak aktif dan menimbulkan kebosanan (Farhan & Retnawati, 2014). Oleh karena itu dalam proses belajar IPS di SD/SDLB perlu kiranya dirancang keterlibatan siswa secara aktif.

  Berdasarkan identifikasi awal, bentuk kesulitan belajar yang dialami siswa Kelas IV SLB Negeri 1 Tahun Ajaran 2017/2018 berupa kesulitan dalam memahami fakta-fakta yang disampaikan guru. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami fakta-fakta sejarah yang disampaikan guru tidak terlepas dari rendahnya motivasi belajar siswa selama mengikuti pelajaran sejarah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran, banyak siswa yang kelihatan mengantuk selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, dan kurangnya intensitas interaksi antara siswa dengan guru selama berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas. Padahal peran motivasi dalam belajar sangatlah penting (Mariani, Wiarta, & Suara, 2014).

  Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah tampak aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran adalah sebanyak 2 orang siswa atau 33,33%, siswa yang cukup aktif sebanyak 2 orang atau 33,33%, dan siswa yang belum aktif sebanyak 2 orang atau 33,33%.

  Hasil tes ulangan harian yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 6 orang siswa kelas V, hanya 2 siswa yang mencapai batas tuntas minimal sebesar 60, sementara ada 4 orang siswa atau 66,67% belum tuntas. Nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 54,17. Dengan demikian, secara klasikal siswa kelas V SLB Negeri

  1 Palu Tahun Ajaran 2017/2018 belum mencapai batas tuntas minimal yang dipersyaratkan.

  Mengacu pada perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media gambar dalam meningkatkan prestasi belajaran

  IPS konsep menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia pada siswa kelas V semester I SLB Negeri 1 Palu.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam khasanah penelitian pengajaran bagi guru-guru di SLB mengenai penggunaan media dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para guru tentang penggunaan media dalam pembelajaran sehingga siswa lebih berminat dalam mengikuti kegiatan belajar.

  II. METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V Semester I SLB Negeri 1 Palu Tahun Ajaran 2017/2018. Alasan pemilihan lokasi adalah karena peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam pelaksanaan tindakan. Penelitian dilaksanakan dalam waktu 2 (tiga) bulan yaitu dari persiapan penelitian bulan Oktober 2017 sampai dengan penyusunan laporan penelitian bulan Desember 2017.

  Subyek penelitian ini adalah siswa tunagrahita kelas V SLB Negeri 1 Palutahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 6 anak, yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan.

  Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam dua siklus tindakan. Prosedur yang digunakan dalam penelitan ini mengikuti model alur yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin (Arikunto, 2002) yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

  III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I

  Hasil pengamatan terhadap tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran pada tindakan siklus I dapat dipaparkan sebagai berikut. Jumlah siswa yang sudah tampak aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran adalah sebanyak 4 orang siswa atau 66,67%, siswa yang cukup aktif sebanyak 1 orang atau 16,67%, dan siswa yang belum aktif sebanyak 1 orang atau 16,67%.

  Hasil tes ulangan harian diperoleh dari 6 orang siswa kelas V SLB Negeri 1 Palu tahun pelajaran 2017/2018. Hasil tes menunjukkan bahwa dari 6 siswa ternyata masih ada sekitar 3 orang siswa atau 50,50% belum mencapai batas tuntas minimal sebesar 60. Nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 60,00. Dengan demikian, secara klasikal siswa kelas V SLB Negeri 1 Palu tahun pelajaran 2017/2018 sudah mencapai batas tuntas minimal yang dipersyaratkan.

  

Gambar 1. Diagram Hasil Ketuntasan Minimal Siswa Siklus I

  Berdasarkan hasil perolehan tes awal dan tes tindakan pembelajaran Siklus I dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan, yaitu dari 54,17 pada tahap awal menjadi 60,00 pada akhir tindakan Siklus I. Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar, jumlah siswa yang mencapai batas tuntas minimal pada Siklus I mengalami kenaikan dibandingkan dengan kondisi awal. Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas minimal pada kondisi awal sebanyak 2 siswa atau 33,33% mengalami peningkatan menjadi 3 siswa atau 50,00% pada Siklus I.

  Hasil observasi perilaku siswa dalam proses pembelajaran tindakan Siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) keaktifan siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran tindakan dipandang masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang pasif dalam belajar dan belum termotivasi untuk mencari tahu tentang konsep yang harus dipelajari sehingga terkesan menunggu informasi yang diberikan oleh guru; (b) Tingkat kemandirian belajar siswa masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kesan malas pada siswa untuk mempelajari apa yang disarankan guru dan kurang mau berusaha untuk mencari pengetahuan tentang konsep yang dipelajari dengan inisiatif sendiri; dan (c) interaksi antar siswa dalam pembelajaran sudah cukup baik, tetapi interaksi tersebut hanya berkisar pada teknis penyusunan konsep bukannya pada substansi materi pokok bahasan yang dipelajari.

  Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat dilihat bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru. Perubahan pembelajaran yang berpusat pada siswa masih susah untuk dilakukan. Hal ini menyebabkan kemandirian belajar pada siswa masih rendah, siswa masih berharap pada bantuan teman atau guru dalam mencari pengetahuan. Selain itu, motivasi belajar siswa masih kurang karena apabila siswa menghadapi kesulitan siswa gampang menyerah dan tidak berusaha untuk menyelesaikannya. Guru sebagai sumber belajar juga belum dimanfaatkan secara optimal, salah satu penyebabnya adalah adanya rasa sungkan pada diri siswa untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami. Oleh karena itu, peneliti beranggapan bahwa pada siklus berikutnya: guru harus lebih mendorong siswa untuk terlibat dalam setiap tahap pembelajaran dan lebih percaya diri untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami.

  Siklus II

  Hasil pengamatan terhadap tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran pada tindakan siklus I dapat dipaparkan sebagai berikut. Jumlah siswa yang sudah tampak aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran adalah sebanyak 3 orang siswa atau 50,00%, siswa yang cukup aktif sebanyak 2 orang atau 33,33%, dan siswa yang belum aktif sebanyak 1 orang atau 16,67%.

  Hasil tes ulangan harian diperoleh dari 6 orang siswa kelas V SLB Negeri 1 Palu Tahun Ajaran 2017/2018. Hasil tes menunjukkan bahwa dari 6 siswa ternyata masih ada 1 orang siswa atau 16,67% yang belum mencapai batas tuntas minimal sebesar 60. Nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 64,17. Dengan demikian, secara klasikal siswa kelas V SLB Negeri 1 Palu tahun pelajaran 2017/2018 sudah mencapai batas tuntas minimal yang dipersyaratkan.

  

Gambar 2. Diagram Hasil Ketuntasan Minimal Siswa Siklus II

  Berdasarkan hasil perolehan tes awal dan tes tindakan pembelajaran Siklus II dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan, yaitu dari 60,00 pada akhir tindakan siklus I menjadi 64,17 pada akhir tindakan Siklus II.

  Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar, jumlah siswa yang mencapai batas tuntas minimal pada Siklus II mengalami kenaikan dibandingkan dengan kondisi pada akhir tindakan Siklus I. Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas minimal pada akhir tindakan Siklus I sebanyak 3 siswa atau 50,00% mengalami peningkatan menjadi 5 siswa atau 83,33% pada akhir tindakan Siklus II. Refleksi: 1.

  Implementasi pembelajaran tindakan pada Siklus II berhasil meningkatkan dampak produk berupa peningkatan penguasaan kompetensi dasar siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa dari 60,00 pada akhir tindakan Siklus I menjadi 64,17 pada akhir tindakan Siklus II. Tingkat ketuntasan belajar siswa sebagai dampak produk juga mengalami peningkatan, yaitu dari 50,00% pada kondisi awal menjadi 83,33%.

  2. Dampak proses yang berhasil diciptakan dari penggunaan strategi pembelajaran dengan menggunakan media gambar meskipun masih belum optimal adalah bahwa aktivitas kelas menjadi semakin aktif, dan kemandirian belajar siswa terlihat jelas. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya jumlah siswa yang belum terlibat aktif dalam pembelajaran hingga menjadi 10,34%.

  3. Hal-hal yang masih belum berhasil dalam pembelajaran tindakan Siklus II adalah: (a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru sudah mulai berubah menjadi pola pembelajaran berpusat pada siswa; (b) dampak produk berupa penguasaan kompetensi penuh secara klasikal sudah tercapai, yaitu mencapai tingkat ketuntasan kelas > 70%.

  Berdasarkan keterangan di atas dapat diidentifikasikan adanya hambatan untuk mencapai suasana kelas yang kondusif, yaitu: (a) situasi pembelajaran berpusat pada guru yang masih membekas pada diri siswa sudah mulai berkurang; (b) motivasi belajar semakin meningkat; (c) kemandirian belajar pada siswa mulai meningkat, siswa sudah mulai melakukan inisiatif dalam mencari pengetahuan; dan (d) guru sebagai sumber belajar mulai dimanfaatkan meskipun masih belum optimal.

  Pembahasan

  Dari hasil observasi dan tes yang dilakukan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran IPS pada siswa kelas V SLB Negeri 1 Palu dalam hal keaktifan dan kemandirian belajar siswa. Dampak produk dari penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SLB Negeri 1 Palu adalah berupa meningkatnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran yang disampaikan guru. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan dan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa.

  Hasil tes ulangan harian yang diperoleh siswa menunjukkan bahwa pada tahap awal, tingkat ketuntasan belajar siswa baru mencapai 33,33% atau baru 2 siswa yang sudah mencapai batas tuntas belajar. Jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan belajar pada akhir tindakan Siklus I mengalami peningkatan menjadi 50,00% atau sudah mencapai 3 orang siswa. Jumlah siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan belajar pada akhir tindakan Siklus II mengalami peningkatan menjadi 83,33% atau sudah mencapai 5 siswa.

  

Gambar 3. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Per Tahap

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil produk pembelajaran dengan menggunakan media gambar berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran merupakan salah satu dari aspek pengelolaan kelas. Langkah perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai hasil refleksi dari evaluasi tindakan pembelajaran pada siklus sebelumnya merupakan upaya guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Peningkatan hasil belajar menggunakan media gambar disebabkan karena siswa tidak hanya menggunakan indera pendengar dalam proses pembelajaran, tetapi juga menggunakan indera penglihatan. Hal ini memungkinkan siswa dapat melihat objek- objek yang dijelaskan di kelas. Ini tentu lebih membantu siswa dalam memahami materi dibandingkan hanya mendengar penjelasan dan membayangkan hal-hal yang dipelajari. Selain itu, dalam proses pembelajaran ini siswa juga dilatih untuk belajar lebih aktif. Jika dahulu pembelajaran seluruhnya dilakukan oleh guru, pada penelitian ini siswa dilatih untuk belajar dengan mandiri. Belajar dengan menemukan sendiri solusi permasalahan tentu akan membuat siswa mengingat materi itu lebih lama.

VI. PENUTUP Kesimpulan

  Berdasarkan analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas V di SLB Negeri 1 Palutahun pelajaran 2017/2018. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada setiap tahapan tindakan pembelajaran yang dilakukan guru. Jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan belajar pada akhir tindakan Siklus I mengalami peningkatan menjadi 50,00% atau sudah mencapai 3 orang siswa. Jumlah siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan belajar pada akhir tindakan Siklus II mengalami peningkatan menjadi 83,33% atau sudah mencapai 5 siswa.

  Saran

  Bagi sekolah, diharapkan dapat mendorong para guru untuk mencoba berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan guru diharapkan lebih bervariatif dalam mengaplikasikan pendekatan pembelajaran yang dilakukan sehingga kemampuan siswa semakin meningkat. Yang paling utama adalah siswa di sekolah yang kedudukannya sebagai obyek pendidikan hendaklah menyadari bahwa dirinya sebagai faktor utama yang menentukan keberhasilan belajar.

  

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

  Yogyakarta: Rhineka Cipta. Farhan, M & Retnawati, H. (2014). Keefektifan PBL dan IBL ditinjau dari Prestasi

  Belajar, Kemampuan Representasi Matematis, dan Motivasi Belajar. Jurnal

  Riset Pendidikan Matematika, 1 (2), 227-240. Doi: 10.21831/jrpm.v1i2.2678

  Mariani, N, K, K., Wiarta, I, W., & Suara, I, M. (2014). Pengaruh Strategi

  Pembelajaran Aktif melalui Penerapan Model Make A Match terhadap Hasil

  Jurnal Mimbar Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdn 11 Padangsambian. PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, (Online), Volume 2, Nomor 1, (https://ejournal.undiksha.ac.id diakses pada tanggal 25 Oktober 2015)

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur

0 7 119

Penggunaan Media Gambar Dalam Pembelajaran Berbicara Pada Siswa Kelas V MI Raudhatul Islamiyah Batuceper Tangerang Tahun Pelajaran 2012/2013

0 7 0

Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Media Gambar Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 1 Cimanuk Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

2 35 77

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Tegalsari Semester 1 Ta

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Tegalsari Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 106

Peningkatan Strategi Pembelajaran Seni Musik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas IX.10 di SMP Negeri 13 Pekanbaru

0 1 14

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Pengunaan Media Gambar di SDN Tomini

0 0 15

Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajar IPS di Kelas IV SD Inpres Dongkas

0 0 10

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IV di SDIT Persis

0 0 9

Penerapan Media Gambar dalam Pembelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Talise

0 0 11