Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

oleh Anton Sukarno 2002: 7 “ Suatu tes dapat didefinisikan sebagai suatu tugas atau serangkaian tugas-tugas yang digunakan untuk memperoleh pengamatan yang sistematis tentang suatu atribut atau hasil pendidikan yang representatif”. Kemampuan berbahasa siswa diukur melalui tes. Setelah dilaksanakan tindakan, siswa dites dengan menggunakan soal diskusi yang menitik beratkan pada segi penerapan pada akhir pembelajaran setiap siklus. Hasil setiap siklus dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui keefektifan tindakan dengan jalan melihat kembali merujuk silang pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah serangkaian pertanyaan atau tugas yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

E. Analisis Data

Dalam menganalisis data peneliti tidak menggunakan uji statistik. Analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu data yang diperoleh digambarkan dalam bentuk narasi. Pada penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan MC Tonggort yang merupakan model spiral. Model ini terdiri atas 4 komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keadaan siswa sebelum dilakukan tindakan dalam penelitian ini adalah: 1. Siswa pasif hanya mendengarkan penjelasan dari guru. 2. Siswa mencatat saat guru memberikan perintah. 3. Seluruh proses pembelajaran berpusat pada guru. 4. Jarang siswa yang mau bertanya. 5. Saat diadakan diskusi hanya beberapa siswa yang terlibat. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan dalam dua siklus dengan uraian seperti berikut: 1. Perencanaan Sebelum diadakan penelitian mengadakan diskusi dengan guru kelas tentang aktifvitas siswa dikelas. Dalam diskusi tersebut masalah yang dia jukan pada bagaimana usaha guru dalam membimbing siswa dalam proses KBM. Penelitian ini menitik beratkan pada masalah peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode diskusi pada tahap perencanaan. Langkah yang dilakukan antara lain: 1 Observasi awal untuk mengetahui jumlah siswa yang akan menjadi obyek penelitian. 2 Menyusun jadwal penelitian yang disesuaikan dengan jadwal pelajaran. 3 Membuat instrumen penelitian. 2. Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus. Tahap pelaksanaan pada siklus pertama dan kedua pada dasarnya sama. Pertemuan pada siklus pertama diawali dengan penerapan metode diskusi kelas. Siswa dan guru akan membahas menguasai is bacaan sebuah cerita. Pada retleksi pertama akan dikemukakan seberapa hasil perubahan yang telah diperoleh dari tindakan I. Hasil refleksi I digambarkan untuk menindaklanjuti siklus II. Pada pertemuan kedua dilaksanakan diskusi kelompok. Guru membimbing tiap-tiap kelompok agar semua anggota kelompok melnpunyai kesempatan mengeluarkan pendapatnya serta mendorong siswa yang malu berbicara supaya ikut terlibat dalam diskusi ini. Selama proses kegiatan pembelajaran akan dimonitoring perkembangan aktivitas melalui lembar observasi. 3. Pengamatan Setiap variabel perkembangan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran di monitor dengan menggunakan lembar pengamatan. Aspek yang diamati adalah keaktifan siswa terlibat dalam diskusi meliputi mengajukan pendapat, bertanya, memberi komentar, menjawab pertanyaan teman lain serta mengajukan sanggahan atas jawaban temannya. 4. Refleksi Pada tahap ini akan dijelaskan hasil pembelajaran yang terjadi setelah dilaksanakan tindakan. Analisis ini dilaksanakan sebagai petunjuk guna pelaksanaan tindakan selaniutnya. Jadi akan dilihat tidaknya kesesuaian antara harapan dan kenyataan. Jika tujuan yang hendak dicapai memang belum maksimal maka perlu diadakan revisi. Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar 3 berikut: Tindakan Perencanaan Pengamatan Refleksi Gambar 3. Model Dasar Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin dalam Suharsimi Arikunto 2002: 84 Model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen tersebut kemudian dikembangkan oleh Kemmis dan Me Taggart. Kedua ahli ini memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka menyatukan dua komponen yang kedua dan ketiga, yaitu tindakan dan pengamatan sebagai suatu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini kemudian dijadikan dasar sebagai langkah berikutnya, yaitu refleksi kemudian disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begitu seharusnya.

F. Prosedur Penelitian

Dokumen yang terkait

MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ANAK TUNAGRAHITA SEDANG PADA KELAS C1 SDLB NEGERI PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008 2009

1 14 68

METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pel

0 3 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pelaj

0 3 18

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD. NEGERI 101729 KP. LALANG.

0 1 19

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KARANGDUREN KECAM

0 0 15

PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KARANGDUREN KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011.

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERBICARA DALAM BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Keberanian Berbicara Dalam Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran Tematik Dengan Role Playing Pada Siswa Kelas I Semester I SD Islam Ke

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD Peningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Dongeng Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas I SD Negeri 5 Boyolali Kecamatan Boyolali Kabupaten

0 0 16

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN DISKUSI DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Diskusi Dalam Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII B SMP N 2 Doplang Tahun Ajaran 2010/2011.

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SUTRAN KECAMATAN BANTUL.

1 8 82