Prosedur Penelitian Indikator Kinerja

4. Refleksi Pada tahap ini akan dijelaskan hasil pembelajaran yang terjadi setelah dilaksanakan tindakan. Analisis ini dilaksanakan sebagai petunjuk guna pelaksanaan tindakan selaniutnya. Jadi akan dilihat tidaknya kesesuaian antara harapan dan kenyataan. Jika tujuan yang hendak dicapai memang belum maksimal maka perlu diadakan revisi. Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar 3 berikut: Tindakan Perencanaan Pengamatan Refleksi Gambar 3. Model Dasar Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin dalam Suharsimi Arikunto 2002: 84 Model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen tersebut kemudian dikembangkan oleh Kemmis dan Me Taggart. Kedua ahli ini memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga mereka menyatukan dua komponen yang kedua dan ketiga, yaitu tindakan dan pengamatan sebagai suatu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini kemudian dijadikan dasar sebagai langkah berikutnya, yaitu refleksi kemudian disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begitu seharusnya.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat kemampuan berhitung penjumlahan dilakukan tes. Hasil tes sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara. Tabel 2. Prosedur Penelitian 1 Persiapan 2 Deskripsi awal Masalah dan kesulitan belajar 3 Penyusunan Rencana Tindakan § Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. § Menentukan pokok bahasan. § Mengembangkan skenario pembelajaran. § Menyiapkan sumber belajar. § Mengembangkan format evaluasi. § Mengembangkan format observasi. 4 Pelaksanaan Tindakan § Menerapkan tindakan mengacu pada skenario pembelajaran. 5 Pengamatan § Melakukan observasi dengan memakai format observasi. Siklus I 6 EvaluasiRefleksi § Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. § Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan lain-lain. § Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan siklus berikutnya. § Evaluasi tindakan I. 7 Perencanaan dan penyempurnaan tindakan § Atas dasar hasil siklus I, dilakukan penyempurnaan tindakan. § Pengamatan program tindakan II. 8 Tindakan § Pelaksanaan program tindakan II. 9 Pengamatan § Pengumpulan data tindakan II. Siklus II 10 EvaluasiRefleksi § Evaluasi tindakan II berdasarkan indikator pencapaian. Siklus - Siklus berikutnya Kesimpulan

G. Indikator Kinerja

Indikator pencapaian dalam penelitian ini ditetapkan nilai kemampuan berbicara dengan metode diskusi 60,00 atau lebih sebagai batas tuntas pembelajaran kemampuan berbicara Bahasa Indonesia dicapai oleh minimal 80 dari keseluruhan siswa. Penetapan indikator pencapaian ini disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti batas minimal nilai yang dicapai dan ketuntasan belajar bergantung pada guru kelas yang secara empiris tahu betul keadaan murid-murid di kelasnya sesuai dengan KTSP. i

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ANAK TUNAGRAHITA SEDANG PADA KELAS C1 SDLB NEGERI PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008 2009

1 14 68

METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pel

0 3 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri Drajitan Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali Tahun Pelaj

0 3 18

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SD. NEGERI 101729 KP. LALANG.

0 1 19

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KARANGDUREN KECAM

0 0 15

PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KARANGDUREN KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011.

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERBICARA DALAM BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Keberanian Berbicara Dalam Belajar Bahasa Indonesia Melalui Pembelajaran Tematik Dengan Role Playing Pada Siswa Kelas I Semester I SD Islam Ke

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI DONGENG DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD Peningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Dongeng Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas I SD Negeri 5 Boyolali Kecamatan Boyolali Kabupaten

0 0 16

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN DISKUSI DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Diskusi Dalam Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII B SMP N 2 Doplang Tahun Ajaran 2010/2011.

0 1 13

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SUTRAN KECAMATAN BANTUL.

1 8 82