Tc-25 = tc jumlah pemotong menit Tidak termasuk waktu luang.
4. Waktu luang total yang dibutuhkan untuk peralihan antara pemotongan.
TL-25 = tL jumlah pemotongan menit Dimana:
tL = Waktu luang untuk melakukan pemotongan material berikutnya
mnit 5. Waktu total untuk pemotongan menggunakan mesin gerinda potong
Ttotal = Tc-25 + TL-25 menit
2.3.4. Pengelasan
Las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan. Agar penyambungan dapat berhasil ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu: a. Benda padat tersebut dapat cair oleh panas.
b. Antara benda – benda yang disambung tersebut terdapat kesesuaian
sifat lasnya. c. Las listrik
Gambar 2.14. Mesin Las
19
Gambar 2.15. Skema Nyala Busur Secara umum semua elektroda diklasifikasikan menjadi lima kelompok
utama yaitu: 1. Mild steel baja lunak
2. High carbon steel 3. Special alloy stell
4. Cast iron, dan 5. Non ferrous.
Rentangan terbesar dari pengelasan busur nyala dilakukan dengan elektroda dalam kelompok mild steel baja lunak.
Namun demikian yang akan dibahas berikut ini adalah untuk jenis pengelasan busur listrik dengan jenis elektroda mild steel baja lunak, karena
mesin ini adalah yang digunakan untuk pembuatan alat ini. Pada umumnya suatu busur nyala terjadi karena arus listrik yang mengalir
melaui udara dari elektroda kebenda kerja yang disebabkan adanya selisih tengangan antara elektroda dengan massa benda kerja yang disebut dengan
tengangan busur nyala. Tengangan busur nyala untuk mesin las arus searah sekitar 40 s,d 50 volt, dan mesin las bolak balik sekitar 50 s.d 60 volt. Dan tengangan
20
busur nyala ini akan turun apabila busur nyala telah terjadi, dimana busur nyala akan tetap stabil sekitar 15 s.d 30 volt setelah memulai pengelasan benda kerja.
Gambar 2.16. Elektorda Las
Pada umunya elektroda las yang dapat digunakan untuk pengelasan sebanyak 85 dari setiap batangnya. Untuk elektroda dengan diameter 2,5 mm dan panjang 350
mm kecepatan pengelasan welding speed adalah 40 mjam. Maka, waktu pengelasan dapat dihitung dengan rumus:
Waktu pengelasan = panjang pengelasankecepatan pengelasan mm
1. Las oksi – Asetilen a. Pemotogan dengan Gas Oksigen
Cara – cara pemontongan panas yang banyak diginakan pada waktu ini adalah pemotongan panas dengan gas oksigen. Pemotongan ini terjadi karena
adanya reaksi antara oksigen dan benda kerja. Pada pemulaan pemotongan, benda kerja dipanaskan terlebih dahulu dengan api oksi – asetilen sampai mencapai suhu
titik didih pada benda kerja.
21
b. Komponen peralatan pemotongan Oksi – Asetilen Peralatan potong oksigen biasanya disebut alat potong aksi – asitilen.
Peralatan ini terdiri dari bangian – bangian utama seperti : brander potong, tabung gas oksigen, tabung gas asetilen, selang, regulator gas.
Brander berfungsi sebagai pemotongannya, karena pada brander inilah tempat pencanpuran gas asetilen dan oksigen sehingga gas tersebut dapat
dinyalakan dan diatur nyala apinya. Panas yang dikeluarkan oleh brander digunakan untuk pemanasan awal dan pemanasan ketika sedang berlangsung
pemotongan. Brander body torch terdiri dari komponen cutting nozzle tipis, mixer, pipa penghantar, katup, dan torch body holding toch. Cuting nozzle
berfungsi sebagai alat potongnya pada pemotongan panas dengan oksi-asetilen. Mixer berfungsi umtuk mencampur gas asetilen dan oksigen sehingga
menghasilakan campuran yang homogeny. Pipa penghantar berfungsi untuk menghantarkan campuran gas ke nozzle untuk dibakar. Katup berfungsi untuk
mengatur besar kecilya gas asetilen dan oksigen sesuai yang diperlukan. Sedangkan torh body berfungsi untuk menempatkan mixer, pipa penghantar,
katup dan cutting nozzle.
22
Gambar 2.17. Brander c. Nyala Api Oksigen-Asetilen
Ketetapan menggunakan nyala api dalam las oksi-asetilen memegang peranan penting untuk memperoleh keberhasilan mengelas atau memotong benda
kerja. Kesalahan menggunakan nyala dari yang semestinya digunakan dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan yang di las dan dipotong kurang baik.
Nyala api yang timbul akibat proses pembakaran gas asetilen dengan sejumlah oksigen sebenarnya merupakan hasil rekasi yang terjadi dalam dua tahap proses.
Tahap pertama, pembakaran disebabkan oleh oksigen yang disediakan oleh pembakaran yang di peroleh dari dalam tabung pembakaran pertama. Tahap
kedua, pembakaran yang disebabkan oleh oksigen. Berdasarkan perbandingan oksigen dengan asetilen yang bercampur dalam pembakaran, nyala api gas dapat
dibedakan atas tiga macam, yaitu: nyala netral, nyala oksidasi, dan nyala karburasi. Untuk pemotongan benda kerja digunakan nyala oksidasi.
23
d. Nyala oksidasi Nyala oksidasi adalah nyala pembakaran yang terjadi dengan jumlah
pencampuran gas yang tidak seimbang. Nyala ini dihasilkan dengan perbandingan volume zat asam lebih banyak dari volume asetilen. Nyala oksidasi
dapat dikenal dengan bentuk inti nyala pendek, tajam dan tidak begitu jelas. Nyala luar juga kelihatanya pendek dikarenakan oleh oksidasi yang kuat. Tanda – tanda
lain yang dimilikinya adalah dengan adanya suara khusus yang mendesis. Nyala oksidasi dapat menyebabkan cairan logam mendidih dan memercik. Penambahan
oksigen kedalam nyala dapat menyebabkan logam terbakar dan mengasilkan las getas atau pemisahan bagian logam.
a Cara memperoleh nyala oksidasi Nyala netral merupakan dasar dari perolehan nyala lainya. Justru itu
untuk memperoleh nyala oksidasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyetel netral. Selanjutanya tambahan volume pengeluaran oksigen dengan
memutar katup oksigen pada brander, sehingga nyala yang diperoleh memiliki bentuk dan cirri – cirinya.
b Penggunaan nyala oksidasi Nyala oksidasi dapat digunakan untuk mengelas tembaga dan las
kuningan brazing. Selain itu umumnya nyala ini digunakan untuk proses pemotongan.
24
2. Las yang digunakan dalam pembuatan Pada pembuatan mesin penghancur kaca metode vertical ini las yang
digunakan adalah las listrik.
2.4. Menentukan Anggaran Biaya Pada rancangan ini turut dibahas biaya untuk pembuatan mesin. Tujuan
pembahasan adalah agar mengetahui seberapa besar biaya yang akan dipersiapkan untuk pendanaannya. Untuk menentukan anggaran bia perhitunganya tidak sampai
mendetail. Pembiannya difokuskan pada pembuatan sebuah mesin saja. Anggaran biaya yang akan diperhitungkan tidak termasuk harga penjualan
mesin, lebih ditekankan pada biaya pembelian material, prediksi biaya penggunaan listrik dan perkiraan ongkos pembuatan mesin. Biaya pembelian
material dan ongkos kerja. 2.5. Pelaksanaan Pembuatan
Pelaksaan pembuatan seperti terlihat pada diagram alir gambar. 2.18 dilakukan dengan langkah – langkah menurut urutan pelaksanaan mulai dari
penyusunan proposal, persiapan lainya hingga selesai.
25
2.6.
Kerangka Konsep Proses Pembuatan mesin Penghancur Kaca
Gambar 2.18. Kerangka konsep
26
Mulai
Proses pembuatan mesin penghancur kaca model daun rotary bertingkat kapasitas
30kgjam
Komponen yang di beli
Proses pembuatan komponen mesin
Hasil pembuatan Tipe peralatan
perkakas yang sesuai untuk digunakan
selesai kesimpulan
BAB III METODE PEMBUATAN
3.1 Tempat Dan Waktu