hilangnya seluruh lapisan lebih dari dua kali sehari Jaringan nekrotik ada

luas luka, inflamasi atau infeksi, granulasi jaringan, dan jaringan yang mati. P di tambahkan ketika terdapat kantung luka pada luka tekan. Setiap item pengukuran pada alat pengukuran DESIGN memiliki 3 – 7 tingkat dan rentan jumlah score dari 0 – 28 dengan score yang lebih tinggi mengindikasikan tingkat atau derajat luka tekan yang lebih parah. DESIGN merupakan alat yang sangat berguna untuk memonitor perkembangan luka tekan, tetapi keterbatasan dari alat ini adalah ketidak mampuan alat untuk membandingkan antara luka tekan lain pada pasien lain Sanada et al., 2004. b. Penilaian Instrumen DESIGN Tabel 2.1 Scoring instrumen DESIGN Depth Kedalaman luka d : hilangnya sebagian lapisan kulit sampai ke dermis

D: hilangnya seluruh lapisan

kulit dari lapisan subkutan ke bawah Exudate eksudat : frekuensi dari pergantian bautan e : paling sedikit satu kali setiap hari

E: lebih dari dua kali sehari

Size : Ukuran luka s : kurang dari 100cm² S : 100cm² atau lebih Infection i: tidak ada tanda dari infeksi lokal I : ada tanda dari infeksi lokal jaringan granuasi : Presentasi jaringan yang sehat g: 50 atau lebih G : Kurang dari 50 Jaringan nekrotik n: tidak ada

N: Jaringan nekrotik ada

Pocket : ada tidaknya kantung luka pocket undermining P: adanya pocket kantung luka Depth Kedalaman luka d Tidak ada lesi dan kemerahan pada kulit D 3 Lesi sampai lapisan subkutan 1 Kemerahan yang menetap 4 Lesi sampai tendon, otot, atau tulang. 2 Lesi sampai pada lapisan dermis 5 Lesi sampai kavitas, atau sangat sulit diukur kedalamnya Exudate eksudat e Tidak ada eksudat E 3 Banyak : Memerlukan pergantian balutan setiap hari 1 Ringan : Tidak memerlukan pergantian balutan setiap hari 2 Menengah : memerlukan pergantian balutan setiap hari Size ukuran s Tidak ada S 6 100cm² atau lebih besar 1 Lebih kecil dari 4cm² 2 4cm² atau lebih besar, namun lebih kecil dari 6cm² 3 16cm² atau lebih, tetapi lebih kecil dari 16cm² 4 36cm² atau lebih, tetapi lebih kecil dari 64cm² 5 64cm² atau lebih, tetapi lebih kecil dari 100cm² Infection inflamation infeksi inflamasi i Tidak ada infeksi I 2 Tanda – tanda yang jelas dari infeksi lokal contohnya inflamasi, pus, dan bau 1 Ada tanda dari inflamasi, demam, kemerahan, bengkak, dan nyeri disekitar luka. 3 Adanya pengaruh sistemik, seperti demam Granulation tissue jaringan granulasi g Jaringan granulasi tidak dapat dikaji karena luka sembuh atau terlalu dangkal G 3 10 atau lebih namum kurang dari 50 dari luka telah terisi oleh jaringan granulasi 1 90 dari luka telah diisi oleh jaringan granulasi 4 Kurang dari 10 luka tertutup oleh jaringan granulasi 2 50 lebih namum kurang dari 90 dari luka telah terisi oleh jaringan granulasi 5 Tidak ada jaringan granulasi n Tidak ada N 1 Ada jaringan nekrotik yang lembut 2 Terdapat jaringan nekrotik yang keras dan tebal melekat pada luka Pocket Undermining Kantong Luka +P 1 Lebih kecil dari 4 cm² 2 4 cm² atau lebih, tetapi lebih kecil dari 16 cm² 3 16 cm² atau lebih, tetapi lebih kecil dari 36 cm² 4 36 m² atau lebih c. Gambaran penilaian DESIGN 1 Depth kedalaman luka Kedalaman luka seharusnya diukur pada titik terdalam luka, gambar di bawah ini menunjukkan tingkat kedalaman luka yang berbeda. Gambar 2.4 Contoh luka tekan dengan kedalaman yang berbeda 2 Size besar luka Pengukuran besar luka dilakukan dengan cara mengalikan panjang dan lebar. Bagian yang terpanjang dari luka adalah merupakan panjang, sedangkan lebar adalah pengukuran terpanjang tegak lurus terhadap axis tersebut. Gambar 2.5 Contoh pengukuran besar dari luka tekan. 3 Inflamasi infeksi Gambar 2.6 Contoh luka tekan yang mengalami inflamasiinfeksi 4 Granulation tissue Merupakan persentase dari jaringan granulasi pada luka. Gambar 2.7 Contoh luka tekan dengan jaringan granulasi yang berbeda 5 Jaringan nekrotik. Ketika jaringan nekrotik dan jaringan non nekrotik bercampur, jaringan yang mendominasi antara jaringan nekrotik dan jaringan nekrotik seharusnya digunakan untuk indikator pengkajian. Gambar 2.8 Contoh luka yang tertutup dengan jaringan nekrotik. 6 Pocket areaundermining kantong luka Kantong luka underminingpocket adalah merupakan perluasan dari daerah luka tekan yang terjadi dibawah kulit. Jadi kadang kadang luka tekan dipemukaannya tidak lebar, namun ternyata dibawah kulit lukanya melebar. Luka yang melebar dibawah kulit inilah yang disebut kantong luka undermining. Undermining penting sekali untuk dikaji karena terkadang luka tekan dipermukaan kulit terlihat ukuranya kecil, namun ternyata setelah di kaji, daerah kantong dibawah permukaan dari luka sudah luas. Luas daerah kantong luka dapat dihitung dengan cara seperti yang tertera pada gambar dibawah ini. Perawat di luar negeri biasanya menggunakan P - light semacam pena yang ujungnya bercahaya untuk mengetahui sejauh mana daerah kantong luka. Apabila P-light tidak ada, perawat dapat menggunakan cotton bud untuk mengetahui batas batas dari daerah kantong. Caranya dengan memasukan cotton bud steril ke dalam luka lalu tentukan batas batas kantong luka, lalu tandai batas batas daerah kantong dengan menggunakan spidolpena. Dari sini luas keseluruhan dari daerah kantong luka dapat dihitung dengan melakukan perhitungan seperti ada digambar. Perhatikan gambar berikut ini : Gambar 2.9 Contoh pengukuran kantung luka C ontoh penggunaan skala “DESIGN” Gambar 2.10 Contoh penggunaan DESIGN 3. BWAT BATES-JENSEN WOUND ASSESSMENT TOOL a. Pengertian BWAT BWAT Bates-Jensen Wound Assesment Tool atau pada asalnya dikenal dengan nama PSST Pressure Sore Status Tool merupakan skala yang dikembangkan dan digunakan untuk mengkaji kondisi luka tekan. Skala ini sudah teruji validitas dan reliabilitasnya, sehingga alat ini sudah biasa digunakan di rumah sakit atau klinik kesehatan. Nilai yang dihasilkan dari skala ini menggambarkan status keparahan luka. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan maka menggambarkan pula status luka pasien yang semakin parah Pillen et al., 2009. BWAT terdiri dari 13 item pengkajian di dalamnya, yaitu : Size, Depth, Edges, Undermining, Necrotic Tissue Type, Necrotic Tissue Amount, Exudate Type, Exudate Amount, Skin Color Surrounding Wound, Peripheral Tissue Edema, Pheriperal Tissue Induration, Granulation Tissue, dan Epithelialisation. Ke 13 item tersebut digunakan sebagai pengkajian luka tekan pada pasien. Setiap item di atas mempunyai nilai yang menggambarkan status luka tekan pasien Pillen et al., 2009. b. Penilaian Instrumen BWAT Tabel 2.2 Penilaian Instrumen BWAT Item Assesment Date Score Date Score Date Score 1. Size 1 = panjang x lebar 4 cm² 2 = panjang x lebar 4 cm² sampai 16 cm² 3 = panjang x lebar 16,1 cm² sampai 36 cm² 4 = panjang x lebar 36,1 cm² sampai 80 cm² 5 = panjang x lebar 80 cm² 2. Depth 1 = tidak ada eritama atau kemerahan pada kulit yang terluka. 2 = Sebagian jaringan hilang, termasuk epidermis hingga sampai dermis. 3 = kerusakan kulit penuh, termasuk kerusakan jaringan subkutanbawah dermis, adanya jaringan granulasi. 4 = terjadi nekrosis jaringan 5 = Kerusakan yang sangat parah pada seluruh bagian hongga ke otot dan tulang. 3. Edges 1 = kabur, bias , tidak jelas 2 = jelas, ada tepi, bisa dibedakan dasar luka. 3 = dapat diidentifikasi dengan mudah, tidak rata sama dasar. 4 = dapat diidentifikasi dengan mudah, luka menggelembung 5 = mudah diidentifikasi, ada jaringan scarfibrotik 4. Undermining 1 = tidak ada 2 = kerusakan 2 cm di area manapun 3 = 2 – 4 cm 50 batas luka. 4 = 2 – 4 cm, termasuk 50 batas luka. 5 = 4 cm, terdapat diseluruh area. 5. Tipe jaringan nekrosis 1 = Tidak kelihatan 2 = putih atau abu – abu 3 = jaringan pengikat hilang, warna kuning 4 = ada jaringan pengikat, halus, warna hitam. 5 = ada banyak jaringan ikat, kasar, hitam. 6. Jumlah jaringan mati 1 = tidak ada atau tidak terlihat 2 = luas kurang dari 25 3 = 25 – 50 dari seluruh luka 4 = lebih dari 50 dan 75 dari seluruh luka. 5 = 75 - 100 dari seluruh luka 7. Tipe nanah 1 = tidak ada 2 = Berdarah 3 = merah pucat pink 4 = tipis, berair, keras 5 = tipis kebal, sebagian berwarna kuning dengan atau tanpa nyeri 8. Jumah nanah 1 = tidak ada 2 = ada, kecil, tidak dapat dihitung 3 = kecil 4 = sedang 5 = luas 9. Warna kulit disekitar luka 1 = pink normal untuk kulit normal, bukan kulit hitam 2 = merah terang 3 = putih atau abu – abu 4 = merah gelap sampai ungu 5 = hitam 10. Edema jaringan perifer 1 = tidak ada edema 2 = tidak ada piting edema kurang dari 4cm 3 = tidak ada piting di jarak 4cm 4 = ada piting, jarak kurang dari 4 cm 5 = piting edema berjarak 4cm disekitar luka; 11. Undurasi jaringan tepi 1 = tidak ada 2 = indurasi 2cm disekitar luka 3 = indurasi 2 – 4cm, 50 disekitar luka. 4 = 2 - 4cm, 50 disekitar luka 5 = undurasi 4 cm diseluruh area luka 12. Jaringan granulasi 1 = luka dikulit atau sebagian 2 = jelas, kemerahan, 75 - 100 terisi oleh jaringan granulasi. 3 = jelas, kemerahan, 75 dan 25 terisi oleh jaringan granulasi. 4 = merah muda, terisi 25 jaringan granulasi 5 = tidak ada jaringan granulasi 13. Pembentukan jaringan epitel 1 = 100 luka tertutup 2 = 75 - 100 luka tertutup, jaringan epitelnya 0,5 cm. 3 = 50 sampai 75, luka tertutup, jaringan epitel 0,5cm 4 = 25 - 50 luka tertutup. 5 = kurang dari 25 luka tertutup Total score : 4. Karakteristik Responden a Pengalaman Kerja Pengalaman kerja adalah sesuatu yang telah dialamidihayati berkenaan dengan memperoleh hasil. Pengalaman kerja tidak diperoleh dengan waktu singkat, pada umumnya semakin banyaklama masa kerja seseorang pada pekerjaan tertentu maka pengalaman yang didapatkannya semakin banyak, sehingga tingkat kecakapan atas pekerjaan yang menjadi tugasnya akan semakin tinggi karena didukung dengan kemampuan kerja dan pengalaman kerja yang memadai akan membuahkan hasilkinerja yang tinggi bagi tenaga kerja itu sendiri, juga menunjukkan kualitas pekerjaan yang dilaksanakan Prabandari, 2003. Wiranata et al., 2012, membagi pengalaman kerja pada beberapa tingkat , yaitu pengalaman kerja kurang dari 1 tahun, 1 sampai 5 tahun, 6 sampai 10 tahun, dan lebih dari 10 tahun. b Tingkat Pendidikan Menurut Kemendiknas 2013, dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi 2 tingkat yaitu tingkat tingkat pendidikan dasar 9 tahun SD, SMP dan tingkat pendidikan tinggi SMA, PT. Pendidikan berperan penting dalam bidang keperawatan. Tingkat pendidikan menentukan kinerja perawat dalam melakukan rencana asuhan keperawatan dan implementasi keperawatan Faizin dan Winarsih, 2008 c Pelatihan Perawatan Luka Pelatihan merupakan suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya Prabandari, 2003.

B. Kerangka Teori