Kerangka Pemikiran LANDASAN TEORI

29 t = factor- t student d. Uji Signifikan Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik Sudjana, 1992. Menurut Santoso 2001, uji perbedaan lebih dari dari dua sampel, yang biasa disebut dengan ANOVA, dapat digunakan untuk : 1. Menguji apakah rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan ataukah tidak. 2. Menguji apakah dua sampel atau lebih, mempunyai varians populasi yang sama ataukah tidak. Sebenarnya uji ANOVA sama dengan uji T, hanya disini jumlah sampel untuk uji t maksimal dua buah, sedangkan uji ANOVA dapat lebih dari dua sampel.

B. Kerangka Pemikiran

Kadar Cr yang kecil dalam ATR dapat ditentukan dengan spektrofotometer sinar tampak. Metode ini diharapkan dapat menurunkan limit deteksi, sehingga keberadaan Cr dalam ATR dapat terdeteksi. Syarat utama penentuan unsur dengan spektrofotometer sinar tampak memiliki syarat penting yaitu larutan uji harus berwarna, yang dapat dihasilkan dari reaksi antara ion logam dengan pengompleks. Pengomplek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Diphenylcarbazide. Pada pengujian Cr +6 secara kuantitatif dapat dilakukan dengan metode kolometri yaitu mereaksikannya dengan Diphenylcarbazide dalam larutan asam. Cr +6 direduksi menjadi Cr +2 sehingga terbentuk Diphenylcarbazon, hasil reaksi seterusnya menghasilkan suatu kompleks berwarna violet dengan reaksi: NH-NH-C 6 H 5 N=N- C 6 H 5 C=O + CrO 4 -2 + 4 H + C=O + Cr +2 + 4 H 2 O NH-NH-C 6 H 5 N=N- C 6 H 5 ................... 5 30 N=N- C 6 H 5 N=N- C 6 H 5 +2 C=O + Cr +2 HC – O – Cr N=N- C 6 H 5 N=N- C 6 H 5 .................. 6 Metode yang digunakan dalam penentuan Cr ATR pada reaktor penelitian Kartini adalah metode APHA 3500-Cr , metode APHA 3500-Cr modifikasi serta metode ASTM D1687 sebagai perbandingan. Ketiga metode ini memiliki prinsip yang sama yaitu menggunakan pengompleks Diphenylcarbazide pada suasana asam agar kompleks Cr +6 dengan Diphenylcarbazide sebagai pengompleks dapat terjadi. Pada pH basa kompleks yang diinginkan tidak akan terjadi. Pada metode APHA 3500-Cr modifikasi, modifikasi dilakukan dengan mengubah konsentrasi pereaksi H 3 PO 4 dan H 2 SO 4 , selanjutnya dilakukan optimasi panjang gelombang, waktu kestabilan, pH, dan volume pengompleks. Karena modifikasi hanya dilakukan dengan mengubah konsentrasi H 3 PO 4 dan H 2 SO 4 , hasil optimasi diasumsikan sama dengan metode asli APHA 3500-Cr. Metode APHA 3500-Cr dan modifikasinya yang digunakan dalam analisis Cr ATR dibandingkan keefektifannya dengan metode ASTM D 1687-92.

C. Hipotesis