Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh RPJP Aceh Tahun 2005-2025
41 C. Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar
Pembangunan pendidikan Aceh telah menghasilkan beberapa kemajuan terutama dalam hal pemerataan akses terhadap pendidikan dasar, hal ini terlihat
dari beberapa indikator-indikator, seperti Angka Partisipasi Murni APM dan Angka Partisipasi Kasar APK. APM dan APK secara umum mengalami
peningkatan untuk periode 2007 sampai 2009. Angka Partisipasi Murni APM Aceh untuk tingkat SDMIPaket A pada
tahun 2007 sebesar 94,66 persen meningkat menjadi 95,50 persen pada tahun 2009. Untuk tingkat SMPMTsSMPLBPaket B, pada tahun 2007 sebesar 86,62
persen meningkat menjadi 92,59 persen pada tahun 2009. Demikian juga untuk tingkat SMAMASMKSMALBPaket mengalami peningkatan, pada tahun 2007
sebesar 65,92 persen menjadi 70,26 pada tahun 2009 Tabel 2.12. Selain itu, diperkirakan terdapat 2,85 persen siswa kelompok usia sekolah dasar yang belajar
pada pendidikan non formal dan Dayah tradisional. Tabel 2.12
Angka Partisipasi Murini dan Angka Partisipasi Kasar Tahun 2007
– 2009
2007 2008
2009
1 SDMIPaket A 94,66
95,06 95,50
2 SMPMTsSMPLBPaket B 86,52
89,49 92,59
3 SMAMASMKSMALBPaket C 65,92
68,50 70,26
1 SMPMTsSMPLBPaket B 96,59
97,16 101,28
2 SMAMASMKSMALBPaket C 72,06
73,60 74,75
3 Perguruan Tinggi 19,00
19,15 19,40
Sumber: Dinas Pendidikan, 2010
A. Angka Partisipasi Murni APM :
B. Angka Partisipasi Kasar APK : Indikator Akses
Capaian 2007-2009
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh RPJP Aceh Tahun 2005-2025
42 Angka Partisipasi Kasar APK pada tahun 2007 untuk tingkat
SMPMTsSMPLBPaket B sebesar 96,59 persen meningkat menjadi 101,28 persen pada tahun 2009. APK untuk tingkat SMAMASMKSMALBPaket mengalami
peningkatan pada tahun 2007 sebesar 72,06 persen menjadi 74,75 pada tahun 2009. Demikian juga APK untuk tingkat Perguruan Tinggi pada tahun 2007
sebesar 19,00 persen meningkat menjadi 19,40 persen pada tahun 2009.
D. Angka Pendidikan yang Ditamatkan Berdasarkan data statistik kependudukan tahun 2008, komposisi penduduk
Aceh berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut 24,20 persen tidakbelum tamat SDsederajat, sebesar 26,84 persen menamatkan
SDsederajat, 21,05 persen tamat SLTPsederajat, 21,65 persen telah menamatkan SLTAsederajat, 2,82 persen telah menamatkan D-IIIIII, 3,27 persen
menamatkan D-IVS1 dan 0,17 persen menamatkan S2S3. Berdasarkan tempat tinggal, penduduk perdesaan yang menamatkan
SDsederajat sebesar 29,71 persen, SLTPsederajat 22,28 persen, SLTAsederajat 17,33 persen, D-IIIIII 2,42 persen, D-IVS1 1,74 persen dan S2S3 0,05 persen.
Sementara itu, penduduk perkotaan yang menamatkan SDsederajat sebesar 18,28 persen, SLTPsederajat 20,11 persen, SLTAsederajat 35,90 persen, D-IIIIII 4,97
persen, D-IVS1 7,48 persen dan S2S3 0,49 persen. 2.3.2.2. Kesehatan
A. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi AKB Aceh mengalami penurunan dari tahun 2007
sebesar 351.000 Kelahiran Hidup KH menjadi 161.000 KH pada tahun 2009 BPS, 2010. Penyebab utama kematian bayi adalah
asfiksia, berat badan lahir rendah, infeksi dan lainnya. Kematian bayi diduga lebih banyak terjadi di
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh RPJP Aceh Tahun 2005-2025
43 pedesaan, pada ibu yang berpendidikan rendah, dan masyarakat miskin.
Tantangan utama dalam penurunan kematian bayi adalah peningkatan akses penduduk miskin terhadap pusat pelayanan kesehatan, ketersediaan sumberdaya
kesehatan yang memadai dan kualitas pelayanan. Kematian bayi berhubungan juga dengan cakupan imunisasi. Secara umum
cakupan imunisasi yang telah dicapai provinsi Aceh menurut Riskesdas adalah BCG 75,2 persen, Polio 66,2 persen, DPT 58,3 persen, HB3 54,3 persen dan
campak 71,4persen. Cakupan imunisasi BCG, Polio 3, DPT 3, Hepatitis B 3 dan Campak pada anak usia 12-59 bulan lebih tinggi di perkotaan dibandingkan
perdesaan, antara laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan yang menyolok walaupun sedikit lebih tinggi pada perempuan Riskesdas, 2007.
Secara umum persentase cakupan imunisasi dasar yang telah dicapai secara lengkap di Provinsi Aceh sebesar 32,9 persen, tidak lengkap 53,2 persen dan tidak
sama sekali 13,9 persen. Cakupan imunisasi lengkap di perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan, dan antara laki-laki dan perempuan mempunyai
persentase yang hampir sama. Perbedaan cakupan imunisasi antara kabupatenkota dikarenakan perbedaan kemampuan dari tiap daerah seperti SDM
kesehatan, kurangnya kegiatan untuk menjangkau masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya anggaran operasional, persediaan vaksin yang kurang tepat
waktu, keterbatasan vaksin tiap daerah, cold chain yang sudah tua, dan masih
rendahnya peran serta masyarakat. B. Angka Usia Harapan Hidup
Salah satu
indikator utama
untuk menunjukkan
keberhasilan pembangunan kesehatan adalah Usia Harapan Hidup UHH yang juga merupakan
salah satu komponen dari Indeks Pembangunan Manusia IPM. Pada tahun 2008 UHH Aceh adalah 68,5 tahun. Secara nasional, UHH Aceh menempati urutan ke-
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Aceh RPJP Aceh Tahun 2005-2025
44 19 RPJP Kesehatan 2005-2025, 2009. Sedangkan secara internal Provinsi Aceh,
masih terdapat disparitas pencapaian UHH yaitu yang tertinggi di Kabupaten Bireuen mencapai 72,28 tahun dan yang terendah di Kabupaten Simeulue
mencapai 62,84 tahun Profil Kesehatan Aceh, 2009. Selama periode 2007-2009 angka harapan hidup di Provinsi Aceh
mengalami peningkatan yaitu dari 68,4 menjadi 68,6. Hal ini menggamba bahwa anak yang lahir pada tahun 2008 diperkirakan akan mampu bertahan hidup rata-
rata sampai berumur 68,4 tahun dan tahun 2009 terjadi peningkatan menjadi 68,6 tahun, berarti derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Aceh mengalami
peningkatan Tabel 2.13. Tabel 2.13
Angka Harapan Hidup Provinsi Aceh Tahun 2005 - 2008
2005 2006
2007 2008
2009
1 Simeulue
62.50 62.70
62.75 62.84
62.91 2
Aceh Singkil 63.20
64.00 64.27
64.46 64.69
3 Aceh Selatan
65.70 66.50
66.61 66.71
66.82 4
Aceh Tenggara 68.90
69.10 69.11
69.16 69.19
5 Aceh Timur
69.10 69.30
69.41 69.52
69.63 6
Aceh Tengah 69.10
69.20 69.31
69.42 69.53
7 Aceh Barat
68.90 69.60
69.69 69.78
69.87 8
Aceh Besar 70.00
70.30 70.42
70.52 70.64
9 Pidie
68.40 68.70
68.94 69.11
69.32 10
Bireuen 72.20
72.20 72.22
72.28 72.32
11 Aceh Utara
69.10 69.30
69.41 69.52
69.63 12
Aceh Barat Daya 65.40
66.00 66.30
66.49 66.74
13 Gayo Lues
66.20 66.60
66.73 66.84
66.96 14
Aceh Tamiang 67.80
68.00 68.09
68.18 68.27
15 Nagan Raya
69.10 69.20
69.31 69.42
69.53 16
Aceh Jaya 67.00
67.80 67.84
67.91 67.97
17 Bener Meriah
66.40 67.20
67.31 67.41
67.52 18
Pidie Jaya 68.80
68.91 69.02
69.13 19
Banda Aceh 68.70
69.60 69.99
70.24 70.56
20 Sabang
69.60 69.70
70.10 70.36
70.69 21
Langsa 68.90
69.70 69.96
70.14 70.36
22 Lhokseumawe
68.40 69.20
69.70 70.00
70.41 23
Subulussalam 65.20
65.40 65.54
65.71
68.00 68.30