KONDISI DAN GAMBARAN UMUM PT. GUNUNG MAD

KONDISI DAN GAMBARAN UMUM PT. GUNUNG MADU
PLANTATIONS (GMP)
(Laporan Praktik Kerja Lapang)

Oleh
Anisa Aprylita
1114051004

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

KONDISI DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Sejarah Singkat PT. Gunung Madu Plantations
Sebelum Perang Dunia kedua, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil
gula terbesar di dunia dan juga sebagai negara pengekspor gula terbesar kedua
setelah Kuba. Pada saat itu industri gula di Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa
dengan puncak produksi dicapai pada tahun 1931 dan produksi terbesar 3 juta

ton, sekitar 2 juta ton diantaranya diekspor. Tingkat produktifitas yang dicapai
dari tebu sebesar 130 ton per hektar menjadi 14,8 ton gula per hektar. Kemajuan
yang mengesankan itu dicapai antara lain karena adanya teknologi yang efektif
dan adanya peraturan atau undang-undang kolonial yang sangat mengeksploitasi
petani tebu.
Pada periode setelah Perang Dunia II (1950-1970) sebagian besar industri gula
mengalami

kerusakan,

sehingga

tidak

dapat

beroperasi

kembali


dan

mengakibatkan produksi gula menurun. Produktifitas dan produksi gula menurun
menjadi sekitar 80-90 ton tebu per hektar. Sejak saat itu juga Indonesia menjadi
negara pengimpor pada tahun 1967 hal ini dikarenakan produksi gula di dalam
negeri tidak mencukupi kebutuhan dan konsumsi gula di dalam negeri yang selalu
meningkat. Hal ini juga disebabkan oleh industri gula yang masih terkonsentrasi
di Pulau Jawa dan tanaman tebu masih diusahakan di atas tanah-tanah sawah
petani yang disewa oleh pabrik gula. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan
bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan impor gula yang semakin
meningkat.
Pada awal tahun 1970-an impor gula mencapai 300.000 – 400.000 ton, hal ini
merupakan suatu nilai yang tidak sedikit dalam penggunaan devisa negara. Untuk
mengatasi dan mencegah semakin terpuruknya masalah ini pemerintah pun mulai
mencari solusi dengan harapan dapat meningkatkan kembali produksi gula
nasional yaitu dengan mencanangkan pengembangan industri gula di luar jawa.

Karena adanya keterbatasan dana, pemerintah mengundang pihak swasta untuk
ikut melaksanakan pengembangan industri gula ini.
Pada tahun 1975 PT.Gunung Madu Plantations (GMP) didirikan untuk menjawab

ajakan dari pemerintah dan memilih Propinsi Lampung untuk mengembangkan
industri gula tersebut. PT. GMP merupakan perusahaan yang berstatus PMA
(Penanaman Modal Asing) yang berasal dari patungan antara perusahaan swasta
asing dan swasta nasional yaitu PT. Rejo Sari Bumi dan PT. Pipit Indah, dan
mayoritas sahamnya dimiliki oleh Kuok Investment Co., Ltd. Pada awal mula
perusahaan ini berdiri, terdapat banyak permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan perusahaan ini. Namun, upaya selalu terus dilakukan untuk dapat
mengatasi permasalahan tersebut.
PT. Gunung Madu Plantations yang tepatnya didirikan pada tanggal 20 Oktober
1975 ini melakukan giling pertamanya ada tahun 1978. Pabrik gula yang masih
sederhana ini pada mulanya berkapasitas giling 4000 TCD (ton cane per day).
Namun secara bertahap perusahaan melakukan pengembangan dan modernisasi
sejalan dengan kemajuan perusahaan. Kini PT. GMP telah berubah menjadi pabrik
yang modern dan mampu mencapai kapasitas giling 12.000 hingga 16.000 TCD.
Produksi gula PT. GMP terus meningkat sejalan dengan peningkatan penguasaan
dan teknologi baik di bidang pertanian, pabrik, serta di bidang manajemen. Pada
musim giling pertama produksi gula PT. GMP hanya sekitar 18.000 ton, dengan
tingkat produktifitas 3,5 ton gula per hektar. Dalam musim giling 5 tahun terakhir,
produksi gula mencapai rata-rata di atas 160.000 ton dengan tingkat produktifitas
7 ton gula per hektar. Produksi gula PT. GMP sampai dengan bulan Juni 1998

dibeli oleh BULOG, dalam hal ini BULOG sendiri yang mengatur pendistribusian
ke berbagai propinsi di Indonesia antara lain Lampung, Sumatera Selatan, Jambi,
Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, DKI Jakarta, dan
Jawa Barat. Namun mulai bulan September 1998 pemasaran gula langsung
ditangani oleh pabrik.
PT. Gunung Madu Plantations telah diakui sebagai pelopor industri gula di luar
Pulau Jawa karena berhasil membuktikan bahwa industri gula yang efisien dan

menguntungkan dapat dikembangkan di luar Pulau Jawa. PT. Gunung Madu
Plantations menjadi rujukan bagi berbagai pihak di lingkungan industri gula
nasional khususnya yang berada di luar Pulau Jawa. PT. GMP juga bersikap
terbuka terhadap pihak luar yang ingin mempelajari teknik atau sistem yang
dipakai dalam aktivitas produksi sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan
terutama terkait tentang proses produksi gula.

2.

Lingkup Operasional

PT. Gunung Madu Plantations adalah perusahaan yang beroperasi di bidang

perkebunan tebu dan produksi gula pasir. Tebu yang digunakan sebagai bahan
baku dalam proses produksi gula pasir sebagian besar berasal dari perkebunan
tebu milik PT. Gunung Madu Plantations. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tebu
dengan kapasitas yang sangat besar, PT. GMP menjalin kemitraan dengan
perkebunan tebu milik masyarakat. Dan setelah menjadi gula pasir akan dilakukan
bagi hasil dengan perusahaan mitra sesuai dengan kualitas dan kuantitas tebu yang
digiling.
Produk gula yang dihasilkan tersebut sebelum dipasarkan, dikemas dalam sack 50
Kg yang memiliki merek dagang “Gula Putih GMP”.

Gambar 1. Merek Dagang PT. Gunung Madu Plantations
Selain produk utama yang dihasilkan yaitu gula putih, dihasilkan juga produk
samping yang masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Produk samping
tersebut berupa molases, bagase (ampas tebu), dan blotong (filter cake). Molases
yang dihasilkan PT. GMP diekspor ke luar negeri yang digunakan sebagai bahan

baku di berbagai industri di dunia seperti industri alkohol, MSG (Monosodium
Glutamat), dan lain-lain. Bagase yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembangkit ketel uap yang dapat menghasilkan tenaga listrik yang
nantinya listrik tersebut dimanfaatkan kembali untuk pengoperasian pabrik.

Sedangkan campuran blotong dan bagase dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan pupuk kompos yang kemudian dimanfaatkan kembali oleh perkebunan
tebunya.

3.

Lokasi dan Tata Letak Pabrik

PT. Gunung Madu Plantations memiliki 3 lokasi yaitu
1. Kantor Pusat (Head Office)
Jalan Kebon Sirih 39 Jakarta
2. Kantor Cabang (Branch Office)
Jalan Gatot Subroto 108 Bandar Lampung
3. Perkebunan Tebu dan Pabrik Gula
KM 90 Gunung Batin
Kecamatan Terbanggi Besar dan Seputih Mataram
Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung

Lokasi perkebunan tebu dan pabrik gula terletak pada 105012’9” sampai
105021’29” Bujur Timur dan 4039’37” sampai 4048’17” Lintang Selatan. Kawasan

ini memiliki luas sekitar 35.367 hektar. Secara garis besar sebelah utara PT. GMP
berbatasan dengan PT. Gula Putih Mataram dan arel bekas PT. Multi Agro Crops.
Sebelah Barat berbatasan dengan PT. Great Giant Pineapple dan Desa Bandar
Agung. Sebelah Timur berbatasan dengan PT. Gula Putih Mataram dan areal
kehutanan (PT. UNHUTANI). Sebelah selatan berbatasan dengan Way Pangubuan
dan Way Seputih Banyak. Areal PT. GMP dilalui oleh 2 jalan lintas Sumatera,
yaitu jalan Lintas Timur Pantai Sumatera melewati areal Divisi III dan jalan
Lintas Timur Sumatera melewati areal Divisi I, V, dan R&D.

Areal perkebunan PT. Gunung Madu Plantations terletak di Gunung Batin
Kabupaten Lampung Tengah dengan luas areal 34.371 hektar yang terdiri dari
tanaman tebu seluas 23.700 hektar dan sisanya berupa areal pabrik, perumahan,
kantor, jalan, dan rawa. Areal perkebunan dikelola oleh Departemen Plantation
yang terbagi atas 7 divisi perkebunan. Masing-masing divisi mengelola seluas
3.500-4000 hektar dan dipimpin oleh seorang manajer divisi. Tebu ditanam di
lahan kering dan dibudidayakan dengan sistem paduan antara mekanisme dan
tenaga manusia dalam kombinasi yang tepat dan berhasil guna. Musim tebang
dilakukan di musim kemarau antara bulan April hingga bulan Oktober pada saat
tebu mencapai kandungan gula optimal. Tebu dipanen rata-rata 1.800.000 ton
pertahun. Areal perkebunan PT.GMP dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 2.


Gambar 2. Areal PT. Gunung Madu Plantation di Lampung

4.

Sistem Organisasi dan Manajemen

PT. Gunung Madu Plantations adalah perusahaan gula terbesar di ASEAN. Oleh
sebab itu, untuk mengatur dan menjalankan operasinya PT. GMP memiliki tujuan
yang besar dan manajemen yang baik mengenai produksi, keuangan,
ketenagakerjaan, kesejahteraan dan fasilitas karyawan. Hal tersebut yang

menjadikan PT. GMP perusahaan gula yang besar dan dapat bertahan sampai
sekarang dan terus berlanjut hingga masa yang akan datang.

4.1 Visi, Misi, dan Nilai Inti Perusahaan
Visi PT. Gunung Madu Plantations sebagai berikut
“Menjadi produsen gula yang paling efisien di ASEAN dengan menerapkan
sistem pertanian serta pengembangan produk/diversifikasi”
Misi PT. Gunung Madu Plantations adalah sebagai berikut

1. Meningkatkan terwujudnya swasembada gula nasional melalui penerapan
teknologi yang inovatif
2. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
3. Membantu meningkatkan pengembangan daerah sekitar
4. Meningkatkan keuntungan pemegang saham
PT. GMP yakin bahwa predikat agen pembangunan tidak perlu dimonopoli oleh
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pabrik sebagai badan usaha swasta seperti
PT. GMP jelas telah berfungsi sebagai agen pembangunan. Pada akhirnya,
kemajuan dan viabilitas dari badan usaha itulah yang akan menentukan seberapa
besar peranannya sebagai agen pembangunan. Semakin maju dan semakin sehat
badan usaha itu, semakin besar manfaatnya bagi pembangunan wilayah sekitarnya
(Admin Site GMP,2004).
Nilai inti PT. Gunung Madu Plantation yaitu
1.
2.
3.
4.

Integritas
Profesionalisme

Produktifitas dan Efisien
Berkelanjutan

4.2 Struktur Organisasi

Pimpinan tertinggi PT. GMP dipegang oleh Dewan Komisaris yang berperan
sebagai pemegang saham dan berkedudukan di Jakarta. Dewan Komisaris terdiri
dari 3 orang perwakilan dari masing-masing perusahaan yaitu Kuok Investment
Co. Ltd, PT. Rejo Sari Bumi, dan PT. Pipit Indah. Dewan Komisaris mengangkat
Dewan Direksi yang dipimpin oleh Presiden Direktur yang berperan memberi
arahan dan mengawasi investasi secara keseluruhan, investasi perjanjian, dan
menjalin hubungan kerja sama dengan pihak luar.
Dewan direksi mengangkat seorang General Manager yang mengatur dan
memimpin langsung PT. GMP. General Manager dalam menjalankan tugasnya
dibantu oleh beberapa Manager Department. Ada 4 (empat) departemen di PT.
GMP, yaitu Department Plantations, Department Factory, Department Service
Bussines and Finance, dan Department Research and Development. Bagan
struktur organisasi PT. Gunung Madu Plantations dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur Organisasi PT. GMP

Adapun perincian masing-masing departemen tersebut ialah sebagai berikut



Research and Development ( R&D) Department
Melakukan penelitian dan pengembangan untuk memperoleh varietas tebu
unggul, mencari teknik pengolahan tanah yang lebih baik sesuai dengan
kondisi tanah dan memberikan dosis pemupukan pada setiap divisi produksi
serta mencegah dan meminimalisir kehilangan hasil akibat hama dan

penyakit. Disamping itu, departemen ini juga memberikan dukungan dengan
melakukan analisa laboratorium sebagai bentuk pengawasan kualitas dari
proses produksi dan menyajikan informasi berupa data-data pelaporan dari
proses produksi. Pada departemen ini juga terdapat divisi khusus yang
menangani limbah produksi, dalam hal ini pemantauan pengelolaan berada di



bawah kendali laboratorium Sugar Technology.
Plantation Department
Departemen ini bertanggung jawab sepenuhnya atas penyediaan bahan baku
bagi pabrik. Berjalan atau tidaknya pabrik bergantung pada keberadaan tebu
yang siap untuk digiling. Terdiri atas tiga divisi yaitu:
a. Divisi Pertanian (1-7)
Mengelola serta melakukan berbagai teknis operasional di perkebunan.
Dalam hal ini mencakup penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan
lahan tebu pra-panen sampai siap panen.
b. Divisi Workshop
Mempersiapkan, memperbaiki, dan merawat

alat-alat

kebutuhan

pertanian.
c. Divisi Harvesting
Melayani kebutuhan tenaga kerja dan melaksanakan pemanenan tebu di



divisi produksi serta bertanggung jawab mensuplai tebu ke pabrik.
Factory Department
Departemen ini bertanggung jawab dalam seluruh proses pembuatan gula
produk. Terdiri atas tiga devisi yaitu:
a. Divisi Processing
Melakukan aktivitas produksi gula produk dari bahan baku tebu hingga
pengepakan produk.
b. Divisi Engineering Services
Melakukan perawatan dan perbaikan alat-alat pengolahan di pabrik.
c. Divisi Elektrik dan Instrumen
Melakukan pengawasan dan pemeliharaan sistem kelistrikan dan



mengontrol instrumen di pabrik.
Services Bussines and Finance (SBF) Department
Departemen ini mengelola berbagai aspek, terdiri dari 8 divisi yaitu :
a. Divisi Pemasaran (Sales)
Melakukan kegiatan pemasaran hasil produksi dari perusahaan ke
konsumen.
b. Divisi Accounting & Treasure

Melakukan
operasional),

pencatatan
penyusunan

seluruh

pengeluaran

laporan,

dan

tugas

perusahaan
lain

(biaya

dalam

hal

kebendaharaan.
c. Divisi Budget dan Material Control
Menyusun anggaran belanja perusahaan, mengatur neraca keuangan,
mengawasi pembelian bahan-bahan yang diperlukan untuk menunjang
kegiatan perusahaan berdasarkan besar dana anggaran.
d. Divisi Sistem dan Audit
Melakukan pemeriksaan keuangan perusahaan dan pertanggungjawaban
keuangan perusahaan.
e. Divisi Central Personil
Melakukan seleksi tenaga kerja, mengatur kebutuhan dan penempatan
kerja karyawan.
f. Divisi Klinik Pelayanan Kesehatan (Medical Clinic)
Melakukan berbagai aktivitas pelayanan kesehatan bagi karyawan dan
keluarga karyawan.
g. Divisi Community & General Services
Bertugas di bidang kemasyarakatan, berhubungan dengan pemerintah
kecamatan dan memberikan pelayanan umum termasuk di dalamnya seksi
keamanan (security) yang bertugas menjaga keamanan perusahaan dan
segala aktivitasnya.
h. Divisi Community School
Melakukan berbagai pelayanan pendidikan yang dibutuhkan karyawan
dan masyarakat sekitar.
5. Ketenagakerjaan
PT. GMP menyerap tenaga kerja sekitar 1800 orang sebagai karyawan tetap
ditambah sekitar 8500 orang sebagai tenaga kerja harian dan musiman pada waktu
musim giling, yaitu sekitar bulan April hingga Oktober setiap tahunnya. Di luar
musim giling (Oktober-Maret), tenaga kerja yang dapat terserap masih sekitar
4000 orang. Terdapat 2 macam pembagian waktu kerja dalam kegiatan perusahaan
ini yaitu :


Shift, terbagi atas 3 shift dengan masing-masing jumlah jam kerja



sebanyak 8 jam.
Non-shift, yaitu pukul 07.30 – 16.00, jumlah jam istirahat 1,5 jam, dengan
jumlah jam kerja sebanyak 7 jam.

Keterangan lengkap tentang jumlah karyawan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Karyawan

Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006

Staff &

IV

III

Manager
75
80
90
100
115
120
129
125
121
124
127
131
137
133
138
142
150
147
150
153
153
152
151
149
148
167
160

Supervisor
150
125
150
175
175
197
201
207
217
205
221
238
250
272
300
286
282
281
275
267
269
272
279
283
286
287
281

Skilled
400
400
400
450
500
524
568
561
567
592
607
643
671
715
718
680
666
658
640
613
606
615
608
632
620
611
803

II
Semi
Skilled
750
850
850
850
850
860
798
786
777
696
719
724
729
703
761
750
704
688
665
650
631
646
640
602
582
689
625

I
Non
Skilled
50
50
50
50
50
59
55
44
34
26
21
22
26
33
32
29
28
27
27
23
20
16
15
14
12
8
20

Total

Harian

1425
1505
1540
1625
1690
1760
1751
1723
1716
1643
1695
1758
1813
1856
1949
1887
1830
1801
1757
1706
1679
1701
1693
1680
1648
1762
1889

4300
5000
5500
5600
6850
10000
9900
10500
9700
8000
8000
8500
8500
8500
8500
8500
8500
9000
8500
8500
8500
8500
8500
8500
8500
8500
8500

6. Fasilitas Kesejahteraan
Bagi para karyawan perkebunan dan pabrik disediakan berbagai fasilitas, terutama
tempat tinggal sementara berupa mess atau rumah tinggal. Fasilitas ini ditujukan
untuk mencukupi kebutuhan para karyawan mengingat lokasi perkebunan dan
pabrik ini tergolong jauh dari pusat kota. Keterangan tentang fasilitas penunjang
yang tersedia di kawasan PT. GMP dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Fasilitas di Lokasi Perkebunan
Fasilitas

Site A

Perum I

-

-

4

Type C(145m )

5

6

Mess Lajang (52m2)

Type B (185 m2)
2

Perum
Perum
II
III
Perumahan

Perum
IV

Perum
VI

Total

-

-

-

4

30

4

4

4

53

-

-

8

-

-

-

8

2

10

12

44

8

12

6

92

2

Type E+ (80m )

12

32

144

20

24

26

258

Type E (59m2)

12

120

342

54

54

112

694

Type F (52m )

12

144

336

144

48

-

684

Total

51

314

908

230

142

148

1793

Bedeng (10lk/blok)

4

99

58

73

49

42

325

Type D (104m )

2

Fasilitas Sosial
TK (Yayasan)

-

1

1

1

1

1

5

SD (Negeri)

-

1

1

1

1

-

4

SMP (Yayasan)

-

-

1

-

-

-

1

Masjid

1

1

1

1

1

1

6

Mushalla (di
bedeng)
Gereja

1

2

1

1

1

2

8

-

1

1

1

1

-

4

Rumah Sakit

-

-

1

-

-

-

1

Klinik

1

1

-

1

1

1

5

Kantin

-

1

1

1

1

1

5

Toko Koperasi

1

1

1

1

1

1

6

Gedung Serba Guna

-

1

1

1

1

1

5

Lapangan Sepak
Bola
Lapangan Tenis

1

1

3

1

1

1

8

1

1

2

1

1

1

7

Lapangan Volley

1

1

4

1

1

1

9

Lapangan Bulu
Tangkis
Lapangan Basket

-

1

3

1

1

1

7

-

1

1

-

-

-

2

Kolam Renang

-

-

1

-

-

-

1