BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH - DOCRPIJM 1504154475BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH
II-1
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH2.1 Kondisi Umum Kabupaten Banyumas
Gambaran umum dan kondisi wilayah Kabupaten Banyumas secara lengkap akan dijelaskan terinci meliputi profil geografi, profil demografi, profil ekonomi dan profil sosial budaya dan profil sarana prasarana Cipta Karya.
2.1.1 Profil Geografi
2.1.1.1 Letak Geografis
Secara geografis wilayah Kabupaten Banyumas terletak diantara 108º39’17” BT - 109º27’15” BT dan diantara 7º15’05” LS - 7º37’10” LS. Secara administratif Kabupaten Banyumas dibatasi oleh: Sebelah Utara : Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang Sebelah Selatan : Kabupaten Cilacap Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes Sebelah Timur : Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen Luas wilayah Kabupaten Banyumas adalah 132.759,56 Ha dengan jarak bentang terjauh dari Barat ke Timur 96 Km, dan dari Utara ke Selatan sejauh 46 Km. Secara administratif wilayah Kabupaten Banyumas meliputi 27 Kecamatan dengan 301 desa dan 30 kelurahan.
2.1.1.2 Administrasi
Wilayah Kabupaten Banyumas merupakan wilayah administrasi Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak pada posisi yang strategis, yaitu berada pada persimpangan perhubungan lintas daerah yaitu dari Jawa Barat pada lintas selatan menuju Yogyakarta, Cilacap dan daerah Pegunungan Dieng atau sebaliknya serta dari Jawa Barat dari lintas Utara lewat Kabupaten Tegal menuju Cilacap, daerah Pegunungan Dieng dan Yogyakarta. Untuk lebih jelas mengenai orientasi wilayah Kabupaten Banyumas dalam lingkup Provinsi Jawa Tengah dan wilayah administrasi Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-2
II-3
Karakteristik topografi di wilayah Kabupaten Banyumas identik dengan kondisi ketinggian lahan dan kemiringan lahan. Wilayah Kabupaten Banyumas berdasarkan ketinggian lahan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dataran rendah dengan ketinggian 0
- – 25 meter di atas permukaan laut (dpl) memiliki luas 26.724,4 ha atau 20,13% dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi Kecamatan Jatilawang, Kecamatan Kebasen, Kecamatan Rawalo, Kecamatan Tambak, sebagian Kecamatan Kalibagor, sebagian Kecamatan Karanglewas, sebagian kecamatan Kemranjen, sebagian Kecamatan Sokaraja, dan sebagian Kecamatan Sumpiuh.
2. Dataran perbukitan dengan ketinggian >25 - 100 meter dpl memiliki luas 42.310,30 ha atau 31,87% dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi Kecamatan Kembaran, Kecamatan Lumbir, Kecamatan Patikraja, Kecamatan Purwojati, Kota Purwokerto, Kecamatan Wangon, sebagian Kecamatan Kalibagor, sebagian Kecamatan Kedungbanteng, sebagian Kecamatan Karanglewas, sebagian Kecamatan Somagede, sebagian Kecamatan Sumbang, dan sebagian Kecamatan Sokaraja.
3. Dataran tinggi dengan ketinggian >100
- – 500 meter dpl memiliki luas 40.385,3 ha atau 30,42% dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi Kecamatan Ajibarang, Banyumas, sebagian Kecamatan Baturraden, sebagian Kecamatan Cilongok, sebagian Kecamatan Pekuncen, dan sebagian Kecamatan Somagede.
4. Dataran dengan ketinggian >500
- – 1000 meter dpl memiliki luas 17.364,9 ha atau 13,08% dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi sebagian Kecamatan Gumelar, sebagian Kecamatan Kedungbanteng, sebagian Kecamatan Pekuncen, sebagian Kecamatan Cilongok, sebagian Kecamatan Baturraden dan sebagian Kecamatan Sumbang.
5. Dataran dengan ketinggian >1000 meter dpl memiliki luas 5.974,1 ha atau 4,50% dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi sebagian Kecamatan Baturraden, sebagian Kecamatan Cilongok, sebagian Kecamatan Pekuncen dan sebagian Kecamatan Sumbang.
Kondisi ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Banyumas secara terinci dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-4
II-5
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kemiringan 0
- – 2% meliputi areal seluas 42.629,09 ha atau 32,11 % dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah dengan kemiringan ini meliputi Kota Purwokerto, Kecamatan Sokaraja, Kecamatan Kembaran, bagian selatan Kabupaten Banyumas antara lain Kecamatan Tambak, Kecamatan Sumpiuh, Kecamatan Kemranjen, Kecamatan Kebasen, Kecamatan Rawalo, Kecamatan Kalibagor bagian timur, sebagian Kecamatan Patikraja, dan disekitar Sungai Serayu.
2. Kemiringan >2
- – 8% meliputi areal seluas 19.940,49 ha atau 15,02 % dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah dengan kemiringan ini adalah sebagian Kecamatan Pekuncen, Kecamatan Cilongok, Kecamatan Karanglewas, Kecamatan Sumbang, Kecamatan Wangon sebelah selatan.
3. Kemiringan >8
- – 15% meliputi areal seluas 13.979,58 ha atau 10,53 % dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah ini meliputi sebagian Kecamatan Ajibarang, Kecamatan Pekuncen, Kecamatan Cilongok dan Kecamatan Kalibagor.
4. Kemiringan >15
- – 25% meliputi areal seluas 16.820,64 ha atau 12,67 % dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah ini meliputi Kecamatan Gumelar, Kecamatan Lumbir, Kecamatan Wangon bagian utara, Kecamatan Pekuncen bagian barat, Kecamatan Sumbang bagian timur.
5. Kemiringan >25 - 40% meliputi areal seluas 13.740,61 ha atau 10,35 % dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah ini meliputi sebagian Kecamatan Rawalo, Kecamatan Kemranjen, Kecamatan Gumelar, Kecamatan Wangon, Kecamatan Kedungbanteng dan Kecamatan Baturraden.
6. Kemiringan >40% meliputi areal seluas 25.649,15 ha atau 19,32% dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah ini meliputi Lereng Gunung Merak, sebagian Kecamatan Sumpiuh, Kecamatan Tambak, Kecamatan Somagede.
Jenis kemiringan di Kabupaten Banyumas yang bervariatif menunjukkan kondisi area yang layak sebagai lahan budidaya maupun area yang harus dijaga sebagai kawasan lindung. Kondisi kemiringan yang bervariatif di wilayah Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-6
II-7
Kondisi geologi Kabupaten Banyumas secara stratigrafi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Endapan Aluvial/Aluvium merupakan formasi endapan aluvial atau aluvium menempati porsi yang cukup besar di wilayah selatan Kabupaten Banyumas dengan wilayah penyebarannya meliputi di Kecamatan Kemranjen, Kecamatan Sumpiuh, Kecamatan Tambak, Kecamatan
31.744
Rawalo, Kecamatan Jatilawang dan Kecamatan Wangon dengan luasnya sebesar hektar.
b. Endapan Gunung Api merupakan formasi endapan gunung api dapat dipisahkan menjadi tiga kelompok satuan batuan yaitu: Endapan Lahar Gunung Api, terdiri dari bahan-bahan tak mengeras mengandung bongkah- bongkah batuan gunung api bergaris tengah 10
- – 15 cm bersusun andesit sampai basalt meliputi daerah landai dan datar yang tersebar dari Ajibarang ke arah timur Pasirkidul sampai Sumbang 31.376 hektar .
Endapan Lava Gunung Slamet, merupakan aliran lava andesit berongga rongga yang berasal dari Gunung Slamet terutama di lereng timur yang tersebar dari Baturraden ke arah utara hingga Gunung Slamet 4.960 hektar .
Batuan gunung api tak terurai, terdiri dari breksi, lava, lapili dan tufa dari gunung api dan pusat-pusat erupsi di sebelah barat membentuk dataran dan bukit-bukit tinggi yang tertutup oleh tanah berwarna abu-abu tua sampai coklat dan kuning kemerahan yang tersebar secara luas dari Pekuncen sampai Baturraden ke arah Utara sampai perbatasan dengan Kabupaten Brebes 17.584 hektar .
c. Formasi Tapak terdiri dari batupasir berbutir kasar berwarna kehijauan dan konglomerat di beberapa tempat terdapat breksi. Di bagian atas terdiri dari batupasir gampingan dan napal berwarna hijau yang mengandung pecahan moluska dan berumur Pliosen Tengah sampai Pliosen Atas. Formasi ini terletak di pegunungan sebelah selatan Kalibagor dan Gebangsari seluas 17.584 hektar .
d. Formasi Kumbang terdiri dari breksi, lava andesit, tufa dan di beberapa tempat terdapat breksi batuapung dan tufa pasiran. Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Pliosen Tengah dan
96 hektar menempati bukit-bukit antikilin di sebelah selatan Kota Banyumas seluas .
e. Formasi Halang merupakan penyebaran formasi halang menempati areal yang sangat luas memanjang pegunungan lipatan, mulai dari daerah Lumbir hingga Banyumas. Terdiri dari
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-8
turbid fan pelengseran bawah laut. Formasi batuan mempunyai kisaran umur Miosen Tengah
40.343,56 hektar hingga Pliosen Atas seluas .
f. Anggota Batugamping Formasi Halang merupakan anggota batugamping formasi halang menempati porsi yang relatif kecil dan penyebarannya di wilayah Kecamatan Banyumas dan
144 hektar Kecamatan Kebasen seluas .
g. Anggota Breksi Formasi Halang merupakan anggota breksi formasi halang terdiri dari breksi gunung api dengan komponen basal dan sebagian andesit yang bersisipan dengan batupasir
10.080 hektar seluas .
h. Formasi Rambatan merupakan formasi yang terdiri dari batupasir gampingan bersisipan napal, batu lempung dan breksi, umumnya berstruktur turbidit. Penyebaran formasi ini di Kabupaten Banyumas tidak begitu luas, yaitu di sebelah selatan Kabupaten Banyumas dan mempunyai kisaran umur Miosen Bawah-Tengah seluas 2.016 hektar .
Kondisi geologi Kabupaten Banyumas dengan bermacam-macam formasi secara spesifik dapat dilihat pada gambar 2.4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-9
II-10
Sumberdaya air yang dapat diidentifikasi di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi: curah hujan, air permukaan dan dan air tanah. Kondisi curah hujan akan dijelaskan dalam sub klimatologi. Air permukaan yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas berasal dari sungai dan mata air. Sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai debit (Q) sebesar
3
3
45.456.342 m /hari atau 16.591.564.830 m /tahun yang berasal dari sungai besar, seperti Sungai Serayu, Tajum, Kranji, Pelus, Banjaran, Logawa serta sungai-sungai kecil lainnya. Untuk lebih jelas mengenai sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas beserta debit (Q) air rata-rata dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
16. Menyawak 18.072
30. Datar 168.860
29. Tajum 1.304.391
28. Piasa 96.042
27. Kawung 86.084
26. Apa 26.593
25. Wedi 6.402
24. Kaliwungu 8.805
23. Pangkon 58.006
22. Kranji Bd. Banjaran 405.129
21. Kranji Bd. Pakembaran 10.713
20. Bengawan 169.076
19. Taman 57.232
18. Sumpiuh 91.085
17. Kali Bener 195.361
15. Logawa 212.482
II-11 Debit Air Sungai di Kabupaten Banyumas No Nama Sungai/ Bendung Debit Rata-rata (M
6. Sengon 37.365
3 / hari)
1. Dewana 24.022
2. Kalibakal 44.758
3. Banjaran Bd. Kemancing 14.763
4. Banjaran Bd. Karangnangka 52.708
5. Banjaran Bd. Banjaran 211.738
7. Pelus Bd. Sokawera 20.078
14. Sogra 66.406
8. Pelus Bd. Pandak 205.101
9. Pelus Bd. Kertadirjan 14.763
10. Pelus Bd. Arca 356.922
11. Petarangan 28.299
12. Gumelar 67.504
13. Berem 58.506
31 Serayu (Bendung Gerak) 41.339.076 Jumlah Debit Sungai dalam 1 hari 45.456.342 Jumlah Debit Sungai dalam 1 tahun 16.591.564.830 Sumber: Neraca Sumberdaya Alam Spasial Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2007
II-12
974.462 liter/detik/tahun. Mata air yang adi wilayah Kabupaten Banyumas adalah sebagai berikut:
1. Mata air Kawungcarang, Gandatapa dan Kepetek di Kecamatan Sumbang
2. Mata air Kedungpete, Kaliraga dan Baturraden di Kecamatan Baturraden
3. Mata air Pugak di Kecamatan Banyumas
4. Mata air Sikampret dan Sirah di Kecamatan Karanglewas
5. Mata air Cideng, Rancah dan Legok di Kecamatan Pekuncen
6. Mata air Pancasan di Kecamatan Ajibarang
7. Mata air Karangtengah di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu dan DAS Ijo dan DAS Bengawan. Ketiga DAS ini mencakup beberapa sungai dan anak sungai yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas. Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu terbagi dalam beberapa sub DAS dan sub-sub DAS, yaitu sub DAS Tajum, sub DAS Logawa dan sub DAS Serayu Ilir. Dari tiap-tiap sub DAS terbagi lagi menjadi sub-sub DAS, yaitu : Sub DAS Tajum terbagi dalam sub-sub DAS Tajum Hulu, sub-sub DAS Trenggulun, sub-sub
DAS Datar, sub-sub DAS Tajum Hilir, sub-sub DAS Lopasir dan sub-sub DAS Cihaur Sub DAS Logawa terbagi dalam sub-sub DAS Banjaran, sub-sub DAS Pelus dan sub-sub DAS
Mengaji Sub DAS Serayu Hilir terbagi dalam sub-sub DAS Gawe Daerah Aliran Sungai (DAS) Ijo terbagi dalam sub DAS Ijo dengan sub-sub DAS Kecepak dan sub-sub Gamping, sedangkan DAS Bengawan terbagi dalam sub DAS Bengawan dengan sub-sub DAS Kaliwedi dan sub-sub DAS Bangsa.
2.1.1.6 Jenis Tanah
Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah (LPT) Bogor tahun 1983 dapat diketahui jenis tanah di Kabupaten Banyumas terdapat 7 jenis tanah, yaitu Aluvial, Glei Humus Rendah, Regosol, Litosol, Andosol, Latosol dan Podsolik. Jenis tanah ini menurunkan 17 macam tanah dengan urutan klasifikasi yang diuraikan dalam tabel 2.3. Sedangkan jenis tanah di wilayah Kabupaten Banyumas dapat dijelaskan pada gambar 1.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-13
JENIS TANAH DI KABUPATEN BANYUMAS NO. JENIS TANAH MACAM TANAH
1 Aluvial Aluvial Hidromorf Aluvial Kelabu Aluvial Kelabu Tua Aluvial Kelabu Kuningan Aluvial Coklat Kekelabuan
2 Glei Humus Rendah Glei Humus Rendah
3 Regosol Regosol Kelabu Regosol Coklat
4 Litosol Litosol
5 Andosol Andosol Coklat Andosol Coklat Kekuningan
6 Latosol Latosol Coklat Tua Kemerahan Latosol Coklat Kemerahan Latosol Coklat Latosol Merah Kekuningan
7 Padsolik Padsolik Merah Kekuningan Padsolik Kuning Sumber : Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2007
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-14
II-15
Kondisi klimatologi wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah seperti umumnya wilayah-wilayah di Indonesia. Rata-rata suhu udara bulanan 26,3ºC, dengan suhu minimum tercatat 24,4ºC dan suhu maksimum 30,9ºC. Sedangkan curah hujan di wilayah Kabupaten Banyumas pada tahun 2000 rata-rata sebesar 2.750 mm/tahun. Angka ini menunjukkan bahwa di wilayah Kabupaten Banyumas memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Tingginya curah hujan ini didukung oleh kondisi geografi wilayah Kabupaten Banyumas yaitu terletak di lereng Gunung Slamet.
Beberapa daerah yang mempunyai curah hujan tinggi adalah Kecamatan Baturraden dengan stasiun penakar hujan Baturraden yaitu 4.292 mm/tahun, Kecamatan Sumpiuh dengan stasiun penakar hujan di Desa Kebokura 5.683 mm/th, stasiun penakar hujan di Desa Bogangin 3.633 mm/th dan stasiun otomatis di Desa Sumpiuh 3.671 mm/th, Kecamatan Cilongok dengan stasiun penakar hujan di Desa Cikidang 4.323 mm/th. Berdasarkan curah hujan, Kabupaten Banyumas memiliki tipe iklim (Schmid dan Ferguson), yaitu:
a. Tipe A dengan nilai Q antara 0% - 14,3%, meliputi sekitar puncak Gunung Slamet dan Kranggan dengan curah hujan sangat tinggi yaitu antara 4000
- – 5000 mm/tahun
b. Tipe B nilai Q antara >14,3% - 33,3%, meliputi wilayah Kaki Gunung Slamet dan sebagian besar lembah Serayu dengan curah hujan antara 3000
- – 4000 mm/tahun
c. Tipe C dengan nilai Q antara >33,3% - 60% meliputi lembah Serayu, Pegunungan Serayu Selatan dan daerah pantai Selatan dengan curah hujan antara 2000 – 3000 mm/tahun.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
11. Pekuncen 250 2934 132 368 149
97 Jumlah 1571 46760 1879 5493 212 Rata-rata 92,41 2750,56 125,26 323,11 14,13 Sumber: Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2007
17. Kalibagor 10 - - -
16. Sumpiuh 18 3671 160 334 147
15. Karanglewas 28 2953 140 369 206
93
14. Lumbir 51 2239 68 373
78
13. Wangon 30 2151 105 239
85
12. Jatilawang 21 1843 115 368
10. Cilongok 233 4323 182 432 174
II-16
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Kabupaten Banyumas Diperinci Dari Tiap Stasiun
Penakaran Hujan Tahun 2007
9. Sumbang 160 2967 133 270 178
8. Sokaraja 37 2893 102 413 109
7. Bojongsari 68 1701 90 340 181
6. Baturraden 300 4292 123 477 130
5. Bongangin 50 3633 166 363 127
4. Kebokura 15 5683 130 568 125
3. Krumput 250 2489 130 249 129
2. RSU Banyumas 30 2988 103 332 122
1. Kebasen 20 - - - 103
(mm)
Hari Hujan (hari) Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari)No Tempat Stasiun Hujan Ketinggian (dpl) Jumlah Rata-rata
Curah
Hujan
Kondisi klimatologi Kabupaten Banyumas secara terperinci dapat dilihat pada gambar berkut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-17
II-18
Profil Demografi akan menguraikan kondisi karakteristik penduduk Kabupaten Banyumas terkait dengan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah penduduk dilihat dari tingkatan umurnya, jumlah penduduk berdasarkan mata pencahariannya.
2.1.2.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur
Jumlah penduduk pada tahun 2006 sebesar 1.714.573 jiwa dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar 867.845 jiwa dan berjenis kelamin perempuan sebesar 847.088 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Banyumas pada tahun 2007 sebesar 1.752.846 jiwa dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar 886.865 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan sebesar 865.991 jiwa. Struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Tahun 2006-2007 Menurut Kecamatan dan Jenis KelaminNo Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2006 Tahun 2007 Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Lumbir 26735 26017 52752 26426 25713 52.129
2. Wangon 40976 39258 80234 43704 41964 85668
3. Jatilawang 32880 31698 64578 35976 34688 70664
4. Rawalo 26713 25868 52581 28538 27804 56342
5. Kebasen 31853 30616 62469 33497 32408 65905
6. Kemranjen 36201 35086 71287 37391 36458 73849
7. Sumpiuh 29346 28566 57912 29781 29044 58825
8. Tambak 26836 26410 53246 26256 25851 52107
9. Somagede 18225 17985 36210 18785 18665 37450
10. Kalibagor 27032 26171 53203 27324 26638 53962
11. Banyumas 26189 25626 51815 26649 26130 52779
12. Patikraja 28487 27775 56262 29075 28391 57466
13. Purwojati 17930 17278 35208 18836 18234 37070
14. Ajibarang 48721 47072 95793 50401 48871 99272
15. Gumelar 26122 25036 51158 28122 27261 55383
16. Pekuncen 37362 35873 73235 39434 37869 77303
17. Cilongok 54919 53370 108289 59536 57866 117402
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-19 No Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2006 Tahun 2007 Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah
18. Karanglewas 29355 28191 57546 30369 29125 59494
19. Kedungbanteng 29449 28309 57758 28708 27865 56573
20. Baturraden 25279 24699 49978 25483 24928 50411
21. Sumbang 38207 37620 75827 40100 39319 79419
22. Kembaran 37549 37011 74560 38041 36714 74755
23. Sokaraja 42311 41926 84237 42586 42360 84946
24. Purwokerto 39148 38237 77385 37531 36772 74303 Selatan
25. Purwokerto 27365 27824 55189 26755 27154 53909 Barat
26. Purwokerto 34072 34661 58733 32025 32291 64316 Timur
27. Purwokerto 28223 28905 57128 25536 25608 51144 Utara Jumlah 867485 847088 1714573 886865 865991 1752846
Sumber: BKCK. Kabupaten Banyumas Tahun 2007 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten Banyumas pada tahun 2006 sebesar 1.714.573 jiwa dengan jumlah penduduk perempuan sebesar 847.088 jiwa dan jumlah penduduk laki-laki sebesar 867.485 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2007 sebesar 1.752.846 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 886.865 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 865.991 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Banyumas sebesar 0,02.
Peningkatan jumlah penduduk berdasarkan pertumbuhan penduduk dapat diuraikan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2009 - 2013 terdapat peningkatan sebesar 221.143 jiwa. Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2009 - 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
15 Gumelar 57620 58773 59948 61147 62370
27 Purwokerto Utara 53210 54274 55360 56467 57596 Jumlah 1823661 1860134 1897337 1935284 1973989
26 Purwokerto Timur 66914 68253 69618 71010 72430
25 Purwokerto Barat 56087 57209 58353 59520 60710
24 Purwokerto Selatan 77305 78851 80428 82037 83677
23 Sokaraja 88378 90145 91948 93787 95663
22 Kembaran 77775 79331 80917 82536 84186
21 Sumbang 82628 84280 85966 87685 89439
20 Baturraden 52448 53497 54566 55658 56771
19 Kedungbanteng 58859 60036 61236 62461 63710
18 Karanglewas 61898 63136 64398 65686 67000
17 Cilongok 122145 124588 127080 129621 132214
16 Pekuncen 80426 82035 83675 85349 87056
14 Ajibarang 103283 105348 107455 109604 111796
II-20 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013 No Kecamatan Proyeksi Penduduk 2009 2010 2011 2012 2013
13 Purwojati 38568 39339 40126 40928 41747
12 Patikraja 59788 60983 62203 63447 64716
11 Banyumas 54911 56009 57130 58272 59438
10 Kalibagor 56142 57265 58410 59578 60770
9 Somagede 38963 39742 40537 41348 42175
8 Tambak 54212 55296 56402 57530 58681
7 Sumpiuh 61202 62426 63674 64948 66247
6 Kemranjen 76832 78369 79937 81535 83166
5 Kebasen 68568 69939 71338 72764 74220
4 Rawalo 58618 59791 60986 62206 63450
3 Jatilawang 73519 74989 76489 78019 79579
2 Wangon 89129 90912 92730 94584 96476
1 Lumbir 54235 55320 56426 57555 58706
Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2008
II-21
dapat dilihat pada tabel 2.33. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penduduk Kabupaten Banyumas pada kelompok usia 0 - 14 tahun cukup tinggi. Pada tahun 2006, jumlah penduduk kelompok usia 0 - 14 tahun adalah sebesar 407.899 (26,28%).
Sedangkan jumlah penduduk kelompok usia 65 tahun keatas (lanjut usia) mempunyai persentase yang relatif kecil dibandingkan dengan kelompok usia produktif, yaitu hanya sebesar 111.249 jiwa atau 7,17%. Dari tabel 2.5 juga dapat diketahui rasio beban ketergantungan (dependency ratio). Pada tahun 2006 dependency ratio Kabupaten Banyumas adalah sebesar 50,25%, yang berarti setiap 100 orang produktif (usia 15 - 64 tahun) akan menanggung sekitar 50 orang yang dianggap belum produktif (usia di bawah 0 - 14 tahun) dan tidak produktif (65 tahun ke atas).
Tabel. 2.7 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas Berdasarkan kelompok Usia Jumlah Kelompok Usia Beban Tahun
Ketergantungan % 15 65 +
- – 14 – 64 Jumlah
93.420 2002 53,55 % 28,68 65,13 6,19
Jumlah 390.505 1.023.900 110.496 2003 48,93 % 25,61 67,15 7,25
Jumlah 418.940 1.016.056 103.289 2004 51,4 % 27,23 66,05 6,71
Jumlah 416.745 1.026.748 101.806 2005 50,5 % 26,97 66,44 6,59
Jumlah 407.899 1.033.104 111.249 2006 50,25 % 26,28 66,56 7,17
Sumber: Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2006b(Diolah)
Permasalahan kependudukan dan catatan sipil umumnya adalah tingginya angka kepadatan penduduk di mana peningkatan kepadatan penduduk perlu diantisipasi dengan perencanaan tata ruang yang tepat seperti perluasan pengembangan wilayah perkotaan, karena beberapa permasalahan perkotaan akan semakin bertambah besar, seperti; seperti banjir, kesemrawutan pedagang kaki lima, kesemrawutan angkutan kota
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
2.1.2.3 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
5. SLTA/ Sederajat 131172 103148 234320
Sumber: BKCK. Kabupaten Banyumas
10. Strata III 153 65 218 Jumlah 886865 865981 1752846
9. Strata II 1465 679 2144
8. Diploma IV/ Strata I 17307 13379 30686
7. Akademi/ Diploma III/ S. Muda 8806 8518 17324
6. Diploma I/ II 3780 4995 8775
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-22
3. Tamat SD/ Sederajat 332895 346848 679743
2. Tidak Tamat SD/ Sederajat 130115 140875 270990
1. Tidak/ Belum Sekolah 127728 126848 254574
Tabel 2. 8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jenis Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki PerempuanStruktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan besarnya jumlah penduduk yang telah menyelesaikan sekolah dasar dapat diindikasikan partisipasi penduduk untuk mendapatkan pendidikan sangat tinggi. Berikut ini jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
kependudukan, kurang optimalnya pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap arti pentingnya manfaat tertib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.
4. SLTP/ Sederajat 133446 120626 254072
2.1.2.4 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian/ Tingkat Kesejahteraan
10 Kalibagor 5,114 5,753 14 170 985 352 2,525 577 967 - -
19 Sumbang - - - - - - - - - - -
Jumlah 186,446 143,214 911 14,559 38,357 32,607 39,256 12,572 15,336 958 30,669
Sumber : Kecamatan Dalam Angka dan Sumber Pendukung Lainnya18 Kedungbanteng 9,428 9,642 - 95 1,480 1,456 3,365 437 1,284 - -
17 Cilongok 9,144 11,284 - 3,483 5,896 2,646 2,565 677 941 - -
16 Pekuncen 11,701 12,040 - 506 1,285 1,172 1,657 606 722 - -
15 Gumelar 8,646 10,416 - 1,261 - 560 805 568 581 - -
14 Ajibarang 11,500 7,389 635 1,835 5,984 1,572 3,157 483 864 - -
13 Purwojati - - - - - - - - - - -
12 Patikraja 10,786 9,107 116 1,182 1,584 8,943 3,868 1,175 2,789 - -
11 Banyumas 10,899 6,253 1 136 2,492 2,836 2,201 554 1,563 958 11,512
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-23
8 Tambak 4,214 9,010 - 151 1,305 1,870 2,038 456 573 - 5,477
6 Kemranjen 17,877 15,909 45 667 1,989 1,700 2,903 501 1,403 - - 7 sumpiuh 11,049 5,808 - 468 1,730 1,886 1,309 542 831 - -
5 Kebasen 8,061 11,208 - 163 1,172 1,599 934 185 499 - -
4 Rawalo 10,474 9,553 19 235 3,765 2,586 1,512 599 644 - -
3 Jatilawang 20,518 11,214 9 1,666 1,742 1,846 1,657 2,777 799 - -
2 Wangon 18,342 - 72 - 4,658 - 7,511 1,717 - - 13,680
1 Lumbir 11,378 4,415 - 2,069 692 831 734 310 357 - -
No Kecamatan Petani Buruh Tani Tani Ikan Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Pengangkutan PNS/ ABRI Pensiunan Lain-lain
Tabel 2.9 Jumlah Penduduk Kawasan Perencanaan Menurut Mata pencaharianStruktur penduduk berdasarkan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
9 Somagede 7,315 4,213 - 472 1,598 752 515 408 519 - -
II-24
Untuk melihat struktur perekonomian Kabupaten Banyumas secara umum, dapat diketahui dari indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berikut akan diuraikan pertumbuhan PDRB dan kontribusi sektor PDRB selama lima tahun terakhir (tahun 2002-2006) berdasarkan atas harga berlaku dan harga konstan.
Hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku dapat menjelaskan besamya peran masing-masing sektor ekonomi. Apabila diurutkan, maka sektor unggulan pertama adalah Pertanian, kemudian sektor industri dan sektor Jasa. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa ketiga sektor yaitu sektor Pertanian, sektor industri dan sektor Jasa merupakan andalan utama Kabupaten Banyumas saat ini karena kontribusinya cukup besar. Besarnya PDRB atas dasar harga berlaku untuk masing-masing sektor dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 2.10 PDRB Menurut Sektor / Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun No Sektor2002 2003 2004 2005 2006
1. Pertanian 898.746.494 1.023.715.465 1.122.272.029 1.265.760.363 1.457.203.665
2. Penggalian 53.497.083 62.182.151 71.080.811 80.841.488 90.451.557
3. Industri 707.096.085 776.417.390 834.711.764 969.908.730 1.091.060.469
4. Listrik 47.651.954 65.218.503 73.789.141 82.525.854 88.682.746
5. Bangunan 348.622.965 386.065.305 445.020.853 534.732.651 629.796.026
6. Perdagangan 556.407.507 611.954.199 681.988.315 785.321.390 913.737.765
7. Pengangkutan 392.858.853 444.004.875 492.203.525 562.621.567 614.019.934
8. Keuangan,sewa 307.104.840 341.882.706 388.857.929 463.006.181 543.481.754
9. Jasa 605.725.664 654.474.071 725.316.131 836.086.113 999.785.619
PDRB 3.917.711.445 4.365.914.665 4.835.240.498 5.580.804.337 6.428.219.535 Jumlah 1.491.912 1.503.917 1.518.678 1.531.040 1.548.685 Penduduk (Jiwa) PDRB / Kapita 2.625.967 2.903.029 3.183.848 3.645.107 4.150.760 Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banyumas 2006Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2006, diketahui bahwa sumbangan tertinggi terhadap pembentukan PDRB lima tahun terakhir juga terdapat pada sektor Pertanian,
II-25
Harga Konstan Tahun 2000 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.11 PDRB Menurut Sektor/Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 (dalam ribuan)No Sektor Tahun 2002 2003 2004 2005 2006
1. Pertanian 758.787.772 769.284.399 787.619.381 800.977.116 814.815.101
2. Penggalian 44.467.182 46.626.375 48.377.052 50.357.987 52.684.405
3. Industri 555.090.514 578.401.051 602.635.190 617.386.776 637.418.512
4. Listrik 27.212.846 28.372.714 30.695.515 33.491.610 35.218.195
5. Bangunan 292.150.310 305.069.384 319.185.258 332.338.503 345.851.744
6. Perdagangan 467.123.145 485.074.709 506.180.247 525.396.984 560.700.320
7. Pengangkutan 330.576.403 347.139.828 367.730.771 379.241.054 395.613.431
8. Keuangan 252.352.652 267.628.303 282.793.660 298.619.249 319.089.156
9. Jasa 499.724.376 519.561.182 541.416.615 560.589.880 598.156.751
PDRB 3.227.485.200 3.347.157.945 3.486.633.689 3.598.399.159 3.759.547.615 Jumlah Penduduk (Jiwa)1.491.912 1.503.917 1.518.678 1.531.040 1.548.685 PDRB Per Kapita 2.163.321 2.225.627 2.295.835 2.350.297 2.427.574 Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banyumas 2006
Berdasarkan PDRB atas dasar harga Konstan tahun 2006 juga dapat diketahui bahwa struktur ekonomi Kabupaten Banyumas selama lima tahun terakhir, yaitu tahun 2002 - 2006 relatif tidak mengalami banyak perubahan. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan cukup besar dalam perekonomian dari tahun ke tahun tetap dimiliki oleh sektor pertanian, industri, dan jasa. Walaupun memiliki proporsi kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian, sektor pertanian dan industri cenderung mengalami penurunan peran setiap tahunnya. Apabila kedua sektor ini akan dipertahankan sebagai sektor unggulan, diperlukan penanganan dan kebijakan khusus terhadap sektor pertanian dan sektor industri. Hubungan keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri yaitu penurunan sektor pertanian yang juga diikuti dengan penurunan sektor industri, menandakan keduanya tidak bersubstitusi, penurunan sektor pertanian tidak dipindahkan ke sektor industri tetapi ke sektor lainnya.
II-26
2.1.4.1 Kependudukan
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyumas relatif rendah, terutama pada tahun 2005 dan 2006 dimana laju pertumbuhan penduduk berturut-turut hanya 0,456% dan 0,449%. Dari tabel 2.31 diketahui laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 menunjukkan angka yang semakin menurun. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2003 sebesar 1,029% atau bertambah 15.534 jiwa, tahun 2004 sebesar 0,878% atau bertambah 13.384 jiwa, tahun 2005 sebesar 0,456% atau bertambah 7.014 jiwa, dan tahun 2006 sebesar 0,449% atau bertambah 6.953 jiwa. Dengan demikian rata-rata pertumbuhan penduduk selama lima tahun dari tahun 2002-2006 hanya sebesar 0,703%. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat Kabupaten Banyumas akan arti pentingnya program keluarga berencana dan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin membaik sehingga mempengaruhi usia perkawinan masyarakat yang bertambah dewasa.
Tabel 2.12 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2002-2006Tahun No. Jenis Kelamin 2002 2003 2004 2005 2006
1. Laki-laki 753.138 761.151 767.988 771.075 775.056
2. Perempuan 756.229 763.750 770.297 774.224 777.196
3. Total 1.509.367 1.524.901 1.538.285 1.545.299 1.552.252
4. Laju 15.534 13.384 7.014 6.953 Pertumbuhan (1,029%) (0,878%) (0,456%) (0,449%) Penduduk
Sumber: Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2006 (diolah) Gambaran sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari tingkat kepadatan penduduk suatu wilayah. Atas dasar data di atas penyebaran penduduk Kabupaten Banyumas masih terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, yaitu sebesar 10.662 dan yang terendah adalah Kecamatan Purwojati dengan angka kepadatan penduduk sebesar 3.426.
Peningkatan kepadatan penduduk perlu diantisipasi dengan perencanaan tata ruang yang tepat, karena penambahan infarstruktur yang tidak terencana dengan tepat dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan di kemudian hari.
II-27 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2006
25. Purwokerto Barat
20. Baturraden 43.587 3.632
21. Sumbang 70.593 3.715
22. Kembaran 66.385 4.149
23. Sokaraja 72.979 4.054
24. Purwokerto Selatan
64.676 9.239
50.753 7.250
18. Karanglewas 53.678 4.129
26. Purwokerto Timur
63.971 10.662
27. Purwokerto Utara
43.092 6.156 Jumlah 1.552.252
Sumber: Kabupaten Banyumas Dalam Angka, 2006
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator sosial yang dapat digunakan untuk melihat kemajuan pembangunan suatu daerah. Secara nasional kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih cukup tinggi. Hal ini diakibatkan masih kurang jumlah sarana kesehatan yang ada dibandingkan dengan jumlah penduduk yang membutuhkannya.
19. Kedungbanteng 51.880 3.706
17. Cilongok 112.390 5.620
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
7. Sumpiuh 55.747 3.982
1 Lumbir 48.413 4.841
2. Wangon 72.137 6.011
3. Jatilawang 56.658 5.151
4. Rawalo 46.864 5.207
5. Kebasen 55.140 4.595
6. Kemranjen 65.533 4.369
8. Tambak 47.936 3.995
16. Pekuncen 65.331 4.083
9. Somagede 35.603 3.956
10. Kalibagor 42.810 3.568
11. Banyumas 47.268 3.939
12. Patikraja 48.244 3.711
13. Purwojati 34.261 3.426
14. Ajibarang 87.641 5.843
15. Gumelar 48.682 4.868
2.1.4.2 Kesehatan
II-28
memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas masyarakat yang bersangkutan.
Keberhasilan dalam penerapan hidup bersih dan sehat di masyarakat dapat diukur dari berbagai indikator, dan tercermin dalam meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Adapun capaian indikator tersebut menggunakan 2 indikator yaitu Indikator Kabupaten Sehat dan Indikator Pelayanan Minimal (SPM).
a.
Indikator Kabupaten Sehat Kondisi indikator utama kesehatan Kabupaten Banyumas menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai indikator seperti persentase Kunjungan Ibu Hamil (KIH), angka kematian ibu, angka kematian bayi dan masalah gizi buruk. Kunjungan Ibu Hamil dan masalah gizi buruk menunjukkan perkembangan yang semakin baik dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Namun, Angka kematian ibu dan angka kematian bayi masih menunjukkan kondisi yang masih perlu mendapatkan perhatian, karena pada tahun 2007 justru menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.
Tabel 2.14 Kondisi Kesehatan Keluarga dan Gizi MasyarakatIndikator Tahun No Kesga dan Gizi 2003 2004 2005 2006 2007
1. Kunjungan ke- 84,04% 86,03% 80,96% 91,91% 93,52%
4 Bumil 93,11% 85,59% 86,68% 96,50% 98,06%
2. Persalinan Nakes
29
21
32
26
41
3. Kematian Ibu
107.81/100.000 80.16/100.000 126.96/ 96.13/ 146/100.000 Angka
KH KH 100.000KH 100.000KH KH
Kematian ibu (AKI)
4. Kematian 216 257 62 280 270 Neonatal 8.03/1.000 KH 9.81/1.000 KH 2.46/1.000 10.35/1.000 10/1.000 KH
Angka
KH KH
Kematian Bayi (AKB)
72
68
62
45
48
5. Gizi Buruk
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
II-29
Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Keberhasilan pembangunan pada urusan kesehatan dapat dilihat dari salah satu indikator keberhasilannya, yaitu kualitas pelayanan, yang terdiri dari dua aspek, yaitu sarana kesehatan dan sumber daya aparatur kesehatan. Dua aspek tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk itu dalam rangka menuju Indonesia Sehat tahun 2010. Pemerintah kabupaten selalu berupaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan. Pemerintah kabupaten juga senantiasa tanggap terhadap permasalahan yang ada sehingga mengutamakan pelayanan dan kedekatan terhadap masyarakat. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan Pemerintah Kabupaten Banyumas memantapkan keberadaan puskesmas, revitalisasi posyandu serta pengembangan Badan Layanan Umum Kesehatan.
2.14.3 Kesejahteraan Sosial
Untuk menghitung tingkat kesejahteraan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan program yang disebut sebagai Pendataan Keluarga setiap setahun sekali yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dasar kependudukan dan keluarga dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Data kemiskinan dilakukan lewat pentahapan keluarga sejahtera yang dibagi menjadi lima tahap, yaitu: Keluarga Pra Sejahtera (sangat miskin), Keluarga Sejahtera I (miskin), Keluarga Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera III plus. Tabel berikut memberikan gambaran kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten banyumas menurut tahapan keluarga sejahtera :
Tabel 2.15 Penduduk Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera Tahap Keluarga Sejahtera Tahun 2003 2004 2005 2006 2007Pra Sejahtera 112.330 109.433 111.240 116.777 117.424 Sejahtera I 87.615 88.556 99.117 91.443 85.819 Sejahtera II 28.135 132.092 128.632 124.851 127.092 Sejahtera III 63.298 65.704 64.304 73.796 84.020 Sejahtera III+ 23.729 24.363 23.819 27.023 30.050
Sumber: BKCKB Kabupaten Banyumas
II-30