PENDEKATAN PEMBELAJARAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

122 b. Melalui tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi ajar. c. Siswa dibentuk menjadi 9 kelompok. Setiap kelompok beranggotakan ± 4 siswa. Pembagian kelompok ini sama dengan kelompok yang sebelumnya. d. Setiap kelompok melakukan diskusi bersama kelompoknya. e. Perwakilan dari kelompok maju membacakan hasil diskusi. f. Siswa diberi kesempatan menanyakan hal-hal yang belum dipahami kepada guru. 3. Kegiatan Akhir ± 5 menit a. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilakukan dengan bimbingan guru. b. Siswa mengerjakan kuis soal evaluasi untuk dikerjakan secara individual. c. Siswa mengumpulkan hasil kuis yang telah dikerjakan. d. Tindak lanjut : siswa mempelajari materi yang selanjutnya mengenai usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan, peranan tokoh Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan cara menghargai jasa para pejuang kemerdekaan. e. Salam penutup. Pertemuan 2 1. Kegiatan Awal ± 5 menit a. Salam pembuka b. Berdo’a c. Presensi d. Apersepsi Guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengenai usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan, peranan tokoh Indonesia 123 dalam mempertahankan kemerdekaan dan cara menghargai jasa para pejuang kemerdekaan. 2. Kegiatan Inti ± 60 menit a. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai usaha diplomasi dan pengakuan kedaulatan, peranan tokoh Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan cara menghargai jasa para pejuang kemerdekaan. b. Melalui tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi ajar. c. Siswa dibentuk menjadi 9 kelompok. Setiap kelompok beranggotakan ± 4 siswa. Pembagian kelompok ini sama dengan kelompok yang sebelumnya. d. Setiap kelompok melakukan diskusi bersama kelompoknya. e. Perwakilan dari kelompok maju membacakan hasil diskusi. f. Siswa diberi kesempatan menanyakan hal-hal yang belum dipahami kepada guru. 3. Kegiatan Akhir ± 5 menit a. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilakukan dengan bimbingan guru. b. Siswa mengerjakan kuis soal evaluasi untuk dikerjakan secara individual. c. Siswa mengumpulkan hasil kuis yang telah dikerjakan. d. Tindak lanjut : siswa mempelajari semua materi yang telah diajarkan oleh guru. e. Salam penutup.

IX. SUMBER BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Sumber Belajar  Silabus kelas 5  Endang Susilaningsih, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SDMI Kelas 5. Jakarta: Depdiknas. 125 Materi Tindakan I Siklus II PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN Ada dua bentuk perjuangan mempertahakan kemerdekaan, yaitu perjuangan fisik dan perjuangan diplomasi. Perjuangan fisik dilakukan dengan cara bertempur melawan musuh. Perjuangan diplomasi dilakukan dengan cara menggalang dukungan dari negara-negara lain dan lewat perundingan-perundingan.

1. Pertempuran-pertempuran mempertahankan kemerdekaan

a. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya

Tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Komandan pasukan Sekutu yang mendarat di Surabaya adalah Brigjen A.W.S Mallaby. Tentara Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang dan membebaskan interniran tawanan perang. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Sekutu menyerbu penjara Kalisosok. Mereka berhasil membebaskan Kolonel Huiyer. Kolonel Huiyer ialah seorang perwira angkatan laut Belanda yang ditawan Jepang. Pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di seluruh kota Surabaya diserang oleh rakyat Indonesia. Dalam berbagai serangan itu, pasukan Sekutu terjepit. Pada tanggal 29 Oktober 1945, para pemuda dapat menguasai tempat-tempat yang telah dikuasai Sekutu. Komandan Sekutu menghubungi Presiden Soekarno untuk menyelamatkan pasukan Inggris dari bahaya kehancuran. Presiden Soekarno bersama Moh. Hatta, Amir Syarifudin, dan Jenderal D.C. Hawthorn tiba di Surabaya untuk menenangkan keadaan. Akhirnya, pada tanggal 30 Oktober 1945 dicapai kesepakatan untuk menghentikan tembak-menembak. Namun, pada sore harinya terjadi pertempuran di gedung Bank International, tepatnya di Jembatan Merah. Dalam peristiwa itu, Brigjen Mallaby tewas. Menanggapi peristiwa ini, pada tanggal 9 November 1945, pimpinan Sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum. Isi ultimatum itu adalah: “Semua pemimpin dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang telah