Irig a si 3. 1. 3 Rencana Sist em Jaringan Transport asi

R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 4 - 16 didasar drainase serta menghindari pembuangan sampah ke saluran drainase. Peningkatan kapasitas bangunan dengan: memperbesar kapasitas bangunan dan meningkatkan luas penampang lubang sadap 2 Ploso, Pemasangan pintu air atau lubang aliran berukuran kecil di pintu air Saluran Buk Dekem Sudetan Kali Tani, melebarkan bangunan pelimpah banjir e me rg e nc y sp illwa y yang berada di Pintu Klep Kali Teleng dan memfungsikan kembali pintu klep otomatis untuk menahan intrusi air laut, serta memperbaiki kembali bangunan pelimpah banjir e me rg e nc y sp illwa y dengan menambah lebar pelimpah sebagai modifikasi struktur pelimpah yang mampu meningkatkan kapasitas alur sungai. 4. Penanggulangan banjir wilayah sub sistem selatan dilakukan dengan membangun sistem perpompaan di saluran Muso yaitu di Pulosari dan pemasangan pintu air otomatis dan pintu klep di pintu air buk Muso. 5. Banjir yang terjadi di Wilayah Sub Sistem Timur yang meliputi wilayah Desa Purworejo, Mentoro, Menadi, Arjowinangun, Sirnoboyo, Kayen dan Sukoharjo ditanggulangi dengan mengganti pintu-pintu klep otomatis di saluran drainase dengan bahan yang lebih ringan, pemasangan pompa pengendali banjir dan penyempurnaan saluran-saluran drainasenya.

B. Irig a si

Pembangunan dan pengembangan embung disamping dapat dimanfaatan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, juga dapat dimanfaatkan untuk sarana irigasi lahan pertanian, meliputi: 37 embung di Kecamatan Donorojo dalam DAS Baksoko 3 embung di Kecamatan Ngadirojo dalam DAS Lorog 2 embung di Kecamatan Ngadirojo dalam DAS Pagotan 29 embung di Kecamatan Pringkuku dalam DAS Baksoko 7 embung di Kecamatan Pringkuku dalam DAS Baksoko 1 embung di Kecamatan Sudimoro dalam DAS Bawur 2 embung di Kecamatan Sudimoro dalam DAS Lorog 1 embung di Kecamatan Tulakan dalam DAS Grindulu 7 embung di Kecamatan Tulakan dalam DAS Pagotan Ta b e l 4. 4 Re nc a na Pe m b a ng una n Pe ng e m b a ng a n Em b ung NO NA MA EMBUNG DESA KEC A MA TA N KETERA NG A N DA S Lua s ha 1 Sambi Sendang Donorojo Baksoko 0,84 2 Rejo Sendang Donorojo Baksoko 0,62 3 Ngrampal Kendal Donorojo Baksoko 0,71 4 Ayu Sendang Donorojo Baksoko 0,53 5 Waru Sendang Donorojo Baksoko 0,30 6 Klangon Kalak Donorojo Baksoko 0,32 7 Dayakan Sendang Donorojo Baksoko 0,61 8 Gedongan Sendang Donorojo Baksoko 1,21 9 Tukul Sekar Donorojo Baksoko 0,31 10 Pagergunung Sukodono Donorojo Baksoko 0,25 11 Jambu Gendaran Donorojo Baksoko 0,17 12 Kotlik Sukodono Donorojo Baksoko 0,79 13 Karet Sekar Donorojo Baksoko 0,05 14 Karet Klepu Donorojo Baksoko 0,71 15 Garing Gedompol Donorojo Baksoko 0,37 16 Krajan Cemeng Donorojo Baksoko 0,91 17 Watulumbu Gendaran Donorojo Baksoko 0,26 18 Jati Cemeng Donorojo Baksoko 0,69 19 Tirisan Gedompol Donorojo Baksoko 0,46 20 Butuh Cemeng Donorojo Baksoko 0,26 21 Suruh Cemeng Donorojo Baksoko 0,32 22 Karangsempu Cemeng Donorojo Baksoko 0,47 23 Poso Cemeng Donorojo Baksoko 1,46 24 Klepu Klepu Donorojo Baksoko 0,74 25 Nguni 1 Gedompol Donorojo Baksoko 0,61 26 Boto Gedompol Donorojo Baksoko 0,60 27 Nguni 2 Klepu Donorojo Baksoko 0,19 28 Serenan Sawahan Donorojo Baksoko 0,58 29 Butong Kalak Donorojo Baksoko 0,59 30 Pethuk Widoro Donorojo Baksoko 0,19 31 Gemblong Widoro Donorojo Baksoko 0,43 32 Ngunut Widoro Donorojo Baksoko 1,44 33 Harjo Widoro Donorojo Baksoko 1,33 34 Rejo Widoro Donorojo Baksoko 0,61 35 Tenggar Widoro Donorojo Baksoko 0,34 36 Jero Widoro Donorojo Baksoko 0,71 37 Tumpakrejo Sawahan Donorojo Baksoko 0,39 38 Bapangan Sidomulyo Ngadirojo Lorog 0,61 39 Kletek Hadiluwih Ngadirojo Lorog 1,65 40 Winong Sidomulyo Ngadirojo Lorog 0,87 41 Lengkong Sidomulyo Ngadirojo Pagotan 0,32 42 Balong Sidomulyo Ngadirojo Pagotan 0,41 43 Klueh Poko Pringkuku Baksoko 0,57 44 Ngemplak Poko Pringkuku Baksoko 0,62 45 Pangilon Candi Pringkuku Baksoko 0,41 46 Sumur Dersono Pringkuku Baksoko 0,30 R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 4 - 17 NO NA MA EMBUNG DESA KEC A MA TA N KETERA NG A N DA S Lua s ha 47 Growong Dersono Pringkuku Baksoko 0,69 48 Palem Jlubang Pringkuku Baksoko 0,61 49 Dokbalong Dersono Pringkuku Baksoko 0,49 50 Wuni Dersono Pringkuku Baksoko 0,33 51 Plalar Dersono Pringkuku Baksoko 0,13 52 Kuan Dersono Pringkuku Baksoko 0,32 53 Gebang Jlubang Pringkuku Baksoko 0,72 54 Dondong Dersono Pringkuku Baksoko 1,92 55 Melian Dersono Pringkuku Baksoko 1,02 56 Tumangan Sobo Pringkuku Baksoko 10,42 57 Bentis Watukarung Pringkuku Baksoko 0,67 58 Pelem Watukarung Pringkuku Baksoko 0,55 59 Jambu Watukarung Pringkuku Baksoko 0,53 60 Pasiran Watukarung Pringkuku Baksoko 0,25 61 Tekil Watukarung Pringkuku Baksoko 0,32 62 Watu Jlubang Pringkuku Baksoko 0,34 63 Blue Jlubang Pringkuku Baksoko 0,52 64 Asem Jlubang Pringkuku Baksoko 0,75 65 Ketro Watukarung Pringkuku Baksoko 0,64 66 Karet Watukarung Pringkuku Baksoko 0,79 67 Dokrejo Dersono Pringkuku Baksoko 1,17 68 Dokpucung Dersono Pringkuku Baksoko 0,57 69 Ngejring Watukarung Pringkuku Baksoko 0,89 70 Mati Watukarung Pringkuku Baksoko 0,33 71 Mati Dersono Pringkuku Baksoko 0,48 72 Wareng Wareng Punung Baksoko 11,02 73 Tritis Sekar Punung Baksoko 1,13 74 Guyangwarak Kendal Punung Baksoko 8,94 75 Dasar Piton Punung Baksoko 5,63 76 Gudel Kendal Punung Baksoko 3,03 77 Banjarejo Piton Punung Baksoko 1,19 78 Tanggul Bomo Punung Baksoko 0,56 79 Bakalan Sudimoro Sudimoro Bawur 0,61 80 Ngepak Pager Lor Sudimoro Lorog 1,20 81 Tum Pager Kidul Sudimoro Lorog 1,03 82 Petung Kalikuning Tulakan Grindulu 2,43 83 Winong Padi Tulakan Pagotan 0,61 84 Ngemplak Padi Tulakan Pagotan 0,40 85 Sono Padi Tulakan Pagotan 0,65 86 Kowang Padi Tulakan Pagotan 0,64 87 Tumpang Padi Tulakan Pagotan 0,19 88 Kalijagan Padi Tulakan Pagotan 0,31 89 Godean Padi Tulakan Pagotan 0,53 JUMLA H 92,68 Sumb e r: Dina s Bina Ma rg a da n Pe ng a ira n Ka b up a te n Pa c ita n, 2008 Pembangunan dan pengembangan jaringan irigasi yaitu saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi khususnya untuk irigasi lahan pertanian beririgasi teknis,: ™ Pembangunan dan pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder. ™ Pembangunan dan pengembangan sistem irigasi tersier oleh perkumpulan petani pemakai air. Terkait dengan penurunan kapasitas air tanah dari waktu kewaktu karena lingkungan perkotaan yang tumbuh dengan kepadatan yang cenderung meningkat, perlu direncanakan suatu upaya untuk melakukan pengisian kembali air tanah dengan air hujan yang jatuh di daerah tersebut dengan melakukan perluasan area resapan air hujan. Air hujan tidak seluruhnya dialirkan ke sungai, namun sebagian dimasukkan ke dalam tanah melalui sumur-sumur resapan. Hal yang penting dipertimbangkan dalam aplikasi strategi sumur resapan air hujan disajikan dalam gambar 4.3 G a m b a r 4. 3 Ske m a Pe m b a ng una n Sum ur Re sa pa n A ir Huja n C . A ir Be rsih Pengembangan jaringan air bersih di Kabupaten Pacitan memperhatikan hal-hal berikut: a. Pemanfaatan sumber air baku saat ini, b. Pola pelayanan air bersih kepada penduduk saat ini, c. Ketersediaan air baku di daerah yang direncanakan, d. Proyeksi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2028 e. Rencana pola pelayanan air bersih ke penduduk sampai dengan tahun 2028 f. Target MDG 2015 untuk melayani kebutuhan air minum 80 penduduk sampai dengan tahun 2015. Rencana pelayanan terhadap air bersih berdasarkan kebutuhan air bersih Kabupaten Pacitan sampai Tahun 2028 yaitu sebesar 56.749 m 3 hari atau 506 literdetik, sedapat mungkin dipenuhi dengan mencari alternatif sumber air baku yang kapasitasnya memadai, diantaranya adalah: 3 meter Tidak memenuhi syarat 2 cmjam 3 meter Pemeriksaan Tinggi Muka Air Tanah Sumur Resapan Air Hujan Sistem Penampungan Air Hujan Terpusat Waduk dan lan-lain ≥ 2 cmjam Memenuhi syarat Persyaratan Jarak Permeabilitas Tanah R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 4 - 18 ™ Pengembangan air permukaan pada sungai di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan. ™ Pengembangan sumber air permukaan lainnya embung dan mata air di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan. ™ Pengembangan air hujan dengan: a. Pengembangan Sistem Penampungan Air Hujan SPAH di kawasan perkotaan Kecamatan Pacitan. b. Pengembangan Sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan SABSAH di kawasan perdesaan Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, Arjosari, Kebonagung, Tulakan. ™ Peningkatan layanan PDAM di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan. Pelayanan air bersih untuk kegiatan non-domestik di Kabupaten Pacitan adalah sebesar 20 dari kebutuhan air domestik, atau pada tahun 2028 jumlah kebutuhan air untuk kegiatan non- domestik adalah 19192.6 liter detik. Ta b e l 4. 5 Re nc a na Ke b utuha n d a n Ta rg e t Pe m e nuha n Ke b utuha n A ir Be rsih No . Ke c a m a ta n Untuk Ke g ia ta n Do m e stik, M3 Ha ri Untuk Ke g ia ta n No n- Do m e stik, Lite r De tik 2013 2018 2028 2013 2018 2028 1 Donorojo 3,411 3,558 5,809 682.2 711.6 1161.8 2 Punung 3,139 4,123 6,832 627.8 824.6 1366.4 3 Pringkuku 2,041 2,131 3,874 408.2 426.2 774.8 4 Pacitan 6,789 8,669 16,359 1357.8 1733.8 3271.8 5 Kebonagung 3,319 3,957 6,460 663.8 791.4 1292 6 Arjosari 2,916 3,494 5,760 583.2 698.8 1152 7 Nawangan 4,126 5,407 8,915 825.2 1081.4 1783 8 Bandar 3,137 3,730 6,060 627.4 746 1212 9 Tegalombo 4,185 5,485 9,043 837 1097 1808.6 10 Tulakan 6,579 8,643 14,321 1315.8 1728.6 2864.2 11 Ngadirojo 3,765 4,984 8,381 753 996.8 1676.2 12 Sudimoro 2,164 2,567 4,149 432.8 513.4 829.8 To ta l 45,144 56,749 95,963 9114.2 11349.6 19192.6 Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008 Saat ini salah satu sumber air yang digunakan sebagai sumber air baku air bersih PDAM adalah air yang berasal dari DAS Grindulu. Namun mengingat ketersediaan air sangat terbatas dalam kualitas dan kuantitas, maka diperlukan langkah-langkah pemeliharaan sumber-sumber air di Kabupaten Pacitan harus lebih menjadi prioritas utama dan perlu dicarikannya suatu solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh kegiatan di Kabupaten Pacitan dan peningkatan layanan PDAM. Secara khusus kendala teknis yang dihadapi oleh PDAM Kabupaten Pacitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Pacitan adalah: ™ Tidak stabilnya pasok air baku, terutama disebabkan oleh variasi musiman, ™ Berkurangnya pasok air baku karena penggundulan dan erosi daerah tangkapan air, ™ Tingginya tingkat kehilangan air, ™ Rendahnya cakupan pelayanan. Sumber air baku yang digunakan saat ini oleh PDAM Kabupaten Pacitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih adalah mata air, sumur bor dan air permukaan: Ta b e l 4. 6 Sum b e r A ir Ba ku ya ng Dim a nfa a tka n O le h PDA M Pa c ita n No Ke c . Na m a Sum b e r Siste m Pe ng o la ha n Ka p a sita s, Lite r Dtk Te rp a sa ng Dim a nfa a t ka n Id le Ra ta - ra ta Ke m a ra u Ra ta - ra ta Ke m a ra u 1 Pacitan Jaten Grafitasi 7,5 5 2,5 2,5 5 Slare Grafitasi 12,5 5 2,5 7,5 10 Nang gungan Sumur Bor - - - - Widoro Sumur Bor - - - - Purworejo IPA Sungai 40 35 35 5 5 2 Arjosari Tremas IPA Sungai 5 2,5 2,5 2,5 2,5 3 Kebon agung Banjarjo Grafitasi 2,5 2 1,5 0,5 1 Kebon agung IPA Sungai 5 2,5 2,5 2,5 2,5 4 Dono rojo Pandan Arum Perpomp aan 2,5 2,5 1,5 0 1 Belah Sumur Bor 7,5 7,5 5 0 2,5 Karang Endek Sumur Bor 5 5 5 Dung Banteng IPA Sungai 7,5 5 5 2,5 2,5 5 Punung Sumbon Sumur Bor 10 10 7,5 0 2,5 Kendal 1 Sumur Bor 7,5 7,5 7,5 Kendal 2 Sumur Bor 4,5 4,5 2,5 2 Masjid Sumur Bor 7,5 7,5 5 0 2,5 6 Pring kuku Barong Perpomp aan 7,5 7,5 7,5 0 0 7 Tulakan Kali Putih Grafitasi 2,5 2,5 0 0 2,5 Kali Rendeng IPA Sungai 5 5 5 0 8 Ngadi rojo Kali Bedali IPA Sungai 5 1,5 1,5 3,5 3,5 9 Nawa ngan Dung Biru Grafitasi 5 5 2 3 Jumlah 149,5 115,5 94 34 55,5 Sumb e r: PDAM Ka b .Pa c ita n Solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah rawan kekeringan yang tidak memiliki potensi mata air, adalah R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 4 - 19 Pe ta 4. 5 Re nc a na Pe ng e lo la a n A ir Be rsih dengan mengembangkan pemanfaatan air hujan. Sistem pemanfaatan air hujan dapat dilakukan dengan membangun Sistem Penampungan Air Hujan SPAH di kawasan perkotaan, dan Sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan ABSAH di kawasan pedesaan. Jika dikembangkan Sistem PAH dan Sistem ABSAH, maka diperlukan beberapa bangunan sebagai kolam penampung. Kedua sistem ini pada dasarnya sama yaitu menampung air hujan yang berlebihan di musim hujan dan dimanfaatkan di musim kemarau pada saat terjadi kekeringan 1. Pada ABSAH, pembuatan akuifer buatan yang merupakan bangunan penyediaan air baku mandiri yang dibuat tertutup rapat dengan memanfaatkan air hujan. Air hujan dialirkan ke dalam akuifer buatan kemudian ditampungdisimpan dalam reservoir. Akuifer buatan mempunyai fungsi utama untuk memperkaya kandungan mineral di dalam air melalui kontak dengan akuifer selama mungkin, pengaliran selambat mungkin dan lintasan sepanjang mungkin. Fungsi lain akuifer buatan adalah sebagai filter. Bangunan ABSAH harus tertutup untuk mencegah sinar matahari ke dalam bangunan akuifer buatan dan reservoir. Ketertutupan ini dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya ganggang dan lumut serta untuk menjaga suhu air tetap konstan. Konsep susunan bangunan ABSAH terdiri dari: R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N 4 - 20 2. Bak Pemasukan Air dengan penyaringan bantalan pasir, dimana air yang tertangkap oleh atap bangunan dimasukkan ke dalamnya melalui talang. 3. Bak Akuifer Buatan yang terdiri dari pasir, pasir laut, batu gamping, kerikil, hancuran, bata merah, arang, ijuk dll yang berfungsi untuk memperkaya kandungan mineral dan penyaring. 4. Bak Penyimpan Air atau reservoir. 5. Bak Pengambilan Air dengan penyaring bantalan pasir. Adapun lokasi yang sesuai untuk penerapan ABSAH adalah; 1. Daerah kering karena faktor iklim 2. Daerah sulit air karena faktor geologi: daerah karst lolos air 3. Daerah berair asin, payau, rawa, mengandung Fe dan Mn Tinggi. 4. Daerah puncak bukit. 5. Daerah permukiman yang terpencar atau sistem penyediaan airnya kurang bisa diandalkan. Rencana pengembangan konsep SPAH dan Sistem ABSAH di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut: 1. Daerah Perkotaan Kecamatan Pacitan, SPAH tahun 2010- 2013 2. Kecamatan Donorojo, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 10 desa dilakukan secara bertahap dengan menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap I, tahun 2010-2013 : melayani 3 desa Tahap II, tahun 2014-2018 : melayani 3 desa Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 2 desa Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 2 desa 3. Kecamatan Punung, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 8 desa dilakukan secara bertahap dengan menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap I, tahun 2010-2013 : melayani 2 desa Tahap II, tahun 2014-2018 : melayani 2 desa Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 2 desa Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 2 desa 4. Kecamatan Pringkuku, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 7 desa dilakukan secara bertahap dengan menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap I, tahun 2010-2013 : melayani 2 desa Tahap II, tahun 2014-2018 : melayani 1 desa Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 1 desa Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa 5. Kecamatan Arjosari, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 3 desa dilakukan secara bertahap dengan menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap II, tahun 2014-2018 : melayani 2 desa Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 1 desa 6. Kecamatan Kebonagung, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 1 desa dilakukan dengan menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa 7. Kecamatan Tulakan, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 1 desa dilakukan dengan menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa Berdasarkan rencana tersebut lokasi pengembangan SPAH yang direncanakan akan dikembangkan pada tahun 2010-2013 adalah di Kelurahan Pacitan Kecamatan Pacitan. Sedangkan untuk pengembangan SABSAH pada tahun 2010-2013 dilaksanakan di Desa Kledung Kecamatan Bandar, Desa Temon Kecamatan Arjosari, Desa Losari, Desa Sugihwaras, Desa Gendaran, Desa Tanjunglor. Lokasi SABSAH pada tahun 2014- 2018 terletak di Desa Gayuhan Kecamatan Arjosari, Desa Jetislor Kecamatan Nawangan, Desa Sempu, Desa Gendaran, Desa Mendolo Lor, Desa Pringkuku, Desa Gembuk, Desa Ngumbul, dan Desa Wonodadi Kulon. Tahun 2019-2023 pengembangan dilakukan di Desa Klepu Kecamatan Donorojo, Desa Mendolo Lor Kecamatan Punung, Desa Jlubang, Desa Tulakan, Desa Tanjung Lor. Tahun 2024-2028 Pengembangan SABSAH dilakukan di Desa Kebonsari, Desa Klepu, Desa Dersono, Desa Kebonsari dan Desa Bodag. 4 4 . . 3 3 . . 5 5 R R E E N N C C A A N N A A S S I I S S T T E E M M J J A A R R I I N N G G A A N N P P R R A A S S A A R R A A N N A A L L A A I I N N N N Y Y A A

A. Rencana Sist em Air Limbah