R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
4 - 16
didasar drainase serta menghindari pembuangan sampah ke saluran drainase.
Peningkatan kapasitas bangunan dengan: memperbesar kapasitas bangunan dan meningkatkan
luas penampang lubang sadap 2 Ploso, Pemasangan pintu air atau lubang aliran berukuran kecil di pintu air
Saluran Buk Dekem Sudetan Kali Tani, melebarkan bangunan pelimpah banjir
e me rg e nc y sp illwa y
yang berada di Pintu Klep Kali Teleng dan memfungsikan
kembali pintu klep otomatis untuk menahan intrusi air laut, serta memperbaiki kembali bangunan pelimpah
banjir
e me rg e nc y sp illwa y
dengan menambah lebar pelimpah sebagai modifikasi struktur pelimpah yang
mampu meningkatkan kapasitas alur sungai. 4.
Penanggulangan banjir wilayah sub sistem selatan dilakukan dengan membangun sistem perpompaan di saluran Muso
yaitu di Pulosari dan pemasangan pintu air otomatis dan pintu klep di pintu air buk Muso.
5. Banjir yang terjadi di Wilayah Sub Sistem Timur yang meliputi
wilayah Desa Purworejo, Mentoro, Menadi, Arjowinangun, Sirnoboyo, Kayen dan Sukoharjo ditanggulangi dengan
mengganti pintu-pintu klep otomatis di saluran drainase dengan bahan yang lebih ringan, pemasangan pompa
pengendali banjir dan penyempurnaan saluran-saluran drainasenya.
B. Irig a si
Pembangunan dan pengembangan embung disamping dapat dimanfaatan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, juga dapat
dimanfaatkan untuk sarana irigasi lahan pertanian, meliputi: 37 embung di Kecamatan Donorojo dalam DAS
Baksoko 3 embung di Kecamatan Ngadirojo dalam DAS Lorog
2 embung di Kecamatan Ngadirojo dalam DAS Pagotan
29 embung di Kecamatan Pringkuku dalam DAS Baksoko
7 embung di Kecamatan Pringkuku dalam DAS Baksoko 1 embung di Kecamatan Sudimoro dalam DAS Bawur
2 embung di Kecamatan Sudimoro dalam DAS Lorog 1 embung di Kecamatan Tulakan dalam DAS Grindulu
7 embung di Kecamatan Tulakan dalam DAS Pagotan
Ta b e l 4. 4 Re nc a na Pe m b a ng una n Pe ng e m b a ng a n Em b ung
NO NA MA
EMBUNG DESA
KEC A MA TA N KETERA NG A N
DA S Lua s
ha
1 Sambi Sendang
Donorojo Baksoko
0,84 2
Rejo Sendang Donorojo
Baksoko 0,62
3 Ngrampal Kendal
Donorojo Baksoko
0,71 4
Ayu Sendang Donorojo
Baksoko 0,53
5 Waru Sendang
Donorojo Baksoko
0,30 6
Klangon Kalak Donorojo
Baksoko 0,32
7 Dayakan Sendang
Donorojo Baksoko
0,61 8
Gedongan Sendang Donorojo
Baksoko 1,21
9 Tukul Sekar
Donorojo Baksoko
0,31 10
Pagergunung Sukodono Donorojo Baksoko 0,25
11 Jambu Gendaran
Donorojo Baksoko
0,17 12
Kotlik Sukodono Donorojo Baksoko 0,79
13 Karet Sekar
Donorojo Baksoko
0,05 14
Karet Klepu Donorojo
Baksoko 0,71
15 Garing Gedompol
Donorojo Baksoko 0,37 16
Krajan Cemeng Donorojo
Baksoko 0,91
17 Watulumbu Gendaran
Donorojo Baksoko
0,26 18
Jati Cemeng Donorojo
Baksoko 0,69
19 Tirisan Gedompol
Donorojo Baksoko
0,46 20
Butuh Cemeng Donorojo
Baksoko 0,26
21 Suruh Cemeng
Donorojo Baksoko
0,32 22
Karangsempu Cemeng Donorojo Baksoko 0,47
23 Poso Cemeng
Donorojo Baksoko
1,46 24
Klepu Klepu Donorojo
Baksoko 0,74
25 Nguni 1
Gedompol Donorojo
Baksoko 0,61
26 Boto Gedompol
Donorojo Baksoko
0,60 27
Nguni 2 Klepu
Donorojo Baksoko
0,19 28
Serenan Sawahan Donorojo
Baksoko 0,58
29 Butong Kalak
Donorojo Baksoko
0,59 30
Pethuk Widoro Donorojo
Baksoko 0,19
31 Gemblong Widoro
Donorojo Baksoko
0,43 32
Ngunut Widoro Donorojo
Baksoko 1,44
33 Harjo Widoro
Donorojo Baksoko
1,33 34
Rejo Widoro Donorojo
Baksoko 0,61
35 Tenggar Widoro
Donorojo Baksoko
0,34 36
Jero Widoro Donorojo
Baksoko 0,71
37 Tumpakrejo Sawahan
Donorojo Baksoko 0,39
38 Bapangan Sidomulyo
Ngadirojo Lorog
0,61 39 Kletek
Hadiluwih Ngadirojo
Lorog 1,65
40 Winong Sidomulyo
Ngadirojo Lorog
0,87 41 Lengkong
Sidomulyo Ngadirojo Pagotan
0,32 42 Balong
Sidomulyo Ngadirojo Pagotan
0,41 43 Klueh
Poko Pringkuku Baksoko
0,57 44 Ngemplak
Poko Pringkuku Baksoko
0,62 45 Pangilon
Candi Pringkuku Baksoko
0,41 46 Sumur
Dersono Pringkuku Baksoko
0,30
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
4 - 17
NO NA MA
EMBUNG DESA
KEC A MA TA N KETERA NG A N
DA S Lua s
ha
47 Growong Dersono
Pringkuku Baksoko 0,69
48 Palem Jlubang
Pringkuku Baksoko 0,61
49 Dokbalong Dersono
Pringkuku Baksoko 0,49
50 Wuni Dersono
Pringkuku Baksoko 0,33
51 Plalar Dersono
Pringkuku Baksoko 0,13
52 Kuan Dersono
Pringkuku Baksoko 0,32
53 Gebang Jlubang
Pringkuku Baksoko 0,72
54 Dondong Dersono
Pringkuku Baksoko 1,92
55 Melian Dersono
Pringkuku Baksoko 1,02
56 Tumangan Sobo
Pringkuku Baksoko 10,42 57 Bentis
Watukarung Pringkuku Baksoko
0,67 58 Pelem
Watukarung Pringkuku Baksoko
0,55 59 Jambu
Watukarung Pringkuku Baksoko
0,53 60 Pasiran
Watukarung Pringkuku Baksoko
0,25 61 Tekil
Watukarung Pringkuku Baksoko
0,32 62 Watu
Jlubang Pringkuku Baksoko
0,34 63 Blue
Jlubang Pringkuku Baksoko
0,52 64 Asem
Jlubang Pringkuku Baksoko
0,75 65 Ketro
Watukarung Pringkuku Baksoko
0,64 66 Karet
Watukarung Pringkuku Baksoko
0,79 67 Dokrejo
Dersono Pringkuku Baksoko
1,17 68 Dokpucung
Dersono Pringkuku Baksoko
0,57 69 Ngejring
Watukarung Pringkuku Baksoko
0,89 70 Mati
Watukarung Pringkuku Baksoko
0,33 71 Mati
Dersono Pringkuku Baksoko
0,48 72 Wareng
Wareng Punung
Baksoko 11,02 73
Tritis Sekar
Punung Baksoko 1,13 74
Guyangwarak Kendal Punung Baksoko 8,94
75 Dasar
Piton Punung Baksoko 5,63
76 Gudel
Kendal Punung Baksoko 3,03
77 Banjarejo
Piton Punung Baksoko 1,19
78 Tanggul
Bomo Punung Baksoko 0,56
79 Bakalan Sudimoro
Sudimoro Bawur
0,61 80 Ngepak
Pager Lor
Sudimoro Lorog
1,20 81 Tum
Pager Kidul
Sudimoro Lorog
1,03 82 Petung
Kalikuning Tulakan
Grindulu 2,43
83 Winong Padi
Tulakan Pagotan
0,61 84 Ngemplak
Padi Tulakan
Pagotan 0,40
85 Sono Padi
Tulakan Pagotan
0,65 86 Kowang
Padi Tulakan
Pagotan 0,64
87 Tumpang Padi
Tulakan Pagotan
0,19 88 Kalijagan
Padi Tulakan
Pagotan 0,31
89 Godean Padi
Tulakan Pagotan
0,53
JUMLA H 92,68
Sumb e r: Dina s Bina Ma rg a da n Pe ng a ira n Ka b up a te n Pa c ita n, 2008
Pembangunan dan pengembangan jaringan irigasi yaitu saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air
irigasi khususnya untuk irigasi lahan pertanian beririgasi teknis,:
Pembangunan dan pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder.
Pembangunan dan pengembangan sistem irigasi tersier
oleh perkumpulan petani pemakai air. Terkait dengan penurunan kapasitas air tanah dari waktu
kewaktu karena lingkungan perkotaan yang tumbuh dengan kepadatan yang cenderung meningkat, perlu direncanakan
suatu upaya untuk melakukan pengisian kembali air tanah dengan air hujan yang jatuh di daerah tersebut dengan
melakukan perluasan area resapan air hujan. Air hujan tidak seluruhnya dialirkan ke sungai, namun sebagian dimasukkan ke
dalam tanah melalui sumur-sumur resapan. Hal yang penting dipertimbangkan dalam aplikasi strategi sumur resapan air
hujan disajikan dalam gambar 4.3
G a m b a r 4. 3 Ske m a Pe m b a ng una n Sum ur Re sa pa n A ir Huja n
C . A ir Be rsih
Pengembangan jaringan air bersih di Kabupaten Pacitan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Pemanfaatan sumber air baku saat ini, b. Pola pelayanan air bersih kepada penduduk saat ini,
c. Ketersediaan air baku di daerah yang direncanakan, d. Proyeksi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2028
e. Rencana pola pelayanan air bersih ke penduduk sampai dengan tahun 2028
f. Target MDG 2015 untuk melayani kebutuhan air minum 80 penduduk sampai dengan tahun 2015.
Rencana pelayanan terhadap air bersih berdasarkan kebutuhan air bersih Kabupaten Pacitan sampai Tahun 2028
yaitu sebesar 56.749 m
3
hari atau 506 literdetik, sedapat mungkin dipenuhi dengan mencari alternatif sumber air baku
yang kapasitasnya memadai, diantaranya adalah:
3 meter
Tidak memenuhi syarat 2 cmjam
3 meter Pemeriksaan Tinggi
Muka Air Tanah
Sumur Resapan Air Hujan Sistem Penampungan Air Hujan
Terpusat Waduk dan lan-lain ≥ 2 cmjam
Memenuhi syarat Persyaratan Jarak
Permeabilitas Tanah
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
4 - 18
Pengembangan air permukaan pada sungai di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.
Pengembangan sumber air permukaan lainnya
embung dan mata air di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.
Pengembangan air hujan dengan:
a. Pengembangan Sistem Penampungan Air Hujan
SPAH di kawasan perkotaan Kecamatan Pacitan. b.
Pengembangan Sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan SABSAH di kawasan
perdesaan Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, Arjosari, Kebonagung, Tulakan.
Peningkatan layanan PDAM di seluruh wilayah
Kabupaten Pacitan. Pelayanan air bersih untuk kegiatan non-domestik di Kabupaten
Pacitan adalah sebesar 20 dari kebutuhan air domestik, atau pada tahun 2028 jumlah kebutuhan air untuk kegiatan non-
domestik adalah 19192.6 liter detik.
Ta b e l 4. 5 Re nc a na Ke b utuha n d a n Ta rg e t Pe m e nuha n Ke b utuha n A ir Be rsih
No . Ke c a m a ta n
Untuk Ke g ia ta n Do m e stik, M3 Ha ri
Untuk Ke g ia ta n No n- Do m e stik, Lite r De tik
2013 2018
2028 2013
2018 2028
1 Donorojo
3,411 3,558
5,809 682.2 711.6 1161.8
2 Punung
3,139 4,123
6,832 627.8 824.6 1366.4
3 Pringkuku
2,041 2,131
3,874 408.2 426.2 774.8
4 Pacitan
6,789 8,669
16,359 1357.8 1733.8 3271.8
5 Kebonagung
3,319 3,957
6,460 663.8 791.4 1292
6 Arjosari
2,916 3,494
5,760 583.2 698.8 1152
7 Nawangan
4,126 5,407
8,915 825.2 1081.4
1783 8
Bandar 3,137
3,730 6,060
627.4 746 1212 9
Tegalombo 4,185
5,485 9,043
837 1097 1808.6 10
Tulakan 6,579
8,643 14,321
1315.8 1728.6 2864.2 11
Ngadirojo 3,765
4,984 8,381
753 996.8 1676.2 12
Sudimoro 2,164
2,567 4,149
432.8 513.4 829.8
To ta l 45,144
56,749 95,963
9114.2 11349.6 19192.6
Sumb e r: Ha sil Ana lisis 2008
Saat ini salah satu sumber air yang digunakan sebagai sumber air baku air bersih PDAM adalah air yang berasal dari DAS
Grindulu. Namun mengingat ketersediaan air sangat terbatas dalam kualitas dan kuantitas, maka diperlukan langkah-langkah
pemeliharaan sumber-sumber air di Kabupaten Pacitan harus lebih menjadi prioritas utama dan perlu dicarikannya suatu
solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh kegiatan di Kabupaten Pacitan dan peningkatan
layanan PDAM. Secara khusus kendala teknis yang dihadapi oleh PDAM
Kabupaten Pacitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Pacitan adalah:
Tidak stabilnya pasok air baku, terutama disebabkan
oleh variasi musiman,
Berkurangnya pasok air baku karena penggundulan dan erosi daerah tangkapan air,
Tingginya tingkat kehilangan air,
Rendahnya cakupan pelayanan.
Sumber air baku yang digunakan saat ini oleh PDAM Kabupaten Pacitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
adalah mata air, sumur bor dan air permukaan:
Ta b e l 4. 6 Sum b e r A ir Ba ku ya ng Dim a nfa a tka n O le h PDA M Pa c ita n
No Ke c .
Na m a Sum b e r
Siste m Pe ng o la ha
n Ka p a sita s, Lite r Dtk
Te rp a sa ng
Dim a nfa a t ka n
Id le Ra ta -
ra ta Ke
m a ra u
Ra ta - ra ta
Ke m a
ra u
1 Pacitan Jaten Grafitasi
7,5 5 2,5 2,5 5
Slare Grafitasi 12,5
5 2,5
7,5 10
Nang gungan
Sumur Bor -
- -
- Widoro
Sumur Bor -
- -
- Purworejo IPA
Sungai 40 35
35 5 5 2 Arjosari Tremas
IPA Sungai
5 2,5 2,5 2,5
2,5 3 Kebon
agung Banjarjo Grafitasi
2,5 2
1,5 0,5 1 Kebon
agung IPA
Sungai 5 2,5
2,5 2,5 2,5
4 Dono rojo
Pandan Arum
Perpomp aan
2,5 2,5 1,5 0 1
Belah Sumur Bor
7,5 7,5
5 0 2,5
Karang Endek
Sumur Bor 5
5 5
Dung Banteng
IPA Sungai
7,5 5 5
2,5 2,5
5 Punung Sumbon Sumur Bor
10 10 7,5 0 2,5
Kendal 1 Sumur Bor
7,5 7,5
7,5 Kendal 2
Sumur Bor 4,5
4,5 2,5
2 Masjid Sumur
Bor 7,5 7,5
5 0 2,5
6 Pring kuku
Barong Perpomp aan
7,5 7,5 7,5 0 0
7 Tulakan Kali Putih Grafitasi
2,5 2,5 0 0 2,5
Kali Rendeng
IPA Sungai
5 5 5 0
8 Ngadi rojo
Kali Bedali IPA
Sungai 5 1,5
1,5 3,5 3,5
9 Nawa ngan
Dung Biru Grafitasi
5 5
2 3
Jumlah 149,5
115,5 94
34 55,5
Sumb e r: PDAM Ka b .Pa c ita n
Solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah rawan kekeringan yang tidak memiliki potensi mata air, adalah
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
4 - 19
Pe ta 4. 5 Re nc a na Pe ng e lo la a n A ir Be rsih
dengan mengembangkan pemanfaatan air hujan. Sistem pemanfaatan air hujan dapat dilakukan dengan membangun
Sistem Penampungan Air Hujan SPAH di kawasan perkotaan, dan Sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan ABSAH di
kawasan pedesaan. Jika dikembangkan Sistem PAH dan Sistem ABSAH, maka diperlukan beberapa bangunan sebagai kolam
penampung. Kedua sistem ini pada dasarnya sama yaitu menampung air hujan yang berlebihan di musim hujan dan
dimanfaatkan di musim kemarau pada saat terjadi kekeringan 1.
Pada ABSAH, pembuatan akuifer buatan yang merupakan bangunan penyediaan air baku mandiri
yang dibuat tertutup rapat dengan memanfaatkan air hujan. Air hujan dialirkan ke dalam akuifer buatan
kemudian ditampungdisimpan dalam reservoir. Akuifer buatan mempunyai fungsi utama untuk memperkaya
kandungan mineral di dalam air melalui kontak dengan akuifer selama mungkin, pengaliran selambat mungkin
dan lintasan sepanjang mungkin. Fungsi lain akuifer buatan adalah sebagai filter. Bangunan ABSAH harus
tertutup untuk mencegah sinar matahari ke dalam bangunan akuifer buatan dan reservoir. Ketertutupan ini
dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya ganggang dan lumut serta untuk menjaga suhu air tetap konstan.
Konsep susunan bangunan ABSAH terdiri dari:
R E N C A N A T A T A R U A N G W I L A Y A H K A B U P A T E N P A C I T A N
4 - 20
2. Bak Pemasukan Air dengan penyaringan bantalan pasir,
dimana air yang tertangkap oleh atap bangunan dimasukkan ke dalamnya melalui talang.
3. Bak Akuifer Buatan yang terdiri dari pasir, pasir laut, batu
gamping, kerikil, hancuran, bata merah, arang, ijuk dll yang berfungsi untuk memperkaya kandungan mineral
dan penyaring. 4.
Bak Penyimpan Air atau reservoir. 5.
Bak Pengambilan Air dengan penyaring bantalan pasir. Adapun lokasi yang sesuai untuk penerapan ABSAH adalah;
1. Daerah kering karena faktor iklim
2. Daerah sulit air karena faktor geologi: daerah karst lolos air
3. Daerah berair asin, payau, rawa, mengandung Fe dan Mn
Tinggi. 4.
Daerah puncak bukit. 5.
Daerah permukiman yang terpencar atau sistem penyediaan airnya kurang bisa diandalkan.
Rencana pengembangan konsep SPAH dan Sistem ABSAH di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:
1. Daerah Perkotaan Kecamatan Pacitan, SPAH tahun 2010-
2013 2.
Kecamatan Donorojo, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 10 desa dilakukan secara bertahap dengan
menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap I, tahun 2010-2013
: melayani 3 desa Tahap II, tahun 2014-2018
: melayani 3 desa Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 2 desa
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 2 desa 3.
Kecamatan Punung, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 8 desa dilakukan secara bertahap dengan
menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap I, tahun 2010-2013
: melayani 2 desa Tahap II, tahun 2014-2018
: melayani 2 desa Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 2 desa
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 2 desa 4.
Kecamatan Pringkuku, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 7 desa dilakukan secara bertahap dengan
menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap I, tahun 2010-2013
: melayani 2 desa Tahap II, tahun 2014-2018
: melayani 1 desa Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 1 desa
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa 5.
Kecamatan Arjosari, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 3 desa dilakukan secara bertahap dengan
menerapkan konsep SABSAH, yaitu: Tahap II, tahun 2014-2018
: melayani 2 desa Tahap III, tahun 2019-2023 : melayani 1 desa
6. Kecamatan Kebonagung, untuk mengatasi daerah rawan
kekeringan di 1 desa dilakukan dengan menerapkan konsep SABSAH, yaitu:
Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa 7.
Kecamatan Tulakan, untuk mengatasi daerah rawan kekeringan di 1 desa dilakukan dengan menerapkan
konsep SABSAH, yaitu: Tahap IV, tahun 2024-2028 : melayani 1 desa
Berdasarkan rencana tersebut lokasi pengembangan SPAH yang direncanakan akan dikembangkan pada tahun 2010-2013
adalah di Kelurahan Pacitan Kecamatan Pacitan. Sedangkan untuk pengembangan SABSAH pada tahun 2010-2013
dilaksanakan di Desa Kledung Kecamatan Bandar, Desa Temon Kecamatan Arjosari, Desa Losari, Desa Sugihwaras, Desa
Gendaran, Desa Tanjunglor. Lokasi SABSAH pada tahun 2014- 2018 terletak di Desa Gayuhan Kecamatan Arjosari, Desa
Jetislor Kecamatan Nawangan, Desa Sempu, Desa Gendaran, Desa Mendolo Lor, Desa Pringkuku, Desa Gembuk, Desa
Ngumbul, dan Desa Wonodadi Kulon. Tahun 2019-2023 pengembangan dilakukan di Desa Klepu Kecamatan
Donorojo, Desa Mendolo Lor Kecamatan Punung, Desa Jlubang, Desa Tulakan, Desa Tanjung Lor. Tahun 2024-2028
Pengembangan SABSAH dilakukan di Desa Kebonsari, Desa Klepu, Desa Dersono, Desa Kebonsari dan Desa Bodag.
4 4
. .
3 3
. .
5 5
R R
E E
N N
C C
A A
N N
A A
S S
I I
S S
T T
E E
M M
J J
A A
R R
I I
N N
G G
A A
N N
P P
R R
A A
S S
A A
R R
A A
N N
A A
L L
A A
I I
N N
N N
Y Y
A A
A. Rencana Sist em Air Limbah