PENYELESAIAN BAHASA DAN PERPAJAKAN SANKSI DAN

Atas pemutusan kontrak yang timbul karena salah satu kejadian yang diuraikan dalam huruf a. sampai f. penyedia jasa dimasukkan dalam daftar hitam. 16.6 Prosedur pemutusan kontrak Setelah salah satu pihak menyampaikan atau menerima pemberitahuan pemutusan kontrak, sebelum tanggal berlakunya pemutusan tersebut penyedia jasa harus: a. Mengakhiri pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam pemberitahuan pemutusan kontrak; b. Mengalihkan hak dan menyerahkan semua laporan, desain, spesifikasi, dan perhitungan, baik yang sudah selesai atau selesai sebagian. Pengalihan hak dan penyerahan tersebut harus dilakukan dengan cara dan pada waktu yang ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen; c. Menyerahkan semua fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. 16.7. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan Pasal 16.5., Pejabat Pembuat Komitmen tetap membayar hak penyedia sampai dengan batas tanggal pemutusan. 16.8. Sejak tanggal berlakunya pemutusan kontrak, Pejabat Pembuat Komitmen tidak bertanggung jawab lagi atas pelaksanaan kontrak.

17. PENYELESAIAN

PERSELISIHAN 17.1. Pada prinsipnya penyelesaian perselisihan melalui musyawarah untuk mufakat; 17.2. Jika penyelesaian sebagaimana dimaksud pasal 14.1. di atas tidak tercapai, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan di Pengadilan Negeri Surabaya sesuai dengan Hukum Acara Perdata yang berlaku.

18. BAHASA DAN

HUKUM 18.1. Kontrak dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

19. PERPAJAKAN

19.1. Penyedia jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap semua peraturan perundang- undangan tentang pajak yang berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam penawaran biaya. 19.2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi setelah pembukaan penawaran biaya harus dilakukan penyesuaian.

20. SANKSI DAN

DENDA 20.1. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia jasa, sedangkan ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, karena terjadinya cidera janji terhadap ketentuan yang tercantum dalam kontrak. 20.2. Apabila penyerahan pekerjaan dilakukan melampaui batas waktu yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, maka penyedia jasa dikenakan denda kelambatan untuk setiap satu hari kelambatan sebesar 0,1 satu per seribu dari biaya pelaksanaan pekerjaan dengan jumlah denda kelambatan setinggi- tingginya 5 lima persen dari biaya pelaksanaan pekerjaan; 20.3. Apabila jadwal waktu penyerahan pekerjaan yang telah disepakati ternyata dilampaui, sedangkan pekerjaan secara keseluruhan belum selesai, dan karena sesuatu hal terjadi pemutusan kontrak ini, maka penyedia jasa tetap dikenakan denda tersebut Pasal 20.3. . 20.4. Semua denda tersebut diatas, dapat dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen melalui pemotongan terhadap pembayaran yang diterimakan kepada penyedia jasa. 20.5. Besarnya denda yang dibayar oleh PIHAK PERTAMA atas keterlambatan pembayaran tagihan PIHAK KEDUA sebagaimana tersebut dalam Pasal 5 , adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak. 20.6. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh Pejabat Pembuat Komitmen atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia.

21. KEGAGALAN