Penggunaan analog hidroksi metionin dalam ransum pertumbuhan awal anak jantan sapi holstein
Dalam
terak1;i.r (1969 - 1989)
kurun waktu 20 tahun
i
populasi
sapi
potong
relatif
lambat
perkembangannya
y a i t u hanya dua p e r s e n per t a h u n , sehingga d a p a t
t i h n
dipas-
produksi daging asal ternak t e r s e b u t t i d a k
mampu
masemuhi pemtintaan &stwit &aging yang k a r n y a enam
Smen%l~ra
itu,
sea set-.
h h k a a , tern-
ilrrpor
daging sapi masih d i -
&aging biemtu ti&
k t a r a t&un 1984
sapi (veal).
-
psr-
dan daging
anak
1989 ierpor d a g i w ter-
sebxrt sebesm 0-20 persen dari total proctizksi daging dal ~ a agegerf
I31
yang b e s a m y a mencapai l e b i h dari 900.00Q t o n .
a l a u Jews sapt perah t k s t e i n (FH) berkenzbang
gesat h e m la3u pertadxthn sembilaa persen per tahun.
W r z a dewasa
sekiitp tahunnjra
pe€?=et
lansrk SZLpi) ;bh9t.an.
usaha -*saran
rmenghasilkan 21 000 e h r
RaA ini lnembuka pel-
pe&& antan.
bwi
P e n e l i t i a r t tentang peng-
m n m n sapi FH Jantan untuk penggemukan sudah banyak d i L a b h a .
Pa&
h r W
z2Fhaka
usaha f e d l o t , s a p i ters-
&pat
mein-
har%anf&ih dairi P kz, d € s z i -
k i a n p u l a h a l n y a pada usaha pembesaran
anak umur 4
-
12
bulan. Akan tetapi penggeaukan anak sapi FH Jantan w l a i
dari urnur 0
usaha
-
3 bnlan Zrelum banyak d i l a k u k a n ,
muingat
memproduksi daglng anak sapi muda belum umwn
di-
lakukan d i I n d o n e s i a , padahal h a r g a daping anak s a p i sep e r t i i n i s a n g a t mahal,
Oleh karena i t u d i l a k u k a n impor
daging
anak
sapi. Karena harganya masih
mahal, maka
impor daging tersebut hanya sedikit sekali.
Impor daging anak sapi khusus dilakukan untuk
sumsi
kon-
kalangan tertentu saja y-iitugolongan masyaritkat
.berpenghasilan menengah ke atas. Konsumaen utamanya adalah kalangan restoran bergengsi dan hotel &-tang
di
Indonesia. Peluang memproduksi daging sepertf I t u cukap
besar,
apalagi dengan telah
dicaftangkannya par2aisat-a
sebagai industri, tentu akan ban&
wistawan --%a-
t-.
ra dan nusantara yang memerlukan daging be-u
sering
Dalaui memproduksi daging bermutu tersebat,
di%emui kendala dalam pemeliharaan pedet yakni, stortalitats yang tinggi dan pertumbuhan yang rendah.
ktuk
pertumbuhan yang tinggi perlu masukan &an
capai
lea-
ber-
mar-tu tinggi; nantun pemberirxn pakan diemikian sering ti&
ebnanis.
yakni,
Timbul
bagaimana
pemikiran untuk mengatasi
kalau mutu
ransuw
ha1
pertmbuhan
awal
h-'
[calf starter) diperbaiki dengan cara -iaghtb
dmxgan
i-tn
€EX = 18%)
proteimmpa atenjadi sekitar 18 per=
dan kandungan energi termetabolisasi (ME) sekitar 12 MJ
(Mega Joule)/kg, sesuai
Akan
dengan rekomendasi NBC
(1988).
tetapi membuat ransum pertumbuhan aual yang
meme-
nuhi syarat nutrisi seperti itu sering menghadapi
litan
untuk mendapatkan kandungan energi
sebesar
Selain energi, faktor yang rnenentukan nilai guna
tersebut
adalah kadar protein dan pola
kesu-
asam
itu.
ransurn
aminonya.
Anak sapi yang masih menyusu mernpunyai s i s t e m pencernaan
seperti t e r n a k monogastrik, sehingga kebukupan
protein-
* n y a s a n g a t t e r g a n t u n g d a r i jumlah dan mutu p r o t e i n
ran-
sum yang d i b e r i k a n .
Sirmber
protein
bahan pakan t e r n a k sebagian
besar
berasal d a r i tamman.
BkLbatnya dapat d r p a s t i k a n
bahwa
reakanan
kekurangan asam
tersebat &an
amino
metionin,
karena metionin nterupakan asam m i n o pembatas (yang terk e c i l ~tmlzdmya)placfa baban makanan n a b a t i (Edwards
dan
Hassal, 1971 ; Cooper, 1983).
Percobitan i n i b e r t u b a n menyusun s u a t u ransum
per-
tumbuhan awal bermutu tiaggi rnenggunakan bahan baku yang
lazim
d i p a k a i dan p r o t e f m a d-ikoreksi
sieasi
meticanin.
terhadap
P a d a t e r a a k ruminarrsia,
defi-
baik
maupun s a p i laktasf bedaya p r o d u k s i tinggi,
pedet
kectlkugan,
asam amino i n i p e r l u dipertfmfrangkan,
Dflihat d a r i pola asam @no
merupakan
hari
plasma ( M I , setionin
asam aaiao penrBatas pada anak s a p i
sagtgai d i s a p i h ( W - i f l h m s dan Smith,
Padahal, kegunaan
umur
dua
1975).
3974;
s u a t u p r o t e i n bahan makanan akan
sa-
n g a t d i t e n t u k a n o l e h kandungan asam amino yang t e r k e c i l ,
karena j i k a t i d a k tercukupi ternak t i d a k dapat
berpres-
t a s i s e s u a i m t u genetiknya ( S u t a r d i , 1980).
Metionin
di
mahal s e k a l f hargany-a;
sekarang
p a s a r a n d l - m e t i o n i n , t e t a p i harganya
Mengingat
masih
adanya enzim t r a n s a m i n a s e dalara
beredar
tinggi.
tubuh,
maka
kebutuhan akan metionin dapat dipenuhi oleh
analognya.
Analog hidroksi metionin ternyata lebih,sulit didegrada*si oleh enzim detiometilase rumen, sehingga lebih
efi-
sien pemakaiannya daripada dl-metionin.
Penggunaan AHM dalam ransum pertumbuhan awal dimaksudkan untuk mengoreksi defisiensi metionin.
Takaran
penggunaannya perlu dikaji dengan certrnat karena metionin
bersifat toksik rang dapat merusak hati.
Sehubungan dengan ha1 tersebut df atas, telah dilakukan suatu penelitian untclk menguji penggunaan AHM
lam
ransw pertumbuhn awal pedet FH
jantan
da-
terhadap
prestasi pertumbuhan, aktivitas enzim, parameter metabo-
lit plastna darah, k e l a h a n h a t k , daa komposisi tubuhnya.
1. Anak Jantan S a ~ iHolstein
a
Anak
jantan sapi FH dapat digunakan untuk
mempro-
duksi - d a g i n g bermutu tinggi (daging sapi muda),
daging
yang diperoleh d a r i pembesaran anak
1980).
Kens- utamanya adalah dark kalangan
yaitu
(Roy,
sapi
tertentu
seperti hotel dan restoran-restoraa besar. h g i n g tersebut rendah bandungan le&
jenuhya (Muran et al . , 1987).
Di negara yang maju peterrtakaxi sapi gerahya, usaha memprohksi daging seperti tersebut di atas dapat
dengan usaha sapi dan kerbau &aging
Di
rah.
(Parakkasi, 1987).
Inggris misalnya, pernak sekitar 75 persen
daging
konsumsi
sapi rakyatrrya berasal darf peternakan sapi
kirakan 20 000 ekor anak sapi
y-ang ciipahma;
dalam
daging anak sapi (veal) rJan meaghasilban
1 SO0 ton.
D i Australia, setiap tabun
ekor anak sapi d+e-
-
pe-
m CH Znggris RaJra diper-
Roy (1980) melaporkan b
tegori
bersaing
ka-
daging
dipotong 1 500
konssr-rask &aging veal setiap tahun-
.
1987).
DI
Indonesia, usaha ini telah mulai dirintis oleh P.T.
Ka-
nya
sekitar 3
4 kg/$rtpita (Wzaa et af ,
riyana Gita Utama di Cicurug
pernotongan
-
Sukabumi, dengan
jumlah
setiap tahunnya paliag sedikit 100 ekor
ngan persentase karkas 50 persen.
de-
2. Peme-raan
Anak
h a k SapF
sapi ditempatkan dalam
kandang pemeliharaan
gnak (hutches). Hasil penelitian Friend et al.
(1987),
membuktikan
hutches
bahwa anak sapi yang dipelihara di
tidak menunjukkan perubahan tingkah laku dan karakteristik fisiologis berupa
stres kronis diban-dingkan dengan
anak sapi yang dipelihara dalaat kandang selain hutchesHasil
survai Heinrichs et al .
( 1987)
teAa&p
peternak
sapi di Pensylvania memperlihatkan bahwa sebagian besar
peternak menggunakan hutches sebagai
sapinya. Ukuran hutches adel&
anak
€.empat
peselitbaraan
tinggi 1.2 meter,
lebar 1.2 meter, dan pandang 2.4 meter.
Pemeliharaan anak sap& yang baFk
ahan arenentukan
keberhasilan suatu usaha peternrah, OEarcfna &a
periode
ini banyak terjadi kematian (Fziend e* al ,, fm7; Chase
dan Sniffen, 1989). Mennrat Sudom
terak1;i.r (1969 - 1989)
kurun waktu 20 tahun
i
populasi
sapi
potong
relatif
lambat
perkembangannya
y a i t u hanya dua p e r s e n per t a h u n , sehingga d a p a t
t i h n
dipas-
produksi daging asal ternak t e r s e b u t t i d a k
mampu
masemuhi pemtintaan &stwit &aging yang k a r n y a enam
Smen%l~ra
itu,
sea set-.
h h k a a , tern-
ilrrpor
daging sapi masih d i -
&aging biemtu ti&
k t a r a t&un 1984
sapi (veal).
-
psr-
dan daging
anak
1989 ierpor d a g i w ter-
sebxrt sebesm 0-20 persen dari total proctizksi daging dal ~ a agegerf
I31
yang b e s a m y a mencapai l e b i h dari 900.00Q t o n .
a l a u Jews sapt perah t k s t e i n (FH) berkenzbang
gesat h e m la3u pertadxthn sembilaa persen per tahun.
W r z a dewasa
sekiitp tahunnjra
pe€?=et
lansrk SZLpi) ;bh9t.an.
usaha -*saran
rmenghasilkan 21 000 e h r
RaA ini lnembuka pel-
pe&& antan.
bwi
P e n e l i t i a r t tentang peng-
m n m n sapi FH Jantan untuk penggemukan sudah banyak d i L a b h a .
Pa&
h r W
z2Fhaka
usaha f e d l o t , s a p i ters-
&pat
mein-
har%anf&ih dairi P kz, d € s z i -
k i a n p u l a h a l n y a pada usaha pembesaran
anak umur 4
-
12
bulan. Akan tetapi penggeaukan anak sapi FH Jantan w l a i
dari urnur 0
usaha
-
3 bnlan Zrelum banyak d i l a k u k a n ,
muingat
memproduksi daglng anak sapi muda belum umwn
di-
lakukan d i I n d o n e s i a , padahal h a r g a daping anak s a p i sep e r t i i n i s a n g a t mahal,
Oleh karena i t u d i l a k u k a n impor
daging
anak
sapi. Karena harganya masih
mahal, maka
impor daging tersebut hanya sedikit sekali.
Impor daging anak sapi khusus dilakukan untuk
sumsi
kon-
kalangan tertentu saja y-iitugolongan masyaritkat
.berpenghasilan menengah ke atas. Konsumaen utamanya adalah kalangan restoran bergengsi dan hotel &-tang
di
Indonesia. Peluang memproduksi daging sepertf I t u cukap
besar,
apalagi dengan telah
dicaftangkannya par2aisat-a
sebagai industri, tentu akan ban&
wistawan --%a-
t-.
ra dan nusantara yang memerlukan daging be-u
sering
Dalaui memproduksi daging bermutu tersebat,
di%emui kendala dalam pemeliharaan pedet yakni, stortalitats yang tinggi dan pertumbuhan yang rendah.
ktuk
pertumbuhan yang tinggi perlu masukan &an
capai
lea-
ber-
mar-tu tinggi; nantun pemberirxn pakan diemikian sering ti&
ebnanis.
yakni,
Timbul
bagaimana
pemikiran untuk mengatasi
kalau mutu
ransuw
ha1
pertmbuhan
awal
h-'
[calf starter) diperbaiki dengan cara -iaghtb
dmxgan
i-tn
€EX = 18%)
proteimmpa atenjadi sekitar 18 per=
dan kandungan energi termetabolisasi (ME) sekitar 12 MJ
(Mega Joule)/kg, sesuai
Akan
dengan rekomendasi NBC
(1988).
tetapi membuat ransum pertumbuhan aual yang
meme-
nuhi syarat nutrisi seperti itu sering menghadapi
litan
untuk mendapatkan kandungan energi
sebesar
Selain energi, faktor yang rnenentukan nilai guna
tersebut
adalah kadar protein dan pola
kesu-
asam
itu.
ransurn
aminonya.
Anak sapi yang masih menyusu mernpunyai s i s t e m pencernaan
seperti t e r n a k monogastrik, sehingga kebukupan
protein-
* n y a s a n g a t t e r g a n t u n g d a r i jumlah dan mutu p r o t e i n
ran-
sum yang d i b e r i k a n .
Sirmber
protein
bahan pakan t e r n a k sebagian
besar
berasal d a r i tamman.
BkLbatnya dapat d r p a s t i k a n
bahwa
reakanan
kekurangan asam
tersebat &an
amino
metionin,
karena metionin nterupakan asam m i n o pembatas (yang terk e c i l ~tmlzdmya)placfa baban makanan n a b a t i (Edwards
dan
Hassal, 1971 ; Cooper, 1983).
Percobitan i n i b e r t u b a n menyusun s u a t u ransum
per-
tumbuhan awal bermutu tiaggi rnenggunakan bahan baku yang
lazim
d i p a k a i dan p r o t e f m a d-ikoreksi
sieasi
meticanin.
terhadap
P a d a t e r a a k ruminarrsia,
defi-
baik
maupun s a p i laktasf bedaya p r o d u k s i tinggi,
pedet
kectlkugan,
asam amino i n i p e r l u dipertfmfrangkan,
Dflihat d a r i pola asam @no
merupakan
hari
plasma ( M I , setionin
asam aaiao penrBatas pada anak s a p i
sagtgai d i s a p i h ( W - i f l h m s dan Smith,
Padahal, kegunaan
umur
dua
1975).
3974;
s u a t u p r o t e i n bahan makanan akan
sa-
n g a t d i t e n t u k a n o l e h kandungan asam amino yang t e r k e c i l ,
karena j i k a t i d a k tercukupi ternak t i d a k dapat
berpres-
t a s i s e s u a i m t u genetiknya ( S u t a r d i , 1980).
Metionin
di
mahal s e k a l f hargany-a;
sekarang
p a s a r a n d l - m e t i o n i n , t e t a p i harganya
Mengingat
masih
adanya enzim t r a n s a m i n a s e dalara
beredar
tinggi.
tubuh,
maka
kebutuhan akan metionin dapat dipenuhi oleh
analognya.
Analog hidroksi metionin ternyata lebih,sulit didegrada*si oleh enzim detiometilase rumen, sehingga lebih
efi-
sien pemakaiannya daripada dl-metionin.
Penggunaan AHM dalam ransum pertumbuhan awal dimaksudkan untuk mengoreksi defisiensi metionin.
Takaran
penggunaannya perlu dikaji dengan certrnat karena metionin
bersifat toksik rang dapat merusak hati.
Sehubungan dengan ha1 tersebut df atas, telah dilakukan suatu penelitian untclk menguji penggunaan AHM
lam
ransw pertumbuhn awal pedet FH
jantan
da-
terhadap
prestasi pertumbuhan, aktivitas enzim, parameter metabo-
lit plastna darah, k e l a h a n h a t k , daa komposisi tubuhnya.
1. Anak Jantan S a ~ iHolstein
a
Anak
jantan sapi FH dapat digunakan untuk
mempro-
duksi - d a g i n g bermutu tinggi (daging sapi muda),
daging
yang diperoleh d a r i pembesaran anak
1980).
Kens- utamanya adalah dark kalangan
yaitu
(Roy,
sapi
tertentu
seperti hotel dan restoran-restoraa besar. h g i n g tersebut rendah bandungan le&
jenuhya (Muran et al . , 1987).
Di negara yang maju peterrtakaxi sapi gerahya, usaha memprohksi daging seperti tersebut di atas dapat
dengan usaha sapi dan kerbau &aging
Di
rah.
(Parakkasi, 1987).
Inggris misalnya, pernak sekitar 75 persen
daging
konsumsi
sapi rakyatrrya berasal darf peternakan sapi
kirakan 20 000 ekor anak sapi
y-ang ciipahma;
dalam
daging anak sapi (veal) rJan meaghasilban
1 SO0 ton.
D i Australia, setiap tabun
ekor anak sapi d+e-
-
pe-
m CH Znggris RaJra diper-
Roy (1980) melaporkan b
tegori
bersaing
ka-
daging
dipotong 1 500
konssr-rask &aging veal setiap tahun-
.
1987).
DI
Indonesia, usaha ini telah mulai dirintis oleh P.T.
Ka-
nya
sekitar 3
4 kg/$rtpita (Wzaa et af ,
riyana Gita Utama di Cicurug
pernotongan
-
Sukabumi, dengan
jumlah
setiap tahunnya paliag sedikit 100 ekor
ngan persentase karkas 50 persen.
de-
2. Peme-raan
Anak
h a k SapF
sapi ditempatkan dalam
kandang pemeliharaan
gnak (hutches). Hasil penelitian Friend et al.
(1987),
membuktikan
hutches
bahwa anak sapi yang dipelihara di
tidak menunjukkan perubahan tingkah laku dan karakteristik fisiologis berupa
stres kronis diban-dingkan dengan
anak sapi yang dipelihara dalaat kandang selain hutchesHasil
survai Heinrichs et al .
( 1987)
teAa&p
peternak
sapi di Pensylvania memperlihatkan bahwa sebagian besar
peternak menggunakan hutches sebagai
sapinya. Ukuran hutches adel&
anak
€.empat
peselitbaraan
tinggi 1.2 meter,
lebar 1.2 meter, dan pandang 2.4 meter.
Pemeliharaan anak sap& yang baFk
ahan arenentukan
keberhasilan suatu usaha peternrah, OEarcfna &a
periode
ini banyak terjadi kematian (Fziend e* al ,, fm7; Chase
dan Sniffen, 1989). Mennrat Sudom