19. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan tambahan atas jumlah
retribusi yang telah ditetapkan. 20. Surat ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah retribusi lebih dari Retribusi yang terutang atau tidak
seharusnya terutang. 21.
Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sangksi administrasi berupa
bunga atau denda. 22.
Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap SKRD,SKRDKB, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi.
23. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumoulkan mengelolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
Retribusi Daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Perundangundangan Retribusi Daerah.
24. Penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yan selanjutnya disebut Penyidik,
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak Pidana dibidang Retribisi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Rumah Pemotongan Hewan dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak termasuk
pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong.
Pasal 3
Obyek Retribusi adalah pelayanan penyedian fasilitas rumah pemotongan hewan yang meliputi :
a. Pemakaian kandang karantina; b. Pemeriksaan kesehatan ternak sebelum dipotong;
c. Pemakaian tempat pemotongan; d. Pemakaian tempat pelayuan daging;
e. Pelayanan pengangkutan daging dari rumah potong.
Pasal 4
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak.
PERATURAN DAERAH NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG RUMAH PEMOTONGAN HEWAN
5
BAB III GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Rumah Pemotongan Hewan digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha.
BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan, jenis ternak serta jumlah ternak yang akan dipotong.
BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN
TARIF RETRIBUSI Pasal 7
Prinsip dan sasaran dalam Penetapan besarnya tarif didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh
pengusaha swasta sejenis yang berprofesi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 8
1 Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan, jenis ternak dan jumlah ternak.
2 Besaran tarif ditetapkan sebagai berikut : Jenis Pelayanan
Jenis Ternak Tarif
PERATURAN DAERAH NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG RUMAH PEMOTONGAN HEWAN
6
Pemeriksaan Kesehatan Ternak sebelum dipotong
Pemakaian KandangKarantina
Pemakaian Tempat Pemotongan
Pemakaian Tempat Pelayuan Daging
Pelayanan Pengangkutan Daging dari Rumah Potong Hewan
Sapi Kerbau B a b i
Kambing Domba
Sapi Kerbau B a b i
Kambing Domba
Sapi Kerbau B a b i
Kambing Domba
Sapi Kerbau Kambing Domba
B a b i
SapiKerbauKambing Babi
Rp. 4.000 ekor Rp. 4.000 ekor
Rp. 1.500 ekor
Rp. 4.000 ekor Rp. 2.500 ekor
Rp. 2.000 ekor
Rp. 5.000 ekor Rp. 3.500 ekor
Rp. 2.500 ekor
Rp. 17.000 ekor Rp. 4.000 ekor
Rp. 10.000 ekor
Rp. 2.000 km
3 Dalam hal tarif pasar yang berlaku sulit ditemukan, maka tarif ditetapkan sebagai jumlah pembayaran per satuan unit pelayanan jasa yang merupakan jumlah unsur
unsur tarif yang meliputi : a. Unsur biaya per satuan penyedian jasa;
b. Unsur keuntungan yang dikehendaki per satuan jasa. 4 Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf a meliputi :
a. Biaya operasional langsung, yang meliputi biaya belanja pegawai termasuk pegawai tidak tetap., belanja barang, belanja pemeliharaan, sewa tanah dan bangunan,
biaya listrik dan semua biaya rutinperiodik lainnya yang berkaitan langsung dengan penyedian jasa;
b. Biaya tidak langsung yang meliputi biaya administrasi umum dan biaya lainnya yang mendukung penyedian jasa;
c. Biaya Modal yang berkaitan dengan tersedianya aktiva tetap dan aktiva lainnya yang berjangka menengah dan panjang yang meliputi angsuran dan bunga
pinjaman nilai sewa tanah dan bangunan serta penyusutan aset; d. Biayabiaya lainnya yang berhubungan dengan penyedian jasa, seperti bunga atas
pinjaman jangka pendek. 5 Keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf b ditetapkan dalam
persentase tertentu dari total biaya sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dan dari modal.
PERATURAN DAERAH NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG RUMAH PEMOTONGAN HEWAN
7
6 Dilarang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain diluar yang ditetapkan dalan Peraturan Daerah ini.
BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN