Metode Penelitian Definisi Operasional

Marwan, 2014 Induktif Matematis Dengan Menggunakan Pendekatan Problem-Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen. Metode penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang peningkatan kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas VI SD dengan menggunakan pendekatan problem-based learning pada pembelajaran metematika.

D. Definisi Operasional

Menurut Azwar 1996 definisi operasional merupakan suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik variabel tersebut yang diamati. Definisi operasional dapat dirumuskan berdasarkan proses apa yang harus dilakukan agar variabel yang didefinisikan itu terjadi. Agar tidak terjadi salah penafsiran atau pengertian, maka diperlukan penjelasan dari komponen-komponen yang terdapat dalam penelitian ini, penjelasan tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Penalaran matematik menurut Mullis dalam Suryadi 2012: 22-23 yaitu suatu tahapan berpikir matematik tingkat tinggi yang mencakup kemampuan menemukan konjektur, analisis, evaluasi, generalisasi, koneksi, sintesis, pemecahan masalah tidak rutin, dan jastifikasi atau pembuktian. Penalaran induktif matematis adalah merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berfikir matematik untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang bersifat umum general berdasar pada beberapa pernyataan khusus yang diketahui benar atau kemampuan yang harus dukuasai siswa untuk menarik sebuah kesimpulan berdasarkan sejumlah kasus atau beberapa contoh yang ada. Marwan, 2014 Induktif Matematis Dengan Menggunakan Pendekatan Problem-Based Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Menurut Herman 2006: 59 Problem-based learning pembelajaran berbasis masalah mengubah pandangan proses belajar mengajar dari guru mengajar ke siswa belajar. Dalam pengajaran tradisional, siswa menganggap guru adalah ahli dalam segala hal atau sebagai sumber pengetahuan. Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk bekerja secara cooperative dan menjadi bagian dari kelompok cooperative learning. Kunci keberhasilan PBL terletak pada kemampuan dan kemauan siswa untuk bekerja secara efektif dalam memecahkan masalah. Dalam pembelajaran kelomppok kecil ini, siswa didorong untuk dapat bekerja secara cooperatif, mengkondisikan pikiran dan usahanya untuk menyelesaikan tugas kelompok. Keuntungan yang dapat diperoleh dari pembelajaran seperti ini dapat dirasakan oleh siswa yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan kurang. Siswa yang berkemampuan tinggi dapat bertindak sebagai tutor bagi siswa yang berkemampuan kurang. Siswa kelompok atas ini kemampuannya menjadi lebih baik dan lengkap karena ia harus mengkomunikasikannya dengan baik kepada teman sendiri. Moffit dalam Depdiknas Rusman, 2011: 241 mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatau konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.

E. Intrumen Penelitian