Latar Belakang Munculnya Gerakan Demokrasi Pada Zaman Meiji di Jepang Gerakan Demokrasi Dipimpin Oleh Bekas Samurai Shizoku Minken

pakaian Eropa. Melihat keadaan tersebut sehingga pemerintah menetapkan undang- undang bahwa pakaian seragam dan pakaian resmi harus menggunakan kostum ala Eropa.

2.3. Latar Belakang Munculnya Gerakan Demokrasi Pada Zaman Meiji di Jepang

Pada permulaan zaman Meiji yang dipimpin oleh Tenno yang pada saat itu masih sangat muda. Karena hal tersebut maka yang memegang kekuasaan pemerintahan adalah Samurai shizoku yang tersisa pada zaman pemerintahan Tokugawa. Karena samurai yang berkuasa dalam pemerintahan yang hanya mempentingkan golongan tertentu maka masyarakat yang mengalami ketidakmerataan keadilan sehingga kalangan pemuda terpelajar yang pernah belajar di Eropa maupun Amerika mengadakan pergerakan yang disebut pergerakan demokrasi. Pergerakan tersebut membentuk partai politik. Salah satunya Itagaki Taisuke yang membentuk partai politik jiyu-to yang didukung oleh para samurai dari Tosa di Shisoku, para pedagang kaya dan petani pembayar pajak. Partai lain yang dibentuk oleh Okuma Shigenobu yang memperoleh dukungan dari kalangan business. Kedua partai tersebut melakukan tiap-tiap pergerakan demokrasi dan sangat berpengaruh terhadap kepartaian Jepang sekarang. Universitas Sumatera Utara

BAB III GERAKAN-GERAKAN DEMOKRASI PADA ZAMAN MEIJI DI JEPANG

3.1. Gerakan Demokrasi Dipimpin Oleh Bekas Samurai Shizoku Minken

Gerakan demokrasi dipimpin oleh golongan bekas samurai merupakan awal dari semua pergerakan demokrasi di Jepang. Gerakan ini muncul karena perbedaan pendapat antara pemimpin dalam pemerintahan olarkhi mengenai politik luar negeri dengan Korea. Pergolakan ini terjadi di Tokyo di daerah Satsuma yang merupakan pusat pemerintahan. Pergolakan ini mengakibatkan beberapa pemimpin dalam pemerintahan olarki menyerahkan jabatannya kepada pemerintah. Para pemimpin yang meyerahkan jabatannya ini melakukan pergerakan demokrasi di daerah asalnya masing-masing. Para mantan pieminpin ini adalah Itagaki Taisuke yang berasal dari Tosa di Shikoku dan Saigo Takamori di kagoshima. Sehingga pergerakan demokrasi menyebar ke daerah Tosa dan Kagoshima. Pegerakan demokrasi yang dilaksakan oleh Itagaki Taisuke berupa dalam bidang politik. Ia mengkritik pemerintahan Meiji dalam keputusan pemerintah mengenai peraturan wajib militer, dan pembaharuan pajak tanah yang merugikan semua golongan masyarakat. Itagaki menuntut agar pemerintahan Meiji membuka parlemen yang berdasarkan pemilihan umum, ia juga meminta bantuan pada tiap golongan, masyarkat sehingga pergerakan demokrasi yang diprakarsai Itagaki didanai oleh para bekas samurai, pedagang kaya kota, dan petani kaya. Tujuan dari pergerakan demokrasi itagaki adalah agar pamerintah menetapkan pemerintahan yang berundang-undang dasar yang tidak merugikan setiap golongan masyarakat. Pergerakan demokrasi oleh Saigo Takamori yang diterjadi di Kagoshima dalam bentuk pemberontakan, ia mengkritik pemerintah hanya pada peraturan wajib militer, ini disebabkan oleh Saigo merupakan mantan samurai yang masih Universitas Sumatera Utara memakai prinsip samurai lama. Sehingga Saigo melakukan pergerakan demokrasi dalam bentuk pemberontakandi Kagoshima. Yang mendanai segala pemberontkan adalah para mantaan samurai yang menduung pergerakan yang direncanaka oleh Saigo. Mereka menuntut agar pemerintah mengembalikan kekuasaa kemiliteran kepada mantan samurai. Sehingga terjadilah pemberontakan yang disebut pemberontakaan Barat Daya. Pada pemberontakan ini Saigo melakukan berbagai penyerangan terhadap pihak pemerintah, yang pada akhirnya kelompok Saigo diserang dan dibunuh oleh tentara pemerintah. Maka karena itu keputusan pemerintah mengenai peraturan wajib militer dianggap sudah syah dan ditermas oleh aetiap golongan masyarakat. Kerena dipatahkanya pemberontakan Barat Daya kelas shizoku mengalami kemunduran yang sangat nenentukan dan tokoh pergerakan berngsur dimbil alih oleh kelas gono petani miskin yang selanjutnnya akan dijelaskan dalm sub bab selanjutnya.

3.2. Gerakan Demokrasi Oleh Golongan Petani Kaya Gono Minken.