Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan dan Sol
(solum) yang berarti tanah, sehingga Inceptisol berarti tanah pada tingkat
perkembangan permulaan (Sandrawati dkk, 2007). Tanah Inceptisol memiliki
kandungan P-potensial rendah sampai tinggi, pH tanah yang masam sampai agak
masam (pH 4,5-5,5) dan kandungan bahan organik rendah sampai sedang. Oleh
karena itu, tanah Inceptisol memiliki beberapa kendala untuk dikembangkan
dalam budidaya pertanian di Indonesia (Siregar dkk, 2015).
Syahputra dalam Kasno (2009) menyatakan bahwa salah satu kendala
yang dihadapi pada tanah Inceptisol adalah tingkat kesuburan tanahnya yang
rendah dengan karakteristik pH rendah dan ketersediaan unsur hara nitrogen(N),
fosfor (P), dan kalium (K) rendah, bereaksi masam dengan pH 4.5- 5.5, dan
kejenuhan basa dari rendah sampai sedang.
Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman dalam jumlah yang cukup besar. Menurut Hanafiah (2005), ketersediaan
P dalam tanah dipengaruhi oleh bahan induk tanah, reaksi tanah (pH), C-organik
tanah, dan tekstur tanah. Tanaman menyerap P dari larutan tanah dalam bentuk
ion orthofosfat primer (H2PO4), dan ion orthosfosfat sekunder (HPO42-). Karena
ketersediaannya di dalam tanah, khususnya pada tanah masam yang terbatas,maka
perlu dilakukan upaya penambahan pupuk kimia P guna meningkatkan

ketersediaan P di dalam tanah.
Dewasa ini pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik atau pupuk
buatan semakin meningkat. Bila hal ini berlangsung terus dapat menyebabkan

Universitas Sumatera Utara

2

terjadinya ketidakseimbangan hara di dalam tanah, dan rusaknya struktur tanah,
sehingga dapat menurunkan produktivitas tanah pertanian. Selain itu harga pupuk
di pasaran cukup mahal sehingga tidak sedikit petani memberikan pupuk dalam
jumlah yang lebih sedikit sehingga tanaman menjadi kekurangan unsur hara dan
akan

berdampak

terhadap

penurunan


produksi.

Salah

satu

alternatif

penanggulangannya adalah dengan pemberian bahan organik seperti pemberian
pupuk kandang ke dalam tanah.
Menurut Novizan (2004) pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari
kotoran hewan yang tercampur dengan sisa makanan dan urine yang didalamnya
mengandung unsur hara N, P, dan K yang dapat digunakan untuk memperbaiki
kesuburan tanah. Lebih jauh Winarso (2005) menjelaskan pemberian pupuk
kandang akan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan air,
dan meningkatkan kehidupan biologi tanah.
Pupuk kandang sapi adalah salah satu bahan organik yang memiliki
kandungan

hara


yang

mendukung

kesuburan

tanah

dan

pertumbuhan

mikroorganisme di dalam tanah. Pemberian pupuk kandang sapi selain dapat
meningkatkan ketersediaan unsur hara, juga dapat mendukung pertumbuhan
mikroorganisme

serta

mampu


memperbaiki

struktur

tanah

(Hermawansyah, 2013).
Berdasarkan uraian di atas Peneliti tertarik untuk mengaplikasikan
pupukSP-36 dan pupuk kandang sapi terhadap ketersediaan dan serapan Fosfor
serta pertumbuhan tanaman Jagung (Zea mays L.) pada tanah Inceptisol Kwala
Bekala.

Universitas Sumatera Utara

3

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk SP-36 dan pupuk kandang
sapi serta interaksinya terhadap ketersediaan dan serapan P serta pertumbuhan

tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah Inceptisol Kwala Bekala.
Hipotesis Penelitian
-

Aplikasi pupuk SP-36 dapat meningkatkan ketersediaan P pada tanah
Inceptisol Kwala Bekala dan serapan P serta pertumbuhan tanaman
jagung (Zea mays L.)

-

Aplikasi pupuk kandang sapi dapat meningkatkan ketersediaan P pada
tanah Inceptisol Kwala Bekala dan serapan P serta pertumbuhan tanaman
jagung (Zea mays L.)

-

Interaksi antara pupuk SP-36 dan pupuk kandang sapi dapat meningkatkan
ketersediaan P pada tanah Inceptisol Kwala Bekala dan serapan P serta
pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.)


Kegunaan Penelitian
Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar
sarjanadi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, dan sebagai
sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Aplikasi Pupuk SP-36 Dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan Dan Serapan Fosfor Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L)Pada Ultisol Kwala Bekala

2 68 46

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 7 63

Aplikasi Pupuk Organik Cair Dari Sabut Kelapa dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan dan Serapan Kalium Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

1 9 54

Dampak Pemberian Pupuk TSP dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap aaKetersediaan dan Serapan Fosfor Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada aaTanah Inceptisol Kwala Bekala

0 3 59

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 2 10

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 8

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 16

Aplikasi Pupuk Organik Cair Dari Sabut Kelapa dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Ketersediaan dan Serapan Kalium Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung Pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 10