Bandung science center
(2)
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Hadi Septian Noviana
NIM : 10409026
Program Studi : Teknik Arsitektur
Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan dari hasil karya orang lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan keidak benaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai denga aturan yang berlaku.
(3)
(4)
Data Pribadi / Personal Details Nama
Jenis kelamin
Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Status
Tinggi, berat badan Kesehatan
Agama
Alamat lengkap
Telepon, HP E-mail / Website
: Hadi Septian Noviana., S.T : Laki - Laki
: Bandung, 9 November 1991 : Indonesia
: Belum Kawin : 175 cm, 54 kg : Baik
: Islam
:JL.Cibeunying kolot Rt 01 / Rw 21 Kel. Sadang Serang Kec. Coblong. Bandung, 40133
: 08997945145 / 081222203891
: [email protected] / [email protected]
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan / Educational and Professional Qualification » Formal
Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan Jenjang IPK
1997 - 2003 SD N Neglasari 5, Bandung - - -
2003 - 2006 SMP Nasional, Bandung - - -
2006 - 2009 SMK Negeri 5, Bandung Teknik Konstruksi
Batu dan Beton - - 2009 - 2013 Universitas Komputer Indonesia ARSITEKTUR S1 3.10
(5)
Kursus Program AutoCAD, 3ds Max, Photoshop. (SMK)
Mengikuti Praktek Kerja Lapangan di PT. GAN Properti. (SMK) Peserta Pelatihan Siswa SMK Keahlian Teknik Survey Pemetaan
Dinas Pendidikan Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan (SMK) Mengikuti Seminar “Urban Vernacular” di UNIKOM.
Panitia Seminar “Bandung and Schoemaker” di UNIKOM. Panitia Seminar “Out Of The Box“ di UNIKOM.
Wakil ketua Observation Tirip ke – 6 Archsteel and Scapetour
Mengikuti Seminar “Building Information Modeling The Future Of Design” di UNIKOM.
Mengikuti Kuliah Umum Geologi di UNIKOM. Mengikuti Seminar “Past and Future” di UNIKOM.
Mengikuti “Extra Large Workshop” dalam rangka Pemecahan Rekor Muri dengan Peserta Terbanyak dan Waktu Terlama Merakit dan Instalasi PC di UNIKOM.
Mengikuti Seminar Nasional “Desain Sekolah Aman Bencana” Artefak Gedung Balai Pertemuan UPI.
Mengikuti Seminar Hari Tata Ruang Nasional “Green City For a Better Life” di Universitas Islam Bandung.
Kemampuan / Skill
1. Program AutoCAD.
2. Program 3d Sketchup, Render Vray, Podium . 3. Program Adobe Photoshop.
4. Program Corel Draw. 5. Program Lumion.
6. Program Adobe Ilustator. 7. Program Microsoft office.
(6)
Tahun : 2009 Instansi / Perusahaan : Freelance
Posisi : Drafter
2.
Tahun : 2010 - 2011
Instansi / Perusahaan : 3OS Gope Studios Architect
Posisi : Junior Architect
3.
Tahun : 2011 - 2012
Instansi / Perusahaan : PT. Atlas Primarco
Posisi : Freelance Junior Architect
4.
Tahun : 2012 - 2012
Instansi / Perusahaan : Rampakasli
Posisi : Junior Architect
5.
Tahun : 2012 - 2013
Instansi / Perusahaan : PT. Hema Cipta Kreastika & Baskoro tedjo Associats Baskoro tedjo Associates
Posisi : Junior Architect
Demikian CV ini saya buat dengan sebenar – benarnya.
Hormat saya,
(7)
BANDUNG
–
JAWA BARAT
Tema
EFISIENSI ENERGI
LAPORAN PERANCANGAN AR 38313 S – STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER VIII TAHUN 2012/2013
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
HADI SEPTIAN N
104.09.026
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTERUNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA TAHUN 2012/2013
(8)
iii
Ahamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta. Dan sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikutnya yang setia sampai hari akhir nanti. Karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana.
Pada kesempatan ini ucapkan terima kasih kepada: 1. Allah SWT atas limpahan rahmatnya.
2. Ibu yang telah mendukung, memberikan masukan – masukan dan doa selama ini dan Alm. Bapak.
3. Dr. Andi Harapan Siregar, ST.,M.T selaku pembimbing studio tugas akhir yang telah meluangkan waktu hingga laporan ini selesai.
4. Dr. Salmon P. Martana, S.T., M.T. selaku ketua program studi Arsitektur. 5. Ir. Dhini Dewiyanti T., M.T selaku koordinator tugas akhir yang memberikan
arahan selama tugas akhir berlangsung.
6. Dosen penguji yang telah memberikan masukan pada tugas akhir ini.
7. Rekan – rekan lainnya yang selalu mengajarkan dan mendukung sehingga kemampuan berkembang.
Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari kesempurnaan dan akan memiliki hal-hal yang belum sempat saya perbaiki, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Komputer Indonesia.
Bandung, 24 Agustus 2013
(9)
iv
LEMBAR PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3 Perumusan Masalah ... 3
1.4 Metode Pembahasan ... 4
1.5 Kerangka Berfikir ... 5
1.6 Sistematika Laporan ... 6
BAB II DESKRIPSIPROYEK ... 7
2.1. Gambaran Umum ... 8
2.2..Pengguna ... 10
2.3. Program Kegiatan ... 10
2.4. Kebutuhan Ruang ... 11
2.5. Kriteria Umum Perancangan ... 12
2.6. Studi Literatur ... 13
(10)
iv
2.7.2 Pusat Peraga IPTEK TMII ... 16
2.7.3 Pusat IPTEK Sabuga Bandung ... 18
2.7.4 Singapore Science Center ... 20
2.7.5 Kesimpulan Studi Banding ... 23
BAB III ELABORASITEMA ... 25
3.1. Pengertian... 25
3.2. Tinjauan Teoritis ... 25
3.3. Interpretasi Tema ... 26
3.4. Studi Banding Tema Sejenis ... 30
3.4.1 Gedung administrasi Dahana di Subang ... 30
3.4.2 Kampus ITSB, Kota Deltamas – Bekasi ... 33
BAB IV ANALISIS ... 34
4.1 Analisis Fungsional... 34
4.1.1 Program Kegiatan ... 34
4.1.2 Program Ruang ... 36
4.2 Analisis Kondisi Lingkungan ... 40
4.2.1 Analisis Tapak ... 40
4.2.2 Kondisi Lahan ... 41
4.2.3 Bangunan Sekitar ... 43
(11)
iv
5.1 Konsep Dasar ... 45
5.2 Konsep Perancangan Tapak ... 46
5.2.1 Konsep Zoning ... 46
5.2.2 Konsep Akses dan Sirkulasi ... 47
5.2.3 Konsep Tatanan Hijau ... 48
5.3 Konsep Bangunan ... 49
5.3.1 Bentuk Bangunan ... 49
5.3.2 Sirkulasi ... 50
5.3.3 Struktur dan Kontruksi... 51
5.3.4 Utilitas ... 52
5.3.5 Pencegahan Bahaya Kebakaran ... 53
BAB VI HASIL RANCANGAN ... 54
6.1 Peta Situasi ... 54
6.2 Gambar - gambar Rancangan ... 55
6.3 Foto - foto Maket ... 70
DAFTARPUSTAKA ... 72
(12)
Hadi Septian N | 10409026 1
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernst. (2002).Architects’ First Edition. Diterjemahkan oleh Dr. Ing Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlangga.
Neufert, Ernst. (2002). Architects’ Second Edition. Diterjemahkan oleh Dr. Ing Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlangga.
Pemerintah Kota Bandung. (2004). Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2013. Bandung: Dinas Tata Kota.
Metric Handbook Planing and Design Data, (1969) David Atler, Architects' Handbook, (2002)
Energy-efficient Architectute, Paradigma dan ManifestasiArsitektur Hijau, Jimmy Priatman, (2002)
www.science.edu.sg/ssc, diakses7 Mei 2013 pada jam 10.12 //http/labiru-home-aneka wisata-Museum IPTEK TMII Jakarta
(13)
Hadi Septian N | 10409026 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) diarahkan pada peningkatan kualitas penguasaan dan pemanfaatan iptek dalam rangka mendukung generasi muda yang unggulan kompetitif dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan permasalahan tersebut, secara garis besar pembangunan iptek dirancang dalam dua bagian, yaitu (1) yang berkaitan dengan wahana pembangunan iptek dan (2) yang berkaitan dengan substansi iptek itu sendiri.
Sebagai realisasi dari pemerintah Kantor Mentri Negara Riset dan Teknologi telah mengeluarkan keputusan mentri No. 75/M/KP/IX/2001 tentang kebijakan pembudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembangunan pusat peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi daerah (Science Center).
Saat ini keberadaan fasilitas aktualisasi IPTEK bagi pelajar di kota Bandung sangat minim, hal ini mengingat karena suatu kota terbentuk sebagai fungsi dari aktifitas manusia yang luas dan kompleks, yang terakumulasi dari waktu ke waktu. Pembelajaran IPTEK yang interaktif dengan fasilitas sejenis saat ini kurang representatif dalam ukuran skala kecil. Adapun faktor lain yang melatar belakangi untuk Bandung Science Center yaitu :
Pembangunan pusat ilmu pengetahuan dan teknologi dapat terwujudnya pelajar yang dinamis dalam peradabannya untuk mengembangkan pengetahuan.
(14)
Hadi Septian N | 10409026 2
Menurut menristek setiap provinsi minimal memiliki satu fasilitas Science Center.
Mengingat kota Bandung merupakan salah satu kota pelajar dan banyak fasilitas pendidikan terkemuka menjadi potensi sebagai kota untuk pusat Science Center berskala besar.
Oleh karena itu, manusia dituntut untuk senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi apabila tidak ingin ketinggalan jaman. Perkembangan tersebut menyadarkan bahwa proses belajar tidak selalu hanya disekolah saja. Dengan Metode penyampaian ilmu pengetahuan kepada pelajar dan masyarakat umum dengan cara mudah dipahami, menyenangkan dan melalui media pendidikan yang interaktif dan menarik dapat memudahkan cara penyampaian untuk pembelajaran.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari perencanaan dan perancangan Science Center Bandung ini adalah :
Mengedukasi kelompok pelajar pada khusunsnya.
Sarana non formal dalam pembelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Memberikan sarana yang memadai sebagai tempat belajar sekaligus bermain.
Merancang suatu kawasan yang dapat memberikan pemasukan daerah dan kualitas ruang kota.
(15)
Hadi Septian N | 10409026 3
Tujuan dari perencanaan dan perancangan Science Center Bandung ini adalah :
Belajar yang menyenagkan secara pisikologis dapat merangsang kreatifitas anak.
Sebagai akomodasi, rekreasi, aplikasi, dan eksplorasi anak-anak.
Secara perkotaan dapat melengkapi kekurangan fasilitas sejenis.
Secara lingkungan dapat memperbaiki kualitas ruang kota dengan suasana aktif dan dinamis bagi masyarakat.
1.3. PERUMUSAN MASALAH
Dari proyek ini terdapat beberapa kemungkinan masalah yang didapat, diantaranya.
Aspek perancangan
- Bagaimana merencanakan science center yang mudah dikenal dan representatif untuk kegiatan pelajar.
- Bagaimana merancang pola sirkulasi dalam tapak antara keluar masuknya kendaraan dan akses sirkulasi pejalan kaki dalam tapak.
- Bagaimana merencanakan sirkulasi dalam bangunan dengan ruang peraga yang dapat digunakan dengna nyaman oleh pengunjung.
- Bagaimana merencanakan zoning kegiatan yang saling sinergi dengan konteks lingkungan sekitar.
Aspek bangunan
- Bagaimana menciptakan suasana kenyamanan termal yang baik pada ruang aktifitas.
- Bagaimana merencanakan bangunan yang indah dan menarik akan tetapi hemat dalam pengunaan energi.
(16)
Hadi Septian N | 10409026 4
- Bagaimana mengarahkan bentukan bangunan sesuai dengan program ruang yang telah direncanakan sebelumnya.
Aspek lingkungan
- Bagaimana merencanakan science center dengan dapat menyikapi vegetasi eksisting yang sudah ada.
- Bagaimana merencanankan science center yang berada di kawasan berkontur dengan berdekatan dengan kawasan resapan.
1.4. METODE PEMBAHASAN 1.4.1. Data Primer
1.4.2. Observasi
Observasi dilakukan langsung pada lahan yang akan di rancang menjadi tempat Sicence Center. Kegiatan Observasi meliputi pengamatan terhadap lahan, kontur, arah matahari, fasilitas di sekitar lahan, aksesbilitas , kegiatan sekitar ,dan kondisi fisik
1.4.1.2 Studi Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi mencakup pencarian data-data mengenai daerah Bandung Utara, Kecamatan Dago, peraturan daerah setempat, literature, pengambilan foto-foto eksisting dan lain-lain.
1.4.2 Data Sekunder 1.4.2.1 Studi Pustaka
Kegiatan studi pustaka mencakup pencarian mengenai buku-buku yang digunakan untuk menunjang perancangan seperti buku-buku Metric Handbook Planing and Design Data (1969), Neufert Architects data (1996), Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung (2013).dan lain-lain.
(17)
Hadi Septian N | 10409026 5 1.5. KERANGKA BERFIKIR
Tahapan dalam mencapai desain akhir adapun susunan kerangkanya sebagai berikut pada diagram 1 dibawah ini :
Diagram 1. Kerangka Berfikir
PENGUMPULAN
PROGRAM RUANG
STUDI LITERATUR JUDUL
MAKSUD DAN TUJUAN
PERMASALAHAN
SURVEY RUANG STUDI BANDING
KEGIATAN KEBUTUHAN HUBUNGAN ZONING
TEMA
KONSEP
ZONING SIRKULASI BENTUK STRUKTUR UTILITAS
DESAIN
DESAIN AKHIR LATAR BELAKANG
(18)
Hadi Septian N | 10409026 6 1.6. SISTEMATIKA LAPORAN
Laporan Studio Tugas Akhir Arsitektur disusun menjadi tiga bagian yang terdiri atas bagian awal, bagian pokok dan bagian akhir. Bagian awal dari laporan mencakup halaman judul, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar tabel. Secara garis besar sistematika penulisan laporan studio tugas akhir adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang uraian umum seperti latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup permasalahan, lingkup perancangan, metoda pembahasan, kerangka berfikir dan sistematika penulisan laporan.
Bab II : Deskripsi Proyek
Bab ini berisi tentang tinjauan umum proyek seperti deskripsi proyek, program kegiatan, pola kegiatan, kebutuhan ruang, persyaratan teknis, hubungan antar ruang dan elaborasi tema.
Bab III : Elaborasi Tema
Bab ini berisi tentang penjelasan teori tema perancangan yang diangkat, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis
Bab IV : Analisis
Bab ini berisi tentang analisis fungsional, fungsi kegiatan, dan analisis kondisi lingkukan sekitar tapak .
Bab V : Konsep Perancangan
Bab ini berisi tentang rincian konsep yang digunakan dalam proses perancangan Science Center. Seperti konsep dasar, konsep perancangan tapak dan ruang, struktur dan sebagainya.
Bab VI : Hasil Rancangan
Bab ini berisi tentang peta situasi, gambar – gambar hasil. rancangan, dan foto - foto maket
(19)
Hadi Septian N | 10409026 6
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Gambaran Umum
Science center merupaka sebuah fasilitas yang berperan penting dalam tumbuh kembang pelajar seiring berkembangnya jaman dan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Fasilitas ini diperlukan untuk menmpung kebutuhan akan pembelajaran yang interaktif dan menarik berbasis alat peraga. Dengan teknik pembelajaran yang interaktif membantu perkembang anak.
Oleh karena itu dalam sub bab ini akan menerangkan pengertian Science Center yang berbasis alat peraga dalam perancangan Bandung Science Center.
Secara pengertian science center berbasis pendidikan dengan mengunakan alat peraga dapat di jabarkan sebagai berikut :
Ilmu Pengetahuan ( Science )
Ilmu Pengetahauan adalah definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang dapat di mengerti manusia. Pusat Peraga
Merupakan museum ilmiah dengan pameran berupa peraga ilmu pengetahuan berwujud artefak dan Audio fisual yang di sajikan secara terbuka bebas dengan metode berinteraksi mencoba, melihat, mendengar, merasakan, dan meraba sehingga tercapai pemahaman antara pengunjung dengan pencobaan.
Menurut filsafat Auguste conte ilmu Pengetahauan digolongkan sebagai berikut:
1. Ilmu Pasti ( Matematika ) 2. Ilmu Alam ( Fisika )
3. Ilmu Perbintangan ( Astronomi ) 4. Ilmu Kimia
(20)
Hadi Septian N | 10409026 6
5. Ilmu Hayat ( Fisiologi dan Biologi ) 6. Fisika Sosial ( Sosiologi )
Pada perancangan bangungan Science Center ini tidak ada tipologi yang dikhususkan namun dalam berbagai sumber pustaka (Time Saver , Metric Handbok Design and planing data) sering disebutkan tipologi Science Museum.
Jadi, scince center ini merupakan sebuah wadah penting dalam pembelajaran yang berperan tumbuh kembang anak dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Fasilitas ini dibutuhkan untuk pembelajaran edukasi dengan alat peraga. Pusat peraga dalam ilmu pengetahuan dinilai menjadi sebuah fasilitas yang efektif dan dapat digunakan oleh segala kalangan sehingga dapat menedukasi pemakai pengadaan alat peraga di sekolah.
Proyek perancangan Science Center ini bersifat fiktif, pemerintah kota Bandung sebagai pihak pemilik proyek memiliki sumber dana dari APBD kota Bandung untuk mengalokasikan angaran serta pihak swasta yang merupakan sponsor dalam IPTEK. Pengguna fasilitas pada khususnya merupakan pelajar sekolah SD, SMP, SMA serta pada umumnya keluarga dan masyarakat umum. Fungsi bangunan Bandung Science Center merupakan tempat wisata yang berbasis pendidikan.
(21)
Hadi Septian N | 10409026 6
Lokasi Site berada di Jl. Ir. H. Djuanda (Dago) Kel.Dago Kec.Coblong dengan luas lahan 1,2 Ha. Berikut pada gambar peta dibawah ini merupakan lokasi site Bandung Science Center.
Gambar. 1 Lokasi Proyek
Peraturan garis sepadan bangunan (GSB) Dari Jl. Dago 8 m, dari Jl. Bukit Dago Selatan 4 m. Koefisien dasar bangunan (KDB) 40% → 40/100 x 12000 = 4800 m² , jadi dasar bangunan maksimal yang di perbolehkan untuk di bangun adalah 4800 m². Koefisien lantai bangun (KLB) 0,8 → 0,8 x 12000 = 9600 m², jadi jumlah keseluruhan luas lantai bangunan yang di perbolehkan di bangun adalah 9600 m². Peruntukan lahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2013 lokasi berada Pendidikan, pemerintahan, perdagangan, dan kawasan lindung.
(22)
Hadi Septian N | 10409026 6
2.2 Pengguna
Adapun sasaran pengguna dari perancangan science center ini adalah :
Pelajar Taman kanak kanak usia 5-6 tahun Pelajar Sekolah dasar usia 6-12 tahun
Pelajar Sekolah menengah pertama 12-14 tahun Pelajar Sekolah menengah atas 14-17 tahun Keluarga terdiri orang tua dan anak dan, Kelompok umum .
2.3 Program Kegiatan
Dalam program kegiatan pada Bandung Science Center ini adalah sebagai berikut :
• Pendidikan Berbasis Alat Peraga
Secara umun ilmu pengetahuan dapat dipelajari dengan cara interaktif yang dapat disentuh.
• Pendidikan Berbasis Pelatihan
Pada kunjungan tertentu, biasanya rombongan siswa atau guru memiliki kegiatan khusus yang perlu didampingi oleh pemandu, dalam kegiatan ini bisa menggunakan ruang khusus agar tidak mengganggu kunjungan reguler.
• Pendidikan Berbasis Ceramah Ilmu Pengetahuan
Ataupun dapat disebut Presentasi Ilmu Pengetahuan formal yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga keilmuan untuk berbagi ilmu kepada masyarakat umum, juga digunakan pihak seponsor untuk presentasi.
• Acara Khusus
Merupakan acara dengan tema tertentu, pada even tertentu dapat diadakan rangkaian acara. Seperti pada saat terjadi fenomena alam dapat dijadikan acara presentasi mengenaia hal yang bersangkutan.
(23)
Hadi Septian N | 10409026 6
Adapun kegiatan yang sifatnya menunjang diantaranya : • Kegiatan Administrasi dan Pengelolaan Bangunan
Mengurus penerimaan pengunjung, pembiayaan perawatan alat-alat, bangunan, karyawan, serta pengurusan kerjasama dengan pihak sponsor.
• Pengelolaan Kegiaatan
Mengurus adanya riset analisis kegiatan, rencana kegiatan promosi.
• Pengelolaan Produksi dan Perbaikan Alat Peraga
Menjaga dan memperbaiki alat peraga.
2.4 Kebutuhan Ruang
Jenis – jenis ruang utama fungsi publik yang mewadahi Science center antara lain :
Fungsi Penerima
Merupakan rungan tanpa sekat yang menyambut Seperti lobby, ruang tunggu, atrium, plaza terbuka.
Fungsi Peraga
Fungsi yang dapat memperlihatkan pengunjung berinteraksi mencoba, melihat, mendengar, meraba, terdiri dari ruang besar bersekat yang menurut subjek ilmu pengetahuan alam.
Fungsi Museum
Sebagai tempat pamer alat atau barang,namun tidak boleh disentuh.
Fungsi Rekreasi
Sebagai ruang publik interaksi dengan ruang terbuka agar dapat berdiskusi. Ruang terbentuk seperti ruang terbuka.
Fungsi penunjang
Terdiri dari beberapa saran publik yang dibutuhkan fasilitas tersebut seperti Cafe, Toko cinderamata, perpustakaan.
(24)
Hadi Septian N | 10409026 6
2.5 Kriteria Umum Perancangan
Berikut merupakan kriteria dari buku MetrieHandbook Planing and Design Data (David Atler, 1969), yaitu:
Sirkulasi
Merupak isu penting dalam bangunan yang berfungsi benda karya pameran. Pada prinsipnya benda karya dapat dilihat seluruh oleh pengunjung. Pengguna sistem sirkulasi pada bangunan mempengaruhi alur aktifitas kegiatan.
Keamanan
Fungsi alat peraga dan bendapamer dalam bangunan perlu perhatian khususdalam penggunaannya pada beberapa alat peraga perlu halnya pengarahan khusus untuk menggunakannya.
Lokasi dan Tapak
Pemilihan lokasi tapak memiliki pertimbangan seperti: - Dekat dengan kawasan pendidikan.
- Memiliki lingkungan yang tenang sehingga nyaman untuk beraktifitas.
- Berada dikawasan yang kuat dengan citra pendidikan Pencahayaan dan Udara
Penggunaan pada bangunan publik dengan kapasitas pengguna yang banyak harus memperhatikan faktor kenyamanan terutama dalam ruangan agar pengguna tetap betah dalam beraktifitas. Utilitas
Sistem utilitas mencakup sistem listrik ruang genset, trafo, panel listrik, sistem plumbing air bersih dan kotor.
(25)
Hadi Septian N | 10409026 6
2.6 Studi Literatur
Emerging issue terkait dalam proses dalam perancangan Bandung Science Centeri ini sebagai adalah :
Sirkulasi
Pentingnya sirkulasi dalam fungsi Science Center ini, Terdapat dalam buku Mettic Handbook Planing and Design Data berbagai jenis sirkulasi yang sering digunakan menjadi alur cerita tersendiri. Berikut jenis sirkulasi yang umumnya sering digunakan.
Gambar.2 Contoh alur sirkulasi museum
(26)
Hadi Septian N | 10409026 6
Display
Pentingnya ruang display dalam fungsi Science Center ini, Terdapat dalam buku Architects' Handbook berbagai jenis display yang sering digunakan dalam ruang pamer. Berikut jenis display yang umumnya sering digunakan.
Gambar 3 Jenis display
Sumber: Metric Handbook Planing and Design Data, David Atler,(1969)
Gambar 4 Jenis display Sumber: Architects' Handbook, (2002)
(27)
Hadi Septian N | 10409026 6
2.7 Studi Banding Proyek sejenis
2.7.1 Puspa IPTEK Kota Baru Parahyangan
Luas Tanah 7.850 m2 Luas Lantai 2000 m2 Arsitek Ahmad D.Tardiyana. Memiliki 150 alat peraga lengkap dengan lembar kerja panduan, pada alat peraga kebanyakan meripakan bidang keilmuan fisika, seperti fluida, listrik, magnet dan lain – lain. Fasilitas ruang yang dimiliki Puspa IPTEK, Kota Baru Parahyangan diantaranya R. Pamer Peraga, R.Pengelola, R. Tiket, Kantin, R. Jam matahari , Toilet, Toko Asecoris.
Gambar.5 Foto maket Puspa IPTEK, Kota Baru Parahyangan
Gambar.6 Suasana dalam Puspa IPTEK
Lokasi area parkir berada di luar kawasan bangunan yang terletak di sebrang bangunan , pengunjung harus berjalan kaki menuju pintu masuk utama, sebelum masuk pengunjung disambut dengan penekanan entrance ikonik dari bangunan. Area sirkulasi dalam
(28)
Hadi Septian N | 10409026 6
bangunan kurang teratur, pengunjung dapat bebas mencoba alat peraga dengan beberapa alat peraga harus didampingi pemandu.
Kesimpulan dari hasil studi banding yang dilakukan terdapat lima poin yang di dapat yaitu dijabarkan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Gambar. 7 Sistem Puspa IPTEK Kota Baru Parahyangan
2.7.2 PUSAT PERAGA IPTEK TMII
Luas Tanah : 4,23 Ha Luas Lantai : 23.400 m2 Arsitek : Frank Duville and Associate . Menyajikan 290 alat peraga ilmu pengetahuan dan teknologi secara interktif untuk pengunjung tingkat TK hingga SMA dengan alat yang harus dimainkan, dilihat, didengar lengkap dengan lembar kerja panduan pengunjung. Menyelanggarakan kegiatn khusus seperti sanggar kerja alat, demonstrasi IPTEK, Sains Fair, loka karya IPTEK siswa dan kegiatan ilmiah lainnya.
P
A
B
C
C
C
C
(29)
Hadi Septian N | 10409026 6
Gambar. 8 Pusat Peraga IPTEK, TMII
Sumber: //http/labiru-home-aneka wisata-Museum IPTEK TMII Jakarta Adapun area parkir yang cukup luas berada di sekeliling bangungan dengan keberadaan vegetasi yang rindang. Bangunan arsitektur IPTEK TMII dapat dikatakan ikonik memiliki ciri khas dalam memcerminkan bangungan pusat IPTEK.
Gambar.9 Ikon IPTEK, TMII
(30)
Hadi Septian N | 10409026 6
Gambar.10 Denah Pusat Peraga IPTEK, TMII
Sumber: //http/labiru-home-aneka wisata-Museum IPTEK TMII Jakarta
Kesimpulan dari hasil studi banding yang dilakukan terdapat lima poin yang di dapat yaitu dijabarkan dalam bentuk tabel dibawah ini.
(31)
Hadi Septian N | 10409026 6
Gambar. 11 Sistem Pusat IPTEK TMII
2.7.3 PUSAT IPTEK SABUGA BANDUNG
Lokasi Berada di Kawasan Sasana Budaya Ganesa (Lt.Atas) Fasilitas R. Pamer, R.Pengelola, R. Tiket, Teater Imax, Toilet. Peraga IPTEK Sasana budaya Ganesa meski berada dikota Bandung fungsi ini belum bisa berkontribusi dengan maksimum karena skalanya yang terlalu kecil Pengunjung minimal harus rombongan 50 orang serta kurangnnya publikasi.
A
B
C
C
C
C
(32)
Hadi Septian N | 10409026 6
Gambar. 12 IPTEK Sabuga Bandung
Sumber: //http/sasanabudayaganesa -Museum IPTEK sabuga
Fasilitas alat peraga pada pusat IPTEK Sabuga ini merupakan pada bidang ilmu fisika seperti listrik, magnet , gerak dan lain – lain.
Gambar.13 Jenis alat Peraga IPTEK Sabuga Bandung Sumber: //http/sasanabudayaganesa -Museum IPTEK sabuga
Kesimpulan dari hasil studi banding yang dilakukan terdapat empat poin yang di dapat yaitu dijabarkan dalam bentuk tabel dibawah ini.
(33)
Hadi Septian N | 10409026 6
Gambar. 14 Sistem Puspa IPTEK Sasana Budaya Ganesa
2.7.4 SINGAPORE SCIENCE CENTER
Lokasi berada di Singpore, Asia Tenggara dengan Arsitek Raymond Woo. Singapore Science Center adalah salah satu science center yang representatif di kawan Asia tenggara dengan perogram kegiatan bermacam – macam dan terus menerus berganti.
P
A
B
C
C
C
C
(34)
Hadi Septian N | 10409026 6
Gambar.15 Singapore Science Center Sumber: www.science.edu.sg/ssc
Fasilitas yang terdapat pada Singapore Science Center ini adalah : Science Exhibitions terdiri dari fasilitas Amazing Electron,
Atrium, Aviation, Christry Exhibition, Dinosaurus, Discovery zone, Eco Gerden, Eco Friendly garden.
Gambar.16Wahana Amazing Electron Sumber: www.science.edu.sg/ssc
Science Theatre terdiri dari fasilitas IMAX Movies, Observatorium, Omniplanetarium, Omnimax projection system.
(35)
Hadi Septian N | 10409026 6
Gambar 17. Theatre Sumber: www.science.edu.sg/ssc
Science Net terdiri dari fasilitas Computer Science/ IT/ Mathematics, Earth science, Enginering/ Technology/ Enginering Materials, Life Science, Physical science, Astronomy and space science.
Science Publlication
Fasilitas seperti toko cindramata, mini market, ATM galeri .
Gambar.18 Publlication Sumber: www.science.edu.sg/ssc Science Promotional
Ruang pengelola dan pemasaran Science Center Singapore.
Adapun sekematik denah yang didapat dari sumber internet yang terkait dapat di kelompokan dalam gambar di bawah ini.
(36)
Hadi Septian N | 10409026 6
Gambar.19 Denah 1 Singapore Science Center Sumber: www.science.edu.sg/ssc
Gambar.20 Denah 2 Singapore Science Center Sumber: www.science.edu.sg/ssc
Kesimpulan dari hasil studi banding yang dilakukan terdapat lima poin yang di dapat yaitu dijabarkan dalam bentuk tabel dibawah ini.
(37)
Hadi Septian N | 10409026 6
Gambar.21 Sistem Science Center Singapore
2.7.5 Kesimpulan Studi Banding
1. Sirkulasi
Memadukan sistem sirkulasi memiliki kelebihan tersendiri dalam pengalaman ruang yang dilalui menjadi suatu atraksi yang menarik menghilangkan kesan monoton atau jenuh. Sirkulasi juga harus memperhatikan kebutuhan bagi pengguna alat bantu seperti adanya ramp dan lift.
2. Ruang Pamer
Ruang harus fleksibel untuk memungkinkan terjadinya perubahan susunan ruang. Area ruang pamer dapat dibagi menjadi sesuai dengan bidang keilmuan tema yang diinginkan, yaitu dapat dengan cara mengoptimalkan penggunaan interior atau menggunakan sekat partisi . Hal utama yang menjadi pertimbangan bagaimana merencanakan interior sesuai tema.
3. Zonasi
P
A
B
C
C
C
C
(38)
Hadi Septian N | 10409026 6
Pengelompokan zonasi dalam lahan yang minim menjadi sangat penting, dari hasil studi banding zonasi dari Pinisi Edutaiment Park dapat menjadi acan.
4. Image
Image suatu bangunan sangat penting memberikan citra dari ilmu pengetahuan dan teknologi, mengingat Science Center Bandung ini bersekala kota sehingga sedapat mungkin dapat mempresentasikan kota Bandung, baik dengan metode analogi, metafora maupun metode lain.
5. Tipologi
Perancangan harus memperhatikan hubungan dengan bangungn sekirat agar tidak tetap menghormati lingkungan yang telah ada.
(39)
(40)
Hadi Septian N | 10409026 25
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1 Pengertian
Tema yang dipilih pada proyek Bandung Science Center adalah Efisiensi Energi karena tipologi Science Center dalam sumber dari daftar pustaka sebelumnya buku Metric Planing and Design Data (David Atler, 1969), Science Center bertipologi seperti museum. Fungsi yang lebih banyak berperan sebagai media informasi dan refrensi, mebawa pada kebutuhan akan pentingnya informasi visual tidak lepas dari pembahasan akan pentingnya pencahayaan.
3.2 Tinjauan Teoritis
Fungsi arsitektur sebagai wadah atau tempat untuk menunjang sarana kegiatan Science center yang merupakan sebagai sarana edukasi yang interktif dan menyenagkan. Oleh sebab itu interpretasi bangungan harus mencerminkan sebagai sarana edukasi , dengan menerapkan konsep mengurangi pemakaian energi cahaya buatan secara berlebihan dan pentingnya area resapan ruang terbuka hijau.
Diagram.2 Uraian tema
MASALA
H
DESAIN
EFISIENSI
(41)
Hadi Septian N | 10409026 25
Efisiensi energi dalam arsitektur adalah meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuni. Arsitektur hemat energi berdasarkan pada prinsip konservasi energi (sumber energi yang tidak terbaharui).
Prinsip perancangan arsitektur hemat energi dilihat dari parameter disain arsitektural adalah sebagai berikut :
• Konfigurasi bangunan dipengaruhi oleh iklim • Orientasi bangunan merupakan hal yang krusial • Fasade bangunan yang responsif terhadap iklim
• Sumer energy berasal dari pembangkit yang terbarukan • Penggunaan system operasional aktif dan kombinasi • Konsumsi energi yang rendah
• Tingkat kenyamanan yang konsisten • Pertimbangan terhadap ekologi tapak
Sumber: Energy-efficient Architectute, Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijau, Jimmy Priatman, (2002)
3.3 Interpretasi Tema
Penerapan Efesiensi energi pada arsitektur melalui pendekatan perancangan yang dapat dibagi dua, yaitu:
• Perancangan Pasif
Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya mampu dan dapat mengantisipasi iklim luar. Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutuhan penerangan alami.
Untuk mengetahui arah sinar matahari langsung yang dapat mempengaruhi bangunan dan jatuhnya bayangan, pada perencanaan
(42)
Hadi Septian N | 10409026 25
mengunakan program Shadow Analisis Sketchup agar menjadi suatu acuan dalam penyelesaian konsep treatment pada bangunan.
Dari hasil analisis pada gambar 18 dibawah, lokasi site dapat dilihat arah jatuhnya sinar matahari penuh menyinari hampir seluruh sisi tapak meski sedikit terkena jatuh bayangan dari bangungan hotel Jayakarta pada sore hari.
Gambar. 22 Shadow Analisis Tapak
Dalam penerapannya sistem pencahayaan alami pada siang hari pada bangungan dimaksimalkan masuk dengan mengurangi intensitas cahaya yang masuk dengan treatment sun shading dan vegetasi sebagai buffer juga berfungsi sebagai peradam panas.
(43)
Hadi Septian N | 10409026 25 Gambar.23 Shadow Analisis Pada Bangunan
Dari hasil analisis pada lokasi site yang sudah di letakan masa bangungan pada gambar 19 di atas, perlu adanya treatment pada bagian barat dan timur dengan diletakannya sun shading. Dan buffer. Pada bagian timur dan barat beberapa bagian intensitas sinar matahari tertahan oleh ramp yang berfungsi sebagai sirkulasi vertikal dan bagian dari treatment. Adapun penerapannya dapat digambarkan pada skematik perancangan pasif dibawah.
Gambar. 24 Perancangan Pasif • Perancangan Aktif.
Perancangan aktif bersifat tambahan. Pengertian perancangan aktif adalah salah cara penghematan energi dengan bantuan alat-alat teknolgi yang dapat mengontrol, mengurangi pemakaian, atau menghasilkan energi baru. Dalam perancangan secara aktif, harus
skyligth
Su shadi g
vegetasi Atriu skyligt h skyligt h Sun shadingeget
U(44)
Hadi Septian N | 10409026 25
menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai.
Gambar. 25 skematik Photovoltaic Sumber: //http/solarpv - simple diagram
Dalam penerapan perancangan secara aktif pengunaan photovoltaic dapat menjadi soluli untuk mengahasilakan tenaga listrik. Lokasi penempatan photovoltaic pada bagunan diletakan dilantai top roof sehinnga pancaran sinar matahari dapat langsung tanpa terhalang. Dan konversi pengunaan kembali air hujan yang ditampung melalui ground water dan selanjutnya digunakan kembali untuk keperluan menyiram tanaman.
Gambar. 26 Perancangan aktif
photo oltaic Air hujan
Grou d ater
(45)
Hadi Septian N | 10409026 25
3.4 Studi Banding Tema Sejenis
Untuk mengetaui skala pembanding dengan tema yang akan dingkat dalam peroses perancangan, dilakukan dua contoh studi banding tehadap bangunan yang memiliki tema efesiensi energi sejenis. Yaitu Gedung administrasi Dahana di Subang dan Kampus ITSB, Kota Deltamas – Bekasi.
3.4.1 Gedung administrasi Dahana di Subang
Proyek kampus Dhana merupakan bagian dari Energentic Material Center (EMC). Gedung ini dirancang dengan tanpa menggunakan lampu sebagai penerangan di siang hari pada sudut ruangan manapun.Penghawaan ruangan meskipun minim namun masih memberikan sirkulasi udara yang sangat lancar dengan bukaan pada setiap dinding yang dirancang.
Gambar.27 Gedung administrasi Dahana di Subang
Sumber: Buku Pedoman Energi Efisiensi Untuk Desain Bangunan Gedung Di Indonesia,(2012)
(46)
Hadi Septian N | 10409026 25
Desain lahan hijau
Sejak awal dalam perencanaan konstruksi oprasi dan pemeliharaan perhatian diberikan pada aspek oprasional untuk menjaga, memelihara, mengurangi penggunaan penggunan sumber daya alam, menjaga kualitas udara dalam ruangan.
100 % penghematan Air
Konsumsi air dengan pengurangan konsumsi air dari sumber primer, dimana 100% dari seluruh air diambil dari sumber altrnatif sungai, hujan dan kondensat AC.
(47)
Hadi Septian N | 10409026 25
Sumber: Buku Pedoman Energi Efisiensi Untuk Desain Bangunan Gedung Di Indonesia,(2012)
Irigasi Lansekap
Pemasangan sistem daur ulang air dengan kapasitas yang cukup untuk keseluruhan sistem untuk kebutuhan flushing irigasi, dan air pengganti untuk menara pendingin.
Perangkat lunak modeling energi untuk menghitung konsumsi energi dasar di bangunan setiap penghematan sebesar 2,5% dimulai pada pengurangan energi 10% dari bangunan baselin
Pencahayaan alami
Pengunaan cahaya alami yang optimal sehingga 30% lantai mendapatkan minimal intensitas sebesar 300 lux. Dengan pola sunshading sebagai peredam panas ke dalam bangunan.
Gambar.28 Sun shading Gedung administrasi Dahana di Subang Sumber: Buku Pedoman Energi Efisiensi Untuk Desain Bangunan Gedung Di
Indonesia,(2012)
(48)
Hadi Septian N | 10409026 25
Desain kampus ITSB didasarkan pada konsep ramah lingkungan sesuai dengan prinsip ekologi dengan ruang terbuka hijau yang cukup untuk menyediakan kenyamanan bagi aktifitas kampus.
Gambar. 29 Kampus ITSB, Kota Deltamas – Bekasi
Sumber: Buku Pedoman Energi Efisiensi Untuk Desain Bangunan Gedung Di Indonesia,(2012)
Area hijau
Area bervegetasi ini mengikuti permendagri No.1 Tahun 2007 dengan komsumsi 60,7% area tanah ditutupi dengan pohon berukuran kecil, sedang, besar, tanaman dan pepohonan dengan jenis tanamanruang terbuka hijau.
Efesiensi energi dan konservasi
Memasang meteran kWh untuk mengukur konsumsi listrik dalam empat keompok beban sistem,
Konservasi Air
ITSB mengunakan air ledeng sebagai sumber air utama dengan memiliki tempat pengolahan air (water treatment plan/WTP). Air hujan di gunakan untuk mngaliri lanskap.
(49)
Hadi Septian N | 10409026 25
Mendesain ruangan dengan menjamin tercukupinya kebutuhan udara segar kepada seluruh penghuni bangunan.
Manajemen lingkungan bangunan
Mendirikan fasilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah tipe organik atau tidak organik.
Diagram 4.Sistem manajemen pengolahan sampah
Sumber: Buku Pedoman Energi Efisiensi Untuk Desain Bangunan Gedung Di Indonesia,(2012)
(50)
Hadi Septian N | 10409026 34 BAB IV
ANALISIS
4.1 Analisis Fungsional 1.4.1 Program Kegiatan
Program kegiatan yang dilakukan penguna bangunan science center ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
Program kegiatan Pengelola, Staf, dan Servis
Tabel. 1 Program Kegiatan pengelola, staf, servis
KEGIATAN
KEBUTUHAN RUANGAN
PENGELOLA STAFF SERVIS
Datang Plaza
Masuk utama Lobby pegawai
Masuk barang Loading
Mengisi absen Ruang absen
Pergantian karyawan Ruang karyawan
Mengurus administrasi Ruang administrasi
Menerima pengunjung Receptionis
Mengwasi kegiatan Ruang keamanan
Mengurus kebersihan Gudang kebersihan
Menyimpan alat peraga Gudang alat
Memperbaiki Work shop
(51)
Hadi Septian N | 10409026 34
Program kegiatan pengunjung
Adapun program kegiatan pengunjung yang dilakukan dapat dijabarkan sebagai berikut pada tabel di bawah ini :
(52)
Hadi Septian N | 10409026 34 1.4.2 Program Ruang
Berdasarkan data program kegiatan yang ada serta data dari hasil studi banding ruang yang dibutuhkan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Fasilita Penerima
1. Fasilita R.Pameran tetap
NAMA RUANG KETERANGAN LUAS (m2)
a. Keamanan 10
b. R. Tiket 10
c. R. Informasi 20
d. Tempat penitipan barang 10
Sirkulasi 20 % TOTAL 60
NAMA RUANG KETERANGAN LUAS (m2)
a. R. Ilmuan Mengetahui ilmuan 400
b. Galeri astronomi Mempelajari tata surya dan benda langit
400
c. Galeri dunia sekitar kita mempelajri tempat di seluruh belahan dunia
400
d. Galeri fisika mempelajari flisika dasar 400
e. Galeri ilmu pengetahuan alam
Mempelajasi Ipa 400
f. Galeri Teknologi dan informasi
Mempelajasi robot, roket, informasi jaringan.
400
(53)
Hadi Septian N | 10409026 34
3. Fasilitas Pamer tidak tetap
NAMA RUANG KETERANGAN LUAS (m2)
a. R. Hall 600
b. lobby 600
c. Koridor 600
Sirkulasi 20 % TOTAL 1440
4. Fasilitas Komersil
NAMA RUANG KETERANGAN LUAS (m2)
a. Retail Sovenir 170
b. Mini Market 80
c. Food court 500
d. Galeri ATM 40
Sirkulasi 20 % TOTAL 948
5. Fasilitas Penunjang
NAMA RUANG KETERANGAN LUAS (m2)
a. Perpustakaan 50
b. R.Kelas 30 – 40 orang 50 c. Audio Visual 150 tempat duduk 300
d. R. serbaguna 300
d. R.Workshop 80
(54)
Hadi Septian N | 10409026 34
f. R. panitia 50
e.Amphiteater terbuka
Sirkulasi 20 % TOTAL 1164
6. Fasilitas Pengelola
NAMA RUANG KETERANGAN LUAS (m2)
a. R. Staff 60
b. R.rapat 40
c. Toilet 30
d. Musholla 20
e. Loker dan ganti 20
Sirkulasi 20 % TOTAL 204
7. Fasilitas Sevice
NAMA RUANG KETERANGAN LUAS (m2)
a. Gudang alat peraga 80
b. R. Genset 20
c. R. Utilitas 20
d. Janitor , pantry 10
(55)
Hadi Septian N | 10409026 34
8. Fasilitas pemasaran
NAMA RUANG KETERANGAN LUAS (m2)
a. R. Staff 60
b. R.rapat 40
c. Toilet 30
d. R.Kepala 20
e. Loker dan ganti 20
(56)
Hadi Septian N | 10409026 34 4.2 Analisis Kondisi Lingkungan
4.2.1 Analisis Tapak
Lokasi perancangan Bandung Science Center berada di jalan Ir.H.Djuanda (dago) dan jalan Bukit dago selatan. Terdapat di daerah pendidikan, hunian, dan wisata kota Bandung.
Gambar . 30 Lokasi tapak
Lahan yang di pilih untuk pembangunan proyek ini merupakan lahan kosong. Pembangunan akan diadakan di atas tanah seluas 12.000 m2, dengan KDB 40% dan KLB 0,8.
(57)
Hadi Septian N | 10409026 34 4.2.2 Kondisi Lahan
Topografi tapak
Tapak yang di ambil relatif landai dengan kemiringan 3 derajat, akan tetapi pada jalan utama dago kemiringan sampai sekitar 6 derajat.
Gambar. 31 Topografi tapak Iklim
Lokasi site berada di daerah iklim tropis, dimana curah hujan cukup tinggi. Hal ini tentu saja akan berpengaruh dalam hal gedung terutama pada desain atap. Dengan Suhu rata – rata kota Bandung menurut BMKG 23 derajat C.
+ 854 m
+ 853 m
+ 852 m
(58)
Hadi Septian N | 10409026 34
Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan untuk menuju suatu tempat yang dituju. Berada di daerah kawasan Bandung utara dilewati jalan sekunder Jalan Dago. Dengan fasilitas pendukung pada lingkaran berwarna kuning terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar. 25 Aksibilitas
Gambar. 32 Aksessibilitas
Lokasi Site
Lokasi Site(59)
Hadi Septian N | 10409026 34 4.2.3 Bangunan Sekitar
Bangunan sekitar site pada umumnya merupakan fasilitas kawasan wisata dan pendidikan . terlihat dari gambar di bawah ini.
Gambar. 33 Bangungan sekitar
4.2.4 Orientasi site
Arah oroentasi matahari di analisis mengunakn program Shadow analisis sehingga terdapat mengetahui arah jatuh bayangan di area lokasi site. hasil dari analisis tedapat pada gambar di bawah ini
(60)
Hadi Septian N | 10409026 34 4.2.5 Sirkulasi Lalu lintas
Lokasi site yang dipilih dapat di akses oleh angkutan umum, dengan labar jalan utama yang cukup besar sehingga kendaraan besar tatap nyaman untuk melintas. Akses pejala kaki pada pedestrian yang ada kurang nyaman sehingga perlu di tata ulang.
(61)
Hadi Septian N | 10409026 45
BAB V
KONSEP PERANCAGAN
5.1 Konsep Dasar
Konsep dasar dari perancangan gedung ini adalah merancang bangunan pendidkan yang interaktif, dengan hal tersebut konsep aplikasi pada arsitektur sebagai wadah atau tempat bagi sarana kegiatan dibuat secara mengedukasi dari segi arsitektur. Dalam bentuk dan perancangan konsep bangunan mencerminkan suatu bagunan Science Center dan menjadi iconik di sekitar dago atas.
Bangunan Sebagai ruang terbuka hijau
Gambar. 36 Sekematik konsep potongan
Bangunan menjadi sarana edukasi tentang pentingnya area hijau dan resapan sehingga di buatnya roof garden.
Visualisasi Bangunan
Dalam perancangan bangunan bertipologi sebagai museum, fasade bangunan berperan penting sebagai mencerminkan ciri dari bangunan Science Center.
(62)
Hadi Septian N | 10409026 45 Perancangan Bangunan Pada persimpangan
Letak atau posisi tapak berada dipersimpangan dengan jalan lingkungan, dengan bentuk lingkaran setiap sumbu persimpangan di sikapi oleh bentuk subtraktif.
5.2 Konsep Perancangan Tapak
5.2.1 Konsep Zoning
Tata letak tapak berada di tengah site dengan GSB dari jalan Dago mundur lebih jauh agar visual bangunan dari perspektif mata manusia lebih nayaman. Adapun zoning yang dibuat dalam site seperti pada gambar 37 dibawah ini :
Gambar. 37 Zoning R.TERBUKA HIJAU R.TERBUKA HIJAU R.TERBUKA HIJAU R.TERBUKA HIJAU PARKIR BANGUNAN UTAMA
PARKIR PARKIR
(63)
Hadi Septian N | 10409026 45 5.2.2 Konsep Akses dan Sirkulasi
Sirkulasi kendaraan dalam site dibuat radial memutar dengan sirkulasi jenis ini arah orientasi masuk dan keluar site lebih jelas. Adapun alur sirkulasi yang di tunjuakan oleh arah panah pada gambar 38 dibawah ini:
(64)
Hadi Septian N | 10409026 45 5.2.3 Konsep Tatanan Hijau
Dari tatanan hijau vegetasi dalam site di buat rindang dengan pohon eksisting tetap dipertahnkan, dengan tambhan pohon palem sebagai pohon pengarah. Tergambar pada gambar 39 dibawah ini:
(65)
Hadi Septian N | 10409026 45
5.3 Konsep Bangunan
5.3.1 Bentuk Bangunan
Bentuk dasar lingkaran merupakan bentuk kontras dasar dengna lingkungan bentuk sekitar bangunan. Dengan konsep kontras terhadap bentuk sekitar yang ber bentuk geometri kotak, dengan bangungan berbentuk lingkaran sepiral di harap kan bangungan science center menjadi ikonik. secara makna bentuk bulat merupakan Komunitas, Keseluruhan, Ketahanan, Pergerakan, Keamanan.
Gambar. 40 Trasformasi bentuk
Penggunaan bentuk dalam desain merupakan hal yang pasti terjadi, karena tidak mungkin menciptakan sebuah desain tanpa menggunakan sekurang-kurangnya satu bentuk. Bentuk sebagai salah satu elemen dalam desain akan membantu desainer untuk mengkomunikasikan pesan dan bukan hanya tujuan dekorasi semata.
Organisasi terpusat merupakan komposisi stabil yang terdiri dari ruangan – ruangan .Dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat. Ruang pemersatu terpusat dibentuk dengan teratur dan dengan ukuran yang cukup besar.
Gambar. 41 Organisasi ruang Ruang Fungsi
Ruang Terbuka
(66)
Hadi Septian N | 10409026 45 5.3.2 Sirkulasi
Sirkulasi radial dalam bangungan menyesuaikan dengan bentuk
dasaar lingkaran yang mengalir, sehingga sirkulasi dalam menjadi
radial, Sirkulasi vertikal mengunakan 4 bauh lift utama dan 1 lift
servis.
Gambar. 42 Sirkulasi radial
Spiral merupakan ekspresi dari kreativitas. Umumnya
ditemukan pada pola pertumbuhan alam dari banyak organisme dan
menujukkan proses pertumbuhan dan evolusi. Spiral menunjukkan
ide dari kesuburan, Spiral merupakan siklus waktu, hidup.
(67)
Hadi Septian N | 10409026 45 Spiral bergerak dalam dua arah dan menunjukkan kembalinya pada titik yang sama pada perjalanan hidup dengan tingkatan pengertian yang baru. Spiral mewakilkan kepercayaan selama perubahanm pelepasan energi dan mempertahankan fleksibilitas melalui transformasi.
5.3.3 Struktur dan Konstruksi
Sistem struktur rigid frame dengan material dasar beton bertulang, berbentuk struktur radial memusat pada bagian core sebagai pengingat antara balok dan kolom yang lain.
(68)
Hadi Septian N | 10409026 45 5.3.4 Utilitas
Utilitas mengalir pada satu bagian shaft dilam core sehingga dengan sisitem ini lebih efektif dan efesien dalam pengerjaan dan maintenance.
(69)
Hadi Septian N | 10409026 45 5.3.5 Pencegahan Bahaya kebakaran
Sistem bahaya kebakaran pada bangunan diantisipasi dengan adanya tangga darurat pada bagin dalam core, dan sisitem springkler
(70)
Hadi Septian N | 10409026 1
BAB VI
HASIL RANCANGAN
6.1 Peta Situasi
Penempatan masa bangunan berada di tengah site, bentuk lingkaran memberikan kesan kontras terhadap lingkungan sekitar sehingga bangunan Science Center ini memiliki indentitas tersendiri berbeda dengan konteks sekitar dan menjadi bangunan ikon di kawasan Dago utara. selain itu dengan bentuk lingkaran memberikan penghormatan pada bangunan sekitar dan persimpangan antara jalan Dago dan jalan Bukit Dago . Hal tersebut terlampir pada gambar blok plan dibawah ini :
(71)
Hadi Septian N | 10409026 2 6.2 Gambar – Gambar Rancangan
6.2.1 Site Plan
Drop off berada di sebelah timur dengan sirkulasi kendaraan di buat memutar bangunan agar sirkulasi dalam bangunan dan luar bangunan manusia lebih jelas. Pada bagian pedestrian jalan Dago dibuat lebih nyaman dan tertata rung terbuka hijau sehingga dapat menarik pengunjung untuk masuk ke dalam bangunan. Hal tersebut terlampir pada gambar site plan dibawah ini :
(72)
Hadi Septian N | 10409026 3 6.2.2 Denah lantai Basemant
Terdapat kapasitas parkir bis yang berjumlah 5 , 85 mobil, dan 60 sepeda motor, dan parkirkaryawan 20 mobil. Terlampir pada gambar dengan di bawah ini.
Gambar 49 Denah Lantai Basemant
6.2.3 Denah Lantai Dasar
Terdapat ruang penerima dan ruang pamer sementara serta ruang audiovisual dan kelas seminar. Terlampir pada gambar di bawah ini.
(73)
Hadi Septian N | 10409026 4 6.2.4 Denah Lantai 1
Terdapat ruang pamer tetap serta ruang terbuka hijau roof garden dan perpustakaan agar sirkulasi tetap mengalir. Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 51 Denah Lantai 1
6.2.5 Denah Lantai 2
Terdapat laboratorium di lantai ini agar sirkulasi tetap mengalir dan fasilitas lain tidak terganggu. Terlampir pada gambar di bawah ini.
(74)
Hadi Septian N | 10409026 5 6.2.6 Denah Lantai 3
Terdapat tempat food court di lantai ini agar sirkulasi tetap mengalir dan fasilitas lain tidak terganggu. Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 53 Denah Lantai 3 6.2.7 Denah Lantai Roof Top
Pada lantai top roof terdapat tempat ruang mesin lift dan servis agar tidak terganggu fasilitas lain. Terlampir pada gambar di bawah ini.
(75)
Hadi Septian N | 10409026 6 6.2.8 Tampak
Fasad depan berbentuk spiral ram di ekspos diluar, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 55 Tampak Depan
Gambar 56 Tampak Samping 6.2.9 Potongan
Potongan A-A terlihat sistem core dan ram diluar bangunan sehingga terlihaat kesatuan utuh struktur bangungan, Terlampir pada gambar di bawah ini.
(76)
Hadi Septian N | 10409026 7 Potongan B-B terlihat sistem atap skyligth serta shading dan hubungan entrance dengan dalam bangunan, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 58 Potongan B-B 6.2.10 Potongan Prinsip
Pada potongan prisnsip menjelaskan sistem ram dan roof garden dengan hubungan sistem struktur bangunan, Terlampir pada gambar di bawah ini.
(77)
Hadi Septian N | 10409026 8 Pada potongan prisnsip 2 menjelaskan sistem atap skyligt dengan sistem struktur trus pada rangkanya serta detail shading pada bangunan, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 60 Potongan Prinsip 2
Berikut dibawah ini merupakan gambar detail fasade pada bagian peri –peri bangunan.
(78)
Hadi Septian N | 10409026 9 6.2.11 Detail Entrance
Pada detail entrance menjelaskan sistem canopy dengan sistem struktur trus pada bangunan, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 62 Detail Entrance 6.2.12 Detail Roof Garden
Pada detail roof garden menjelaskan lapisan plat pada bangunan, Terlampir pada gambar di bawah ini.
(79)
Hadi Septian N | 10409026 10 6.2.13 Isometri Sistem Ram
Pada sistem ram menjelaskan alur sirkulasi dan hubungan dengan struktur , Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 64 Isometri Sistem Ram
(80)
Hadi Septian N | 10409026 11 6.2.14 Isometri Sistem Sunshading
Pada sistem Sun Shading menjelaskan rangka struktur dan sambungan serta material tempere dengan rangga, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 66 Isometri Sistem Sunshading
(81)
Hadi Septian N | 10409026 12 6.2.15 Isometri Sistem Struktur
Pada sistem struktur menjelaskan hubungan antara core, balok dan kolom yang kemudian di salurkan ke pondasi, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 68 Isometri Sistem Struktur 6.2.16 Isometri Sistem Struktur Skyligth
Pada Struktur Skyligth menjelaskan struktur turs dengan sambungan, Terlampir pada gambar di bawah ini.
(82)
Hadi Septian N | 10409026 13 6.2.17 Sistem Utilitas
Sistem penyaluran utilitas air bersih dan air kotor melalui shaft core pada gambar dibawah ini menjelaskan alur utilitas.
(83)
Hadi Septian N | 10409026 14 6.2.18 Perspektif Eksterior
Pada gambar perspektif ini menjelaskan hubungan antara pedestrian jalan dago dengan plza menuju bangungan utama, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 71 Perspektif Plaza
Pada gambar perspektif 72 ini menjelaskan hubungan antara bangunan sekitar dan penghormatan pada persimpang terhadap bangungan utama, Terlampir pada gambar di bawah ini.
(84)
Hadi Septian N | 10409026 15 Pada gambar perspektif 73 ini menjelaskan hubungan entrance kendaraan dengan drop off menuju entrance utama, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 73 Perspektif Entrance
6.2.19 Perspektif Interior
Desain pada lantai dasar merupakan area pameran tidak tetap sehingga fungsi display di buat fleksibel atau tidak permanen dengan mengunakan panel partisi.
(85)
Hadi Septian N | 10409026 16 Pada ruang pamer tetap yang sifatnya digunakan dalam jangka waktu yang lama, beberapa display di buat menempel pada didning agar tidak mudah bergeser oleh pengunjung degan di lindungi oleh lapisan pelindung seperti kaca ditambah pencahayaan buatan untuk mempertegas bagian. Display tetap dapat dilihat pada gambar interior dibawah ini :
Gambar 75 Display tetap
Pada bagian ruangan audio visual di buat lapisan akustik agar meredam suara, dan cahaya yang masuk merupakan cahaya buatan karena interior ruangan dibuat agar redam suara bising. Memiliki kapasitas kursi penonton sebanyak 200 kursi. Berikut sketsa suasana ruangan Audiovisual pada gambar di bawah ini :
(1)
Hadi Septian N | 10409026 11 6.2.14 Isometri Sistem Sunshading
Pada sistem Sun Shading menjelaskan rangka struktur dan sambungan serta material tempere dengan rangga, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 66 Isometri Sistem Sunshading
(2)
Hadi Septian N | 10409026 12 6.2.15 Isometri Sistem Struktur
Pada sistem struktur menjelaskan hubungan antara core, balok dan kolom yang kemudian di salurkan ke pondasi, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 68 Isometri Sistem Struktur 6.2.16 Isometri Sistem Struktur Skyligth
Pada Struktur Skyligth menjelaskan struktur turs dengan sambungan, Terlampir pada gambar di bawah ini.
(3)
Hadi Septian N | 10409026 13 6.2.17 Sistem Utilitas
Sistem penyaluran utilitas air bersih dan air kotor melalui shaft core pada gambar dibawah ini menjelaskan alur utilitas.
(4)
Hadi Septian N | 10409026 14 6.2.18 Perspektif Eksterior
Pada gambar perspektif ini menjelaskan hubungan antara pedestrian jalan dago dengan plza menuju bangungan utama, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 71 Perspektif Plaza
Pada gambar perspektif 72 ini menjelaskan hubungan antara bangunan sekitar dan penghormatan pada persimpang terhadap bangungan utama, Terlampir pada gambar di bawah ini.
(5)
Hadi Septian N | 10409026 15 Pada gambar perspektif 73 ini menjelaskan hubungan entrance kendaraan dengan drop off menuju entrance utama, Terlampir pada gambar di bawah ini.
Gambar 73 Perspektif Entrance
6.2.19 Perspektif Interior
Desain pada lantai dasar merupakan area pameran tidak tetap sehingga fungsi display di buat fleksibel atau tidak permanen dengan mengunakan panel partisi.
(6)
Hadi Septian N | 10409026 16 Pada ruang pamer tetap yang sifatnya digunakan dalam jangka waktu yang lama, beberapa display di buat menempel pada didning agar tidak mudah bergeser oleh pengunjung degan di lindungi oleh lapisan pelindung seperti kaca ditambah pencahayaan buatan untuk mempertegas bagian. Display tetap dapat dilihat pada gambar interior dibawah ini :
Gambar 75 Display tetap
Pada bagian ruangan audio visual di buat lapisan akustik agar meredam suara, dan cahaya yang masuk merupakan cahaya buatan karena interior ruangan dibuat agar redam suara bising. Memiliki kapasitas kursi penonton sebanyak 200 kursi. Berikut sketsa suasana ruangan Audiovisual pada gambar di bawah ini :