Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech)

(1)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

MEDAN SCIENCE EDUCATION CENTER (ARSITEKTUR HIGH-TECH)

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 – STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008 / 2009

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh NOVA PINA S

030406038

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009


(2)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR ( SHP2A )

Nama : Nova Pina S

NIM : 030406038

Judul Proyek Akhir : Medan Science Education Center Tema Proyek Akhir : High-Tech

Rekapitulasi Nilai :

Nilai akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status Waktu

Pengumpulan Laporan

Paraf Pembimbing

I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TKA-490

1 LULUS LANGSUNG 2 LULUS

MELENGKAPI 3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG 4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG 5 TIDAK LULUS

Medan, Januari 2009

Ketua Departemen Koordinator TKA - 490

Ir. Dwi Lindarto H. MT Ir. Dwi Lindarto H. MT


(3)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

MEDAN SCIENCE EDUCATION CENTER ARSITEKTUR HIGH-TECH

Oleh

Nova Pina S 030406038

Medan, Januari 2009 Disetujui Oleh :

Ir. Basaria Talarosha, MT Amy Marisa, ST, Msc

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Dwi Lindarto H, MT


(4)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas KasihNya, PenyertaanNya dalam saya menyelesaikan Tugas Akhir ini . Dialah Allah yang begitu setia, yang tidak pernah meninggalkan dan membiarkan saya berjalan sendirian. Sehingga saya mampu menyelesaikan Tugas Akhir saya.

Tugas Akhir saya berjudul Medan Science Education Center. Dan tugas akhir merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Dengan tulus dan kerendahan hati, saya mengucapkan rasa hormat dan terima kasih saya serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pembimbing Tugas Akhir saya ibu Ir. Basaria Talarosha, MT dan ibu Amy Marisa, ST, MSc atas kesediaanya membimbing dan mengarahkan saya selama proses Tugas akhir ini, dan kepada Para Dosen penguji yang memberi masukan, arahan, dan ilmu kepada saya.

Rasa Hormat dan Terima Kasih saya juga saya sampaikan kepada :

1. Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT, Ketua Departemen Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

2. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar serta staff tata usaha Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara

3. Teristimewa untuk kedua orangtua saya yang tercinta dan terkasih, Drs. M Simbolon dan ibu H. Harahap, atas segala doa, dukungan, kesabaran, Kasih Sayang, cinta yang begitu besar yang dicurahkan pada saya.

4. Saudara-saudara saya yang begitu saya kasihi, Ferdinan Simbolon, Feryandi Simbolon, dan Patar Simbolon, atas doa, dukungan, dan kasih yang begitu besar yang diberikan pada saya selama Tugas Akhir.

5. Sahabat-sahabat saya terkasih, Oktavia yang selalu menjadi sahabat yang setia, Devy atas dukungan, doa dan motivasi yang tiada henti, Melia untuk doa dan dukungan, Tia buat motivasi, waktu, dukungan serta doa buat saya yang sungguh berarti, Ester yang selalu memberi motivasi, Heny yang telah memberi motivasi dan dukungan yang begitu berarti, Medy buat motivasi dan dukungan. Terima Kasih untuk semua waktu yang kita lewati bersama salama di Arsitektur.

6. Semua teman-teman stambuk 2003, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Kepada Ray, Adam, Icha, Dira, Husna, Aulia, Dm, Drajat, Franklin, Fuad, Andry, Kurniawan Ginting, Yoseph buat sketsanya, Erich Pam, Yuzar, Taufik, Adit, Salman, Hanafi, Riza, Ika, Putri Mustika, sastri, Maya,


(5)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

irda, Zakiyah, Afrizal, Haryanto, Vanal, Edy, Irwan, Didi, fatwa. Terima kasih atas dukungan dan pendapat kepada penulis selama proses pengerjaan tugas akhir. 7. Imanuel Manalu atas motivasi yang diberikan. Dan semua teman-teman yang

saya tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk dukungan, doa, dan kasih yang diberikan pada saya selama saya mengerjakan Tugas Akhir saya.

Kiranya Tuhan yang Maha Esa memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerahNya bagi mereka atas segala yang diperbuat untuk saya.

Penulis menyadari ada banyak kekurangan dalam Tugas Akhir ini. Karena itu, penulis dengan kerendahan hati membuka diri untuk kritik dan saran. Akhirnya, penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermamfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Arsitektur.

Medan, Maret 2009 Hormat saya,

Nova Pina S NIM 030406038


(6)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR... i

KATAPENGANTAR...i

DAFTAR ISI... iv

DAFTARGAMBAR... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ... 3

1.3 Fungsi dan mamfaat... 3

1.4 Masalah Perancangan... 4

1.5 Pendekatan Masalah... 5

1.6 Batasan Masalah... 6

1.7 Asumsi... 6

1.8 KerangkaBerfikir... 7

1.9 SkematikLaporan... 8

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Medan Science Education Center 2.1.1 Science... 9

2.1.2 Sejarah Pengetahuan...9

2.1.3 Cabang-cabang Ilmu Pengetahuan ... 10

2.2 Tinjauan Umum 2.2.1 Pusat Sains di Indonesia ... 12

2.3 Terminologi Judul... 13

2.4 Studi Lokasi 2.4.1 Kriteria Pemilihan Lokasi... 16


(7)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

2.4.3 Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan ... 21

2.5 Tinjauan Fungsi 2.5.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ... 22

2.5.2 Deskripsi persyaratan dan Kriteria Ruang... 29

2.6 Studi Banding Proyek Sejenis 2.6.1 Ontario Science Center... 32

2.6.2 Singapore Science Center... 36

2.6.3 Monash Science Center ... 39

BAB III ELABORASI TEMA 3.1.1 Sejarah Arsitektur High-Tech... 46

3.1.2 Pengertian Arsitektur High-tech ... 47

3.1.3 Karakterisitik Arsitektur High-Tec... 48

3.1.4 Ruang dan Fleksibilitas... 49

3.2 Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek... 50

3.3 Penerapan Tema pada Bangunan... 50

3.4 Studi Banding Proyek Sejenis 3.4.1 The Millenium Dome...57

3.4.2 Lloyds Building...61

3.4.3 Hongkong and Shanghai Bank...63

BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan Tapak 4.1.1 Analisa Lokasi (Posisi Site terhadap Kota-Kawasan Lingkungan) ...67

4.1.2 Tata Guna Lahan...68

4.1.3 Batas dan Luas Site... 69

4.2 Analisa Potensi dan Kondisi Tapak 4.2.1 Analisa Sirkulasi... 70

4.2.2 Analisa pencapaian... 72

4.2.3 Analisa View... 74

4.2.4 Analisa Vegetasi... 76 20


(8)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

4.3 Analisa Non-FIsik

4.3.1 Deskripsi Kebutuhan Ruang... 77

4.3.2 Skema Aktivitas Pemakai... 80

4.3.3 Kapasitas Pengunjung... 83

4.3.4 Besaran Ruang... 85

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 89

BAB VI GAMBAR HASIL PERANCANGAN ... 96

FOTO-FOTO MAKET... 115


(9)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alternatif 1 Pemilihan Lokasi 17

Gambar 2. 2 Alternatif 2 Pemilihan Lokasi 18

Gambar 2.3 Peta Radius Lokasi dengan Sarana Pendidikan lain 19

Gambar 2.4 Pencapaian ke Lokasi Proyek 21

Gambar 2. 5 Alternative tata letak pamer pola grid 25

Gambar 2.6 Ontario Science centre 32

Gambar 2.7 Singapore Science Center

Gambar 2.8 Bangunan Monash Science Centre 39

Gambar 3.1 Karakteristik Arsitektur High-Tech 48

Gambar 3.2 Ilustrasi Penggunaan Kaca 50

Gambar 3.3 Penggunaan Baja (BMW Welt Building) 51

Gambar 3.4 Hologram 51

Gambar 3.5 Jenis sensor 54

Gambar 3.6 Sirkuit Lampu Otomatis 55

Gambar 3.7 The Millenium Dome 56

Gambar 3.8 Detail Tiang Jaringan Kabel 57

Gambar 3.9 Detail penyokong jembatan Kabel 59

Gambar 3.10 Llyoid’s Building 61

Gambar 3.11. The Millenium Dome 62

Gambar 3. 12 Denah tipikal 65

Gambar 3.13 Potongan gedung Hongkong dan Shanghai Bank 65

Gambar 3.14 BangunanThe Reichstag 67

Gambar 4.1 Analisa Lokasi 68

Gambar 4.2 Tata Guna Lahan 69

Gambar 4.3 Batas Site 70

Gambar 4.4 Analisa Sirkulasi Kendaraan 71

Gambar 4.5 Analisa Pencapaian 73


(10)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Gambar 4.7 Analisa View luar ke dalam bangunan 76

Gambar 4.8 Analisa Matahari 77

Gambar 5.1 Rotating light 92

Gambar 5.2 Science Play Area 92

Gambar 5.3 a Kinetic Garden 92

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kebutuhan Besaran Ruang untuk Kantor 30

Tabel 4.1 Kebutuhan Ruang 78

Tabel 4.2 Jumlah Pelajar dan Mahasiswa Kota Medan 84

Tabel 4.3 Pengunjung Museum Daerah Sumatera Utara 84

Tabel 4. 4 Persentase Pengunjung Museum di Medan 85


(11)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Kerangka Berfikir 7

Diagram 2. 1 Pembagian Ilmu Pengetahuan 11

Diagram 4. 1 Sirkulasi pemakai 81


(12)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam artikel yang ditulis oleh Dra. Ani M. Hasan disebutkan di dalamnya bahwa abad 21 adalah abad pengetahuan. Pada masa yang akan datang, pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood). Hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan akan menjadi elemen yang sangat berarti bagi perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia.

Oleh karena itu, manusia dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena pada perkembangan selanjutnya manusia akan dituntut memiliki kebutuhan untuk belajar cara-cara baru untuk hidup dan bekerja dengan kekompleksan, informasi yang cepat, dan dekat dengan teknologi. Dalam proses kehidupan di masyarakat untuk mencapai kemampuan akan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hal yang sulit karena banyaknya permasalahan yang menjadi hambatan. Hal ini secara tidak langsung akan menghambat perkembangan peradaban manusia itu sendiri.

Dunia pendidikan menjadi solusi atas permasalahan yang menjadi hambatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu memainkan perannya secara efektif. Namun selain pendekatan formal yang pada umumnya diterima masyarakat, dibutuhkan pendidikan non formal dan unit pendukung lainnya yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Unit pendukung tersebut antara lain peran aktif orang tua, serta media lain seperti televisi, radio, majalah, komputer, tempat –tempat umum seperti museum, gedung olahraga, yang memiliki unsur pendidikan.

Kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang juga merupakan salah satu gerbang bagi dunia Internasional menuju Indonesia. Dengan demikian akan banyak pengaruh luar terhadap masyarakatnya. Untuk mengatasi pengaruh luar dan globalisai, masyarakat harus mampu mengimbanginya dengan penguasaan pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang . Hal ini berarti bahwa kota Medan memiliki peranan dalam usaha meningkatkan pemahaman dan penguasaan bagi masyarakat umum.

Berdasarkan data yang disajikan dalam “Human development Report 2008” pendidikan di Indonesia berada di tingkat 107 dari 177 negara yang diteliti profil pendidikannya oleh UNICEF. Hal ini berarti bahwa Indonesia berada dalam “ Medium Human Development” atau berada di peringkat tengah dalam hal pengembangan sumber


(13)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

daya manusia. Fakta inilah yang menjadi salah satu dorongan bahwa Indonesia umumnya serta kota Medan khususnya harus memiliki cara dan solusi dalam usaha meningkatkan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan.

Medan telah memiliki sejumlah sekolah dan perguruan tinggi yang mengusung misi meningkatkan taraf pendidikan masyarakat. Kebanyakan dilakukan dalam konteks pendidikan formal serta pendidikan nonformal. Namun tidak terdapat cukup instansi yang mengusung dunia pengetahuan dan teknologi secara terbuka.

Tidak semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pemahaman dan pengetahuan tentang kemajuan pengetahuan dan teknologi. Kurangnya media yang benar-benar efektif dalam penyaluran ide serta kehausan masyarakat akan ilmu pengetahuan adalah salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan penguasaan pengetahuaan dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan instansi dan fasilitas diluar instansi pendidikan yang sudah ada yang menampung sejumlah media informatif tentang pengetahuan dan teknologi yang dapat diakses oleh semua kalangan, tidak hanya pelajar dan dunia akademis namun masyarakat luas.

Secara singkat dapat dijabarkan sejumlah latar belakang perlunya Medan Science Education Center :

1. Tuntutan akan pentingnya peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat luas terhadap pengetahuan dan teknologi serta perkembangannya sehubungan dengan Medan sebagai salah satu kota besar yang menjadi gerbang Indonesia dari dunia Internasional.

2. Diperlukan media yang menjadi pusat belajar terpadu dimana pelajar dapat belajar dan mengenal ilmu pengetahuan yang dapat diakses langsung dengan penglihatan, pendengaran, gerakan, tanggapan, dan sentuhan mereka sendiri. Karena pengalaman nyata adalah cara belajar yang paling efektif. Hal ini seiring dengan penelitian Dr. Higgin dan Dr. Suydan pakar matematika pada tahun 1976 yang menyatakan sebesar 60% siswa yang belajar melalui alat peraga menunjukkan perkembangan lebih dibanding yang tidak menggunakan alat peraga. Indikasi ini juga berlaku untuk pemahaman semua jenis pelajaran. 3. Secara khusus adanya hasil Seminar yang diadakan pada tanggal 21

November 2007 di Hotel Garuda Plaza mengenai pemikiran pemerintah Sumatera Utara tentang perlunya Medan (Sumatera Utara secara umum) memiliki fasilitas berupa Scince center.


(14)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

• Mendesaian sebuah bangunan dan fasilitas pendidikan non Formal yang menjadi tempat mempelajari ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas, pelajar, dan pengajar untuk tujuan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

• Mendesain ruang-ruang yang efektif untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas belajar sains, yang bukan hanya memenuhi fungsin namun menciptakan suasana menyenangkan dan rileks.

Menyediakan sarana rekreasi yang bersifar edukatif di Kota Medan.

1.3. Fungsi dan Mamfaat

1.3.1 Fungsi

1. Merancang Fasilitas sebagai pusat Informasi ilmu pengetahuan khsususnya di bidang matematika, Biologi, Fisika, Kimia.

2. Sarana edukatif ilmu pengetahuan

3. Sarana rekreatif, karena sebagian besar alat peraga yang ada didesain dalam bentuk permainan yang menarik, dengan sistem hands-on, mencoba aktif, kreatif, partisipatif, yang memungkinkan pengunjung untuk dapat melihat, meraba, mendengar, memegang, mendemonstrasikan dengan alat peraga, sehingga pengunjung dapat sambil bermain.

4. Sarana Informatif dan Telekomunikasi, adanya ruang khusus untuk komputer atau internet, untuk mendapat informasi yang diperlukan.

5. Menyediakan Fasilitas penunjang dengan menyelenggarakan kegiatan non-Formal seperti diskusi, seminar, lomba karya ilmiah, dan science club.

6. Menyelenggarakan pertemuan ilmiah, kegiatan ilmiah seperti pameran benda atau barang hasil peragaan terbaru.

1.3.2. Mamfaat

1. Bagi Masyarakat Awam

-untuk menambah wawasan dalam hal pengetahuan dan teknologi serta aplikasinya, dan menyadarkan betapa berpengaruhnya mengetahui tentang pengetahuan dan teknologi, serta memberikan sarana rekreasi-inovasi.

2. Bagi anak-anak (usia sekolah dasar)

-sarana belajar ilmu pengetahuan sambil bermain, sehingga sedari kecil mereka sudah diperkenalkan dengan pengetahuan, sehingga mereka tidak takut dan


(15)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

kesulitan untuk belajar hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan. 3. Bagi Pelajar dan Mahasiswa

-Sarana Informatif-edukatif-rekreatif dalam hal teknologi pengetahuan matematika, Biologi, Fisika, Kimia dan perkembangannya.

-menambah alternatif pilihan dalam melenjutkan studi dan karir

-Wadah untuk mengembangkan inisiatif dan kreatifitas khusus yang tergabung dalam science club (Program pelatihan alat peraga, sanggar Kerja dan DEMO IPTEK, dsb)

4. Bagi Guru/Tenaga Pendidik

-Menambah wawasan perkembangan pengetahuan dan alternatif dalam mengajarkan meteri supaya lebih berkreasi.

5. Bagi Para Ilmuwan dan ahli dalam bidang sains

-Menambah wawasan dan memberi ide penemuan inovatif, bahkan dari cara yang paling sederhana sekalipun.

-memberikan tantangan untuk lebih berkreasi lagi dalam mencari esensi ilmu pengtahuan

6. Instansi pendidikan yang berkaitan

-Sarana untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bernuansa pendidikan terutama dalam hal sains (seperti workshop, seminar, dan kuliah) baik untuk umum, pelajar, tenaga pendidik, maupun ilmuwan.

1.4. Masalah Perancangan

Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang dihadapi dalam penyelesaian desain proyek Medan Science Exploratorium, antara lain :

Fungsi

1. Bagaimana menciptakan sarana pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang nyaman dan menyenangkan.

2. Bagaiman mewadahi kegiatan-kegiatan utama, dan kegiatan penunjang.

Arsitektur

1. Bagaimana merancang bangunan dengan fungsi yang benar benar bernuansa ilmu pengetahuan.


(16)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

2. Penyatuan ruang luar dan ruang dalam, tata letak (berdasarkan fungsi dan sifat ruang), pemintakatan, pengelompokan fungsi, dan sirkulasi.  memudahkan pemakai untuk mengerti ruang-ruang yang akan dikunjungi/ digunakan.

3. Menciptakan bangunan yang nyaman dari segi pencahayaan, penghawaan, dan aksesibilitas yang baik dalam mendukung terciptanya suasana belajar yang kondusif, serta adanya keselarasan kondisi lingkungan luar dengan dalam bangunan.

Struktur

Bagaimana pemecahan struktur massa bangunan yang merupakan tuntutan dari fungsi bangunan dengan segala beban dan fasilitas pendidikan tersebut.

Utilitas

Bagaimana operasional pemeliharaan bangunan, mulai dari pemilihan material bangunan, sistem plumbing, pemakaian tekonologi.

I.5. Pendekatan Masalah

Pendekatan-pendekatan dalam penyelesain masalah pada perancangan akan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:

1. Studi literatur dengan mempelajari permasalahan yang ada serta pemecahan masalah berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan mendukung dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar bangunan maupun standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi proyek dan kelayakannya.

2. Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalahan dan fungsi bangunan yang memiliki kesamaan dalam proyek maupun tema sejenis dengan judul proyek ini, yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media cetak lainnya, dan sumber-sumber yang dianggap penting.

3. Survey lapangan dalam pemilihan lokasi dengan menganalisa potensi-potensi yang ada pada lingkungan sekitar.

4. Mendapatkan informasi dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek, baik dengan instansi pemerintah maupun swasta.

1.6. Lingkup/Batasan Pembahasan

1. Pembahasan ditekankan pada aspek arsitektural yang meliputi bentuk dan ruang yang merupakan faktor dominan dalam menunjang fungsi pendidikan dan kebutuhan yang dijalankan Medan Education Science Center


(17)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

2. Seluruh pembahasan tentang Arsitektur High-Technology dan penerapannya dalam desain

3. Pembahasan tentang ruang-ruang yang dibutuhkan untuk mempelajari sains (Fisika, Kimia, matematika, dan Kimia).

1.7. Asumsi

Karena kasus proyek ini bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi yang menjadi acuan perancangan bangunan ini, antara lain :

• Bangunan diasumsikan milik pihak swasta dengan disusbsidi oleh pemerintah dengan penekanan bahwa bangunan bersifat edutainment (educatif-entertainment).

• Asumsi bahwa keberadaan dan kondisi masyarakat sekitar tidak menjadi penghalang berjalannya proyek ini.

• Diasumsikan bahwa perekonomian di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara berada dalam kondisi normal sehingga dapat mendukung keberadaan proyek ini.


(18)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

1.8. Kerangka Berfikir

RUMUSAN PERMASALAHAN

• Merancang bangunan bernuansa ilmu pengetahuan • Menerapkan konsep arsitektur Hightech.

PENGUMPULAN DATA STUDI

LITERATUR

SURVEY

Kerangka Survey

ANALISA

• Fisik: Potensi tapak, Sirkulasi ruang luar • Non Fisik:

-Aktifitas, Pengguna & Kebutuhan ruang -Program ruang

Tema: Arsitektur Hightech

Science Center di Medan

LATAR BELAKANG

Meningkatnya kebutuhan akan pemahaman science yang membawa dampak bagi kemajuan peradaban manusia

Perlunya wadah sebagai pusat ilmu pengetahuan

TUJUAN DAN MANFAAT

1. Menyediakan sarana dan fasilitas yang berguna dalam mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Sebagai wadah hiburan edukatif bagai para pelajar/mahasiswa maupun masyarakat umum.

3. Menyediakan sarana rekreasi yang bersifat mendidik di kota Medan.


(19)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

I.9. SISTEMATIKA PENULISAN

BabI Pendahuluan, bab ini berisi uraian latar belakang, tujuan, permasalahan, batasan,

asumsi, kerangka berpikir dan sistematika laporan.

Bab II Deskripsi proyek, berisi tentang tinjauan umum yang berisikan uraian kasus

proyek, tema proyek, dan lain sebagainya serta pemilihan lokasi, tinjauan literatur proyek, serta studi banding terhadap kasus proyek sejenis dan juga kesimpulan serta aplikasi penerapan tema.

Bab III Elaborasi tema, berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi dan

keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.

Bab IV Analisa Perancangan, berisi tentang analisa terhadap konteks lingkungan tapak,

lokasi, analisa kegiatan, aktifitas pengunjung, dan media yang disajikan dan menganalisanya dalam suatu kebutuhan ruang berdasar hasil studi banding, dan menghasilkan rekomendasi program ruang, juga analisa terhadap pendekatan fungsi dan hubungan antar ruang yang bersifat analisa.

Bab V Konsep Perancangan, berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan

lingkungan kajian sebagai keluaran dari hasil laporan kolokium ini yang digunakan dalam perancangan tugas akhir.

Bab VI Hasil Rancangan, berisi gambar-gambar desain dan foto maket hasil

perancangan.

KONSEP & DESAIN

SKEMATIK


(20)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN PROYEK 2.1. Medan Science Education center

2.1.1 Science

Science diartikan To Formulate a new theory or postulate a new hypothesis (Design in Architecture, Broadbent). Science berasal dari Prancis Lama yang berasal dari bahasa Latin Scientia yang telah dibakukan menjadi sains dalam bahasa Indonesia yang sama dengan pengetahuan yang secara khusus diperuntukkan bagi pengetahuan yang sistematik. Lebih detail lagi pengetahuan diartikan sebagai sistem pengetahuan yang diperoleh berdasarkan metode yang ilmiah, seperti mengorganisasikan tubuh pengetahuan tersebut melalui sejumlah penelitian.

2.1.2 Sejarah Pengetahuan

Pada abad ke-delapan belas, ilmu pengetahuan dibedakan dengan pilosofi natural filosofi moral. Pada masa ini, ilmu yang mempelajari alam disebut filosofi natural, sementara itu ilmu yang mempelajari pemikiran manusia disebut filosofi moral.

Dalam sejumlah kasus, pengetahuan digunakan untuk mempertahankan pengetahuan yang dapat dipercaya tentang sejumlah topik. Seiring dengan perkembangan sejumlah ilmu yang menghasilkan sejumlah hukum seperti hukum Kepler, hukum Newton, Hukum Galileo dan lain-lain, filosofi natural menjadi lebih dikenal sebagai ilmu alam (Natural science).

Pada abad ke 19, sejumlah pembicara Inggris membedakan pengetahuan kedalam sejumlah cabang ilmu yang berbeda dan ilmu alam (Natural science) termasuk didalamnya. Pada abad 20, ilmu pengetahuan digambarkan sebagai sesuatu yang dapat menggambarkan dunia. Semuanya dilakukan dengan latihan yang nyata, melalui metode yang unik. Pengetahuan memiliki alasan dasar yang dapat diterima oleh akal kita. Contohnya adalah bahwa metode scientifik/ metode ilmiah tidak dapat menarik


(21)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

kesimpulan dari sesuatu yang berada diluar batas, seperti hal-hal supranatural, hal ini berada di luar batas penjelasan pengetahuan.

Tahun-tahun setelah 1900-an, hubungan antara pengetahuan dan teknologi juga berkembang dengan kuat. Diamana Salah satu pengertian Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari

2.1.3 Cabang-cabang Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan secara umum dikenal dengan pengetahuan empiris dan pengetahuan rasional. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahua Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan dilakukan secara empiris, data empiris berarti data yang dihasilkan dari percobaan atau pengamatan. Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai menekankan pengetahuan yang bersifat apriori, tidak menekankan pada pengalaman.

Pembagian pengetahuan secara umum : 1. Pengetahuan Formal

• Matematika diklasifikasikan ke dalam pembagian ini

2. Pengetahuan Empiris, yang diklasifikasikan dalam dua baigan, yaitu :

Ilmu alam (Natural Sciences), adalah ilmu yang memperlajari fenomena alami, aspek-aspek fisik & nonmanusia tenta termasuk kehidupan biologi. Ilmu alam ini yang membentuk landasan bagi ilmu terapan

Ilmu sosial (Social Sciences), yang mempelajari


(22)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Berikut ini pembagian ilmu Pengetahuan dinyatakan dalam bagan :

Ilmu Pengetahuan (Science)

Ilmu Empiris (aposteriori)

Ilmu Formal (apriori)

Ilmu alam (Natural science)

Fisika

Kimia Biologi

Ilmu Bumi

Ilmu sosial (Social science)

Lingusitik Ekonomi

Ilmu politik

Psikologi

Sosiologi


(23)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Di bawah ini adalah penjelasan cabang-cabang ilmu pengetahuan empiris yang akan menjadi bahasan dalam proyek Medan Science Education Center :

Ilmu alam

- Fisika, mempelajari masa dan energi, gejala alam yang tidak hidup atau dalam lingkup

- Kimia,

- Ilmu hayat atau Biologi, ilmu yang mempelajari mengenai kehidupan Obyek kajian biologi mencakup semu

- Astronomi, yang secar

dan sistem optik dimulai pada abad ke 19 melalui observasi pertama tentang asteroid tahun 1801 dan penemuan neptunus pada tahun 1846

- Ilmu bumi, ilmu yang mempelajari bumi

2.2 Tinjauan Umum

2.2.1 Pusat Sains di Indonesia

Pusat Ilmu Pengetahuan yang dikenal di Indonesia adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang disingkat dengan LIPI. LIPi adalah sebuah tempat yang manjadi pusat kegiatan ilmiah secara nasional. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dalam mewujudkan tujuannya dalam meningkatkan keingintahuan dan pengenalan masyarakat Indonesia akan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan sains dan teknologi, banyak mengadakan kegiatan yang bertujuan menampung ide-ide segar pelajar dan anak-anak remaja yang masih membutuhkan bimbingan dalam menuangkan segala ide-ide mereka menyangut pengetahuan dan teknologi.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan LIPI antara lain -menggelar lomba karya ilmiah

-Inovasi nasional, suatu kegiatan inovasi teknologi yang berasal dari anak-anak usia 6 sampai 18 tahun, dimana mereka menampilkan suatu karya , dan karya itu diharapkan


(24)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

dapat memudahkan kehidupan penggunanya. Pada kompetisi ini diperlukan penulis mendeskripsikan kegunaan dari alat yang dibuat dan mengenai alasan penulis ingin membuat karya tersebut.

-Siaran IPTEK VOICE

Beberapa Layanan publik yang tersedia di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia antara lain :

-2.3. Terminologi judul

Judul proyek adalah Medan Science Education Center. Medan Science Education Center berfungsi sebagai wadah tempat melakukan berbagai kepentingan yang dapat memberikan dukungan dan perkembangan bagi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Proyek ini merupakan merupakan sebuah fasilitas yang diperuntukkan untuk memperkenalkan sejumlah produk teknologi kepada masyarakat luas. Namun secara khusus, Medan Science Education Center diperuntukkan bagi kalangan pelajar dan akademisi untuk memberikan pemahaman dan pendalaman pengetahuan tentang segala hal yang berbau pengetahuan.

Dilihat dari judulnya Medan science Education Center mengandung pengertian sebagai berikut :

Arti Kata

Pengertian Medan

MEDAN – Kota dimana proyek ini akan dilaksanakan, yang merupakan Ibukota Propinsi Sumatera utara

Pengertian Science

Science- telah dibakukan menjadi kata Sains dalam bahasa Indonesia yang berarti ilmu yang yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya (teratur dan sistematik),


(25)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

dan juga berarti ilmu yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (misal: fisika, kimia, dan biologi).

Education- pendidikan

Center , dapat diartikan sebagai berikut :

a. Pusat, sentral, bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi

b. Tempat, aktivitas utama dari kepentingan khusus yang dikonsentrasikan

c. Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi.

Dengan demikian yang dimaksud dengan Medan Science Education center adalah pusat atau inti dilakukannya seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan pembelajaran seputar ilmu pengetahuan dan perkembangannya melalaui berbagai alat peraga yang disediakan, disertai dengan kegiatan memamerkan hasil produk dan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berada di Kota Medan. Selain itu Medan Science Education center merupakan sarana pembelajaran non-formal terhadap perkembangan pengetahuan dan teknologi bagi para akademisi maupun masyarakat luas. Beberapa cara yang digunakan guna memberi pemahaman dan pendalaman pengetahuan, antara lain :

1. Menyediakan fasilitas peraga.

Fasilitas peraga ini diperuntukkan bagi semua cabang pengetahuan dan teknologi seperti peraga Fisika, peraga Kimia, peraga Biologi, peraga Matematika dan sejumlah peraga lainnya. Selain itu terdapat pula peraga teknik. Peraga teknik akan memberikan gambaran dan penjelasan tentang produk-produk teknologi yang digunakan dalam kehidupan seperti alat penyulingan air, penyulingan minyak dan lain-lain. Semua alat peraga teknik ini dapat disajikan dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi baik dalam ukuran sebenarnya maupun dalam ukuran miniature.

2. Menyediakan fasilitas belajar

Fasilitas belajar dilakukan dengan cara menyediakan ruang belajar. Ruang belajar ini akan dilengkapi dengan sejumlah staff pengajar. Staff pengajar ini akan


(26)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

memberikan pemahaman dan pembelajaran tentang sains, perkembangan teknologi beserta produknya. Pembelajaran ini akan didukung oleh produk-produk peraga yang ada didalam Medan Science Education Center dan fasilitas pendukung lainnya seperti ruangan workshop.

3. Menyediakan Perpustakaan

Perpustakaan yang ada akan melengkapi fasilitas ini. Terdapat dua jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan konvensional dan perpustakaan digital. Melalui kedua perpustakaan ini para pengguna fasilitas akan dapat emmperoleh pengetahuan lebih tentang pengetahuan dan teknologi.

4. Menyediakan Ruang Astronomi

Ruang astronomi berisi sejumlah pengetahuan tentang alam semesta. Terdapat juga sejumlah informasi yang menjelaskan sejarah perjalanan manusia dalam usaha mengenal alam semesta.

Skala Pelayanan

Skala pelayanan Medan Science Education Center ini adalah masyarakat umum. Proyek yang direncanakan ini, kepemilikan fasilitas dan sumber dananya adalah milik swasta. Merupakan keharusan bahwa Medan Science Education Center ini hendaknya digunakan untuk kepentingan masyarakat. Namun secara khusus fasilitas ini diperuntukkan bagi kalangan pelajar. Untuk sejumlah fasilitas pendukung, pelayanan diperuntukkan bagi kalangan tertentu, misalnya workshop. Fasilitas ini dipergunakan untuk kalangan yang terdaftar dalam science club.

Dalam hal ini tingkatan setiap ilmu pengetahuan akan disesuaikan dengan kurikulum pendidikan umum di Medan. Hal ini ditujukan untuk memberikan informasi yang tepat kepada setiap tingkatan pendidikan, mulai SD, SMP, SMU hingga mahasiswa. Namun pengklasifikasian ini tidak membatasi kemauan para pengunjung untuk mengetahui lebih lanjut tentang informasi yang ingin ia peroleh.

• Sekolah dasar (SD)

Medan Science Education Center memberikan informasi mengenai pengenalan ilmu pengetahuan alam (IPA) seperti mengenal lingkungan, termasuk habitat


(27)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

makhluk hidup, sifat-sifat dasar benda dan keistimewaannya, juga terdapat informasi mengenai matematika.

• Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Pada tahapan ini para pengunjung ditawarkan informasi yang lebih mendalam. Tahap ini menawarkan pengetahuan lanjutan dari ilmu-ilmu dasar yang diperoleh pada level sebelumnya, misalnya adalah pengenalan dan pemahaman mengenai cahaya, bunyi, gerak manusia, sistem elektronika dasar, pengembangan matematika, pengenalan dan pemahaman dasar-dasar energi, dan sejumlah ilmu lainnya.

• Sekolah Menengah Umum (SMU)

Pada Tahap ini Pemahaman yang ditawarkan lebih mendalam. Pada tahap sebelumnya hanya berupa pengenalan dan pemahaman prinsip dasar, namun pada tahap ini lebih difokuskan pada pemahaman mendetail mengenai ilmu yang diinformasikan sebelumnya, seperti pengetahuan energi, bunyi, elemen-elmen cahaya, genetika dasar, anatomi tubuh manusia, ruang angkasa dan lain-lain. • Mahasiswa

Pada tahap ini, mahasiswa secara umum ditawarkan informasi yang menuntut pemahaman untuk bisa menganalisis sehingga pemahaman yang diperoleh lebih mendalam. Lebih pada hal-hal yang bersifat logika dan mempunyai dalil beserta eksperimen yang jelas dan dapat dipertangung jawabkan.

• Ilmu Terapan

objek yang ditawarkan berupa objek-objek yang menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan, seperti alat-alat simulator energi, bunyi, alat trasnportasi, gerak, model-model pembangkit listrik, dan lain-lain. Kebanyakan objek-objek ini didesain untuk dapat dimainkan sehingga akan lebih bersifat entertain namun tatap mendidik.

2.4. Tinjauan Lokasi

2.4.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Kriteria-kriteria untuk pemilihan proyek Medan Sciece education Center adalah :

1. Berada dekat dengan fasilitas pendidikan lainnya, seperti: sekolah (TK, SD, SMP, SMU, Universitas), dan pendidikan non-formal lain (sekolah musik, sekolah seni, dsb),.


(28)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Sehubungan dengan fungsi proyek yang menerapkan sarana edukatif-informatif sekaligus digabungkan dengan fasilitas rekreatif , maka sangat baik bila dekat dengan fasilitas pendidikan.

2. Pencapaian relatif mudah, berada pada lokasi strategis, cocok untuk fungsi berskala kota

Karena mempunyai banyak fasilitas yang diperuntukkan untuk umum, dalam artian yang masih berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Disamping itu, proyek ini merupakan sarana komersial, sehingga kriteria untuk pencapaian juga harus diperhitungkan.

3. Dekat dengan jalur masuk pelajar dari luar daerah

2.4.2. Analisa pemilihan Lokasi 1. Alternatif lokasi

Alternatif 1 : Lokasi berada di Jalan Perintis Kemerdekaan dengan luas lahan ± 1,7 Ha terletak di Kecamatan Medan Timur. Dasar pertimbangan :

 Berada di kawasan yang memiliki fasilitas seni dan budaya yang erat dengan pendidikan

 Berskala kota, dekat dengan kawasan urban.

 Aksesibiitas tinggi kerena merupakan jalur transportasi utama, sehingga mudah dicapai.


(29)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Alternatif 2 : Lokasi berada Persimpangan Jalan S. Parman dan Jalan Zainul Arifin, Kec. Medan Petisah, Berada di kawasan pendidikan dan komersil, terdapat fasilitas perkotaan seperti hotel, restoran, dsb.

2. Analisis dan Penentuan Lokasi

Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang berada di Jl. Perintis Kemerdekaan, karena dianggap paling cocok dengan analisis sebagai berikut :

Deskripsi Lokasi :

Lokasi berada di Jl. Perintis Kemerdekaan. Berada di kecamatan Medan Timur, dengan Batas terhadap daerah sekitar dan Kecamatan lainnya sebagai berikut :

• Batas Utara dan Selatan adalah areal residentil.

• Batas Barat adalah areal

pertokoan.

• Batas Timur adalah Universitas Nomensen

Jl. Perintis Kemerdekaan

Jl. Timor Jl.

Gaharu Jl. Kemuning WPP C

Gbr. 2.1 Alternatif 1 Pemilihan Lokasi


(30)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

• Kecamatan yang didapat dalam jarak 1,5km dari lokasi adalah; o Kec. Medan Barat,

o Kec. Medan Perjuangan, o Kec. Medan Kota,

o Kec. Medan Area, o Kec. Medan Petisah., o Kec. Medan Baru, o dan Kec. Medan Maimun

Dekat dengan sarana pendidikan lain

Seperti yang dapat dilihat pada gambar di atas, dalam jarak 1,5km terdapat lebih dari 37 lembaga sekolah baik itu swasta maupun negeri, baik itu formal mau pun pendidikan non-formal. Menurut Evaluasi kriteria Pemilihan Lokasi yang dekat dengan sarana pendidikan , maka lokasi ini SESUAI.

Gambar Peruntukan Lahan

Gelanggang Remaja

SMU 7, SMK 5, SMP 37

Medan Putri Kalam Kudus Amir Hamzah, Muhammadiyah 6 SMP 6 IBBI S. Parman Persit

2 PlayGroup, aBudi Murni

Methodist ….

UMSU

SD Muhammadiyah 13

SMP Muhammadiyah 7

Yayasan Gajah Mada

SD ….

SD ….

Methodist 3

Kampus lama IAIN

SMK Jambi, Joshua, ……

SMU 17

Sutomo

SMP 12, playgroup, Methodist 2, SMK 1 SMK 11, Taman Budaya, Nomensen, Sekolah

Gambar Sarana Pendidikan Sekitar


(31)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Stasiun Kereta Api yang menjadi lokasi keluar-masuk pelajar dari luar daerah yang akan melakukakan study tour.

Dekat dengan jalur masuk pelajar dari luar daerah

Pengunjung pelajar yang datang ke Medan Science Education Center ini bukan hanya terbatas bagi pelajar di kota Medan, tetapi juga terbuka bagi pelajar dari luar daerah yang mengadakan studi tour pada masa-masa liburan atau waktu-waktu tertentu. Sehingga kondisi site yang dekat dengan jalur transportasi antar daerah akan menjadi potensi terhadap lokasi. Stasiun Kereta api berjarak ± 250m dari lokasi Jl. Perintis Kemerdekaan ini.

Pencapaian

Jalan utama untuk sampai ke dalam lokasi adalah Jl. Perintis Kemerdekaan yang merupakan jalan 1 arah. Jalan ini dapat dicapai dari berbagai alternatif jalan. Untuk mencapai lokasi ini cukup mudah. Karena tempatnya yang berada di bagian Pusat Kota, menjadikan tempat ini sangat strategis untuk ditempatkan sebagai lokasi proyek.

Gambar Letak Stasiun Kereta Api


(32)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Hasil dari gambaran analisa di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa lokasi ini bernilai Cocok untuk fungsi Lahan Medan Science Education Center.

2.4.3 . Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

 Kasus Proyek : Medan Science Education Center

 Status Proyek : Fiktif

 Pemilik Proyek : Pihak swasta

 Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur Kotamadya Medan

 Batas lahan

o Batas Utara :Jln. Perintis Kemerdekaan

o Batas Timur : Jln. Timor

o Batas Selatan : Jln. Sena

Dari Krakatau, Cemara, danzzzzz sekitarnya. Dari Brayan, Karya, Marelan,

dan sekitarnya.

Dari Karya, Helvetiah, dan sekitarnya.

Dari Binjai, Sei Kambing, Sunggal, dan sekitarnya. Dari Sekip, Sambu Baru, Ayahanda, dan sekitarnya.

Dari Polonia, Mongonsidi, P.

Bulan, dan sekitarnya. Dari SM. Raja, Halat, Mongonsidi, dan sekitarnya.

Dari Serdang, Pancing, Mandala, Tembung, dan sekitarnya.

Dari Denai, Sukarame, dan sekitarnya.

Dari Gajah Mada, Pringgan, dan sekitarnya.


(33)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

o Batas Barat : Jln. Gaharu

 Eksisting : Kosong - namun terdapat satu buah bangunan tua bekas rumah dinas PJKA.

 Utilita : PLN, TELKOM, PDAM, Saluran Kota

 Luas Lahan : + 1,7 Ha (+ 17.000 m2)

 Kontur : Datar

 KDB : 60 %

 KLB : 3-5 lantai

 Lebar jalan

o Jl. Perintis Kemerdekaan : 12,7 meter o Jl. Gaharu : 10,1 meter o Jl. Timor : 08,4 meter o Jl. Kemuning : 05,5 meter

 GSB

o Jln. Perintis Kemerdekaan : 10 meter

o Jln. Gaharu : 1 meter

o Jln. Sena : 4 meter

o Jln. Timor : 5 meter

2.5 Tinjauan Fungsi

2.5.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Sebagai pusat tempat melakukan sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tempat mendapatkan informasi seputar sains dan tempat rekreasi, Medan Science Education Center memiliki fasilitas yang mengakomodasi pendidikan dan rekreasi (edutainment). Fasilitas-fasilitas itu dijabarkan sebagai berikut :

• Layanan informasi peragaan Ilmu pengetahuan dan teknologi. • Perpustakaan, temasuk perpustakaan digital.

• Sejumlah pameran baik pameran tetap maupun pameran temporer. • Workshop (penggunan terbatas).


(34)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

• Ruang seminar.

• Ruang IMAX (teater 3D). • Science Club, dll.

Sesuai dengan karakter kegiatan yang terdapat dalam Medan Science Education Center yang bersifat edukatif dan rekreatif, maka kegiatan yang adapun merujuk pada hal tersebut.

Aktivitas yang terdapat di dalam Medan Science Education Center , diantaranya adalah :

1.Kegiatan pameran Imu Pengetahuan

Pemeran ini terbagi atas : -Pameran interaktif

Dimana alat-alat peraga dapat dimainkan , dicoba sendiri, atau hanya dilihat bagaimana dalil-dalil atau hukum alam itu bekerja.

-Pameran informative

Yang memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan eksakta atau teori-teori dalam ilmu pengetahuan eksakta dengan media teknologi informasi seperti komputer, animasi, LCD, dan lain-lain.

-Pameran tetap berupa pameran peraga-peraga ilmu pengetahuan dan teknologi. -Sementara pameran temporer berupa pameran yang menampilkan sejumlah produk pengetahuan dan teknologi dari instansi-instansi lain baik pemerintah maupun swasta yang ingin melakukan sosialisasi maupun promosi tentang produk mereka.

Pengelompokan dan Metoda Penyajian Benda Peraga

Ada sejumlah sistematika pengelompokan objek koleksi peraga, antara lain yaitu ; 1. Berdasarkan fungsi

2. Berdasarkan jenis

3. Berdasarkan materi atau bahan 4. Berdasarkan tempat asal.

Berikut ini contoh benda yang dipamerkan :

Pameran tetap yang didasarkan pada tema/ jenis: -Bipologi


(35)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Organ-organ tubuh, panca indera, rangka manusia dan hewan purba baik fosil asli maupun fosil tiruan sebagai display dengan bantuan peralatan teknologi canggih/ komputer, sehingga pengunjung dapat melihat/ menstimulasi makhluk tersebut hingga tampak ‘hidup’, tumbuhan dan lingkungannya, proses perumbuhan dari sel ke organisme, bioteknologi dan lain-lain.

- Kimia

Unsur-unsur kimia, struktur atom, hablurisasi, pengawetan, pembusukan, pengasaman, pengolahan bahan sintesis dan lain-lain.

- Matematika

Angka, kalkulasi, analisa, permainan, probabilitas, ruang dan simetri, permukaan, kurva dan lengkung dan lain-lain.

- Ilmu pengathuan eksakta lainnya seperti ilmu astronomi, Benda-benda yang dipamerkan disini antara lain: ilmu perbintangan dan galaksi, sistem tata surya, planet, alam semesta, roket dan satelit. Benda pamer dapat berupa model roket, stimulator, model 2 dimensi atau 3 dimensi. Ukuran dan jenis-jenis roket/ satelite disajikan dalam bentuk miniatur.

Metoda penyajian dilakukan dengan tiga cara : 1. Metoda penyajian estetis

Metode ini mengutamakan sisi keindahan dari benda-benda peraga yang dipamerkan.

2. Metoda romantis. Metoda ini lebih ditekankan pada produk-produk pameran yang bersifat temporer. Hal ini dilakukan agar pengunjung dapat lebih mengenal produk yang ditampilkan secara emosional. Sebagaimana jenis produk pameran berkala adalah produk-produk baru dan lebih bersifat promosi sehingga perlu meraih minat emosional pengunjung.

3. Metoda penyajian intelektual. Metoda ini merupakan metoda yang akan secara umum digunakan dalam Medan Science Education Center . Metoda ini dipilih karena metoda ini mampu menampilkan informasi yang lebih dari benda-benda peraga yang dipamerkan sehingga para pengunjung dapat lebih mengenal dan mengetahui produk pengetahuan yang ditampilkan.


(36)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Sejumlah media ini akan menampilkan benda-benda peraga dalam sejumlah bentuk, diantaranya adalah :

1. Panel

Panel ini merupakan tampilan produk ilmu pengetahuan dalam dua dimensi. Panel ini dapat berdiri sendiri atau melengkapi suatu produk lain yang ditampilkan dalam bentuk lain.

2. Vitrine

Vitrine berupa kotak yang berisikan benda-benda peraga yang tidak dapat disentuh. Benda-benda peraga yang berada di dalam vitrine berupa benda peraga yang ditampilkan dalam 3 dimensi. Vitrine ini dapat dilengkapi peraga lain berupa panel informasi 2 dimensi.

3. Audio Visual

Tampilan benda-benda peraga dalam bentuk gambar dan suara. Informasi ini ditampilkan mealalui komputer yang dapat diakses setiap pengunjung.

4. Arsip

Penyajian informasi dalam bentuk file tertulis yang disajikan dalam bentuk poster, buku dan media tulis lain.

Tata Letak

Benda yang dipamerkan disini memiliki dimensi yang berbeda-beda untuk masing-masing alat peraga/ benda pamer. Penataannya bisa dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok yang berbeda, berdasarkan temanya. Untuk setiap tema akan dibagi-bagi lagi menjadi beberapa kelompok yang berbeda berdasarkan topiknya, yang bisa disusun dalam beberapa bentuk pola perletakan benda pamer sebagai berikut:

Tim yang terlibat

Terdiri dari tim-tim dengan tenaga ahli dari 4 bidang, yaitu:

-Ahli Sains, untuk menunjukkan fenomena dan ide menarik untuk diperagakan. Gbr 2. 5 Alternative tata letak pamer pola grid

Bebas Pyramid

Melingkar Memusat


(37)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

-Ahli Komunikasi, untuk memastikan benda-benda pamer dapat disajikan secara komunikatif dengan pengunjung.

-Ahli Teknik, untuk memastikan bahwa alat-alat pamer serta benda-benda yang dipamerkan dapat beroperasi dengan baik serta merancang alat-alat yang dapat mendukung kegiatan pameran.

-Ahli Estetika/ visual-art, untuk membuat benda pamer menarik dan dapat ditempatkan secara efektif pada lantai bangunan.

2.Kegiatan Pendidikan

Kegiatan pendidikan terbatas bagi kalangan yang terdaftar dalam science club. Kalangan yang terdaftar dalam science club adalah kalangan pelajar dan kalangan akademisi lain yan memiliki ketertarikan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Science club akan memiliki sejumlah sumber dana dalam melakukan kegiatannya. Diantaranya adalah dana yang bersumber dari pungutan iuran anggota. Sedangkan sumber dana utama berasal dari pihak swasta yang bekerja sama dengan pemerintah

Kegiatan pendidikan pada Science Club antara lain :

- Pertemuan-pertemuan dan seminar yang membahas sains bagi pelajar, mahasiswa, guru dan dosen, ilmuwan maupun umum.

- Kompetisi, kuis dan kontes ilmiah bagi pelajar

- Pekan ilmiah (Sains Fair)

- Diskusi dan permainan ilmiah bagi pelajar - Pemutaran film ilmiah bagi pengunjung.

- audio-visual

- Perpustakaan, dll.

Science Club

Science club merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan para pelajar . Science club ini memberikan pilihan terbuka bagi para pelajar yang ingin menjadi anggota sesuai dengan kertertarikan mereka pada satu jenis pelajaran atau lebih. Science club ini merupakan kegiatan after-school yang ditujukan untuk mendukung materi pengetahuan dan teknologi yang diperoleh disekolah.


(38)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Pendirian science club ini memiliki sejumlah tujuan,diantarnyaa adalah :

• Meningkatkan ketertarikan pelajar terhadap pengetahuan dan teknologi. • Menghubungkan pelajar dengan teknik penelitian nyata yang modern. • Meningkatkan taraf pengetahuan pelajar kejenjang yang lebih tinggi.

• Membentuk diskusi kelompok terhadap suatu tema sesuai ketertarikan pelajar.

• Menyediakan media sebagai sumber informasi lain selain yang terdapat didalam kurikulum normal.

• Membuka wawasan baru pelajar terhadap pengetahuan yang sedang berkembang.

Science club ini terbuka bagi para pelajar baik pria maupun wanita mulai kelas 3 SMP. Dengan pertimbangan pada umur tersebut para pelajar dianggap telah mampu menentukan minat mereka terhadap salah satu (atau lebih) jenis pelajaran. Para pelajar ini akan belajar dengan aktif dalam perkuliahan dan diskusi. Di sini para pelajar akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan yang akan dapat dikembangkan ketahap penelitian bila kelayakan terpenuhi.

Terdapat tiga kelompok terkait dalam science club ini, yaitu : • Pelajar (tingkat SMP- SMU)

• Mentor. Para mentor merupakan kelompok yang terdiri dari pengajar dan mahasiswa yang memiliki kualifikasi. Kelompok ini merupakan kelompok yang mengorganisasi sistem pengajaran dan menentukan tingkat kenaikan grade setiap anggota club.

Pengajar juga tidak bersifat tertutup, artinya sejumlah kalangan yang memiliki keahlian khusus akan diundang untuk memberikan pengajaran khusus tergantung bidang keahlian yang dimilikinya. Para ahli ini akan di fasilitasi oleh pengelola science club.

Science club juga akan memberikan kesempatan pada para anggota yang telah memiliki kualifikasi untuk mengajar yang akan meningkatkan kemampuan berbicara dan menyampaikan pengetahuan yang telah dimilikinya. Nantinya seiring dengan meningkatnya keahlian anggota tersebut, tidak menutup kemungkinan ia akan menjadi pengajar tetap di science club tersebut. Dengan memberikan pengajaran sesuai pengetahuannya, hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkannya.


(39)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Kegiatan yang terdapat diworkshop merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan kuliah dan pembahasan terhadap ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan ruang ini adalah ruang latihan untuk merealisasikan pengetahuan ke dalam bentuk nyata.

4.Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan pengelolaan bertumpu pada satu kelompok pengelola. Namun kegiatan ini mendukung sejumlah kegiatan lain yang terdapat di dalam gedung.

-Kegiatan pengelolaan gedung.

Pengelolaan gedung bertanggung jawab menangani kegiatan yang terdapat di dalam ruang pamer (peraga), ruang perpustakaan, ruang seminar, ruang teater 3D.

-Kegiatan pengelolaan Science Club.

Kegiatan ini bertanggungjawab dalam menangani kontinuitas science club. Pengelola science club mengangani sejumlah kegiatan. Diantaranya adalah pencatatan anggota club (personalia), pengorganisasian pelaksanaan kegiatan penelitian dan mengelola dana dan penelitian.

5.Kegiatan perawatan bangunan

Kegiatan ini menangani segala kegiatan yang berkaitan dengan perawatan gedung, termasuk menjalankan dan mengelola fasilitas utilitas dan kenyamanan bangunan.

6.Kegiatan pengamanan bangunan

Terdiri dari pengamanan bangunan melalui pemantauan langsung maupun pemantauan melalui CCTV. Kegiatan ini membutuhkan sejumlah fasilitas pendukung seperti ruang jaga dan ruang CCTV.

7.Kegiatan penunjang, seperti cafe, wartel, warnet, foto copy dan science gift and shop.

2.5.2. Deskripsi

Persyaratan dan Kriteria Ruang

1. Fasilitas

Pendidikan

Fasilitas pendidikan yang akan dibuat adalah tempat belajar mengajar sains. Aktifitas utama adalah membahas secar aktif pelajaran yang dipelajari, tidak dengan aktifitas formal.

Berdasarkan Data Arsitek dan Time Saver for Building Type, maka di bawah ini adalah standar-standar ruang yang ada di fasilitas pendidikan ini:

• Ruang belajar kira-kira 2,5m2/tempat. Dengan ceramah dan demonstrasi 4,5m2/tempat.


(40)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

• Ruang belajar untuk ceramah dan demonstrasi 60m2. Ruang latihan 70-80 m2 • Untuk ruangan belajar dalam kelompok, memerlukan ruang 3,4-4m2/murid.

• Perpustakaan/ruang media keseluruhan 0,35-0,55 m2/pelajar, ruang kerja kira-kira 60 m2

• Kebutuhan ruang aula 0,80-0,95m2.

2. Fasilitas Peraga/ Pameran

Standar Ruang Alat Gerak

• Standar modul media interaktif atau modul brskala kecil - Standar maksimum ruang gerak adalah 1,5 m″

- Jumlah pengamat untuk 1 gugus alat peraga maksimum 20 orang dan jangka waktu pengamatan ± 20 menit (sumber : PP-IPTEK TMII Jakarta)

- Luas meja alat ± 0,5 m″

- Standar ruang gerak minimum = jumlah pengamat x luas ruang gerak = 20 x 1,5 m″

= 30 m″

• Standar modul panil

- Jumlah panil dalam satu peraga maksimal 2 lembar untuk 1 modul - Lebar panil minimal = 0,6 m″

- Jarak normal melihat panil antara 90 – 120 cm

- Luas ruang gerak yang diperlukan minimal = (0,9 x1,2 m″) – (1,2x1,2 m″) = 1 m″ sampai 1,44 m″

(dilihat jelas maksimal 3 orang)

• Standar modul simulasi komputer

Penggunaan komputer secara perorangan dengan diamati oleh maksimal 3 orang selama 5 menit, luas minimal ruang ± 2 m″

• Standar modul berskala besar

Modul maket/model yang berskala besar diasumsikan dengan standar tinggi maksimal 5 meter untuk diletakkan di dalam ruangan (berskala 1 : 20)


(41)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Menurut Architecture and Exhibition Design, ASTC Newsletter, May/June 1997, dalam merencanakan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Ketinggian langit-langit (tinggi bersih) antara 3,60 samapai 4,50 m

- Menggantung alat peraga pada langit-langit dengan sitem Unistrut untuk beban berat.

- Penggantungan alat peraga pada dinding memperhatikan lapisan dasarnya, menggunakan dinding plywood/kayu lapis belakang drywall.

- Sirkulasi antar benda peraga minimal berdimensi 3 x 3 m″

- Untuk keperluan daya listrik sekitar 5-10 watt/ kaki dengan pendistribusian melalui outlet/keluaran di lantai atau langit-langit dengan pola grid.

- Pencahayaan harus diperhatikan sumbernya, baik pencahayaan alami maupun buatan.

- Pendistribusian data melalui sistem audio visual dan komputer yang dipusatkan melalui jaringan serat optik ke setiap alat peraga.

3. Fasilitas Pengelola

• Kebutuhan dasar ruang pada bangunan administrasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Kebutuhan Besaran Ruang untuk Kantor

 Untuk ruangan lebih dari 100m2 3,00m

 Untuk ruangan dari 250 – 2000 m2 3,25m

• Cahaya siang menyinari tempat bekerja harus kurang lebih 4,50 – 6,00 m. • Lebar minimum jendela adalah 1,25m.

Ruangan Luas (m2)

Tempat mesin tulis 1,70

Penanggung jawab 2,30

Bid. Pelayanan sekretaris ≥ 10,00 Luas per orang di ruangan rapat 2,00


(42)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

2.6. Studi Banding Proyek Sejenis

2.6.1. ONTARIO SCIENCE CENTER

Ontario Science Center berlokasi di Canada. Fasilitas ini memiliki kelengkapan fasilitas, yang diklasifikasikan untuk sejumlah kalangan umur. Mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Diantara sekian banyak fasilitas yang terdapat di dalamnya, berikut dijabarkan tentang fasilitas tersebut :

Living Earth

Pada dunia living earth kita dapat mempelajari tentang :

• Menjelajahi dunia hutan hujan dengan segala hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya. • Menjelajahi gua


(43)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

• Menjelajahi dunia melalui petualangan virtual

Gbr 2.6 Ontario Science centre

• Menguji kualitas air dan membandingkannya • Melihat beragam tangkorak

• Melihat tumpukan sampah dan mengetahui bagaimana cara menyelamatkan lingkungan Science Hotspot

Media ini merupakan media interaktif yang dijabarkan oleh sejumlah staff atau peneliti.

• Mendengar informasi tentang teknologi terbaru dan mempelajarinya • Memperoleh informasi tentang segala berita teknologi

• Menjelajahi sudut pandang berbeda teknologi • Menemukan bagimana dunia mempengaruhi kita.

Kegiatan dan Fasilitas Ontario Science center, antara lain :

Human Body

Pada bagian ini kita dapat melakukan sejumlah hal : • Mempelajari kerangka manusia

• Melihat proses penuaan tubuh melalui alat khusus • Melihat darimana bunyi datang

• Melihat laboratorium terbaik dimana insulin ditemukan • Menggunakan DNA untuk mencari tahu penjahat • Melihat ke dalam tubuh melalui alat medis digital • Menganalisa warna air liur

• Mempelajari bagaimana darah bekerja pada tubuh

Science Arcade

• Menggerakkan pedal dan membangkitkan listrik untuk menghidupkan sejumlah alat elektronik

• Menginjak rem tepat waktu untuk mengetahui tingkat reaksi kita • Menjelajahi dunia kedap suara

• Menguji ketangkasan kita di balik cermin • Mempelajari sejumlah alat bunyi


(44)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Ilustrasi Science Arcade Ontario Science centre

IMAX Dome

Di dalam IMAX Dome theatre, kita dapat :

• Menonton film di layer yang besarnya 4.500 kali besar tv kebanyakan

• Melihat gambar yang sangat nyata dengan adanya proyektor 15.000 watt yang dapat dilihat dari jarak sejauh bulan

• Mendengar suara dari Wrap-around, suara yang dihasilkan 44 speaker • Mengintip ke dalam proyektor

• Melihat bagaimana gambar bergerak direkam dalam film 70 mm • Merasakan dampak layer terhadap pandangan 360 derajat

A Question of Truth

• Membandingkan perbedaan model tata surya kita

• Melohat apakah jenis kelamin mempengaruhi cara pandang kita • Mencocokkan suara dengan wajah

• Mempelajari pengobatan alternatif

• Menggabungkan wajah kita dengan wajah teman kita dengan sejumlah cermin • Mencoba memasuki kotak tempat para budak afrika dulunya dikurung

• Berbicara di depan kamera tentang pendapat kita terhadap pameran tersebut

KidSpark

• Berisi dunia permainan anak yang memberi mereka pengetahuan tentang sifat air • Membuat rollercoaster dan mencoba menghanyutkan bola melaluinya

• Menjelajahi dunia “belanja” dan belajar matematika melaluinya

• Menciptakan bayangan dan warna menggunakan cermin, magnet, dan mencampur warna air

• Mencari tahu apa yang tumbuh di dalam dan di luar tubuh kita • Mempelajari kesamaan dan perbedaan

• Tampil di studio dan menampilkan kobolehan kita • Berfikir kreatif dengan belajar memasak


(45)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Ilustrasi Kidspark Ontario Science centre

Papermaking Demo

• Melihat bagaimana kain dan tumbuhan diubah menjadi kertas • Melihat proses pembuatan kertas dengan tangan

• Mencoba membuat kertas buatan kita sendiri

• Melihat beragam material yang digunakan manusia sebelum kertas • Mempelajari sejarah pembuatan kertas

• Menjelajahi bgaimana pendaurulangan kertas •

Space

• Meluncur di pesawat ulang alik • Melihat cahaya kosmik diantara awan

• Melihat proses pembentukan galaksi setelah big-bang • Memahami mengapa para astronot mengapung diangkasa • Menjelajahi matahari, bulan dan tata surya


(46)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

2.6.2 SINGAPORE SCIENCE CENTER

Singapore Science Center (atau disingkat SSC) adalah sebuah organisasi pendidikan yang bertujuan untuk mengenalkan keajaiban ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pelajar-pelajar dan masyarakat umum. Bangunan ini mengadakan beberapa even tiap tahunnnya dan memiliki koleksi pemeran pendidikan terbesar Singapura yang menghargai sains dan juga dikenal sabagai salah satu

pusat sains di seluruh dunia. Lebih dari sejuta pengunjung, baik lokal dan mancanegara, mengunjungi The Singapore Science Center tiap tahunnya. Pusat Sains Sinagapura ini bukang hanya memiliki pameran tetap, tetapi juga mengadakan sejumlah pemeran keliliing serta memfasilitasi sejumlah pameran keliling seperti Grossology exhibition and the Robot Zoo.

Science Center mengadakan berbagai pertunjukan dan kegiaatn yang beragam yang masuk dalam program dengan tujuan untuk meningkatkan semangat dan menginspirasikan generasi baru inventor dan ilmuwan. Juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang sains dan penggunaan serta mamfaatnta kepada masyarakat umum untuk menjadikan negara Singapura menjadi lebih baik dan menjadi tempat yang lebih nyaman untuk ditinggali.

Program-program kegiatan Singapore Science Center

Setiap tahunnya, Singapore Science Center menjadi tuan rumah kompetisi-kompetisi seperti :

o NJRC (National junior Robotics Competition), sebuah kompetisi robotics untuk

pelajar pemula. Pelajar-pe;ajar


(47)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

menggunakan LEGO MINDSTORMS Robotics Kit dan melakukan hal-hal seperti mengumpulkan dan memprogaram robot-robot. Peserta bekerja dengan sebuah tim.

o FIRST Robotics Singapore (FRS), kompetisi robotik lainnya unutk pelajar tingak lanjutan, sebelumnya dikenal dengan National Senior Robotics League (NSRL). Peserta diberi waktu 8 minggu untuk menyelesaikan robot meraka.

o NSTS (National Science Talent Search), yang dibuka pada tahun 1995, adalah sebuah kompetisi untuk pelajar usia 15 sampai 18 tahun dan menunjukkan kemampuan dalam melanjutkan karir dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peserta diharapkan melakukan Bibliogrpi, sebuah laporan proyek dan lainnya.

Singapore Science Center juga mewadahi kegiatan Meet the Scientist, sebuah kegiatan dimana pelajar-pelajar dan pengunjung dewasa mendapat kesempatan untuk bertemu dengan peneliti dan scientis atau ilmuwan, melihat demonstrasi dan mendengarkan seminar, dan lainnya.

A scene at the NJRC

Competition Finals 2004


(48)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Singapore Science Center dengan tujuan didirikanya untuk mendidik publik, menyediakan ruang sains dan ruang pemeran seperti :

o Space Science, tempat dimana kita dapat belajar Solar System seperti nabulae, quasars dsb. Juga belajar tentng matahari, bulan, bumi planet lain.

o The Minda’s Eye, berisi eksibisi yang semuanya tentang Illusi-ilusi optikal. Salah satunya mempertunjukkan kejadian yang membuat tubuh kita secara magig hilang, meninggalkan kepala dalam platter (bahan yang dilapisi bahan tertentu) o Web of Life highlights keragaman hidup kehidupan dan fokus pada interaksi yang

beragam dan adaptasi untuk bertahan berdiri di alam. Pada tempat ini, pengunjung juga dapat memecahkan mitos atau ketidakmengertian tentang tanaman dan hewan. Pertunjukan dibagi kedalam beberapa bagian, seperti Diversity all Around, Home Sweet Home, Rainforestae, Mangrovea, Oceana, dsb.

Singapore Science Center juga memiliki fasilitas lain, antara lain : o DNA Learning Lab untuk mendidik baik pelajar maupun umum

o Omni-Theatre yang mempertunjukkan film tentang sains dan menganti film dalam sebuah Basis teratur, OMNIMAX Projection System menampilkan format ukuran film terbesar dalam sejarah mosion fil, film frame 10 kali lebih besar dari the Everyday 35 mm fil dan 3 kali lebih besar dari 70 mm frame. Diproyeksikan malalaui A fish-eye Lens, mengisi layar setengah dunia dengan tampilan yang brilian. Dalam pengambilannya, film reel of 60 menit dengan berat 100 kg.

Ilustrasi Kegiatan Singapore Science Center


(49)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

2.6.3. Monash Science Center

Located at Monash University, Melbourne, Building 74 (Access via Normanby Road), Monash University.

Monash science center didirikan pada tahun 1993, merupakan tempat dimana Scientis atau ilmuwan dan masyarakat bertemu. Salah satu tujuan didirikan Monash Science Center ini adalah :

Briding The Gap Between Science centers and Schools.

Monash Science Center adalah sebuah inovasi dalam bidang pendidikan sains, di desain untuk membawa masyarakat dan Scientis bersama-sama memperkaya pengertian dan pengetahuan tentang sains dan teknologi.

Di Monash Science Center, kita dapat melihat pertunjukan kelas dunia. Beberapa program yang dapat dinikmati anak-anak di Monash Science Center, antara lain :

• Program sensational Holiday Science,

• Cerita-cerita dari scientis mengenai pengalaman mereka dengan sains melalui Guest Lecture Program

Monash Science Center juga menyediakan Program pendidikan ilmu pengetahuan atau sains yang lebih ekstensif mencakup: Pengajaran dalam ruang kelas, exhibition tours, “ Scientist in Residence” dan pengembangan profesional. Inilah pusat Exbisi dan pendidikan untuk Synchrotron Australia.

Beberapa program Kegiatan Monash Sceince Center

 Menyediakan Fasilitas pendidikan

 Pengembangan profesional

 In2science- Peer Mentoring di Program Sekolah

Animated and Interactive Water Science Project 2008

UNESCO A World of Science


(50)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Fasilitas pendidikan yang terdapat di Monash Science Center ini termasuk: ruang kelas, perpustakaan, laboratorium multimedia, play-education ground, ruang internet/ komputer, dsb.

Berikut ini fasilitas-fasilitas pendukung pendidikan di Monash Science Center :

Selain itu terdapat beberapa kegiatan seprti berikut : Kegiatan Eksibisi

 Pemeran tetap

 Pertunjukkan Dinosaurs of Darkness

 Wildlife of Gondwana

Ruang kelas di Monash Science Centre


(51)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Kegiatan dan fungsi lain yang mendukung Monash Science Center

Monash science center adalah sebuah fasilitas pendidikan yang multi-use yang didirikan dan dioperasikan oleh Universitas Monash di kampus Claytonnya. Bangunan ini diharapkan untuk melayani seperti dasar yang umum untuk menyatukan ilmuwan peneliti dan pelajar-pelajar tingkat dasar dan lanjutan, meningkatkatan semangat interaksi mereka dan mempromosikan pertukaran ide dan informasi. Tidak seperti fsilitas-fasilitas Universitas lainnya, Pusat sains ini terbuka untuk umum 7 hari dalam seminggu, perjalanan tahun dengan ruang-ruang eksibisi/pameran yang menampilkan pameran keliling dari seluruh dunia. Bangunan Monash science Center ini diset ke dalam sebuah posisi yang terbuka di arah tenggara, dengan jelas diartikulasikan susunannya dari tiga dasar kompenen yaitu ruang Eksibisi atau ruang pameran, areal belajar dan sebuah

lobby penghubung dan ruang sirkulasi. Fundamental awal dari proyek ini adalah

Penerapan desain yang Sustainable secara ekologi. Sebuah lingkungan yang peduli terhadap lingkungan luar telah tercapai ketika menjaga harga projek dalam range konstruksi konvensional.

Kegiatan-kegiatan yang berlangsung di Monash science Center yang mendukung Program sekolah, diklasifikasikan sebagai berikut :

Science Students in Schools Program • Primary Schools

– Partnerships Supporting Primary School Science • Secondary Schools

– Peer Mentoring

– Research Talks/ ceramah penelitian

Tujuannya adalah :

Menjadikan guru-guru sekolah dasar lebih percaya diri dalam sains dengan menjalin kerja sama dengan pelajar-pelajar sains tingkat akhir yang ada di Universitas Monash.

'Wildlife of Gondwana', Monash Science Centre, Monash

Universtiy.


(52)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Kalangan-kalangan yang berpartisipasi dalam Monash Science Center, dimana yang menjadi Koordinator dari keseluruhan kegiatan adalah Monash Science Center antara lain :

Enam Primary Schools Melbourne • 31 guru

• Approx 775 School Students Prep-Y6

21 3rd year University Science students

yang merupakan pelajar sain Biologi, kimia, Fisika, Earth Sciences, Teknik dan Biomedical Science

Fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan Monash Science Center :

Ruang Auditorium, dan Ruang Audio Visual

Ruang konferensi/seminar.


(53)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

2.6.4. Pusat Peragaan Iptek TMII

Pusat peragaan IPTEk berada di bawah pengelolaan KIM-LIPI. PP-Iptek adalah tempat dimana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diperkenalkan kepada masyarakat segala usia secara mudah, menarik dan berkesan melalui berbagai kegiatan peragaan interaktif yang dapat disentuh dan dimainkan. Adanya interaksi antara pengunjung dengan alat peraga diharapkan dapat mendorong tumbuhnya pemikiran tentang apa, mengapa, dan bagaimana ilmu pengetahuan itu dapat digali dan dimamfaatkan untuk kesejahteraan manusia.

Misi dan Visi PP-IPTEk

Visi umum PP-IPTEK adalah mencerdaskan masyarakat Indonesia, khusunya generasi muda melalui pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan misi PP-IPTEK adalah mendorong masyarakat memahami dan mengerti penggunaan IPTEK di sekitarnya, menarik minat generasi muda khususnya usia sekolah untuk menyukai IPTEK serta mengatasi masalah umum dari pendidikan Ilmu pengetahuan dan teknologi.

Fasilitas yang tersedia di PP-IPTEK Taman Mini Indonesia Indah adalah : • Perpustakaan

• Auditorium, yang dilengkapi dengan - air conditioner dan Lighting

- kursi sejumlah 130 - Sound System - Projector (barco) - Panggung

- Kamar Rias (2 ruang) - Meja penerima - Toilet

• Ruang rapat VIP (Luas 49m)

• Ruang tunggu VIP dengan luas 40 m2


(54)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

- kursi utama 12 buah - Kursi tambahan 10 buah - whiteboard permanen - ruang sekretariat pembantu

• Ruang Kelas, dilengkapi dengan kursi dan Whiteboard • Ruang pameran, luas 1500 m2

• Ruang Utama VIP luas 49 m2

BAB III ELABORASI TEMA 3.1.1. Sejarah Arsitektur High Tech

Arsitektur High Tech dikembangkan oleh sekelompok arsitek muda Inggris di tahun 1970-an. Meskipun sebenarnya high-tech sebelum tahun 1970an sudah ada san diterapkan, namun Istilah High-tech mulai terkenal sejak tahun 1970an ini. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju pada jaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi.

Kecenderungan utama konsep yang dilahirkan oleh kelompok arsitek ini adalah ‘dinamisme plus efisiensi’. Setelah berbagai studi, mereka menciptakan konsep bangunan yang efisien, yaitu bangunan yang mampu menampung berbagai aktivitas dan ruang-ruang dalamnya menjamin keleluasaan gerak.

Hasil konsep mereka memberikan inspirasi pada sejumlah arsitek High Tech, di antaranya Richard Rogers dan Renzo Piano yang kemudian menciptakan Pompidou Centre yang sangat transparan dan ruang-ruangnya leluasa. Konsep bangunan ini kemudian dinamakan Arsitektur High Tech karena menggunakan material industri dan memakai teknologi terbaru saat itu, yaitu rangka baja dan kaca. Arsitektur High Tech terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi.

High tech disosialisasi kan setelah Post Modern, karena High Tech merupakan kelanjutan dari post modernisme, tema dan ide High Tech banyak juga dipakai pada Post-modern dan yang membedakannya adalah adanya sentuhan dari teknologi. High Tech merupakan jembatan antara Post Modern dan Modernisme karena high tech ada diantara Post Modernisme dan Modernisme, Nama lain dari High Tech adalah late


(55)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

modernisme, karena faktanya gaya ini banyak menggunakan prinsip-prinsip dan merupakan perluasan dari prinsip modernisme yang diperbaharui.

Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-bangunan tersebut memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur high-tech sekarang ini. Bangunan-bangunan tersebut merepresentasikan bentuk alternatif bangunan yang berdasar pada teknologi industri.

3.1.2. Pengertian Arsitektur High-Tech

Istilah Arsitektur pertama sekali muncul pada awal tahun 70-an yang digunakan para arsitek untuk menyatakan “Teknologi alternative”. Seiring dengan waktu, istilah tersebut semakin umum digunakan. Namun, arsitek-arsitek yang menerapkan prinsip High-Tech lebih memilih untuk menggunakan istilah tepat guna, sebuah istilah yang ambisius.

Di Amerika Serikat istilah High-Tech pertama kali muncul memang menunjuk pada langgam, sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High-Tech tidak ada hubungannya dengan High-Technology. Sebagaimana gotic tidaka ada hubungannya dengan Goth (salah satu suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang dari Batic sampai ke laut hitam dan Abad ke-3 Masehi menyerang kekaisaran Romawi).

Beberapa hal yang penting menyangkut High-Tech antara lain :

 Arsitektur High-Tech pada dasarnya memliliki keseimbangan antara Fungsi dan Simbolisme. Salah satu Penganut paham bahwa Arsitektur High Tech adalah langgam arsitektur yang berbasis pada fungsi dan teknologi (Pure High Tech adalah Richard Rogers.

 Konsep Arsitektur High-Tech seperti rangka baja, kabel yang diekspose ditujukan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal

 Arsitektur High-Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek arsitektur, struktur, dan mekanikal.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian arsitektur High Tech adalah: 1. Arsitektur yang mempunyai karakteristik material kaca dan baja.

2. Mengikuti ekspresi “kejujuran” suatu bangunan, biasanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:


(56)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

• Sistem struktur yang dipakai bergantung pada fungsi bangunan dan komponen bangunan terlihat nyata luar dan dalam.

3. Biasanya membubuhkan ide-ide tentang produk industri.

4. Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga sebagai sumber imajinasi.

3.1.3. Karakteristik Arsitektur High Tech

Karakteristik arsitektur High Tech menurut Charles Jenks adalah :

1. Inside-out

Bagian interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material penutup yang transparan, seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya tertutup/ditutupi terkadang ditonjolkan keluar, seperti fungsi servis dan utilitas.

2. Celebration of process

Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya bagaimana, mengapa, dan apa dari suatu bangunan, di antaranya hubungan dari struktur, paku, dan pipa-pipa saluran sehingga timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan.

3. Transparansi, pergerakan dan pelapisan.

Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan tanpa terkecuali. Pelapisan dari pipa-pipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan pada escalator dan lift merupakan karakteristik dari bangunan high tech.

4. Pewarnaan yang cerahHal ini ditujukan untuk

memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas, sehingga memahami penggunaanya secara efektif. Contohnya adalah pada bangunan Millenium Dome dimana struktur penopang bangunannya yang berupa space truss baja dicat dengan warna oranye cerah seolah untuk menonjolkan struktur tersebut.

5. Komponen-komponen penopang yang ringan

Gbr Bangunan dengan finishing kaca transparan

Gbr Ekspos detail struktur bangunan

Gbr Interior Llyoid’s Building mengekspos jalur sirkulasi

Gbr Millenium Dome menggunakan warna oranye

cerah pada struktur

Sumber: Millenium Architecture


(57)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari high tech building. Sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran gaya-gaya pada struktur.

6. Optimisme dalam Kultur Scientific di Masa Depan

Bangunan yang dapat mewakili kebudayaan/peradaban masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai/tidak

ketinggalan zaman.

3.1.4. Ruang Dan Fleksibelitas

Berbagai elemen dari bangunan high tech diantaranya dapat disebutkan seperti : • Kekuatan dari struktur baja.

• Keluwesan permukan yang mengagumkan. • Pipa-pipa dan peghawaan udara yang diekpose.

• Memperlihatkan ekpresikan kekuatan dari fungsi teknologi.

• Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekpresikan kegunaan bangunannya.

• Modeling ruang dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak pernah menjadi permasalahan dalam arsitektur High Tech.

Isu tentang ruang telah digantikan tentang teknologi untuk fleksibelitas ( dalam High Tech Arsitektur ). Apa yang kita bicarakan kata arsitektur high tech bukanlah soal permukaan sebuah ruang atau hall atau ruang-ruang antara , tapi sebuah zona servis diluar atau didalam. Kemungkinan penggunaan dari zona ini adalah memaksimalkan pemanfaatan berbagai jenis fasilitas seperti udara, panas, cahaya, energi, dan elemen pelengkap, seperti partisi dan sebuah grid biasa.

3. 2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek

Kasus proyek yang berjudul Medan Science Education Center adalah bangunan yang akan menjadi pusat sains, pembelajaran, pertunjukan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan tersebut dibutuhkan teknologi yang baik, yang sesuai dengan penerapan pada bangunan arsitektur High-Tech yang tidak

Gbr Penggunaan sistem struktur lama dengan desain baru menampilkan kesan scientific

Gbr Penggunaan kabel ringan sebagai struktur

Sumber: Sir Norman Foster


(58)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

lepas dengan industri teknologi tinggi . Sains adalah sesuatu yang patut dimengerti, dipelajari karena bukan hanya membuat sesutu lebih efisien saat ini, tetapi akan berguna untuk masa yang akan datang. Dan hal ini sejalan dengan Arsitektur High Tech yang merupakan jawaban untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

Medan Science Education Center Sains bukan hanya mempelajari apa yang sudah ada, melainkan mempelajari pengembangan pada masa sekarang. Untuk itu di dalam Medan Science Education ini dibutuhkan juga suasana yang serba modern dan mam[u mempresentasikan pengetahuan itu senidiri.

3.3. Penerapan Tema pada Bangunan

Tema arsitektur hightech yang mengusung penggunaan material kaca dan baja ternyata memberikan dampak tertentu pada lingkungan maupun bangunan itu sendiri. Namun sebagai bangunan yang menerapkan arsitektur hightech, terdapat sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan sehingga bangunan dapat memberikan suasana terbaik. Arsitektur hightech yang biasa diciri-khaskan sebagai bangunan yang banyak menggunakan material kaca, perlu mempertimbangkan sejumlah hal.

3.3.1. Penerapan penggunaan kaca pada bangunan

Penggunaan kaca pada bangunan perlu mempertimbangkan sejumlah faktor, diantaranya adalah faktor radiasi matahari. Ada sejumlah jenis kaca yang memberikan pengaruh panas yang berbeda-beda pada bangunan. Dapat dijelaskan sebagai berikut adalah :

 Pemakaian kaca transparan tanpa pelindung.

Kaca jenis ini meneruskan kalor radiasi ke dalam bangunan sebesar 76-78 % dari energi panas yang diterima permukaan kaca. Dengan penggunaan kaca jenis ini namun digandakan penyerapan kalor radiasi bisa berkurang sebesar 20% disbanding dengan penggunaan kaca polos tanpa pelindung tunggal.

 Pemakaian kaca penghisap panas.

Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi energi kalor sebesar 40-47%.

 Penggunaan kaca pemantul panas

Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi penyerapan kalor sebesar 66%.

 Penggunaan sunscreen

Penggunaan sunscreen pada kaca dapat mengurangi penyerapan kalor hingga 42%.


(1)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009


(2)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009


(3)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009


(4)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009


(5)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009


(6)

Nova Pina S. : Medan Science Education Center (Arsitektur High-Tech), 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Addington, Michelle, Daniel Schodek. Smart Material and technologies. Burlington:

Architectural Press. 2005

D.K. Ching, Francis, Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya, Jakarta:Erlangga

De Chiara, Yoseph , Time Saver Standards For Building Types, New York:

Mc.Graw Hill Book Company

DEPDIKBUD, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Hakim, Ir. Rustam, MT. IALI., Ir. Hardi Utomo, MS. IAI. 2003. Arsitektur Lansekap.

Jakarta: Bumi Aksara.

Juwana Jimmy S. 2005. Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Neufert, Ernst, 1993. Data Arsitek I, Jakarta: Erlangga

Neufert, Ernst, 1993. Data Arsitek II, Jakarta: Erlangga

Schodek Daniel L, Terjemahan dari penerbiy Prentice Hall, Inc, A Simon, 1996.

Struktur, Penerbit Erlangga Jakarta.

White Edward. T. 1992. Buku Sumber Konsep, Terjemahan Intermata, Bandung.

www. Petra Thesis.com

www. Arsuidocs. Blogspot. Com