Daya Tarik Isi Pamflet Event Oleh Public Relation (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi

(1)

Dalam Penyebaran Informasi Bagi Pengunjung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Disusun oleh: M. Faulana Akbar P.

NIM : 41807103

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G


(2)

Penyebaran Informasi Bagi Pengunjung) Oleh:

M. Faulana Akbar P. NIM.41807103

Skripsi ini dibawah bimbingan Rismawaty S.Sos, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tarik pamflet event oleh public relations (PR) Score Bandung sebagai media publikasi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti memunculkan identifikasi bagaimana daya tarik rasional pamflet event, daya tarik emosional pamflet event, daya tarik moral pamflet event, dan daya tarik pamflet event sebagai media publikasi.

Tipe penelitian ini adalah kualitatif. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Sebagian besar data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi serta didukung oleh studi literatur. Informan yang didapatkan sebanyak lima orang, dua orang dari pihak Score Bandung dan tiga lainnya adalah pengunjung. Setelah dilakukan wawancara, peneliti melakukan analisis dari tiap pertanyaan yang diajukan secara deskriptif menurut observasi serta wawancara untuk pamflet event Score Bandung memiliki daya tarik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pamflet event memiliki daya tarik rasional, informan memberikan pernyataan bahwa pamflet event telah memberikan manfaat pemenuhan informasi bagi pembaca pamflet. Daya tarik emosional pamflet yang terbukti mampu memberikan atau membangkitkan motivasi pembaca untuk berkunjung. Pamflet mampu menjadi media publikasi yang menarik perhatian pembaca. Daya tarik moral pamflet event Score Bandung belum terkandung pada pamflet karena pamflet Score Bandung hanya bersifat menghibur dan belum mengarahkan perasaan pembaca tentang apa yang baik dan benar dan mendukung masalah-masalah sosial.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada pamflet event Score Bandung memiliki daya tarik rasional dan emosional karena telah mampu menarik perhatian, mampu memberikan manfaat, juga membangkitkan motivasi para pembacanya. Daya tarik moral pamflet event Score Bandung belum terkandung dalam pamflet karena pamflet Score Bandung hanya bersifat menghibur

Saran bagi public relations Score Bandung agar tetap mampu menyajikan pamflet event yang menarik dan positif. Agar pemilihan desain, warna dan font dapat lebih maksimal, sehingga pamflet akan lebih menarik lagi.


(3)

Information For Visitor) By:

M. Faulana Akbar P. NIM. 41807103

This research under guidance

Rismawaty S.Sos, M.Si.

This research intent to know affinity of event's pamphlet by public relations (PR) Score Bandung as media of publication. To reach to the effect that therefore researcher arises to identify how rational affinity event's pamphlet, pamphlets emotional affinity event, pamphlets moral affinity event, and event's pamphlet affinity as media of publication.

This observational type is qualitative. Meanwhile research method that is utilized is descriptive method. Largely data is gathered through interview and observation and backed up by study literature. Informant that is gotten as much five person, two person of side Bandung's Scores and three another is visitors. After been done interview, researcher does analyze of every question that proposed by ala descriptive to terminological observation and interview for event's pamphlet Score Bandung has affinity.

Observational result that on event's pamphlet have rational affinity, informant gives that statement event's pamphlet have given information accomplishment benefit for pamphlet reader. Pamphlets emotional affinity which evident can give or arouses reader motivation to visits. Pamphlet can become conspicuous publication media reader. Pamphlets moral affinity event Score Bandung was contained on pamphlet because Score Bandung pamphlet just gets character to comfort and haven't led reader feel about what do good and right and to support social problems.

Conclusion of this research is on event's pamphlet Score Bandung have rational affinity and emotional because have can noise about, can give benefit, also arouse motivation its reader. Pamphlets moral affinity event Score Bandung consisted in pamphlet because Score Bandung pamphlet just gets character to comfort.

Tips for public relations that Score Bandung makes a abode can present event's pamphlet interesting and positive. That elect designs, color and font could more maximal, so pamphlet will more attractive


(4)

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji syukur Peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Agung dan Maha Tinggi Allah SWT atas Rahmat, karunia dan hidayah-Nya, Akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitan ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar (Sarjana) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas.

Dalam penyusunan penelitan ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami. Terbatasnya kemampuan pengetahuan dan kesulitan manajemen waktu menjadi penghambat terbesar dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi berkat kerja keras, optimisme dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis bisa menyelesaikan dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan agar dapat memberikan manfaat dan kemajuan bagi peningkatan penulis dimasa yang akan datang.

Ucapan terimakasih kepada Ayah, Ibu, serta Kakak dan Adik yang selalu memberikan support moral, spiritual dan material serta daya juang mereka terhadap saya untuk menyelesaikan perkuliahan ini dari awal hingga sekarang. Tak bisa melukiskan betapa besarnya jasa Ibu dan Ayah kepada saya. Doa saya, semoga Tuhan selalu memberikan kebahagian dan kesejahteraan bagi mereka, melalu tangan anakmu ini.


(5)

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). 2. Bapak Drs. Manap Solihat. M.si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

3. Ibu Melly Maulin P, S.Sos., M.Si selaku Dosen dan Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Terimakasih ibu jasamu akan selalu ku kenang.

4. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, selaku dosen wali sekaligus dosen pembimbing yang telah dengan sangat sabar dan sangat baik memberikan motivasi, kritian, masukan, pengetahuan serta telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si selaku Dosen Wali Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia yang telah banyak memberikan nasehat, bimbingan dan support dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan ini. Terima kasih ibu.


(6)

Prayoga.S.Ikom terimakasih untuk bantuan dan dukungan yang telah diberikan

7. Mba Astri Ikawati, A.Md.Kom, yang telah meluangkan waktu menjadi supervisor pada seminar usulan penelitian calon peneliti, serta telah banyak membantu dalam urusan administrasi.

8. Teman-teman seperjuangan yang calon peneliti kagumi, Fiona Boureno, Dwi Rahmawati, Silfia Feronika, Juneanto Gozali, Trisna Juliansyah, Gilang Abimanyu, Akrom, Taufik Nugraha, Bayu Sakti, Donda, Patah, Witono, Asep Sandy, serta Kemas Salfiya, terimakasih buat semua bantuan, motivasi dan pengertiannya.

9. Teman-teman di komunikasi angkatan 2007 khususnya 3 dan IK-Humas 1 yang telah memberikan masukan, saran dan bantuan, serta keceriaan yang sangat membantu penulis menghilangkan penat.

10. Pada Dwi Asri Yuliana, Septian Nugraha, Faizullaetsi, Arief Randy, Adri Setiadi, juga Gilang Kencana, teman-teman yang sudah hadir dalam kegembiraan selama masa-masa perkuliahan.

11. Pada Dina Aryani sebagai pemberi motivasi dan semangat yang telah memberikan banyak bantuan dalam hal kebutuhan yang berhubungan dengan proses penulisan skripsi.


(7)

Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan peneliti, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca umum lainnya dan semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari allah SWT.Amin.

Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.

Bandung, Juli 2011


(8)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan proses penyampaian lambang-lambang antara komunikator dan komunikan untuk mencapai persamaan makna. Komunikasi tidak hanya dilakukan secara verbal, tetapi juga dapat dilakukan secara non verbal dengan memerhatikan lambang atau simbol juga gerak tubuh seorang individu saat berkomunikasi. Seiring dengan perkembangan jaman, dan juga pengetahuan manusia, saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara demi mencapai tujuannya. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara menggabungkan gambar, simbol atau lambang, serta warna sehingga menarik bagi yang melihat atau juga membacanya.

Media eksternal perusahaan seperti pamflet termasuk dalam sebuah proses komunikasi yang menggabungkan gambar, simbol/ lambang dan juga warna. Pamflet merupakan salah satu dari media publisitas yang ditujukan pada masyarakat. Pamflet adalah tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas di satu sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga, atau bahkan seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil (dapat juga disebut selebaran).

Kata pamflet dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Inggris, yakni pamphlet. Pamphlet tanpa sampul sampai di Inggris Tengah pada tahun 1387 dengan sebutan awal pamphilet atau panflet, yang diambil dari sebuah puisi lama berjudul


(9)

Pamphilus: seu de Amore (Pamphilus: Concerning Love) yang ditulis dalam Bahasa Latin. Nama Pamphilus sendiri berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “teman

semuanya”. Puisi ini sangat terkenal di masanya dengan penyebaran yang sangat

luas1.

Media jenis ini biasanya dipublikasikan dalam periode waktu yang singkat, bisa harian atau mingguan. Pamflet digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan maupun program yang akan dilaksanakan perusahaan. Kehadiran pamflet dinilai penting karena pamflet merupakan media yang ditujukan agar khalayak tahu akan suatu kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan.

Ada tiga syarat utama yang harus dipenuhi dalam pembuatan sebuah pamflet. Pertama, bahasa yang digunakan harus jelas, singkat dan persuasif. Kedua, ditulis dengan huruf cetak dan besar agar mudah dibaca. Dan yang ketiga adalah tema aktual2.

Suatu perusahaan atau organisasi yang berkembang, sangat diperlukan adanya sebuah langkah dalam meningkatkan produktifitas perusahaan. Pada zaman yang terus berkembang ini menjadikan perusahaan saling bersaing dalam meningkatkan potensinya. Tidak diperhitungkan lagi dalam hal persaingan ini dilakukan berbagai cara, misalnya dalam hal mengenalkan suatu produk perusahaan itu sendiri.

Terutama bagi perusahaan yang bergerak dibidang hiburan seperti Score. Score merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hiburan yang dipadukan

1

http://wikipedia.com 2


(10)

dengan tema bar and lounge, yang selalu menyajikan hiburan live music yang menjadi menu utama hiburan. Score selalu berusaha menyajikan hiburan dengan mengangkat tema tertentu pada setiap acara. Score yang terletak di Jalan Cihampelas di kota Bandung ini memiliki misi untuk menghadirkan pengalaman yang menghibur bagi para pengunjung dengan perpaduan kuliner dan live music.

Pamflet menjadi daya tarik tersendiri bagi sebuah perusahaan, karena dapat digunakan untuk menyalurkan informasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, daya tarik memiliki pengertian kekuatan atau tenaga untuk menarik perhatian orang. Menurut Onong Uchjana Effendy, daya tarik adalah “Kekuatan, penampilan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media komunikasi”.(Effendy, 1989: 33).

Definsi daya tarik dari Onong Uchjana Effendy lebih merupakan daya tarik yang ada pada komunikator. Dalam penelitian ini, pamflet menjadi objek penelitian sehingga definisi daya tarik dari Kotler merupakan definisi yang lebih tepat. Daya Tarik menurut Kotler dalam Sindoro:

“Daya tarik isi pesan sebuah tayangan meliputi daya tarik rasional, emosional dan moral. Daya tarik rasional menunjukan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan manfaat, sedangkan daya tarik emosional mencoba membangkitkan motivasi terhadap suatu kegiatan atau produk, dan daya tarik moral di arahkan pada perasaan seseorang sehingga sering digunakan untuk mendorong orang mendukung masalah-masalah sosial”. (Sindoro, 1996: 81)


(11)

Perusahaan seperti Score tentunya mengharapkan media publikasi humas seperti pamflet dapat menjadi media untuk penyebaran informasi yang baik agar dimasa yang akan datang perusahaan dapat memperoleh perhatian dari pengunjung, juga dengan media ini perusahaan sudah mengambil langkah untuk memelihara eksistensi perusahaan itu sendiri. Dalam usahanya tersebut maka Public Relations (PR) memegang kunci dalam penelitian ini.

Score Bandung sendiri menggunakan pamflet sebagai media untuk memberikan informasi kepada khalayak mengenai event yang akan diselenggarakan. Pamflet event oleh public relations (PR) Score Bandung ini diterbitkan pada saat Score akan menyelenggarakan event, dan biasanya setiap event memiliki tema tertentu dalam penyelenggaraannya, tema itu dipilih sesuai dengan permintaan pengunjung atau juga disesuaikan dengan kejadian sosial yang terjadi di masyarakat.

Gambar 1.1 Pamflet Event


(12)

Pamflet event merupakan media yang digunakan oleh Score untuk memberikan informasi mengenai event yang akan diselenggarakan. Pamflet event ini dimaksudkan agar mampu menarik perhatian pembaca untuk berkunjung ke Score. Media ini dikeluarkan oleh pihak Score setiap akan menyelenggarakan sebuah event. Event itu sendiri diselenggarakan dua kali dalam seminggu, maka pamflet itu juga terbit pada saat sebuah event akan diadakan.

Public Relations dalam pengertian bahasa Indonesia sering dikaitkan dengan pengertian humas. Anggoro menjelaskan mengenai pengertian humas yang juga dipergunakan untuk memberikan pengertian pada Public Relations, bahwa :

"Humas adalah suatu rangkaian kegiatan yg diorganisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanya atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Kegiatan humas sm sekali tidak bisa dilakukan secara mendadak atau sembarangan. Tujuan humas itu sendiri adalah untuk memastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yg beesangkutan senantiasa dimengerti oleh pihak lain yg berkepentingan (atau lazim disebut sebagai seluruh khalayak atau publik)."(Anggoro, 2000: 2)

Public Relations dalam era kemajuan teknologi dan keterbukaan dewasa ini memiliki peran yang penting dalam suatu perusahaan. Hal ini tentunya menempatkan peran PR pada posisi sentral dalam menjembatani kepentingan perusahaan. Seperti hal yang diungkapkan oleh Ruslan mengenai peranan PR, yaitu:

- Membina hubungan kedalam (public internal)

Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit perusahaan itu sendiri, serta mampu mengidentifikasikan atau mengenai


(13)

hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat sebelum kebijakan itu dijalankan oleh suatu organisasi.

- Membina hubungan keluar (publik eksternal)

Publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.

- Peran humas bersifat dua arah seperti yang dijelaskan diatas, yaitu berorientasi kedalam (inward looking) dan keluar (outward looking).(Ruslan, 1999: 20)

Pengertian mengenai peran Public Relations tersebut sedikitnya telah menjelaskan bahwa Public Relations memiliki kewenangan untuk melakukan hubungan internal perusahaan dan menjelaskan kepentingan hubungan dengan pihak eksternal perusahaan. Untuk mengetahui mengenai kewenangan PR, sudah seharusnya untuk tahu mengenai fungsi umum yang dimiliki oleh Public Relations.

Menurut Edward L. Bernay dalam bukunya “Public Relations, University of

Oklahoma Press” yang dikutip oleh Ruslan menjelaskan bahwa Humas atau Public

Relations mempunyai tiga fungsi utama, yaitu: 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung

3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu lembaga. (Ruslan, 1999: 19)


(14)

Peran Public Relations dalam suatu perusahaan memang memiliki tingkat dan tanggung jawabnya sendiri. Public Relations memiliki peran aktif sebagai bagian yang melakukan berbagai bentuk promosi.

Berbagai media dipergunakan, baik itu media cetak maupun elektronik. Dalam hal ini PR dapat menggunakan media internal maupun media eksternal, media internal dalam suatu perusahaan dapat berupa majalah, buletin, majalah dinding (mading), dll. Media-media tersebut dipublikasikan dari periode waktu tertentu, misal saja untuk majalah internal perusahaan datang terbit dalam periode waktu dwi-mingguan, bulanan, ataupun per tiga bulan. Mading dapat secara kontinyu terus diperbaharui, mengingat bahwa mading merupakan media internal untuk para karyawan atau pegawai meng up date informasi setiap harinya.

Media eksternal yang juga menjadi tanggung jawab bagi divisi Public Relations memiliki media seperti brosur, company profile, pamphlet, leaflet, newsletter, dsb. Media eksternal ini dimaksudkan agar khalayak bisa aware atau sadar terhadap sebuah kegiatan atau program perusahaan yang sedang atau akan dilaksanakan, juga menjadi langkah perusahaan dalam menjaga eksistensinya. Media-media eksternal ini juga merupakan bagian dari media publikasi humas.

Media publikasi merupakan media yang digunakan humas dalam sebuah perusahaan meliputi majalah, feature, press release, pamflet, dll. yang diterbitkan setiap hari, setiap minggu atau pada jangka waktu lainnya.

Media publikasi humas yang terbit secara berkala (public relations periodical), juga disebut media organisasi/perusahaan, atau publikasi industri, merupakan media


(15)

komunikasi utama yang digunakan oleh organisasi-organisasi bisnis dan nonprofit dalam berkomunikasi dengan para karyawan, pemegang saham, pemasok, penyalur, pelanggan dan masyarakat umum. (Moore, 2004: 281)

Media berkala ini merupakan alat komunikasi bisnis yang telah diketahui sejak lama. Media berkala ini pertama di Amerika adalah Lowell Offering, yang diterbitkan sekitar tahun 1840 oleh Lowell Cotton Mills, Lowell, Massachusetts.

Periodesitas menunjuk kepada keteraturan terbitnya, waktu terbit media publikasi tersebut bisa harian, mingguan, atau dwi mingguan. Sifat perioditas sangat penting dimiliki media publikasi. Periode atau jangka waktu ini memiliki peran penting karena eksistensi perusahaan itu bergantung dari bagaimana publikasi berlangsung secara kontinyu serta konstan. Bila dilakukan hanya sesekali, maka besar kemungkinan perusahaan tersebut akan kehilangan perhatian dari masyarakat.

Untuk dapat memanfaatkan media publikasi secara maksimal demi mencapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator perusahaan yang juga disebut Public Relations harus memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut, dengan kata lain, seorang public relations (PR) harus mengetahui secara tepat karakteristik media yang akan digunakannya.

Dalam hal ini, kembali ke pernyataan bahwa komunikasi merupakan elemen penting dalam seluruh aspek kehidupan manusia baik secara individu maupun berkelompok dalam masyarakat. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah dan


(16)

mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif).

Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pembacanya mempercayai bahwa informasi yang disampaikannya layak untuk diketahui.

Berdasarkan uraian diatas, menarik perhatian penulis untuk membahas lebih jauh mengenai daya tarik pamflet event oleh public relations Score Bandung sebagai media publikasi, sehingga rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Daya Tarik Isi Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?”.


(17)

1.2Identifikasi Masalah

Dari rumusan di atas, maka penulis dapat menarik pertanyaan dalam penelitian, antara lain:

1. Bagaimana Daya Tarik Rasional Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

2. Bagaimana Daya Tarik Emosional Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

3. Bagaimana Daya Tarik Moral Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

4. Bagaimana Daya Tarik Isi Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan, menjelaskan, menerangkan bagaimana Daya Tarik Isi Pamflet Event Oleh Public Relations (PR) Score Bandung sebagai Media Publikasi dalam memberikan informasi sehingga khalayak atau pengunjung memiliki ketertarikan untuk datang dan memberikan tanggapan atau respon.


(18)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Daya Tarik RasionalPamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi.

2. Untuk mengetahui Daya Tarik Emosional Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi.

3. Untuk mengetahui Daya Tarik Moral Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi.

4. Untuk mengetahui Daya Tarik Isi Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai perbandingan antara teori dan praktek, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu komunikasi dengan konsentrasi keilmuan humas pada khususnya mengenai pentingnya daya tarik pamflet oleh Public Relations sebagai media publikasi kepada masyarakat.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis diadakannya penelitian ini diharapkan untuk menambah, memperluas dan memperkaya pengetahuan agar dapat dijadikan bahan referensi dalam pengembangan Ilmu Komunikasi, khususnya dalam proses menyampaikan


(19)

informasi serta dapat membantu dan memecahkan dan mengantisipasi masalah mengenai daya tarik yang ada pada objek penelitian yang berguna bagi:

a. Kegunaan bagi peneliti

Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti khususnya tentang daya tarik suatu acara dalam menyajikan informasi , serta sebagai aplikasi keilmuan selama studi yang dilakukan secara teori. Penelitian yang dilakukan juga diharapkan berguna bagi mahasiswa Unikom umumnya dan mahasiswa konsentrasi Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai literatur dan acuan terutama oleh peneliti yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

b. Kegunaan bagi universitas

Penelitian yang dilakukan dapat berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia secara umum dan mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas khususnya sebagai referensi dan literatur terutama bagi peneliti yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

c. Kegunaan bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang. Sebagai masukan bagi Public Relations Score Bandung dalam memberikan informasi dengan pamflet yang menarik. Dan berguna bagi Public Relations Score Bandung dalam memberikan informasi sehingga memiliki daya tarik untuk dibaca dan diberikan respon.


(20)

1.5Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Public Relations (PR) dalam suatu organisasi atau perusahaan memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam usahanya untuk mensosialisasikan suatu langkah baru yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan PR dalam perusahaan sekarang ini merupakan suatu posisi yang memiliki nilai penting dalam fungsinya sebagai bagian yang mewadahi hubungan internal perusahaan juga hubungan eksternal perusahaan dengan khalayak. Public Relations (PR) pada sistem perusahaan yang beriklim modern dan dinamis akan menempatkannya pada posisi yang berperan aktif bagi perusahaan. Sebagaimana diungkapkan Rosady Ruslan dalam bukunya "Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi", yang menyatakan bahwa:

"Perbedaan utama fungsi dan tugas humas yang terdapat di instansi dinas pemerintah dan lembaga non pemerintah (perusahaan swasta) yaitu tidak ada sesuatu yang diperjualbelikan atau suatu transaksi, baik berbentuk produk barang maupun jasa pelayanan yang ditawarkan kepada pihak yang membutuhkan secara komersil. Walaupun ada pihak humas pemerintah melakukan hal yang sama dengan perusahaan komersial, seperti melaksanakan kegiatan kampanye publikasi, promosi pemasaran dan periklanan, namun hal tersebut lebih menekankan pada bentuk public services atau public utilities demi kepentingan layanan umum (masyarakat)."(Ruslan, 2007: 107)

Berikut adalah beberapa kegiatan kehumasan yang dihadapi secara rutin, yaitu:


(21)

1. Kemampuan untuk membangun dan membina saling pengertian antara kebijaksanaan dari pihak pimpinan perusahaan dengan publik internal dan eksternal.

2. Sebagai pusat pelayanan dan pemberi informasi atau narasumber berita, baik berasal dari perusahaan maupun yang berasal dari pihak publiknya.

3. Melakukan dokumentasi dari setiap kegiatan publikasi dan peristiwa ajang khusus acara penting di lingkungan perusahaan, baik yang disimpan dalam bentuk media cetak maupun media elektronik.

4. Mengumpulakan data dan informasi yang berasal dari berbagai sumber, khususnya yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan atau opini publik yang berkembang sebagai upaya penelitian dan keperluan untuk analisis serta pengembangan rencana dan program kerja yang akan datang.

5. Kemampuan menciptakan produk-produk publikasi Public Relations, seperti news clipping, speech writing concept, news/press release, internal magazine, brochure, pamphlet, company profile dan annual report publication. (Ruslan, 2007: 112)

Uraian diatas menyebutkan bahwa salah satu kemampuan Public Relations Officer harus mampu membuat atau menciptakan produk publikasi untuk kepentingan perusahaan. Pamflet, merupakan salah satu bentuk produk publikasi yang ditujukan agar publik sadar akan kegiatan perusahaan.


(22)

Untuk menarik pengunjung Score, dirasa perlu untuk menghadirkan suatu media yang dapat dijadikan sebagai daya tarik dalam memberikan informasi kepada khalayak, salah satu media yang dapat menjadi daya tarik adalah pamflet.

Daya Tarik menurut Kotler dalam Sindoro:

“Daya tarik isi pesan sebuah tayangan meliputi daya tarik rasional,

emosional dan moral. Daya tarik rasional menunjukan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan manfaat, sedangkan daya tarik emosional mencoba membangkitkan motivasi terhadap suatu kegiatan atau produk, dan daya tarik moral di arahkan pada perasaan seseorang sehingga sering digunakan untuk mendorong orang mendukung masalah-masalah sosial”. (Sindoro, 1996: 81)

Daya tarik adalah proses awal terhadap kesan dari suatu bentuk komunikasi dalam menyajikan suatu informasi terhadap komunikan dan sangat berperan dalam membentuk animo komunikan. Berdasarkan pengertiannya daya tarik merupakan kekuatan yang dapat memikat perhatian yang dapat berkembang menjadi pemberian respon positif maupun respon negatif terhadap pesan komunikasi yang diberikan.

1.5.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Dalam penelitian ini peneliti berusaha menjelaskan tentang “Daya Tarik Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi” yang merupakan konsep dalam penelitian ini. Seperti yang sudah dijelaskan diatas tentang pengertian daya tarik maka peneliti akan mengaitkan dengan konsep atau judul yang telah dibuat.


(23)

1. Daya Tarik Rasional

Merupakan daya tarik yang berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri pembaca, yang menunjukkan bahwa pamflet event dapat menghasilkan manfaat atau kegunaan.

2. Daya Tarik Emosional

Merupakan usaha untuk membangkitkan emosi positif maupun negatif yang akan memotivasi pembaca untuk mendapatkan kepuasan akan kebutuhan informasi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Daya Tarik Moral

Lebih diarahkan pada perasaan pembaca tentang apa yang baik dan benar yang bisa digunakan untuk mendukung masalah-masalah sosial.

Bertolak dari pemikiran diatas, peneliti beranggapan bahwa pamflet merupakan satu jenis media publikasi yang berfungsi untuk menyampaikan informasi bagi khalayak umum.

1.6Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan yang akan diajukan peneliti kepada staff termasuk PR Score dan juga beberapa karyawan Score, guna mendapatkan data penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana daya tarik rasional dari Pamflet Event oleh Public Relations (PR)

Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

a. Apakah pamflet event sudah dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya? Tolong dijelaskan.


(24)

b. Bagaimana pemilihan isi atau pesan yang terdapat dalam pamflet event agar bisa memiliki manfaat bagi para pengunjung?

c. Apakah sebagai media publikasi pamflet event dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan pengunjung?

d. Bagaimana penyajian informasi dalam pamflet event agar dapat diterima oleh para pengunjung?

e. Bagaimana cara PR membuat pamflet event agar dapat diterima para pembaca?

f. Apakah pesan yang terdapat pada pamflet event merupakan informasi yang dibutuhkan pengunjung? Tolong dijelaskan!

2. Bagaimana daya tarik emosional dari Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

a. Bagaimana cara membuat sebuah pamflet event dalam memberikan informasi yang dibutuhkan bagi para pembacanya?

b. Bagaimana Public Relations (PR) Score Bandung dalam memilih tema event untuk menarik perhatian pembaca pamflet agar berkunjung ke Score?

c. Tema seperti apa dari pamflet event yang dapat mempengaruhi emosi pembacanya?

d. Apakah kombinasi warna pada pamflet sudah dapat menarik perhatian para pembaca?

e. Apakah gambar pada pamflet sesuai dengan tema sehingga mampu menjadi representasi event itu sendiri?


(25)

3. Bagaimana daya tarik moral dari Pamflet Event oleh Public Relations (PR) Score Bandung Sebagai Media Publikasi?

a. Apakah pamflet event sudah memberikan dorongan ke arah yang lebih baik dalam menyajikan informasi kepada para pembaca?

b. Apakah pamflet event sudah memenuhi kebutuhan moral para pembacanya? c. Apa yang menjadi kelebihan dari pamflet event dari Score Bandung sebagai

media publikasi?

1.7Metode Penelitian

Penelitian ini menggunaan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Meleong, 1993:3). Kegiatan ini diarahkan kepada kegiatan individu dan institusi secara holistik. Jadi individu atau organisasi yang diteliti tidak diisolasi dalam variable atau hipotesis, tetapi dipandang sebagai suatu keutuhan.

Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri berlatar belakang ilmiah, menggunakan manusia sebagai instrumen analisis data secara induktif, berpotensi merumuskan teori dasar atau tanpa hipotesis, menggunakan pendekatan deskriptif, mementingkan proses daripada hasil. Pembatasan masalah ditentukan dengan „fokus’, adanya kriteria khusus untuk menentukan keabsahan data. Desain yang digunakan bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama (Meleong, 1993:4-8)


(26)

Penelitian kualitatif menuntut penerapan metode deskriptif, yakni sebuah metode yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik tertentu dalam bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 1999: 22).

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian akan berupa kutipan-kutipan yang memberikan gambaran penyajian laporan teresebut. Metode deskriptif relevan untuk mengukur dengan cermat fenomena sosial seperti pernyataan, ungkapan atau pemikiran individu atau kelompok dalam suatu komunitas. Metode ini digunakan terutama untuk mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tidak untuk menguji hipotesis (Singarimbun dan Effendy, 1991: 4-5).

Dalam hubungan ini metode deskriptif berguna untuk mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu termasuk hubungan, kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.

1.8Subjek dan Informan Penelitian 1.8.1 Subjek

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang didalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.


(27)

Subjek penelitian yang diambil untuk menjadi pembahasan dalam penelitian adalah public relations Score Bandung. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling, purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu seperti misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti. (Sugiyono, 2005: 32)

1.8.2 Informan

Informan adalah seseorang yang, karena memiliki informasi banyak mengenai objek yang sedang diteliti, diminati informasi mengenai objek penelitian tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah staff atau karyawan dari Score serta pengunjung, dapat dilihat dalam tabel.

Tabel 1.1 Daftar Informan Kunci

No Nama Jabatan

1 Martin PR Score

2 Ajie Laksa Staff


(28)

Tabel 1.2

Daftar Informan Pendukung

No Nama Jabatan

1 Pengunjung 1 (Dika) Pengunjung 2 Pengunjung 2 (Ruli) Pengunjung 3 Pengunjung 3 (Panca) Pengunjung Sumber: Peneliti, 2011

1.9Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data, diantaranya:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewed) yang memberikan jawaban pertanyaan itu (Moleong, 2007 : 135).

Wawancara juga dimaksudkan untuk memverifikasi khususnya pengumpulan data. Wawancara yang akan dilakukan secara terstruktur bertujuan mencari data yang mudah dikualifikasikan, digolongkan, diklasifikasikan dan tidak terlalu beragam, dimana sebelumnya peneliti menyiapkan data pertanyaan


(29)

Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada public relations Score Bandung yaitu Martin, karyawan Score yaitu Ajie Laksa sebagai informan kunci, juga kepada informan pendukung yaitu Dika, Ruli, dan Panca.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah dimana peneliti berusaha untuk mengumpulkan data penelitian dengan mengamati segala sesuatu atau kejadian-kejadian yang berkaitan dengan fenomena yang sedang diteliti

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, foto, dan sebagainya. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan (Moleong, 2007 : 161).

Dokumentasi merupakan salah satu pengumpul data dimana sumber dokumentasi ini diperoleh dari beberapa data atau dokumen, laporan, buku, surat kabar, dan juga beberapa bacaan lainnya yang mendukung penelitiaan ini.

4. Studi literatur

Sebuah teknik pengumpulan data yang didapat dari buku, media massa, makalah seminar, karya ilmiah, skripsi danjuga bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang tengah diteliti.


(30)

5. Internet searching

Yaitu pengumpulan data dengan menelusuri data melalui internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat dan semudah mungkin serta dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

6. Triangulasi data

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagi teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. (Moleong, 2007: 330)

1.10 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian perlu diadakannya tahapan penelitian yang memungkinkan peneliti untuk tetap berada di jalur yang benar dan memiliki langkah yang akan diambil dalam sebuah penelitian. Tahapan penelitian ini berguna sebagai sistematika proses penelitian yang akan mengarahkan peneliti dengan patokan yang jelas sebagai gambaran dari proses penelitian serta dapat digunakan sebagai bentuk analisa data yang diantaranya adalah:


(31)

1. Penyeleksian data

Pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data, yakni memilah data yang didapat untuk dijadikan bahan laporan penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapat sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk dijadikan sebagai hasil laporan penelitian.

2. Klasifikasi data

Pengelompokan data dan dipilah sesuai dengan jenisnya, yakni mengkategorikan data yang diperoleh berdasarkan bagian penelitian yang telah ditetapkan. Klasifikasi data ini dilakukan untuk memberikan batasan pembahasan dan berusaha untuk menyusun laporan secara sistematis menurut klasifikasinya. 3. Pengolahan data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data (data processing). 4. Pengeditan data

Pengeditan dilakukan dengan cara mengecek kelangkapan yang ada pada seluruh data yang peneliti dapatkan, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dan memperoleh kejelasan makna dari data atau inforamsi yang peneliti peroleh. 5. Penyajian data

Langkah ini diambil untuk menyajikan data dengan memberikan penjelasan dan keterangan pada data.


(32)

1.11 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Peneliti menggunakan uji credibility (validitas interbal) atau uji kepercayaam terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.

Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.(2005:270)

1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara


(33)

melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi,atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono, 2005:270-274)

4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong, 2007:334)

5. Analisis kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

6. Membercheck,proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi

data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Sehingga informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.(Sugiyono, 2005:275-276)


(34)

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.12.1 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di lokasi yang berbeda-beda, diantaranya dengan datang langsung ke Score yang terletak di Jalan Cihampelas, juga peneliti berkunjung ke tempat tinggal informan yang berlokasi di Jalan Cemara No. 3, Bandung. Score Bandung, Alamat: Jl. Cihampelas no 160 blok SL03A, Bandung 40131, Telepon: (022) 2061155/56, Fax: 0222061178, Website: www.scoreindonesia.com

1.12.2 Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian pada Bulan Februari sampai dengan Bulan Juli 2011. Waktu penelitian dilakukan pada hari dimana para karyawan sedang libur yang biasanya dilakukan pada hari senin dan selasa. Adapun waktu penelitian tersebut disajikan dalam tabel:


(35)

Tabel 1.3

Waktu dan Kegiatan Penelitian

Sumber: Peneliti, 2011

No Kegiatan Februari 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul

2 Penulisan Bab 1 Bimbingan

3 Seminar UP

4 Penulisan Bab II Bimbingan

5 Penulisan Bab III Bimbingan

6 Pengumpulan Data

Wawancara Bimbingan

7 Pengolahan Data

Penulisan Bab IV

Bimbingan

8 Penulisan Bab V Bimbingan

9 Penyusunan Bab I-V


(36)

1.13 Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab menguraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan teoritis dan praktis penelitian, kerangka pemikiran teoritis dan konseptual penelitian, pertanyaan penelitian, metode penelitian, subjek dan informan, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, yang terakhir lokasi dan waktu penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung proses penelitian atau berkaitan dengan objek yang diteliti, yaitu : Tinjauan Tentang Komunikasi, Definisi Komunikasi, Proses Komunikasi, Tujuan Komunikasi, Fungsi Komunikasi, Jenis Komunikasi, Bentuk Komunikasi, Tinjauan Komunikasi Organisasi, Tinjauan tentang daya tarik, , Tinjauan Tentang pamflet.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Pada Pada bab ini membahas tinjauan meliputi Sejarah Score Bandung, Visi dan Misi Score Bandung, Logo Score Bandung, Struktur Organisasi Score Bandung, Job Descriptions Score Bandung, dan Sarana dan Prasarana Score Bandung.


(37)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai cara pengumpulan data melalui wawancara responden mengenai pamflet, serta pengolahan data dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu bab ini akan menjelaskan mengenai analisis dan hasil pengolahan data yang diperoleh.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian.


(38)

31 2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Komunikasi Sebagai Ilmu

Komunikasi merupakan satu dari disiplin-disiplin yang paling tua tetapi yang paling baru. Orang Yunani kuno melihat teori dan praktek komunikasi sebagai sesuatu yang kritis. Popularitas komunikasi merupakan suatu berkah (a mixed blessing).Teori-teori resistant untuk berubah bahkan dalam berhadapan dengan temuan-temuan yang kontradiktif. Komunikasi merupakan sebuah aktifitas, sebuah ilmu sosial, sebuah seni liberal dan sebuah profesi.

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksud adalah sama makna. Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi terjadi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapan, jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya mengerti makna dari bahan yang dipercakapan.

Oleh sebab itu di Amerika Serikat muncul Communication sciene atau kadang-kadang dinamakan juga commnicology – ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial. Kebutuhan orang-orang Amerika akan sciene of communication


(39)

tampak sudah sejak tahun 1940-an. pada waktu seorang sarjana bernama Carl I. Hovland menampilkan definisinya mengenai ilmu komunikasi. Hovland mendefinisikan science of communication sebagai: “a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted

and opinions and attitudes are formed”. (Effendy, 2009: 4)

Tahun 1967 Keith Brooks menerbitkan buku The Communicative Arts and Science of Speech yang mengetengahkan pembahasan communicology secara luas. Dari pendapat Brooks communicology atau ilmu komunikasi merupakan integrasi prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan para cendekiawan berbagai disiplin akademik. Communicology juga merupakan program yang luas mencakup kepentingan-kepentingan atau teknik-teknik setiap disiplin akademik. Menurut Joseph A. Devito communicology adalah ilmu komunikasi, terutama komunikasi oleh dan di antara manusia. Istilah komunikasi digunakan untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda yaitu proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan dan studi mengenai proses komunikasi. Komunikasi didefinisikan oleh Devito sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan, dalam suatu konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik.

Department of Communication university of Hawaii dalam penerbitan yang dikeluarkan secara khusus menyatakan komunikasi sebagai ilmu sosial. Dan ditegaskan bahwa bidang studi ilmu sosial mencakup tiga kriteria yaitu bidang


(40)

studi didasarkan atas teori, analisis kuantitatif atau empiris dan mempunyai tradisi yang diakui. Dalam penerbitannya department of communication university of Hawaii juga memberikan contoh-contoh untuk membuktikan komunikasi sebagai ilmu sosial.

2.1.2 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi (communication) dalam bukunya Deddy Mulyana yaitu Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar berasal dari kata: common, yang berarti

“sama”, dengan maksud sama makna, sehingga secara sederhana, dapat dikatakan

bahwa komunikasi merupakan proses menyamakan persepsi, pikiran, dan rasa antara komunikator dengan komunikan.

Komunikasi merupakan salah satu fungsi dari kehidupan manusia. Fungsi komunikasi dalam kehidupan menyangkut banyak aspek. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam bentuk pikirannya/atau perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya untuk tidak terasing dan terisolir dari lingkungan di sekitarnya. Melalui komunikasi seseorang dapat mengajarkan atau memberitahukan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Adapun pendapat para ahli tentang pengertian Komunikasi sebagai berikut. a. Bernard Barelson & Garry A. Steiner

Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dan sebagainya


(41)

b. Theodore M. Newcomb

Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.

c. Everett M. Rogers

Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

d. Gerald R. Miller

Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima e. Raymond Ross

Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. f. Harold Lasswell

Menjelaskan bahwa “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi

adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh bagaimana

Pendapat para ahli tersebut memberikan gambaran bahwa komponen-komponen pendukung komunikasi termasuk efek yang ditimbulkan, antara lain adalah:


(42)

1. Komunikator (komunikator,source,sender) 2. Pesan (message)

3. Media (channel)

4. Komunikan (komunikan,receiver) 5. Efek (effect)

Dari beberapa pengertian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran makna/pesan dari seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain.

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar mengutip Kerangka berpikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi dominan.

1. Fungsi Komunikasi Sosial

komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau


(43)

pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal.

3. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata2 dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik. 4. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi

2.2Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi

Istilah organisasi dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa inggris bersumber pada pendekatan latin organization yang berasal dari kata kerja


(44)

bahasa latin pula, orgaizare yang berarti to form as or into a whole consisting of independent or coordinate parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi).

Menurut R. Wayne Pace dalam buku komunikasi organisasi yang dikutif oleh Deddy Mulyana adalah:

“Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unti-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.”

Dalam buku komunikasi organisasi yang dikutif oleg R. Wayne Pace,

Komunikasi organisasi dapat dilihat sebagai “proses mengumpulkan, memproses,

menyimpan, dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi

berfungsi.” (Farace, Monge, & Russel, 1977, hlm. 4)

Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam bukunya, Communication in Organization, menyebut paduan suatu sistem. Secara lengkap organisasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Effendy, 2004:114)

Menurut GoldHaber yang dikutip oleh Marhaeni Fajar menyebutkan bawah Komunikasi organisasi adalah arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantungan satu sama lain. (GoldHaber dalam Fajar, 2009;122)


(45)

Penggunaan sistem untuk meghampiri pengertian organisasi itu dapat dinilai tepat sebab pengertian sistem adalah totalitas himpunan bagian yang satu sama lain berhubungan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu eksatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di mana operasi dan interaksi di antara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti.

Pentingnya komunikasi dalam organisasi dikemukakan oleh Keith Davis yang dikutip oleh Santoso Sastropoetro, sebagai berikut :

“Suatu organisasi tidak akan eksis tanpa adanya komunikasi. Tidak akan memungkinkan terjadinya koordinasi yang diharapkan, kerjasama baik antara pimpinan dengan karyawan, maupun antara karyawan dengan karyawan tidak mungkin tercipta sebab mereka tidak

mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaannya satu sama lain”.

(Sastropoetro, 1982 : 339).

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauan yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dlam menapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Dengan adanya komunikasi yang efektif didalam organisasi akan timbul jalinan pengertian antara pihak manajemen dengan para


(46)

publiknya, sehingga apa yang dikomunikasikan dapat dipahami, dimengerti, dan kemudian dilaksanakan tanpa adanya keterpaksaan.

2.2.2 Dimensi-dimensi Komunikasi Organisasi

Terdapat dua dimensi pada komunikasi organisasi, yakni komunikasi organisasi internal dan ekternal. Komunikasi internal di definisikan oleh Lawrence D. Brennan sebagai :

“Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam

suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan

manajemen)”

Organisasi sebagai kerangka (framework) menunjukkan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi itu dan dapat diklarifikasikan sebagai tenaga pimpinan dan tenaga yang di pimpin. Untuk menyelenggarakan dan mengawasi pelaksanaan tujuan yang akan dicapai, manajer atau administrator mengadakan peraturan sedemikian rupa sehingga ia tidak perlu berkomunikasi langsung dengan seluruh karyawan. Ia membuat kelompok-kelompok menurut jenis pekerjaannya dan mengangkat seorang sebagai penanggung jawab atas kelompoknya. Dengan demikian, pimpinan cukup berkomunikasi dengan para penanggung jawab kelompok.

Kemudian, komunikasi internal dapat dibagi menjadi kedalam dua dimensi, yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.


(47)

1. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertical yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal balik (two way traffic communication).Dalam komunikasi vertical, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Dalam pada itu, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan.

Komunikasi vertikal dapat dilakukan secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga bertahap melalui eselon-eselon yang banyaknya bergantung pada besarnya dan kompleksnya organisasi.

2. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertical yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi atau pada waktu pulang kerja.

Diantara komunikasi vertikal dan horizontal, kadang-kadang terjadi apa yang disebut komunikasi diagonal, yaitu komunikasi antara pimpinan seksi dengan pegawai seksi lain.


(48)

Komunikasi organisasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada instansi-instansi pemerintah seperti departemen, direktorat, jawatan, dan pada perusahaan-perusahaan besar, disebabkan oleh luasnya ruang lingkup, komunikasi lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada oleh pimpina sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang dianggap sangat penting, yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain, umpamanya perundingan yang menyangkut kebijakan organisasi. Yang lainnya dilakukan oleh kepala humas yang dalam kegiatan komunikasi eksternal merupakan tangan kanan pimpinan.

Komunikasi organisasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari khalayak kepada organisasi.

1. Komunikasi dari organisasi kepada khalyak

Komunikasi organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting dalam usaha memecahkan suatu masalah jika terjadi tanpa di duga.

Dengan adanya hubungan baik sebagai akibat kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi, masalah yang dijumpai kemungkinan besar tidak akan sulit diatasi.


(49)

Komunikasi organisasi kepada khalayak dapat melalui berbagai bentuk, seperti :

a) Majalah organisasi b) Press release

c) Artikel surat kabar atau majalah d) Pidato televise

e) Pidato radio f) Film dokumenter g) Brosur

h) Leaflet i) Poster

j) Konferensi pers

2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi

Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi. Jika informasi yang disebarkan kepada khalayak itu menimbulkan efek yang sifatnya controversial (menyebabkan adanya yang pro dan kontra di kalangan khalayak), maka ini disebut opini public. Opini publik ini seringkali merugikan organisasi. Karenanya harus di usahakan agar segera dapat di atasi dalam arti tidak menimbulkan permasalahan.


(50)

2.2.3 Fungsi Komunikasi Organisasi

Dalam bukunya Sosiologi Komunikasi Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.sos. M.si, mengemukakan bahwa terdapat empat fungsi komunikasi organisasi, yaitu :

a) Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system proses informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.

Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam jajaran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, disamping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dll.

b) Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan


(51)

untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk member instruksi atau perintah. Kedua, berkaitan dnegan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dilaksanakan.

c) Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada member perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela untuk kemajuan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding jika pimpinan lebih sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d) Integratif

Setiap orang berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik.

2.3Tinjauan Tentang Public Relations

2.3.1 Definisi Public Relations

Public Relations merupakan sebuah profesi yang tidak lepas keterkaitannya dengan masyarakat luas dan komunikasi yang sifatnya massa. Baik komunikasi tersebut menggunakan media-media khusus untuk


(52)

menyampaikannya atau, komunikasi tersebut langsung dilakukan secara face to face. Untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai humas atau yang lebih dikenal sebagai public relations, maka berikut akan penulis jabarkan beberapa definisi mengenai humas atau public relations.

Seperti yang dijelaskah oleh Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto dalam bukunya Dasar-dasar Public Relations

“PR pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak lain dengan

kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari komunikasi PR adalah two ways communication (komunikasi dua arah / timbal balik). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan PR,

sehingga terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR”

(Rachmadi, 1994:7)

Menurut penelitian yang pernah diadakan di Amerika Serikat terdapat 2000 orang terkemuka di bidang PR telah membuat definisi tentang PR, dari definisi itu diantaranya menganggap bahwa PR adalah suatu ilmu, suatu sistem, seni, fungsi, proses, profesi, metode, kegiatan dan sebagainya. Berikut merupakan 3 definisi yang dianggap terbaik :

1. J.C. Seidel, direktur PR, Division of Housing, State New York berbunyi : PR adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan, pegawai dan publik yang lebih luas. Kedalam mengadakan analisis dan perbaikan diri sendiri, sedangkan keluar memberikan pernyataan-pernyataan.

2. W. Emerson Reck, Direktur PR Universitas Colgate berbunyi : PR adalah lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan tindakan bagi


(53)

kepentingan terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan goodwill (kemauan baik) dari publik. Kedua, pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan tindakan untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang menyeluruh.

3. Howard Bonham, Wakil Ketua Palang Merah Nasional Amerika Serikat, menyatakan, PR adalas suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi atau perusahaan. (Abdurachman, 2001, 24-25)

Definisi lainnya, menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations in Word Marketing mengatakan bahwa PR adalah suatu sistem komunikasi untuk menciptakan kemauan baik. Selanjutnya, menurut L Bernays dalam bukunya Public Relations menyebutkan bahwa PR mempunyai 3 arti, pertama, penerangan kepada publik. Kedua persuasi ditujukan kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik dan ketiga upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga.

2.3.2 Tugas Public Relations

Humas merupakan salah satu bagian penting dari sebuah perusahaan, hal ini dikarenakan humas merupakan kepanjangan tangan perusahaan kepada masyarakat maupun kepada mitra kerja dari perusahaan tersebut. Tugas yang diemban oleh seorang humas dari sebuah perusahaan bukanlah tugas yang mudah. Hal ini dikarenakan kepandaian humas dalam menjalankan tugasnya turut menentukan perkembangan perusahaan tersebut kedepan.


(54)

Menurut Shanty Setyaningrum, terdapat 6 tugas dari seorang Public Relations: a) Motivasi Internal

Hal ini merupakan faktor yang paling penting yang mempengaruhi jajaran dasar karyawan perusahaan dengan cara membangun moral, meningkatkan produktifitas dan membangun semangat kerja dalam team.

b) Merekrut orang-orang berkualitas

Public relations juga dapat membantu merekrut orang-orang yang berkualitas dan membina hubungan baik untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman. c) Memberikan peringatan awal

Ini merupakan salah satu tugas public relations dalam usaha mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan menggangu jalannya produktifitas sebuah organisasi bilamana sebuah masalah yang tidak disangka dari munculnya aspek-aspek sosial atau politik. Masalah-masalah yang harus diantisipasi sejak awal dapat saja datang dari pihak luar maupun dari dalam perusahaan sendiri. d) Memberikan Sales After Service

Seorang public relation dituntut untuk dapat memberikan sales after service yang artinya memberika perhatian secara kontinyu kepada konsumen agar dapat menjadi konsumen yang setia hingga dapat tercipta word of mouth di masyarakat.

e) Membuka kesempatan-kesempatan baru

Public relations dapat membuka kesempatan-kesempatan baru baru bagi organisasi yang diwakilinya karena para praktisi public relations berinteraksi


(55)

dengan komunitas internal dan eksternal perusahaan lebih banyak dari pada orang-orang lain disalam departemen yang berbeda.

f) Melindungi posisi perusahaan

Public relations bertugas untuk melindungi posisi sebuah perusahaan bila sebuah perusahaan menghadapi masalah krisis manajemen. (Setyanigrum, 2008, 56-57)

Berberda dengan Shanty Setyaningrum, Collin Coulson dan Thomas mengemukakan bahwa terdapat 10 tugas utama dari seorang public relations, yaitu :

a) Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dan perusahaan saingan utama, ancama-ancaman dan kesempatan mendiagnosa masalah-masalah yang dapat diselesaikan dengan jalan humas, mengidentifikasikan golongan masyarakat yang bersangkutan dan saluran yang paling efektif atau mencapai mereka.

b) Memberikan saran kepada semua tingkat manajemen tentang perkembangan-perkembangan didalam maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi reputasi perusahaan serta hubungannya dengan kelompok-kelompok komunikasi.

c) Merupakan tempat tersimpannya semua keahlian tentang komunikasi perusahaan keluar dan kedalam, dalam bentuk teknik-teknik yang relevan dan fasilitas serta kontak penggunaannya.


(56)

d) Mengadakan hubungan dengan para pembuat keputusan pembentuk pendapat dan sumber informasi dari luar yang penting.

e) Menjaga kelancaran arus informasi kepada kelompok-kelompok masyarakat tertentu melalui saluran-saluran komunikasi yang dapat terdiri dari penerbitan-penerbitan, majalah, pers, radio, televisi, perwakilan-perwakilan, peristiwa serta wawancara.

f) Melaksanakan atau meminta orang lain melaksanakan proyek-proyek penelitian untuk mengidentifikasi dan menilai situasi dan masalah atau untuk mengukur efektifitas program-program humas.

g) Mengevaluasi masalah dan kegiatan humas untuk bisa memberikan laporan yang teratur kepada direksi-direksi yang berkepentingan.

h) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan perusahaan tertentu seperti penerbitan , peristiwa, kunjungan dan rapat.

i) Membantu bagian-bagian lain dengan cara menganalisis masalah komunikasi, menulis dan menerbitkan , menyediakan bahan audio visual dan bahan-bahan pendukung lainnya dan bekerjasama dalam menangani masalah-masalah tertentu.

j) Menjaga supaya diseluruh perusahaan tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak citra perusahaan.


(57)

2.3.3 Fungsi Public Relations

Public relations membantu masyarakat kita yang kompleks untuk mencapai keputusan dan berfungsi secara lebih efektif dengan mengkontribusikan pengertian satu sama lain di dalam sebuah perkumpulan atau institusi.

Manajemen sebuah institusi perlu untuk mengerti sifat, kelakuan dan nila dari public mereka dalam usaha mencapai tujuan institusi tersebut. Seorang praktisi public relations berperan sebagai penasihat kepada jajaran pimpinan dan juga sebagai seorang penengah dan membantu menterjemahkan tujuan-tujuan setiap individu menjadi sebuah ketentuan yang masuk akal dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Menurut Shanty Setyaningrum dalam bukunya, I am Public Relations Living It Loving It, beliau mengungkapkan terdapat 4 fungsi manajemen dari seorang public relations, yaitu :

1) Antisipasi, analisa dan mengintrepretasikan pendapat publik, sifat dan masalah yang mungkin akan mempunyai dampak bagi operasi dan rencana sebuah institusi.

2) Memberi konseling kepada jajaran pimpinan perusahaan di berbagai level kepemimpinan mengenai keputusan, tindakan yang harus diambil dan komunikasi, mempertimbangkan efek dari publik dan tanggung jawab organisasi secara social.

3) Melaksanakan riset dan mengevaluasi program secara berkesinambungan untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan dari masyarakat yang


(58)

diperlukan untuk kesuksesan tujuan organiasasi. Hal ini termasuk pemasaran, keuangan, dana usaha, karyawan, komunitas, atau hubungan ke pemerintahan dan program-program lainnya.

4) Perencanaan dan pelaksanaan usaha sebuah organisasi untuk mempengaruhi atau merubah pendapat publik. Mencanangkan maksud dan tujuan, menyusun perencanaan, keuangan, mengangkat pegawai dan pelatihan karyawan, mengembangkan fasilitas, mengatur sumber-sumber yang dibutuhkan untuk melaksanakan hal-hal diatas.

Lebih jauh lagi, melihat fungsi seorang praktisi public relation pada sebuah perusahaan, maka, Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis menyebutkan fungsi dari public relations, antara lain:

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik internal maupun eksternal.

3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi.

4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.


(59)

2.4Tinjauan Tentang Pamflet

Kata pamflet dalam Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Inggris, yakni pamphlet. Pamphlet tanpa sampul sampai di Inggris Tengah pada tahun 1387 dengan sebutan awal pamphilet atau panflet, yang diambil dari sebuah puisi lama berjudul Pamphilus: seu de Amore (Pamphilus: Concerning Love) yang ditulis dalam Bahasa Latin. Nama Pamphilus sendiri berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “teman

semuanya”. Puisi ini sangat terkenal di masanya dengan penyebaran yang sangat luas.

Konotasi modern dari kata pamflet terkait dengan isu komtemporer yang dibuat sebagai argumen kebencian mengarahkan pada terjadinya Perang Sipil Inggris; artian ini muncul pada tahun 1642.

Di Jerman, Perancis, dan Italia, pamflet biasanya memiliki konotasi negatif sebagai usaha propaganda agama atau semacamnya; terjemahan netral dari Bahasa Inggris pamphlet, termasuk “flugblatt” dan “broschüre” dalam Bahasa Jerman, serta

fascicule” dalam Bahasa Perancis. Sedangkan dalam Bahasa Romawi, pamflet dapat dikonotasikan sebagai usaha propaganda atau satire, sehingga lebih cocok

diterjemahkan menjadi “brochure” (DEX online – Cautare: pamflet). Kemudian dapat disandingkan dengan kata libelle atau libellus dalam Bahasa Latin yang diartikan sebagai “buku kecil”.

Di Spanyol, “panfleto” diartikan sebagai tulisan yang jelas, atau pada umumnya agresif. Lalu diperluas menjadi tulisan propaganda politik. Tidaklah membingungkan terkait kata pamphlet dalam Bahasa Inggris, yang tidak memiliki konotasi negatif. Konotasi negatif di atas, dalam Bahasa Spanyol lebih tepat diterjemahkan sebagai


(60)

folleto”. Sebenarnya kata pamphlet ini pertama kali muncul dalam buku Philobiblon (1344) karya Richard de Bury, seorang uskup agung Durham, yang menyebutkan "..panfletos exiguos.." di bab 8. Pada abad ke-17, kata pamphlet disamaartikan dengan sekali pakai, puisi, koran, atau surat kabar (Murray's New English Dict. vii. 410).

Dengan segala contoh tersebut, pamflet sudah diproduksi secara masal, tidak seperti buku di masa itu yang sangat terbatas produksinya.[1][2] Di Indonesia sendiri, kata pamphlet diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi pamflet. Berdasarkan sejarah yang disebutkan di atas, pamflet pada awalnya berkembang di Eropa. Kemudian dibawa ke Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda. Proses adaptasi ini berlangsung selama masa perdagangan abad 17, dan masa kolonialisme abad ke-18.

Pamflet adalah tulisan yang dapat disertai dengan gambar atau tidak, tanpa penyampulan maupun penjilidan, yang dicantumkan pada selembar kertas di satu sisi atau kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong setengah, sepertiga, atau bahkan seperempatnya, sehingga terlihat lebih kecil (dapat juga disebut selebaran). Pamflet dapat pula terdiri dari beberapa lembar kertas yang dilipat atau disatukan secara sederhana sehingga menjadi sebuah buku kecil. Untuk dapat dikategorikan sebagai sebuah pamflet, UNESCO mendefinisikannya sebagai keperluan publikasi yang bisa terdiri dari 5 sampai 48 halaman tanpa sampul, bila lebih dari itu disebut buku. Disebabkan oleh biayanya yang murah dan kemudahan produksi serta distribusi,


(61)

pamflet sering digunakan untuk mempopulerkan ide-ide politik dan agama, atau untuk menyebarkan berita dan promosi / iklan.

Literatur berbentuk pamflet sudah digunakan selama berabad-abad sebagai penggerak ekonomi serta sarana distribusi informasi yang cepat dan luas, terutama kepada pelanggan. Selain itu, pamflet juga telah menjadi alat penting bagi protes politik dan kampanye, karena alasan yang sama. Pamflet dapat menjadi bukti fisik dari sejarah kehidupan manusia, yang mampu memulai maupun menandakan perubahan zaman dalam sebuah gerakan rakyat. Hal itu dapat dilihat pada koleksi New York Public Library, the Tamiment Library of New York University, dan koleksi Jo Labadie di University of Michigan, mengenai sejarah politik Amerika.

Dalam perkembangannya, pamflet mulai berisi beragam informasi, dari informasi perlengkapan dapur sampai obat-obatan, ataupun publikasi hasil penelitian ilmiah. Wujud dari pamflet sendiri semakin beragam. Pamflet di zaman modern juga dianggap sebagai karya seni dan patut dikoleksi. Telah diadakan lomba-lomba membuat pamflet sebagai ajang ekspresi dan kreasi di berbagai negara. Dalam dunia periklanan, pamflet adalah salah satu sarana promosi acara, jasa, dan produk, yang mudah, efektif, dan murah, sehingga masih terus digunakan sampai sekarang.

2.5Tinjauan Tentang Daya Tarik

As’ad dalam buku Psikologi industry mengatakan daya tarik: “adalah sikap yang


(1)

104

Anggoro, M. Linggar. 2000. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ardianto, Elvinaro. 2007. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media As’ad, Moh. 1997. Psikologi Industri. Bandung: CV. Mandar Maju

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Pranada

Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

____________. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju Jefkins, Frank . 1992 . Public Relations . Erlangga:Jakarta.

Moleong, Lexy. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

_________. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya May Rudi, Teuku. 2005. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Moore, H. Frazier. 2004. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosda Karya.


(2)

Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya

____________. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Ruslan, Rosadi. 2007. Etika Kehumasan Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Sindoro, Alexander. 1997. Manajemen Pemasaran Global. Jakarta: Prenhalindo Singarimbun, Masri dan Effendy, Sofian. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta:

LP3E

Setyaningrum, Shanty. 2008. I am Public Relations Living It Loving It. Jakarta: Sunray Books

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta

Sumber Lain:

Yuliani. 2009. Hubungan Daya Tarik “Telkom Digital Signage” Terhadap Efektivitas Pemenuhan Kebutuhan Informasi Bagi Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia TBK. Bandung: Unikom

Wahyudin, Asep. 2008. Peranan Public Relations PLN Distribusi Jabar Banten. Bandung: Unikom


(3)

http://websiteasyik.blogspot.com/2008/10/pamflet.html


(4)

CURICULUM VITAE

Nama : M. FAULANA AKBAR P.

Tmpt, Tgl Lahir : Cirebon, 21 Agustus 1987

Agama : Islam

Alamat : Jl. Giringsing no. 2 Sukaluyu, Bandung Nomor Telepon : 0852-2411-3200

e-mail : akbarfaulana@yahoo.com Jenis Kelamin : Pria

Tinggi Badan : 177 cm Berat Badan : 63 kg

Hobi : Baca, Lari, Renang, Bermain Gitar, Mendengarkan musik, futsal, nonton


(5)

PENDIDIKAN FORMAL

- SD Islam Al-azhar, Cirebon (1993 - 1999) - SLTP Negeri 1, Cirebon (1999 - 2002) - SMU Negeri 1 Cirebon, Program IPS (2002 – 2005) - Universitas Komputer Indonesia, Fakultas SOSPOL

Program S1 Ilmu Komunikasi (2007 – Sekarang)

ORGANISASI

- Ketua OSIS SMP Negeri 1 Cirebon - Anggota basket SMU Negeri 1 Cirebon

- Anggota HIMA (Himpunan Mahasiswa) Komunikasi periode 2007/2008 - Anggota Grup Musik (Band) sebagai Pemain Gitar

PENGALAMAN KERJA

- Kerja sebagai waiter di SOHO Music Ciwalk, Bandung (2007-2008) - SPB Dancow di acara “Parents guide” Sabuga, Bandung (2008) - LO event guinness bold together El Dorado, bandung (2010)

- LO Kongres partai Demokrat (2010)

- LO event L.A Lights workshop indie movie (2010)

- LO event Holcim Mudik 2010 (2010)


(6)

PENDIDIKAN NONFORMAL

- 2011, Peserta Seminar Trend Cyberpreneurship 2011, Auditorium UNIKOM, Bandung.

- 2011, Peserta English Proficiency Test, UNIKOM, Bandung.

- 2010, Peserta Seminar Budaya Preneurship, Dago Tea House, Bandung. - 2010, Kompas Muda Creativity 4th anniversary, ITB, Bandung.

- 2010, Peserta Pelatihan Public Speaking, Auditorium UNIKOM, Bandung. - 2010, Table Manner Course, Banana – Inn Hotel & Spa, Bandung.

- 2009, Peserta Kuliah Umum “Kebudayaan Film & Sensor Film” (Ilustrasi Tentang Perfilman), Auditorium UNIKOM, Bandung.

- 2010, Konseptual Fotografi dan Lighting Indoor, Auditorium UNIKOM, Bandung.

- 2009, Peserta “Study Tour Mass Media 2009” ke RCTI, dan Aneka Yess, Jakarta. - 2009, Peserta Pelatihan Personal Development and Self Empowerment,

Auditorium UNIKOM, Bandung.

- 2008, Peserta Mentoring Agama Islam, Auditorium UNIKOM, Bandung. - 2008, Peserta One Day Public Speaking With Farhan

- 2008, Peserta Pelatihan Master of Ceremony, Auditorium UNIKOM, Bandung. - 2007, Seminar Soft skill dan TOEFL training, UNPAR, Bandung.