Sistem Informasi Penjualan barang Pada Syscom Data

(1)

(2)

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Oleh : AJI NURYANTO

1.05.07.114

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

Dekan Fakultas Ketua Program Studi

Teknik dan Ilmu Komputer Sistem Informasi

Prof. Dr .H.Denny Kurniadie, Ir. M.Sc H. Dadang Munandar, S.E., M.Si NIP. 4127.70.015 NIP. 4127.70.26.019

AJI NURYANTO NIM 1.05.07.114

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal :

Menyetujui, Pembimbing

Marliana Budhiningtyas, S.Si., M.Si.


(4)

i

Pengolahan data yang masih dilakukan secara manual memberi dampak pendokumentasian data-data tersebut yang masih berbentuk berkas akan menyebabkan terjadinya penumpukan dokumen-dokumen. Penelitian ini ditujukan untuk membuat alternatif dalam penyelesaian masalah pengolahan data penjualan dan pembelian barang, serta persediaan barang dari sistem pembukuan manual ke sistem yang terkomputerisasi.

Perancangan sistem yang diusulkan menggunakan metode prototype, dengan metode yang berorientasi objek yang melihat suatu sistem terdiri dari objek yang saling berhubungan dengan beberapa cara untuk mencapai suatu tujuan. Alat bantu analisis dan perancangan yang digunakan adalah UML, Sedangkan pembangunan database menggunakan MySQL dan aplikasi pendukungnya adalah Netbeans IDE 7.0.1.

Dengan adanya sistem informasi penjualan barang pada Syscom Data ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menangani sistem mengenai penjualan barang, pembelian barang, maupun proses – proses lainnya yang saling berkaitan. Selain itu juga data perusahaan baik itu data penjualan, pembelian maupun data laporan dapat tersimpan lebih teratur dan juga proses pencarian informasi mengenai data tersebut akan lebih cepat.


(5)

ii

ABSTRACT

To improve services and provide appropriate of information, it's necessary to change the old system into the information system which the old system that still use manual way into the computerized system. Manual processing of data will result in cumulation of data documentation. This study aimed to create an alternative in solving the problem of data processing of sales, purchase of goods, and supplies of goods from manual bookkeeping system to a computerized system.

Design system that is suggested using prototype method, method which oriented an object to look at system that is divided into some objects associate one another to reach the purpose.Design and analysis tools are used UML, while database development using a MySQL and supporting applications is Netbeans IDE 7.0.1.

This information system of sales in Syscom Data is wished to get company some help in handling system relate to sales product and buying product or other process that links to one another. In addition not only company document but also sales data and purchase data can be saved, more organized and searching information process relates data that is looked for will be more quickly to find.


(6)

iii Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji Syukur, Alhamdulillah senantiasa tercurahkan ke hadirat Allah SWT., karena atas ridho dan izin-Nya penulis telah melaksanakan penelitian di SYSCOM DATA, serta dapat menyelesaikan laporan Skripsi ini. Pembuatan Laporan Skripsi ini merupakan salah satu syarat persyaratan kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia dengan judul:

” SISTEM INFORAMSI PENJUALAN BARANG PADA SYSCOM DATA”. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan senantiasa penulis terima sebagai masukan yang berarti, sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik.

Sebagai rasa hormat, cinta dan kasih sayang, penulis persembahkan Skripsi ini untuk Ibu dan Bapa yang telah memberikan banyak dukungan baik moril maupun materil terutama Do’a dan semangat untuk penulis dan satu satunya alasan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tepat waktu.


(7)

iv

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr .H.Denny Kurniadie, Ir. M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

3. H. Dadang Munandar, S.E., M.Si, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.

4. Imelda, ST, MT selaku Dosen Wali kelas MI-3 angkatan 2007 yang telah memberikan motivasi, informasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Marliana Budhiningtyas, S.Si., M.Si. selaku pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, selalu sabar dan memberi petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen serta Staff Universitas Komputer Indonesia yang telah berjasa dalam menunaikan tugasnya.

7. Joshua Juwono, selaku Pimpinan Syscom Data yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian pada perusahaan tersebut dan telah membantu dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. 8. Kedua Orang Tuaku dan Adiku Puji yang selalu memberikan semangat,


(8)

v

Sutisna, Windi Sugandi, Reza Andrian Suherman, Agung Nurdhiansyah, juga teman-teman Pasukan MI-3 angkatan 2007 terimakasih atas dukungan dan dorongan semangatnya.

11.Seluruh pihak baik keluarga ataupun teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih telah memberikan motivasi, inspirasi, semangat serta do’a yang tulus dan ikhlas sehingga membantu penulis dalam memperlancar proses pembuatan Skripsi ini.

Penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata penulis ucapkan semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi ini akan mendapat balasan yang lebih besar dari Allah SWT, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Juni 2012


(9)

vi

ABSTRAK

i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR SIMBOL ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi & Rumusan Masalah... 1

1.2.1 Identifikasi Masalah………. 2

1.2.2 RumusanMasalah ...3

1.3 Maksud dan TujuanPenelitian ...3

1.3.1 Maksud Penelitian ……… 3

1.3.2 Tujuan Penelitian ………. 4

1.4 Kegunaan Penulisan ...4

1.4.1Kegunaan Praktis ...4

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 4

1.5 Batasan Masalah ... 5

1.6 Lokasi dan Waktu Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Sistem ... 8

2.1.1 Elemen Sistem ...8

2.1.2 Karakteristik Sistem ...9

2.1.3 Klasifikasi Sistem ...11


(10)

vii

2.2.1 Komponen Sistem Informasi ...16

2.2.2 Siklus Hidup Sistem Informasi ...16

2.4 Metode Perkembangan Prototype ...16

2.5 Metodologi Berorientasi Objek ...17

2.5.1 Karakteristik OOAD……… 19

2.5.2 Ciri-Ciri Object Oriented Programming (OOP) ...21

2.6 Konsep Persediaan ...24

2.7 Pengertian Penjualan... 24

2.7.1 Klasifikasi Transaksi Penjualan……….. 27

2.8 Pembelian……….. 27

2.8.1 Jenis-Jenis Pembelian………... 27

2.9. Bahasa Pemodelan UML (Unified Model Language)…….. 28

2.9.1. Pengertian UML……….. 28

2.9.2. Diagram – Diagram dalam UML……… 28

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……….... 31

3.1.1 Sejarah Syscom Data………... 31

3.1.2 Visi dan Misi……… 32

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan………... 32

3.1.4 Deskripsi Tugas……… 33

3.2 Metode Penelitian……….. 34

3.2.1 Desain Penelitian……….. 34

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data……….. 35

3.2.2.1 Sumber Data Primer (Wawancara, Observasi )….. 35

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder (Dokumentasi)………….. 36

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem……. 37


(11)

viii

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan………. 47

4.1.1. Diagram Use Case………... 47

4.1.2. Definisi Aktor dan Deskripsinya………. 48

4.1.3. Definisi Use Case dan Deskripsinya………... 49

4.1.4. Skenario Use Case Pengecekan Stok Yang Sedang Berjalan………... 52 4.1.5 Skenario Use Case Pembelian Yang Sedang Berjalan…. 54 4.1.6 Skenario Use Case Pnjualan Yang Sedang Berjalan…… 55

4.1.7. Skenario Use Case Pengajuan Pembelian Yang Sedang Berjalan………... 56 4.1.8. Skenario Use Case Laporan Yang Sedang Berjalan…... 57

4.1.9 Activity Diagram Yang Sedang Berjalan………. 59

4.1.10 Evaluasi Sistem Berjalan……….. 64

4.2 Perancangan Sistem………... 65

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem………. 65

4.2.2 Gambaran Umum Perangkat Lunak………. 66

4.2.3 Diagram Use Case Yang Diusulkan………. 67

4.2.3.1 Definisi Aktor Yang Diusulkan………... 67

4.2.3.2.Definisi Use Case Yang Diusulkan………. 68

4.2.3.3.Skenario Use Case Yang Diusulkan……… 69

4.2.3.4 Activity Diagram Yang Diusulkan……….. 77

4.2.4 Sequence Diagram………..……….. 81

4.2.5 Collaboration Diagram………..………... 87

4.2.6 Package Diagram………..……… 91

4.2.7 Class Diagram……… 92

4.2.8 Component Diagram……….. 95


(12)

ix

4.2.11.2 Perancangan Input……….. 99

4.2.11.3 Perancangan Output……… 105

4.2.12 Perancangan Arsitektur Jaringan……….. 107

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi………..………..………. 108

5.1.1 Batasan Implementasi………..……… 108

5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak………..……. 109

5.1.3 Implementasi Perangkat Keras……… 109

5.1.4 Implementasi Basis Data………. 110

5.1.5 Implementasi Antar Muka……….. 113

5.1.6 Implementasi Instalasi Program………. 117

5.1.7 Penggunaan Program………..……… 121

5.2 Pengujian………..………..………… 131

5.2.1 Rencana Pengujian………..………. 131

5.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian………... 132

5.2.2.1 Pengujian Login Pengguna……….. 132

5.2.2.2 Pengujian Data User……… 133

5.2.2.3 Pengujian Data Kategori Barang………. 134

5.2.2.4 Pengujian Data Kategori Supplier………... 135

5.2.2.5 Pengujian Data Barang……… 136

5.2.2.6 Pengujian Data Supplier……….. 137

5.2.2.7 Pengujian Transaksi Penjualan……… 138

5.2.2.8 Pengujian Transaksi Pembelian……….. 139

5.2.2.9 Pengujian Laporan……….. 140

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian……… 141

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...142


(13)

(14)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan Teknologi Informasi yang sangat pesat sejalan dengan peningkatan penggunaan Sistem Informasi sesuai dengan tingkat kebutuhan pemakai. Informasi yang dimaksud disini adalah penggunaan teknologi berbasis komputerisasi di segala bidang kehidupan masyarakat luas seperti: bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang perdagangan, dan sebagainya.

Untuk meningkatkan pelayanan dan memberikan informasi yang tepat, maka perlu diadakannya perubahan sistem informasi dimana sistem lama yang masih menggunakan cara manual menjadi sistem yang terkomputerisasi.

Syscom Data merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan, khususnya jual – beli hardware komputer. Persoalan-persoalan yang dihadapi oleh Syscom Data diantaranya adalah proses pengolahan data transaksi penjualan oleh bagian marketing dan pengolahan data transaksi pembelian serta pengelolaan data stok barang tidak efektif karena bagian gudang harus melakukan pengecekan ulang untuk mengetahui ketersediaan barang tersebut secara manual memberi dampak pendokumentasian data-data tersebut masih berbentuk berkas yang menyebabkan terjadinya penumpukan dokumen-dokumen.


(15)

Pencarian dan pencatatan ulang dokumen yang akan dicocokan dengan hasil pengecekan barang di gudang menyebabkan lambat dalam pemenuhan kebutuhan informasi jual-beli dan persediaan barang, juga lambat dalam pembuatan laporannya.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pengolahan data – data perusahaan mengenai penjualan barang masih menggunakan sistem komputerisasi yang sederhana, maka untuk mengurangi masalah tesebut maka laporan penelitian ini penulis memberikan judul “Sistem Informasi Penjualan Barang Pada Syscom Data”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Pada hasil identifikasi permasalahan berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Pengolahan data transaksi penjualan dan pengolahan data transaksi pembelian masih dilakukan secara manual memberi dampak pendokumentasian data-data tersebut masih berbentuk berkas yang menyebabkan terjadinya penumpukan dokumen-dokumen

2. Pengelolaan data stok barang tidak efektif karena bagian gudang harus melakukan pengecekan ulang untuk mengetahui ketersediaan barang tersebut.


(16)

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam penelitian ini memunculkan rumusan permasalahan, sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan data penjualan dan pembelian barang pada Syscom Data yang sedang berjalan

2. Bagaimana pengelolaan data penjualan dan pembelian barang yang diusulkan

3. Bagaimana pengujian sistem informasi penjualan barang yang diusulkan pada Syscom Data

4. Bagaimana implementasi sistem informasi penjualan barang yang diusulkan pada Syscom Data

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Membuat alternatif dalam penyelesaian masalah pengolahan data penjualan dan pembelian barang, serta persediaan barang dari sistem pembukuan manual ke sistem yang terkomputerisasi.

2. Membantu pihak Syscom Data untuk memberikan kemudahan dalam proses pengolahan data barang , transaksi penjualan dan pembelian barang. 3. Untuk membuat sistem informasi yang bermanfaat bagi peningkatan


(17)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk sistem persediaan, penjualan, dan pembelian barang di Syscom Data yang sedang berjalan.

2. Untuk merancang Sistem Informasi Penjualan Barang pada Syscom Data. 3. Untuk mengimplementasikan Sistem Informasi Penjualan Barang di

Syscom Data.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara praktis maupun akademis, sebagai berikut :

1.4.1 Kegunaan Praktis

Bagi Syscom Data dengan adanya penelitian ini, dapat mengembangkan Sistem Informasi Penjualan Barang yang sudah ada menjadi Sistem Informasi Penjualan Barang berbasis komputer, sehingga dapat memberikan kemudahan dalam memberikan informasi serta dalam upaya peningkatan kinerja pada Syscom Data.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Secara akademis diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat, diantaranya :

1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu karya penelitian baru yang dapat mendukung dalam pengembangan Sistem Informasi Penjualan Barang.


(18)

2. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh.

3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai referensi terhadap pengembangan ataupun pembuatan dalam penelitian yang sama agar menjadi lebih baik.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan agar penelitian tidak keluar dari jalur yang sudah ditetapkan. Maka dalam penelitian ini, batasan masalah yang diangkat sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Penjualan Barang yang dibangun meliputi transaksi penjualan, pembelian, pengecekan stok barang di gudang, dan pembuatan laporan.

2. Transaksi penjualan yang dimaksudkan adalah transaksi penjualan tunai tetapi tidak meliputi pencatatan faktur.

3. Transaksi pembelian merupakan transaksi yang bersifat tunai sesuai dengan ketentuan perusahaan dengan pihak supplier, dan dari setiap pembelian perusahaan mendapatkan faktur.

4. Tidak membahas mengenai pembuatan Retur Penjualan dan Retur Pembelian.

5. Sistem yang dibangun diasumsikan memiliki satu gudang penyimpanan barang.


(19)

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi

Penulis melakukan penelitian di Syscom Data Jl. Pajajaran 68 C, Bandung, Jawa Barat.


(20)

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

TAHUN 2012

NO KEGIATAN MARET APRIL MEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumpulan Data

a. Observasi

b. Wawancara

c. Studi Pustaka

2 Membuat Prototype

a. Perancangan Prosedur b. Perancangan Use Case c. Perancangan Class Diagram

d. Perancangan Activity Diagram

e. Perancangan Sequence Diagram

3 Pengujian Prototype


(21)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Landasan Teori ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang menunjang dalam penelitian ini, yaitu :

2.1. Pengertian Sistem

Suatu sistem sangatlah dibutuhkan dalam suatu perusahaan atau instansi pemerintahan, karena sistem sangatlah menunjang terhadap kinerja perusahaan atau instansi pemerintah, baik yang berskala kecil maupun besar. Agar dapat berjalan dengan baik diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait dalam sistem tersebut. Menurut Jogiyanto (2005:1) “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”. Sedangkan menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005:1) dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang menekankan pada prosedur dan elemennya.

a. Pemahaman sistem dengan pendekatan prosedur, yaitu :

Suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Pemahaman sistem dengan pendekatan komponen/elemen, yaitu :

Kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem.


(22)

Dari pemahaman diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berkaitan dan berhubungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.1 Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:3) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat - sifat tertentu, yaitu :

1.Komponen-komponen (Components)

Suatu sistem terdiri dari kumpulan komponen atau subsistem yang saling berinteraksi atau bekerja sama satu sama lain untuk membentuk satu kesatuan. Setiap komponen atau subsistem tersebut memiliki sifat-sifat dan fungsi tertentu yang mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2.Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem yaitu daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan lingkungan luarnya atau dengan sistem yang lainnya. Batas suatu sistem merupakan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. Dan batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.

3.Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Environments dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem yang harus dijaga dan dipelihara.


(23)

Sedangkan lingkungan luar sistem yang bersifat merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4.Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lain dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5.Masukan (Input)

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintenance.

2.1.2 Klasifikasi Sistem

Menurut Jogiyanto (2002:7) sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang. Seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut :


(24)

a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat oleh manusia (ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang pencipta alam). Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan machine system.

b. Sistem diklasifkasikan sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak berpengaruh dengan lingkungan luarya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyatannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanya relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan tepengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.


(25)

2.2. Pengertian Informasi

Menurut Gorgon. B. Davis (1985) dalam buku Al-bahra (2005:8) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun yang akan datang. Dalam buku yang sama, Al-Bahra (2005:9), Raymond McLeod (1995) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Informasi diperoleh setelah data-data mentah diproses atau diolah. Agar informasi yang dihasilkan menjadi lebih berharga, maka harus memenuhi kriteria sebagai berikut. Al-Bahra (2005:9) :

1) Informasi harus akurat, seningga mendukung pihak manajemen dalam mengambil keputusan.

2) Informasi harus relevan, benar-benar terasa manfaatnya bagi yang membutuhkan.

3) Informasi harus tepat waktu, sehingga tidak ada keterlambatan pada saat dibutuhkan.

Kegunaan Informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi memiliki nilai manfaat yang lebih efektif.


(26)

2.2.1. Siklus Informasi

Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, maka perlu dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan informasi. Siklus informasi atau siklus pengolahan data adalah sebagai berikut. Al-Bahra (2005:11)

Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data

[Sumber : Al-bahra bin Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.]

2.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut. Al-Bahra (2005:11)

a. Relevan (relevancy), yaitu sejauh mana tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, masa sekarang dan kejadian yang akan datang.

b. Akurat (accuracy), yaitu suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi telah tersampaikan serta pesan yang disampaikan sudah lengkap sesuai dengan yang diinginkan oleh user.

c. Tepat Waktu (timelines), informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Suatu informasi harus sesuai dengan keadaan saat itu. Keterlambatan suatu informasi bisa berakibat fatal bagi suatu organisasi


(27)

atau pemakainya hal ini dikarenakan informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.

d. Ekonomis (economy), informasi yang dihasilkan harus mempunyai daya jual yang tinggi dan biaya operasional yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan informasi tersebut harus minimal, informasi tersebut juga mapu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.

e. Efisien (efficiency), informasi yang berkualitas harus memiliki kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti, tapi bisa memberikan makna yang mendalam.

f. Dapat dipercaya (reliability), informasi yang didapat harus dari sumber yang bisa dipercaya. Sumber tersebut juga harus sudah teruji tingkat kejujurannya.

2.2.3 Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2005:11) nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannnya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sebagian besar informasi dinikmati tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan satuan uang, tetapi ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.


(28)

2.3. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Sutabri (2004 : 36) “Sistem Informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Sedangkan menurut Kristanto (2003:6) mengemukakan Sistem informasi adalah kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti baik yang menerimanya. Dikutip dari buku Al-Bahra (2005:13), sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. 2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan

memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan / atau untuk mengendalikan organisasi.

3. Suatu sistem dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.


(29)

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Adapun beberapa elemen / komponen dalam sistem informasi dalam buku Al-bahra (2005:14) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Hardware dan software yang berfungsi sebagai mesin

2. People dan procedures yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin.

2.3.2 Siklus Hidup Sistem Informasi

Siklus hidup sistem informasi dimulai dari perencanaan, pengembangan (survei, analisa, desain, pembuatan, implementasi, pemeliharaan) dan dievaluasi secara terus menerus untuk mendapatkan apakah sistem informasi tersebut masih layak diaplikasikan, jika tidak, sistem informasi tersebut akan diganti dengan yang baru dan dimulai dari perencanaan kembali.

2.4 Metode Pengembangan Prototype

Adapun metode pengembangan yang digunakan adalah prototype, dalam buku Kendal (2003:221): “Prototyping yaitu suatu teknik pengumpulan data yang sangat berguna untuk mengumpulkan informasi tertentu mengenai syarat-syarat tertentu mengenai syarat-syarat informasi pengguna secara cepat. Prototyping yang efektif seharusnya dilakukan pada awal-awal siklus pengembangan sistem, yakni selama fase penetapan syarat-syarat.”

Sistem prototype merupakan bagian operasional dari sistem secara keseluruhan yang akan dibangun. Prototype merupakan suatu cara yang baik untuk mendapatkan umpan balik mengenai sistem yang diajukan dan mengenai bagaimana sistem tersebut tersedia untuk memenuhi kebutuhan informasi


(30)

pengguna. Ada empat petunjuk yang harus diamati saat mengintegrasikan prototype kedalam fase penetapan siklus hidup pengembangan sistem, yakni:

1. Bekerja sesuai modul

2. Membangun prototype dengan cepat

3. Memodifikasi prototype dengan iterasi yang berurutan 4. Menekankan antar muka pengguna.

Model prototipe (prototyping model), dimulai dengan pengumpulan kebutuhan dan perbaikan, desain cepat, pembentukan prototipe, evaluasi pelanggan terhadap prototipe, perbaikan prototipe dan produk akhir.

Aktivitas atau langkah-langkah metode prototype adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi kebutuhan: analisa terhadap kebutuhan calon user 2. Quick design: pembuatan desain global untuk membentuk s/w

3. Build prototype: pembuatan s/w prototype termasuk pengujian dan penyempurnaan

4. Evaluasi pelanggan

5. Pembuatan & implementasi: pembuatan sebenarnya termasuk design, coding, dan testing.

2.5 Metodologi Berorientasi Objek

Metodologi ini diperkenalksan sekitar tahun 1990 sebagai pelengkap untuk pemrograman yang terlebih dahulu telah mengadopsi metode berorientasi objek. Beberapa alat dan teknik yang dapat digunakan antara lain dynamic dan static object-oriented model, state transisition diagram dan case scenario.


(31)

Fokus utama metodologi ini pada objek, dengan melihat suatu sistem terdiri dari objek yang saling berhubungan dengan beberapa cara untuk mencapai suatu tujuan. Objek dapat digambarkan sebagai benda, orang, tempat dan sebaginya yang mempunyai atribut dan method. Obyek dalam „software analysis & design. adalah sesuatu berupa konsep (concept), benda (thing), dan sesuatu yang membedakannya dengan lingkungannya. Secara sederhana obyek adalah mobil, manusia, alarm dan lain-lainnya. Tapi obyek dapat pula merupakan sesuatu yang abstrak yang hidup didalam sistem seperti tabel, database, event, system messages. Obyek dikenali dari keadaannya dan juga operasinya.

Sebagai contoh sebuah mobil dikenali dari warnanya, bentuknya, sedangkan manusia dari suaranya. Ciri-ciri ini yang akan membedakan obyek tersebut dari obyek lainnya. Object Oriented Programming merupakan cara atau metode baru dalam membuat program. Langkah membuat program dengan teknik OOP, pertama kali mengetahui objeknya, kemudian atribut (field/data) dan perilakunya (fungsi). Berbeda dengan pemrograman prosedural (konvensional), membuat program memakai aspek input, proses, dan output.

OOP adalah cara berpikir, pandangan, atau paradigm baru untuk membuat program/merancang sistem dengan memperhatikan objek, ciri objek, dan perilakunya. OOP ini sangat berbeda dengan program prosedural yang fokusnya aspek input, proses, dan output.


(32)

2.5.1 Karakteristik OOAD

Dalam pendekatan berorientasi objek ada 4 pilar utama yang harus dipahamai dalam pendekatan berorientasi objek yaitu karakteristik. Karakteristik (ciri) suatu program termasuk OOAD/OOP, apabila terdapat abstraksi, pembungkusan (encapsulation), polymorphisme, dan turunan (inheritance).

1. Abstraction

Kemampuan untuk menjadikan dalam bentuk yang lebih sederhana. Hal ini juga dikenal dalam metodologi pendekatan struktur yaitu dekomposisi seperti menyerderhanakan suatu sistem dalam bentuk Context Diagram. 2. Encapsulation

Merupakan suatu karakteristik OOAD dimana program terbungkus (jadi satu) data dan perilaku, artinya lebih memperhatikan aspek internal daripada aspek eksternal. Contoh: dalam program terdapat tombol button close didalamnya ada method system.exit(0) untuk keluar dari sistem java. Berbeda dengan metodologi terdahulu, metodologi ini menggabungkan atribut dan fungsi / proses kedalam suatu objek yang disebut dengan encapsulation. Setiap objek dapat “menyembunyikan” kompleksitasnya dan berhubungan dengan objek lain dengan mengirim “pesan / message” yang dapat dikenal dan diproses oleh objek penerima. Contoh: Pada dunia nyata, seorang ibu rumah tangga menanak nasi dengan menggunakan rice cooker, ibu tersebut menggunakannya hanya dengan menekan tombol. Tanpa harus tahu bagaimana proses itu sebenarnya terjadi.


(33)

Disini terdapat penyembunyian informasi milik rice cooker, sehingga tidak perlu diketahui seorang ibu. Dengan demikian menanak nasi oleh si ibu menjadi sesuatu yang menjadi dasar bagi konsep information hiding. 3. Polymorphisme

Dengan kata lain suatu mekanisme yang memungkinkan suatu objek memiliki semua atau sebagian definisi dari objek induk. Menurut Bambang Hariyanto (2007:67) Polymorphism berasal dari kata Poly yang artinya banyak dan morph yang artinya bentuk. Jadi polymorphism adalah kemampuan suatu atribut atau method dapat berubah dalam berbagai bentuk dalam implementasi. Contoh Pada obyek mobil, walaupun minibus dan truk merupakan jenis obyek mobil yang sama, namun memiliki juga perbedaan. Misalnya suara truk lebih keras dari pada minibus, hal ini juga berlaku pada obyek anak (child) melakukan metoda yang sama dengan algoritma berbeda dari obyek induknya. Hal ini yang disebut polymorphism, teknik atau konsep dasar lainnya adalah ruang lingkup/pembatasan. Artinya setiap obyek mempunyai ruang lingkup kelas, atribut, dan metoda yang dibatasi.

4. Inheritance

Merupakan suatu karakteristik OOAD di mana suatu kelas (parent/base class) dapat diturunkan ke kelas lain (child/derived class), sehingga kelas anak dapat memiliki data atau perilaku kelas orangtuanya. Contoh dengan beberapa buah mobil yang mempunyai kegunaan yang berbeda-beda. Ada mobil bak terbuka seperti truk, bak tertutup seperti sedan dan minibus.


(34)

Walaupun demikian obyek-obyek ini memiliki kesamaan yaitu teridentifikasi sebagai obyek mobil, obyek ini dikatakan obyek induk (parent). Sedangkan minibus obyek anak (child), berarti semua operasi yang berlaku pada mobil berlaku pada minibus.

2.5.2 Ciri-Ciri Object Oriented Programming (OOP)

Menurut Bambang Hariyanto dalam bukunya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek, bahwa Object Oriented memiliki cirri-ciri sebagai berikut: Bambang Hariyanto (2007:67)

1. Objek

Bentuk baik yang nyata atau tidak, seperti manusia, hewan, benda, konsep, aliran, dan lain-lain. Objek merupakan inisiasi (turunan langsung) dari suatu kelas.

2. Kelas

Kumpulan objek yang memiliki kemiripan perilaku (method), ciri atau karakteristik (property). Contoh objek orang dari kelas manusia, potongan sebagai berikut: Manusia orang1=new manusia(“budi”);

3. Method

Perilaku dari objek atau kelas tertentu. Merupakan perwujudan aksi atau tindakan dari dunia nyata di dalam pemrograman komputer.

4. Konstruktor

Suatu fungsi yang dideklarasikan atau didefinisikan di dalam kelas, konstruktor harus mempunyai nama yang sama dengan fungsinya. Konstruktor dijalankan bersamaan dengan terciptanya kelas tersebut.


(35)

Dalam suatu kelas bias terdapat lebih dari satu konstruktor. Konstruktor seperti method tetapi tidak mengembalikan nilai dan dapat didefinisikan tanpa parameter atau memakainya.

5. De-konstruktor

Fungsi yang dideklarasikan dalam kelas, nama sama dengan nama fungsinya. Tetapi dijalankan bersamaan dengan dimusnahkannya kelas tersebut.

6. Karakteristik / properties

Ciri yang dimiliki oleh suatu objek, karakteristik ini juga sebagai pembeda objek satu dengan objek lainnya dalam kelas yang sama (konsep individu). 7. Variabel

Tempat menampung data sementara, dalam pemrograman objek biasanya disebut data, sedangkan dalam pemrograman prosedural sering disebut dengan variabel.

8. Data

Istilah lain dari variabel dalam OOP. Dalam pemrograman java bisa juga disebut field, data member atau instance variable.

9. Hak akses (access attribute)

Hak akses digunakan untuk dapat menentukan data member mana yang dapat digunakan oleh kelas lain, dan mana yang tidak dapat digunakan. Hak akses ini sangat penting dalam membuat program turunan kelas.


(36)

a. Public

Data member atau variable dapat diakses dari kelas mana saja b. Protected

Dapat mengakses data member dari kelas dalam package yang sama dan subkelasnya

c. Private

Kelas yang data membernya memakai private hanya dapat digunakan oleh kelas bersangkutan, tidak dapat digunakan kelas lain

d. Tidak disebutkan

Data member dapat diakses dari kelas dalam package yang sama.

2.6 Konsep Persediaan

Inventory secara umum dapat dibagi menjadi empat bagian proses bisnis utama, yaitu :

1. Purchasing

Purchasing atau pembelian barang merupakan unit bisnis yang melayani transaksi pembelian barang. Proses bisnis purchasing terbagi menjadi beberapa sub proses bisnis antara lain: Purchase Request, Purchase Order, Receiving, Purchase Return.

2. Sales

Sales atau penjualan barang merupakan unit bisnis yang melayani transaksi penjualan barang kepada pelanggan. Proses bisnis sales terbagi menjadi sub proses bisnis antara lain: Sales Order, Sales Return.


(37)

2. Distribution

Distribution atau pengiriman merupakan transaksi pendistribusian barang kepada pelanggan maupun pendistribusian barang antar gudang. Proses bisnis Distribution terbagi menjadi beberapa sub proses bisnis antara lain: Shipment, Load Sheet, Location Transfer.

3. Controlling Stock

Controlling Stock merupakan proses pengecekkan kesesuaian stock barang pada gudang dengan sistem. Proses bisnis controlling stock terbagi menjadi beberapa sub proses bisnis antara lain: Inventory Stock Take, In Debit Adjusment, In Credit Adjusment, Item Balance, Valuation Item.

2.7 Pengertian Penjualan

Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan.

Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan itu sendiri adalah sebagai berikut: Pengertian penjualan menurut Henry Simamora dalam buku “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa:“Penjualan


(38)

adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa”. (2000;24)

Pengertian penjualan menurut Chairul Marom dalam buku “Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang” menyatakan bahwa :“Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”. (2002;28)

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.

2.7.1 Klasifikasi Transaksi Penjualan

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi 1” dapat diklasifikasikan sebagai berikut: “1. Penjualan Tunai

2. Penjualan Kredit 3. Penjualan Tender 4. Penjualan Ekspor 5. Penjualan Konsinyasi

6. Penjualan Grosir” (2001;170)


(39)

a. Penjualan Tunai

Adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.

b. Penjualan Kredit

Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan. c. Penjualan Tender

Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.

d. Penjualan Ekspor

Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.

e. Penjualan Konsinyasi

Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.

f. Penjualan Grosir

Adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran.

Dari uraian diatas penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan yang terdiri dari: penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan konsinyasi, penjualan ekspor, serta penjualan grosir.


(40)

2.8 Pembelian

Definisi pembelian menurut Zaki Baridwan dalam bukunya Sistem Akuntansi Penyusutan Prosedur dan Metode adalah sebagai berikut:

”Pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku.” (2004:132)

Definisi pembelian menurut Soemarso dalam Akuntansi : suatu pengantar buku 1 menyebutkan bahwa: ”Suatu kegiatan pada waktu membeli barang dagangan, perusahaan terkait pada suatu syarat jual beli tertentu. Pembelian dapat dilakukan secara kredit maupun tunai dan pada umumnya dilakukan kepada beberapa supplier.” (2002:160)

Penulis dapat menarik simpulan dari penjelasan tersebut di atas bahwa pembelian merupakan suatu fungsi yang saling berkaitan untuk melakukan kegiatan semua pembelian barang dalam perusahaan selama suatu periode.

2.8.1 Jenis-Jenis Pembelian

Pada perusahaan dagang kegiatan pembelian meliputi pembelian aktiva produksi, pembelian barang dagangan serta pembelian barang dan jasa lain dalam rangka kegiatan usaha. Menurut La Midjan dalam Sistem Informasi Akuntansi 1 pembelian terdiri dari dua jenis antara lain: ”Pembelian kredit adalah pembelian yang mendapat fasilitas pembayaran lebih dari satu bulan, pembelian secara tunai yaitu pembelian yang dibayar secara langsung tanpa syarat dengan uang sendiri.”(2005:145)


(41)

Menurut Ony Widilestariningtyas, Supriyati, Dony Firdaus Waluya dalam Modul Aplikasi Komputerisasi Dasar Akuntansi menyebutkan: ”Pembelian kredit adalah pembelian yang terjadi pada satu syarat jual beli tertentu, pembelian tunai adalah pembelian yang dibayar dengan uang kas perusahaan.” (2005:103 )

Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelian terdiri dari dua jenis yaitu pembelian tunai dan kredit, pembelian tunai adalah pembelian yang di bayar dengan uang kas peruasahaan sedangkan pembelian kredit adalah pembelian yang terjadi dengan adanya syarat tertentu.

2.9. Bahasa Pemodelan UML (Unified Model Language) 2.9.1. Pengertian UML

UML (Unified Modelling Language) adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek (OO). Martin Fowler (2005:1)

Pengertian Unified Modelling Language (UML) secara umum adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem.

2.9.2. Diagram – Diagram dalam UML

UML mendefinisikan diagram-diagram berikut ini :

a. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan


(42)

bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem.

b. Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu Activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.

c. Sequence diagram digunakan untuk memberikan gambaran detail dari setiap use case diagram yang telah dibuat sebelumnya. Setiap objek yang terlibat dalam sebuah use case digambarkan dengan garis putus-putus vertikal, kemudian message yang dikirim oleh objek digambarkan dengan garis horizontal secara kronologis dari atas ke bawah.

d. Collaboration diagram menggambarkan interaksi antar objek seperti Sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan bukan pada waktu penyampaian message. Setiap message memiliki sequence number, di mana message dari level tertinggi memiliki nomor 1. Messages dari level yang sama memiliki prefiks yang sama.


(43)

e. Class diagram menggambarkan class dan hubungan antar class di dalam sistem. Class diagram dibangun berdasarkan use case diagram, Sequence diagram yang telah dibuat sebelumnya.

Class memiliki tiga area pokok : Nama (stereotype), Atribut dan Metoda

Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :

1. Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan 2. Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan

anak-anak yang mewarisinya

3. Public, dapat dipanggil oleh siapa saja f. Component diagram

Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya.

g. Deployment/Physical Diagram

Deployment atau Physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.


(44)

47

4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan

Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup kegiatannya diantaranya adalah melakukan pemesanan barang, melakukan pecatatan stok barang, melakukan pencatatan penjualan dan pembelian barang.

Analisa sistem merupakan proses mempelajari sistem dengan cara menguraikan sistem kedalam elemen yang membentuknya sehingga diperoleh identifikasi dan dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

4.1.1. Diagram Use Case

Diagram use case memperlihatkan pada kita hubungan-hubungan yang terjadi antara aktor-aktor dengan use case-use case dalam sistem. Adapun use case diagram pada bagian pergudangan, penjualan barang, dan pembelian barang adalah sebagai berikut.


(45)

Gambar 4.1 Diagram Use Case Yang Sedang Berjalan

4.1.2. Definisi Aktor dan Deskripsinya

Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda diawal frase nama aktor.


(46)

Tabel 4.1 Definisi Aktor dan Deskripsinya

No Aktor Deskripsi

1 Bagian Gudang Pihak yang bertugas dan memiliki hak akses penuh dalam melakukan proses pencatatan stok

2 Supplier Pihak yang bertugas menerima pemesanan barang dari perusahaan.

3 Pelanggan Pihak yang dapat melakukan proses penjualan barang

4 Pimpinan Pihak yang bertugas menerima pengajuan pembelian barang dan laporan.

5 Marketing Pihak yang bertugas menerima penjualan barang, mengajukan pembelian baran dan pembelian barang.

4.1.3. Definisi Use Case dan Deskripsinya

Use Case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit-unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja diawal frase nama use case. Use Case mendeskripsikan apa yang sistem (atau subsistem, kelas, atau antarmuka) kerjakan tetapi ia tidak menspesifikasikan (dan tidak memiliki kompetensi untuk menspesifikasi) bagaimana ia melakukannya.


(47)

Tabel 4.2 Definisi Use Case dan Deskripsinya

No Use Case Deskripsi

1 Pengecekan Stok Merupakan proses pengecekan barang yang tersedia pada Bagian Gudang

2 Pembelian Merupakan proses yang dikelola oleh bagian gudang dimana bagian gudang melakukan proses pembelian barang yang diperlukan oleh perusahaan kepada Supplier

3 Penjualan Merupakan proses penjualan barang yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan

4 Pengajuan Pembelian Merupakan proses permohonan pengadaan barang dari Bagian Gudang kepada Pimpinan 5 Laporan Merupakan proses pembuatan laporan dari

Bagian Gudang dan Marketing kepada Pimpinan

4.1.4. Skenario Use Case Pengecekan Stok Yang Sedang Berjalan

Skenario Use Case merupakan narasi tentang aktivitas dalam suatu use case diagram. Adapun skenario use case pengecekan stok dalam sistem yang berjalan adalah sebagai berikut:


(48)

Tabel 4.3 Skenario Use Case Pengecekan Stok

Identifikasi

Nama Use Case Pengecekan Stok

Aktor Bagian Gudang, Marketing, Pimpinan

Tujuan Untuk mengetahui persediaan barang

Skenario Normal

Aktor System

1. Bagian Gudang memeriksa persediaan barang

2. Bagian Gudang membuat laporan ketersediaan barang

3. Marketing membuat surat pengajuan pembelian barang apabila kekurangan barang

4. Pimpinan menerima Surat Pengajuan pembelian dan Laporan Stok


(49)

4.1.5 Skenario Use Case Pembelian Yang Sedang Berjalan

Skenario Use Case merupakan narasi tentang aktivitas dalam suatu use case diagram. Adapun skenario use case Pembelian dalam sistem yang berjalan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Skenario Use Case Pembelian

Identifikasi

Nama Use Case Pembelian

Aktor Marketing, Supplier, Pimpinan

Tujuan Untuk melakukan pembelian barang

kepada Supplier Skenario Normal

Aktor System

1. Marketing menerima laporan stok berkurang

2. Marketing membuat Surat Pengajuan kepada pimpinan 3. Pimpinan meng-acc surat

pengajuan pembelian dan diberikan kepada Marketing 4. Marketing menyerahkan surat

pembelian dan melakukan pembayaran kepada Supplier


(50)

untuk pembelian barang

5. Supplier menyerahkan Barang dan Faktur kepada Marketing 6. Marketing menerima barang

7. Marketing membuatkan laporan pembelian dan diberikan kepada pimpinan

8. Pimpinan menerima laporan pembelian

4.1.6 Skenario Use Case Pnjualan Yang Sedang Berjalan

Skenario Use Case merupakan narasi tentang aktivitas dalam suatu use case diagram. Adapun skenario use case Penjualan dalam sistem yang berjalan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Skenario Use Case Penjualan

Identifikasi

Nama Use Case Penjualan

Aktor Pelanggan, Marketing, Bagian Gudang,

Pimpinan

Tujuan Perusahaan melakukan penjualan barang


(51)

Aktor System 1. Pelanggan membeli barang yang

dibutuhkan kepada perusahaan 2. Bagian Gudang memeriksa

ketersediaan stok barang. Jika barang ada Marketing akan membuatkan Faktur Penjualan dan memberikan barang yang dibeli pelanggan

3. Pelanggan menerima faktur dan barang dan melakukan pembayaran

4. Marketing membuat rekap data penjualan dan membuat laporan penjualan dan diserahkan pada pimpinan

5. Pimpinan menerima laporan penjualan

4.1.7. Skenario Use Case Pengajuan Pembelian Yang Sedang Berjalan

Skenario Use Case merupakan narasi tentang aktivitas dalam suatu use case diagram. Adapun skenario use case Pengajuan Pembelian dalam sistem yang berjalan adalah sebagai berikut:


(52)

Tabel 4.6 Skenario Use Case Pengajuan Pembelian

Identifikasi

Nama Use Case Pengajuan Pembelian

Aktor Marketing, Pimpinan

Tujuan Permohonan pengadaan barang dari

Bagian Gudang kepada Pimpinan Skenario Normal

Aktor System

1. Marketing menerima laporan kekurangan stok

2. Marketing membuat surat pengajuan pembelian barang dan diberikan kepada Pimpinan

3. Pimpinan meng-acc surat pengajuan pembelian

4.1.8. Skenario Use Case Laporan Yang Sedang Berjalan

Skenario Use Case merupakan narasi tentang aktivitas dalam suatu use case diagram. Adapun skenario use case Laporan dalam sistem yang berjalan adalah sebagai berikut:


(53)

Tabel 4.7 Skenario Use Case Laporan

Identifikasi

Nama Use Case Laporan

Aktor Bagian Gudang, Marketing, Pimpinan

Tujuan Pembuatan laporan dari Bagian Gudang

dan Marketing kepada Pimpinan Skenario Normal

Aktor System

1. Marketing membuat laporan penjualan dan pembelian barang kepada Pimpinan

2. Bagian Gudang membuat laporan stok barang

3. Pimpinan menerima laporan penjualan dan pembelian dari Marketing.

4. Pimpinan menerima laporan stok barang dari Bagian Gudang.


(54)

4.1.9 Activity Diagram Yang Sedang Berjalan

Activity Diagram digunakan untuk menggambarkan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam sistem. Agar lebih memahami sistem yang akan dibuat, maka perlu dibuatkan Activity Diagram tentang sistem, yaitu seperti yang ada di bawah ini:


(55)

Diagram berikut ini merupakan diagram aktivitas yang menyatakan proses dan kegiatan dalam melakukan transaksi pembelian yang berjalan.


(56)

Diagram berikut ini merupakan diagram aktivitas yang menyatakan proses dan kegiatan dalam melakukan transaksi penjualan yang berjalan.


(57)

Diagram berikut ini merupakan diagram aktivitas yang menyatakan proses dan kegiatan dalam melakukan pengajuan pembelian yang berjalan.

Gambar 4.5 Activity Diagram Pengajuan Pembelian Berjalan

Diagram berikut ini merupakan diagram aktivitas yang menyatakan proses dan kegiatan dalam melakukan laporan pembelian yang berjalan.


(58)

Diagram berikut ini merupakan diagram aktivitas yang menyatakan proses dan kegiatan dalam melakukan laporan penjualan yang berjalan.

Gambar 4.7 Activity Diagram Laporan Penjualan Berjalan

Diagram berikut ini merupakan diagram aktivitas yang menyatakan proses dan kegiatan dalam melakukan laporan pengecekan stok yang berjalan.


(59)

4.1.10 Evaluasi Sistem Berjalan

Setelah penulis mengadakan penelitian, dan mengamati kegiatan yang berhubungan dengan objek penelitian, prosedur serta proses pengolahan data penjualan dan persediaan barang yang meliputi pembuatan dokumen-dokumen, bagian-bagian mana saja yang terlibat, serta pembuatan laporan-laporan, penulis menemukan beberapa kelemahan dalam sistem yang sedang berjalan pada saat ini.

Evaluasi terhadap kelemahan-kelemahan dari sistem penjualan dan persediaan barang yang sedang berjalan terlihat pada tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8 Evaluasi Sistem Yang Berjalan

No Masalah Worker Solusi

1 Tidak adanya sistem yang mengolah data penjualan dan persediaan barang yang terkomputerisasi secara otomatis Bagian Gudang Marketing Piminan

Membangun sistem informasi inventory sebagai alat bantu yang efisien sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan

2 Pimpinan kesulitan untuk mengetahui informasi tentang data penjualan dan persediaan barang

Pimpinan

Membangun tempat penyimpanan informasi agar memudahkan

pimpinan untuk mengetahui laporan penjualan dan persediaan barang. Caranya dengan membangun Database.


(60)

3 Faktur Penjualan masih berupa bon biasa dan menggunakan Kalkulator untuk proses perhitungannya

Marketing Sistem komputerisasi yang otomatis serta mudah dicetak untuk

pembuatan faktur penjualannya.

4 Data – data sering hilang karena masih bersifat

pencatatan data secara manual

Semua Bagian Semua data tersimpan dalam Database

4.2 Perancangan Sistem

Analisis dan perancangan adalah serangkaian kegiatan yang selalu beriringan dalam setiap pengembangan software, sebagai sebuah hubungan sebab dan akibat yang memunculkan sebuah siklus hidup sistem. Walaupun dalam kenyataannya pengembangan sistem yang sederhana, aktivitas ini tidak tampak.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Perancangan sistem bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang sesuai dengan kebutuhan Sekretaris atau pemakai sistem itu sendiri serta kinerja perusahaan. Adapun tujuan dari perancangan adalah:

1. Dapat mempermudah perusahaan dalam mengelola data penjualan, data pembelian, dan data persediaan barang yang dibutuhkan perusahaan untuk mengembangkan dan memperbaiki kinerja yang lebih baik.


(61)

2. Mempermudah Pimpinan perusahaan untuk mengetahui hasil penjualan dan persediaan barang sehingga tidak adanya kesalahan dalam setiap pencatatan datanya.

4.2.2 Gambaran Umum Perangkat Lunak

Aplikasi ini sendiri dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan pengelolaan inventory dengan mempermudah pengguna untuk mengetahui ketersediaan barang, dan mampu membantu perusahaan untuk mengolah hasil data penjualan.

Selain itu sistem informasi ini juga mendukung pembuatan laporan untuk setiap hasil dari penjualan, pembelian, dan ketersediaan stok. Sehingga pimpinan dapat mengetahui kinerja dari perusahaannya.

Dengan adanya perancangan sistem informasi inventory ini diharapkan akan memudahkan bagian gudang pada Syscom Data untuk mengetahui ketersediaan barang, serta memudahkan untuk pembuatan laporan yang dibutuhkan dari bagian Marketing dan gudang kepada pimpinan.

4.2.3 Diagram Use Case Yang Diusulkan

Diagram use case memperlihatkan pada kita hubungan - hubungan yang terjadi antara aktor - aktor dengan use case - use case dalam sistem. Adapun use case diagram Inventory yang di usulkan adalah sebagai berikut:


(62)

Gambar 4.9 Use Case Diagram Yang Diusulkan

4.2.3.1 Definisi Aktor Yang Diusulkan

Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun symbol dari aktor adalah orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda diawal frase nama aktor.


(63)

Tabel 4.9 Definisi Aktor dan Deskripsi Yang Diusulkan

No Aktor Deskripsi

1 Marketing Pihak yang terlibat dan proses penjualan dan pembelian barang

2 Bagian Gudang Pihak yang terlibat dalam ketersediaan stok barang

3 Pimpinan Pihak yang menerima laporan

4. Sekretaris Pihak yang mengatur pengguna sistem dan pengaturan data kategori barang dan supplier

4.2.3.2.Definisi Use Case Yang Diusulkan

Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit-unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja diawal frase nama use case. Use case mendeskripsikan apa yang sistem (atau subsistem, kelas, atau antarmuka) kerjakan tetapi ia tidak menspesifikasikan (dan tidak memiliki kompetensi untuk menspesifikasi) bagaimana ia melakukannya.


(64)

Tabel 4.10 Definisi Use Case dan Deskripsi Yang Diusulkan

No Use Case Deskripsi

1 Login Proses yang berfungsi untuk mengakses terhadap sistem yang didalamnya terdapat proses penjualan, pembelian , stok, dan laporan

2 Penjualan Proses untuk melakukan transaksi penjualan 3 Pembelian Proses transaksi pembelian barang

4 Stok Proses untuk melihat ketersediaan stok barang di gudang

5 Laporan Proses penerimaan laporan

6 Data User Proses yang berfungsi untuk menentukan pengguna sistem

7 Data Kategori Proses yang berfungsi untuk menentukan data kategori barang dan supplier

4.2.3.3.Skenario Use Case Yang Diusulkan

Skenario use case merupakan narasi tentang aktivitas d7alam suatu use case diagram. Adapun skenario use case login dalam sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut:


(65)

Tabel 4.11 Skenario Use Case Login Yang Diusulkan

Identifikasi

No 1

Nama Use Case Login

Tujuan Untuk masuk kedalam sistem sesuai hak akses

Aktor Sekretaris, User (Marketing, Bagian Gudang, Pimpinan)

Deskripsi Sistem ini menampilkan form login untuk dapat mengakses

sistem sesuai hak akses

Skenario Utama

Kondisi awal Menampilkan form login

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Sekretaris, User membuka menu login

2. Sistem menampilkan form login 3. Sekretaris, User mengisi form login

dengan data yang benar dan valid sesuai hak akses

4. Sistem memvalidasi data login dan menampilkan menu sesuai dengan hak akses


(66)

Interaksi antara aktor pengguna, yaitu user dengan use case data user yang dijelaskan dalam skenario use case sebagai berikut :

Tabel 4.12 Skenario Use Case Data User Yang Diusulkan

Identifikasi

No 2

Nama Use Case Data User

Tujuan Menambah data user dan menentukan hak akses

Aktor Sekretaris

Deskripsi Sistem ini menampilkan form input data user untuk menambah

data kedalam database

Skenario Utama

Kondisi awal Sekretaris membuka menu master data

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Sekretaris memilih menu data user.

2. Sistem menampilkan menu data user. 3. Sekretaris mengisi data user dan

menentukan hak akses masing - masing

4. Memvalidasi data apakah telah lengkap. 5. Menyimpan data user ke dalam database.


(67)

Interaksi antara aktor pengguna, yaitu user dengan use case data kategori yang dijelaskan dalam skenario use case sebagai berikut :

Tabel 4.13 Skenario Use Case Data Kategori Yang Diusulkan

Identifikasi

No 3

Nama Use Case Data Kategori

Tujuan Menambah data kategori barang dan supplier

Aktor Sekretaris

Deskripsi Sistem ini menampilkan form input data kategori untuk

menambah data kategori barang dan supplier kedalam database

Skenario Utama

Kondisi awal Sekretaris membuka menu master data

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Sekretaris memilih menu data kategori.

2. Sistem menampilkan menu data kategori.

3. Sekretaris mengisi data kategori barang dan supplier

4. Memvalidasi data apakah telah lengkap.


(68)

5. Menyimpan data kategori ke dalam database.

Kondisi akhir Data kategori telah tersimpan kedalam database

Interaksi antara aktor pengguna, yaitu user dengan use case penjualan yang dijelaskan dalam skenario use case sebagai berikut :

Tabel 4.14 Skenario Use Case Penjualan Yang Diusulkan

Identifikasi

No 4

Nama Use Case Penjualan

Tujuan Menampilkan data transaksi penjualan

Aktor User (Marketing)

Deskripsi Sistem ini menampilkan form transaksi penjualan untuk

memasukan data transaksi penjualan kedalam database

Skenario Utama

Kondisi awal User (Marketing) membuka menu master transaksi

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. User (Marketing) memilih menu transaksi penjualan.

2. Sistem menampilkan menu transaksi penjualan.


(69)

3. User (Marketing) memasukan data transaksi penjualan

4. Memvalidasi data transaksi penjualan apakah telah lengkap. 5. Menyimpan data transaksi

penjualan ke dalam database.

Kondisi akhir Data transaksi penjualan telah tersimpan kedalam database

Interaksi antara aktor pengguna, yaitu user dengan use case pembelian yang dijelaskan dalam skenario use case sebagai berikut :

Tabel 4.15 Skenario Use Case Pembelian Yang Diusulkan

Identifikasi

No 5

Nama Use Case Pembelian

Tujuan Menampilkan data transaksi pembelian

Aktor User (Marketing)

Deskripsi Sistem ini menampilkan form transaksi pembelian untuk

memasukan data transaksi pembelian kedalam database

Skenario Utama

Kondisi awal User (Marketing) membuka menu master transaksi


(70)

1. User (Marketing) memilih menu transaksi pembelian.

2. Sistem menampilkan menu transaksi pembelian.

3. Melihat data pengajuan pembelian

4. Menampilkan data pengajuan pembelian

5. User (Marketing) memasukan data transaksi pembelian

6. Memvalidasi data transaksi pembelian apakah telah lengkap. 7. Menyimpan data transaksi

pembelian ke dalam database.


(71)

Interaksi antara aktor pengguna, yaitu user dengan use case stok yang dijelaskan dalam skenario use case sebagai berikut :

Tabel 4.16 Skenario Use Case Stok Yang Diusulkan Identifikasi

No 6

Nama Use Case Stok

Tujuan Menampilkan data stok barang

Aktor User (Bag. Gudang)

Deskripsi Sistem ini menampilkan form data barang untuk memasukan

data barang kedalam database dan melihat data stok barang

Skenario Utama

Kondisi awal User (Bag. Gudang) membuka menu master data

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. User (Bag. Gudang) memilih menu data barang.

2. Sistem menampilkan menu data barang.

3. User (Bag. Gudang) memasukan data barang

4. Memvalidasi data barang apakah telah lengkap.


(72)

database.

Kondisi akhir Data barang telah tersimpan kedalam database. Sistem

menampilkan data stok barang

Interaksi antara aktor pengguna, yaitu user dengan use case laporan yang dijelaskan dalam skenario use case sebagai berikut :

Tabel 4.17 Skenario Use Case Laporan Yang Diusulkan

Identifikasi

No 7

Nama Use Case Laporan

Tujuan Membuat laporan

Aktor User (Pimpinan)

Deskripsi Sistem ini memungkinkan untuk melihat data laporan

Skenario Utama

Kondisi awal User (Pimpinan) membuka menu data laporan

Aksi Aktor Reaksi Sistem

1. Membuka salah satu menu laporan untuk mencetak laporan.

2. Sistem menampilkan menu. 3. Memilih cetak berdasarkan periode


(73)

4. Mencetak data laporan berdasarkan periode waktu

Kondisi akhir Menampilkan data laporan

4.2.3.4 Activity Diagram Yang Diusulkan

Gambar dibawah ini merupakan gambar Activity Diagram yang menjelaskan aktifitas login yang diusulkan.


(74)

Gambar dibawah ini merupakan gambar Activity Diagram yang menjelaskan aktifitas data user yang diusulkan.

Gambar 4.11 Activity Diagram Data User Yang Diusulkan

Gambar berikut ini merupakan gambar Activity Diagram yang menjelaskan aktifitas data kategori yang diusulkan.


(75)

Gambar 4.12 Activity Diagram Data Kategori Yang Diusulkan

Gambar dibawah ini merupakan gambar Activity Diagram yang menjelaskan aktifitas penjualan yang diusulkan.


(76)

Gambar dibawah ini merupakan gambar Activity Diagram yang menjelaskan aktifitas pembelian yang diusulkan.

Gambar 4.14 Activity Diagram Pembelian Yang Diusulkan

Gambar dibawah ini merupakan gambar Activity Diagram yang menjelaskan aktifitas mengecek stok yang diusulkan.


(77)

Gambar dibawah ini merupakan gambar Activity Diagram yang menjelaskan aktifitas menampilkan laporan yang diusulkan.

Gambar 4.16 Activity Diagram Laporan Yang Diusulkan

4.2.4 Sequence Diagram

Adi Nugroho (2005:92) sequence diagram adalah interaction diagram yang memperlihatkan event-event yang berurutan sepanjang berjalannya waktu. Masing-masing sequence diagram akan menggambarkan aliran-aliran pada suatu use case. Berikut ini adalah penggambaran diagram sequence untuk proses Login terhadap sistem.


(78)

Gambar 4.17 Sequence Diagram Login Yang Diusulkan

: Sekretaris, User (Marketing,Bag.Gudang,Pimpinan)

Form Login Database

1: Membuka Menu Login

2: Menampilkan Menu Login

3: Mengisi Username dan Password

4: Validasi Username dan Password

5: Data Tidak Cocok

8: Validasi Username dan Password

9: Data Cocok 6: Menampilkan Pesan Username dan Password Tidak Cocok

10: Menampilkan Menu Utama Sesuai Hak Akses 7: Mengisi Ulang Username dan Password


(79)

Gambar dibawah ini merupakan sequence diagram untuk proses data user yang diusulkan.

Gambar 4.18 Sequence Diagram Data User Yang Diusulkan

: Sekretaris

Form Data User

Database 1: Memilih Menu Master Data

2: Menampilkan Menu Master Data 3: Memilih Menu Data User 4: Menampilkan Menu Data User

5: Mengisi Data User

6: Validasi Data User 7: Data User Belum Lengkap 8: Menampilkan Pesan Data User Belum lengkap

9: Mengisi Ulang Data User

10: Validasi Data User

11: Menyimpan Data User 12: Data User Lengkap


(80)

: Sekretaris Form Data Kategori

Database

1: Memilih Menu Master Data

2: Menampilkan Menu Master Data

3: Memilih Menu Data Kategori

4: Menampilkan Menu Data Kategori

5: Mengisi Data Kategori

6: Validasi Data Kategori

7: Data Kategori Belum Lengkap

8: Menampilkan Pesan Data Kategori Belum lengkap

9: Mengisi Ulang Data Kategori

10: Validasi Data Kategori

11: Menyimpan Data Kategori

12: Data Kategori Lengkap 13: Menampilkan Pesan Data Kategori Telah Tersimpan

Gambar dibawah ini merupakan sequence diagram untuk proses data kategori yang diusulkan.


(81)

: User (Marketing)

Form Transaksi Penjualan

Database

1: Membuka Menu Transaksi Penjualan

2: Menampilkan Menu Transaksi Penjualan

3: Mengisi Data Transaksi Penjualan

4: Validasi Data Transaksi Penjualan

5: Data Transaksi Penjualan Belum Lengkap

6: Mengisi Ulang Data Transaksi Penjualan

7: Validasi Transaksi Penjualan

8: Menyimpan Data Transaksi Penjualan

Gambar dibawah ini merupakan sequence diagram untuk proses transaksi penjualan yang diusulkan.


(82)

: User (Marketing)

Form Transaksi Pembelian

Database 1: Membuka Menu Transaksi Pembelian

2: Menampilkan Menu Transaksi Pembelian 3: Melihat Pengajuan Pembelian 4: Menampilkan Pengajuan Pembelian

5: Mengisi Data Transaksi Pembelian

6: Validasi Data Transaksi Pembelian 7: Data Transaksi Pembelian Belum Lengkap

8: Mengisi Ulang Data Transaksi Pembelian

9: Validasi Data Transaksi Pembelian 10: Menyimpan Data Transaksi Pembelian

Gambar dibawah ini merupakan sequence diagram untuk proses transaksi pembelian yang diusulkan.


(83)

: User (Bag. Gudang)

Form Data Barang

Database

1: Membuka Menu Data Barang

2: Menampilkan Menu Data Barang

3: Mengisi Data Barang

4: Validasi Data Barang

5: Data Barang TIdak Lengkap

6: Menampilkan Pesan Data Barang Tidak Lengkap

7: Mengisi Ulang Data Barang

8: Validasi Data Barang

9: Menyimpan Data Barang

10: Data Barang Lengkap 11: Menampilkan Pesan Data Barang Lengkap

12: Memilih Data Stok Barang

13: Menampilkan Data Stok Barang

Gambar dibawah ini merupakan sequence diagram untuk proses stok barang yang diusulkan.


(84)

Gambar dibawah ini merupakan sequence diagram untuk proses laporan yang diusulkan.

Gambar 4.23 Sequence Diagram Laporan Yang Diusulkan

4.2.5 Collaboration Diagram

Seperti sequence diagram, collaboration diagram juga digunakan untuk memperlihatkan aliran-aliran pada use case. Sementara sequence diagram berurutan menurut waktu, collaboration diagram berfokus pada relasi-relasi yang terjadi antara objek yang satu dengan objek-objek yang lainnya.

Database : User

(Pimpinan)

Form Laporan

1: Memilih Menu Laporan

2: Menampilkan menu Laporan

3: Memilih Laporan Yang Akan Dicetak

4: Cek Laporan

5: Data Laporan


(85)

: Sekretaris, User (Marketing,Bag.Gudang,Pimpinan)

Form Login

Database 1: Membuka Menu Login

3: Mengisi Username dan Password

2: Menampilkan Menu Login

4: Validasi Username dan Password 8: Validasi Username dan Password 5: Data Tidak Cocok

9: Data Cocok

6: Menampilkan Pesan Username dan Password Tidak Cocok 10: Menampilkan Menu Utama Sesuai Hak Akses 7: Mengisi Ulang Username dan Password

: Sekretaris

Form Data User

Database 11: Menyimpan Data User 1: Memilih Menu Master Data

3: Memilih Menu Data User 5: Mengisi Data User 9: Mengisi Ulang Data User

2: Menampilkan Menu Master Data 4: Menampilkan Menu Data User 8: Menampilkan Pesan Data User Belum lengkap 13: Menampilkan Pesan Data User Telah Tersimpan

6: Validasi Data User 10: Validasi Data User 7: Data User Belum Lengkap

12: Data User Lengkap

Gambar dibawah ini merupakan collaboration diagram login Sekretaris,user yang diusulkan.

Gambar 4.24 Collaboration Diagram Login Yang Diusulkan

Gambar dibawah ini merupakan collaboration diagram data user yang diusulkan.


(86)

: Sekretaris

Form Data Kategori

Database 11: Menyimpan Data Kategori 1: Memilih Menu Master Data

3: Memilih Menu Data Kategori 5: Mengisi Data Kategori 9: Mengisi Ulang Data Kategori

2: Menampilkan Menu Master Data 4: Menampilkan Menu Data Kategori 8: Menampilkan Pesan Data Kategori Belum lengkap 13: Menampilkan Pesan Data Kategori Telah Tersimpan

6: Validasi Data Kategori 10: Validasi Data Kategori 7: Data Kategori Belum Lengkap

12: Data Kategori Lengkap

: User (Marketing)

Form Transaksi Penjualan

Database

4: Validasi Data Transaksi Penjualan 7: Validasi Transaksi Penjualan

1: Membuka Menu Transaksi Penjualan 3: Mengisi Data Transaksi Penjualan 6: Mengisi Ulang Data Transaksi Penjualan

2: Menampilkan Menu Transaksi Penjualan 5: Data Transaksi Penjualan Belum Lengkap

8: Menyimpan Data Transaksi Penjualan

Gambar dibawah ini merupakan collaboration diagram data kategori yang diusulkan.

Gambar 4.26 Collaboration Diagram Data Kategori Yang Diusulkan

Gambar dibawah ini merupakan collaboration diagram penjualan yang diusulkan.


(1)

141

Tabel 5.15 Pengujian Laporan Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)

Data Yang

diharapkan

Pengamatan Kesimpulan

Memilih laporan berdasarkan periode

Memunculkan

laporan yang

dikehendaki

Laporan muncul Diterima

Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)

Data Yang

diharapkan

Pengamatan Kesimpulan

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian


(2)

142 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dibahas tentang kesimpulan yang berisi hasil-hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis, perancangan dan implementasi dari perancangan perangkat lunak yang dibangun. Serta saran-saran yang akan memberikan catatan penting dan kemungkinan perbaikan yang perlu dilakukan untuk pembangunan perangkat lunak selanjutnya.

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan implementasi dan penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya oleh penulis, dapat diambil kesimpulan dari sistem informasi penjualan barang ini sebagai berikut:

1. Dengan adanya sistem informasi penjualan barang maka perusahaan tidak

akan mengalami kesulitan dalam proses pengumpulan data baik dari data barang, data transaksi penjualan maupun data transaksi pembelian.

2. Dengan adanya aplikasi ini setiap bagian mulai dari marketing, bagian

gudang tidak merasa kesulitan dalam mengelola dan menyimpan data transaksi penjualan , pembelian dan data stok barang sehingga kasir dan bagian gudang tidak merasa kesulitan dalam mengelola data setiap transaksi dan data stok barang untuk dijadikan laporan langsung.


(3)

143

3. Aplikasi sistem informasi penjualan barang menyediakan kemudahan bagi

setiap user dengan cara pembagian hak akses, sehingga setiap user bertanggung jawab pada setiap datanya.

6.2. Saran

Beberapa saran yang dipertimbangkan dalam memanfaatkan program aplikasi sistem informasi penjualan barang yang penulis buat, yaitu:

1. Untuk pengembangan aplikasi maka di sarankan untuk membuat


(4)

144

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Dari Buku :

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.

Adi Nugroho. 2005. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. Informatika. Bandung.

Al-Bahra Bin Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Dede Sopandi. 2008. Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Informatika. Bandung.

La Midjan. 2001. Sistem Informasi Akuntansi I. Lingga Jaya. Bandung

Henry Simamora. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.

Chairul Marom. 2002. Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang. Grasindo, Jakarta Martin Fowler. 2005. Panduan Singkat Bahasa Pemodelan Objek Standar. Andi. Yogyakarta.

Prof. Dr. Jogiyanto HM, MBA, Akt. 2002. Analisis & Desain Sistem Informasi :Pendekatan Terstruktur. Andi. Yogyakarta.

Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Zaki Baridwan. 2000. Sistem Akuntansi Penyusutan Prosedur dan Metode. Fakultas Ekonomi UGM. Yogyakarta.

Soemarso S.R. 2002. Akuntansi : suatu pengantar buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

Ony Widilestariningtyas, SE. M.Si, Supriyati, SE., Dony Waluya Firdaus, SE.. 2005. Modul Aplikasi Komputerisasi Dasar Akuntansi. Laboratorium Komputerisasi Akuntansi Terpadu Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Bandung.


(5)

145

Sumber Dari Internet :

http://readme.awardspace.com/ Turorial Netbeans dan Jasper Report/ 08 April 2012

http://news.putunik.com/2011/09/program-pembayaran-toko-buku-sederhana.html/ 30 April 2012


(6)

CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Aji Nuryanto

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 15 Oktober 1989

Jenis Kelamin : Laki - laki

Anak ke : Kedua (2) dari Tiga (3) Bersaudara

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Golongan Darah : AB

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia (WNI)

Tinggi Badan : 167 cm

Alamat : Jl. Pandu Dalam Timur No. 14/67 RT.06/RW.03 Bandung

Email : zie.noor.666@gmail.com

HP : 0856-2425-7371

PENDIDIKAN FORMAL

1995-2001 : SD Negeri Pasirkaliki 139/I Bandung

2001-2004 : SMP Negeri 32 Bandung

2004-2007 : SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung

2007-2012 : : Jurusan Sistem Informasi Program Studi Strata Satu