Peranan Sistem Informasi Penjualan Cosmetic Secara Online Terhadap Kepuasaan Konsumen Di PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame)

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer

Oleh :

DEWI YULIA 10506137

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

i

dilakukan di PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame) Jl. Martadinata No.99 Bandung pada bulan Maret 2011.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriftif dan verifikatif. Responden yang menjadi objek penelitian adalah seluruh konsumen (consultant) produk tingkat 1. Metode penarikan sampel adalah sampling jenuh (sensus), metode pengumpulan data adalah kuesioner dan wawancara. Kuesioner bersifat tertutup dengan menggunakan skala likert. Instrumen penelitian di uji validitasnya dengan analisis korelasi pearson, sedangkan realibilitasnya menggunakan alfa cronbach. Untuk melihat hubungan antara Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online dengan Kepuasan Konsumen digunakan analisis korelasi pearson, untuk melihat seberapa besar peranan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online terhadap Kepuasan Konsumen digunakan koefisien determinasi.

Tanggapan responden terhadap Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online menunjukan 91,98% setuju bahwa Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online sudah berjalan dengan baik. Sedangkan tingkat kepuasan responden adalah 1,13. Ini mencerminkan bahwa responden merasa sangat puas. Uji validitas dan reabilitas instrument menghasilkan bahwa butir pertanyaan bersifat valid dan realiabel. Analisis korelasi antara Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online terhadap kepuasan konsumen menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,447. Koefisien korelasi ini bermakna secara statistic dengan taraf signifikansi sebesar 1%, koefisien determinasi dari hubungan ini adalah 19,98%. Koefisien determinasi ini menunjukan besarnya peranan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online dalam meningkatkan kepuasan konsumen (consultant) di PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame).


(4)

(5)

conducted at PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame) Jl. Martadinata No.99 Bandung in March 2011.

The method in this research using descriptive method and verifikatif. Respondents who becomes the object of research is the consumer (consultant) level products 1. The sampling method was saturated sampling (census), data collection methods were questionnaires and interviews. The questionnaire is enclosed by using the Likert scale. The validity of the instrument with test validity by Pearson correlation analysis, the realibility was tested using α cronbach. To see the relationship between online Information Systems and Consumer Satisfaction Pearson correlation analysis is used. The role of online information system to raise the consumer satification is determinated by coefficient detemination . Respondents to the Sales Information System Online Cosmetic showed 91.98% agreed that the Information System Online Cosmetics Sales are going well. While the satisfaction level of respondents was 1.13. This reflects that the respondents felt very satisfied. The validity and reliability of the instrument produces that item questions are valid and realiabel. Analysis of correlation between the online Information System Sales with consumer satisfaction value correlation coefficient of 0.447. Correlation coefficient is statistically significant with 1% significance level, coefficient of determination of this relationship is 19.98%. The coefficient of determination shows the magnitude of the role of online Information Systems Sales of Cosmetics in enhancing customer satisfaction (consultant) at PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame).

Title / Keyword: Information Systems, Sales, Customer Satisfaction.


(6)

(7)

iii

Tiada kata yang indah untuk bersyukur kecuali ucapan Hamdallah, segala puji bagi Allah SWT atas segala karunia dan ridho-Nya dan juga utusan-Nya yaitu Rasullah SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ Peranan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik Secara Online Terhadap Kepuasan Konsumen di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME)”. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapa H. Aep dan Mama Hj. Aminah tercinta yang telah memberikan dorongan semangat, biaya dan khususnya atas do’a yang telah mengiringi selama penulisan skripsi ini.

2. Rektor Universitas Komputer Indonesia, Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto. 3. Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Bapak Dr. Ir. H. Arry Akhmad

Arman.

4. Ketua Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Bapak Dadang Munandar, SE, M.Si.


(8)

iii

7. Yasmi Afrizal, S.Kom, M.Kom. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya guna menguji, memberi pengarahan dan masukan kepada penulis pada saat seminar dan sidang skripsi berlangsung.

8. Marliana Budhiningtyas, S.Si, M.Si. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya guna menguji, memberi pengarahan dan masukan kepada penulis pada saat seminar dan sidang skripsi berlangsung.

9. Para consultant Oriflame, selaku pembimbing lapangan penulis, terima kasih telah memberikan berbagai data yang dibutuhkan penulis dalam skripsi ini. 10. Kakakku Hasannudin S.H, Adikku Wiwin Sadiah, Lilis Solihah, yang telah

banyak membantu, serta terima kasih atas do’a dan supportnya.

11. Untuk anak - anak Glowing Parking, terima kasih atas dukungan dalam skripsi selama ini kepada penulis.

12. Untuk teman-teman MI-3 yang selalu kompak, terima kasih untuk masukannya, dan semua teman yang tidak dapat disebutkan disini, yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis.

13. Untuk semua teman-teman satu angkatan 2006 di Jurusan Manajemen Informatika.


(9)

iii Akhir kata saya ucapkan

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, 02 Agustus 2011


(10)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan berlangsung dengan amat pesat, khususnya bidang teknologi komputer. Dengan berkembangnya zaman juga, keperluan untuk memperoleh informasi semakin penting, sehingga diperlukan teknologi agar informasi yang diperoleh dapat diterima dengan cepat.

Dunia bisnis dan perdagangan di Indonesia semakin lama semakin berkembang, terlebih lagi dengan era globalisasi yang akan dimasuki baik lingkup regional maupun internasional. Tidak sedikit orang menggunakan informasi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan dan informasi tersebut digunakan sebagai bahan untuk memperoleh hasil pencarian dari suatu pokok permasalahan dalam penelitian yang akan di analisis dan hasilnya akan di informasikan kepada publik. Penginformasian tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan melalui komputer sebagai media atau alat penyampaian informasi. Dengan menggunakan komputer, kita dapat memilih berbagai aplikasi yang akan kita gunakan dalam penyampaian informasi. Dengan sistem terkomputerisasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas


(11)

jenis pekerjaan, bidang usaha, perusahaan, instansi, departemen baik yang bersifat milik Negara ataupun swasta. Dalam suatu perusahaan atau instansi tentunya terdapat karyawan atau pegawai guna memajukan dan menggerakkan perusahaan tersebut. Pekerjaan yang telah dikerjakan berdasarkan ketentuan dan kebijakan dari perusahaan yang bersangkutan.

Teknologi internet sudah terbukti merupakan salah satu media informasi yang efektif dan efisien dalam penyebaran informasi yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Teknologi internet mempunyai efek yang sangat besar pada perdagangan atau bisnis. Hanya dari rumah atau ruang kantor, calon pembeli dapat melihat produk-produk pada layar komputer, mengakses informasinya, memesan dan membayar dengan pilihan yang tersedia. Calon pembeli dapat menghemat waktu dan biaya karena tidak perlu datang ke toko atau tempat transaksi sehingga dari tempat duduk mereka dapat mengambil keputusan dengan cepat. Transaksi secara online dapat menghubungkan antara penjual dan calon pembeli secara langsung tanpa dibatasi oleh suatu ruang dan waktu. Itu berarti transaksi penjualan secaraonlinemempunyai calon pembeli yang potensial dari seluruh dunia.

Sistem penjualan yang selama ini digunakan oleh PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME) adalah dengan cara kerjasama dengan Consultant Order untuk


(12)

sistem penjualan dengan cara tersebut maka pendapatan perusahaan tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu perkembangan perusahaan terasa dinilai agak lambat. Oleh karena itu dirancang suatu sistem penjualan secara onlinedengan menggunakan media webatau internetdengan tujuan untuk meminimalkan waktu proses penjualan dengan tujuan dapat meningkatkan volume penjualan sehingga pendapatan perusahaan dapat meningkat.

Pada dasarnya sistem informasi penjualan secara onlineini di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME) sudah cukup baik , terlihat dengan adanya perubahan dari sistem yang lama dengan baru sekarang diterapkan yaitu sistem penjualan secara online. Namun apakah sistem penjualan secara online tersebut berjalan dengan efektif dan memberikan pengaruh yang sangat kuat bagi para consultant dalam peningkatan penjualan. Ditambah dengan masih adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi akibat dari perubahan sistem sehingga mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan kode barang dan dapat mengakibatkan salah orderan pada konsumen. Bertitik tolak dari permasalahan yang telah disinggung diatas, maka judul yang diambil adalah Peranan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik Secara Online Terhadap Konsumen di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME)”.


(13)

yang merasa kesulitan dalam menggunakan sistem informasi penjualan secara online sehingga mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan kode barang dan dapat mengakibatkan salah orderan pada konsumen. Dengan begitu informasi yang dihasilkan pun tidak tepat waktu.

Adapun perumusan masalah yang penyusun buat adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara online yang sedang berjalan pada PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME).

2. Bagaimana kepuasan konsumen setelah menggunakan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara online.

3. Seberapa besar peranan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara online terhadap konsumen.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian A. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai sistem informasi penjualan dengan peanannya dalam meningkatkan kepuasan konsumen.


(14)

1. Untuk mengetahui sistem penjualan kosmetik secara online yang sedang berjalan di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME).

2. Untuk mengetahui kepuasan konsumen setelah menggunakan sistem informasi penjualan kosmetik secara online di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME).

3. Untuk mengetahui peranan dari Sistem Informasi penjualan kosmetik secara online terhadap konsumen.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukkan yang bermanfaat kepada perusahaan dalam penelitian ini adalah PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME) dalam meningkatkan kualitas dari sistemnya sehingga akan menghasilkan informasi yang berkualitas demi tercapai peningkatan perkembangan konsumen.

1.4.2 Kegunaan Akademis


(15)

b. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan oleh pihak lainnya khususnya mahasiswa yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan bahan pembanding.

c. Bagi penulis sendiri yaitu untuk meningkatkan wawasan pengetahuan penulis dalam bidang ilmu komputer dan untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat selama menempuh pendidikan.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah:

a. Kuesioner hanya dapat digunakan oleh Konsumen yang ada di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAM) yang melakukan pembelian secara online.

b. Penelitian ini akan membahas tentang peranan sistem informasi penjualan secara online terhadap kepuasan konsumen.


(16)

Februari – Juni 2011.

Jadwal dan jenis kegiatan akan dilakukan seperti pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Aktifitas

Tahun 2011

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan Proposal

2 Perancangan Penelitian 3

Survei Objek Penelitian 4 Bimbingan

5 Pembuatan Kuesioner 6 Penyebaran Kuesioner 7 Pengelompokan Data 8 Pengolahan Data 9 Pembuatan Laporan


(17)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut ini:

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel (2002:9) sebagai berikut:

“Suatu prosedur adalah suatu urutan-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan bebrapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yantg diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.”

Lebih lanjut Jerry F. Gerald, Ardra F. Gerald dan Warren D. Stallings (2004:6) mendefinisikan prosedur sebagai berikut:


(18)

“Suatu prosedur adalah urutan-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakan, kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how) mengerjakannya.”

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai beikut:

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.”

Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Mempelajari suatu sistem akan lebih mudah bila mengetahui terlebih dahulu apakah suatu sistem itu. Lebih lanjut pengertian tentang sistem pertama kali akan diperoleh dari definisinya. Dengan demikian definisi ini akan mempunyai peranan yang penting di dalam pendekatan untuk mempelajari suatu sistem.

Pendekatan sistem yang menekankan pada komponen akan lebih mudah di dalam mempelajari suatu sistem untuk tujuan analisis dan perancangan suatu sistem. Untuk menganalisis dan merencanakan suatu sistem, analisis dan perancang sistem harus mengerti terlebih dahulu mengenai komponen-komponen dari sistem tersebut.

Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai tujuan (goal) dan ada yang


(19)

menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Goal biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama, maka istilahgoal lebih tepat diterapkan. Untuk sistem yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem tertentu, maka istilahobjectivesyang lebih tepat. Jadi tergantung dari ruang lingkup dari mana memandang sistem tersebut. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran (objectives) digunakan bergantian dan tidak dibedakan.

2.1.1. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batas Sistem

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan


(20)

lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar (environments) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian harus dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

d. Penghubung Sistem

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance


(21)

input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal inputadalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

f. Keluaran Sistem

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

g. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

h. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka opersai sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.


(22)

2.1.2. Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklsifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sistem Abstark dan Sistem Fisik

Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik.

b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Sedangkan sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang dirancang oloeh manusia.

c. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu

Sistem tertentu (deterministic system) beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat diprediksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sedangkan sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.


(23)

Sistem tertutup (closed system) merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkuntgan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Sedangkan sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini mnerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luarnya atau subsistem lainnya.

2.1.3. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.

2.1.3.1. Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat berceritera banyak, sehingga perlu di olah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi.

Data yang diolah menghasilkan informasi menggunakan suatu model proses tertentu. Supaya dapat lebih berarti dan berguna dalam bentuk informasi, maka perlu diolah dengan melalui suatu model tertentu.


(24)

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi (information cycle). Siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data(data processing cycles).

2.1.3.2. Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timeliness) dan relevan (relevance).

a. Akurat

Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

b. Tepat pada waktunya

Tepat pada waktunya berarti informasi yang datang pada penerima tidk boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.


(25)

Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevasi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

2.1.3.3. Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal, yaitu: manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efekif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.

2.1.4. Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi pada suatu sistem meliputi masukan data (input) yang kemudian diolah melalui suatu model dalam pemrosesan data, hasil informasi akan diatangkap kembali sebagai suatu input dan seterusnya, sehingga membentuk siklus informasi yang dapat diperoleh dari sistem informasi sebagai sistem khusus dalam organisasi untuk mengolah informasi tersebut.


(26)

“Sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna”.

Menurut Laudon (Azhar Susanto,2004:61)

“Sistem informasi merupakan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan”.

2.1.4.1. Komponen Sistem Informasi

John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu: blok masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block), blok teknologi (technology block), blok basis data (database block) dan blok kendali (controls block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

a. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap


(27)

data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

d. Blok Teknologi

Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

e. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat


(28)

keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

f. Blok Kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.1.5. Pengertian Penjualan

Penjualan merupakan suatu kegiatan yang paling penting di suatu perusahaan, kegiatan ini berpengaruh terhadap kehidupan suatu perusahaan, bagian penjualan merupakan kegiatan yang paling berpengaruh kepada bagian – bagian yang lain dalam perusahaan.

Penjulan merupakan salah satu aktivitas yang penting di dalam perusahaan. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu melakukan tindakan agar barang yang dihasilkan dapat laku terjual. Jika poduk atau barang yang dihasilkan perusahaan tidak lancer dalam proses penjualannya, hal ini akan mengganggu kontinuitas perusahaan itu sendiri, oleh karena itu perusahaan akan selalu berusaha agar hasil dari penjualan dapat meningkat, sehingga perolehan keuntungan dapat maksimal.


(29)

“ Penjualan adalah ilmu dan seni yang mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang yang di tawarkan, jadi dengan adanya penjualan dapat tercipta suatu proses pertukaran barang antara penjual dan pembeli “.

Menurut Murti Sumarni, John Soeprihanto (1995:232), di dalam konsep penjulan terkandung dasar pemikiran sebagai berikut :

a. Tugas utama perusahaan adalah mencapai volume penjulan setinggi – tingginya.

b. Para konsumen harus di dorong untuk membeli dengan berbagai cara peningkatan penjualan.

c. Para pembeli kemungkinan akan melakukan pembelian lagi dan kalaupun tidak, masih ada konsumen yang lain.

Konsep penjualan akan berhasil apabila :

1) Pembeli yang kecewa atas, produk atau barang cepat melupakan kekecewaan.

2) Pembeli yang kecewa tidak akan mengadu ke lembaga konsumen dan tidak memberitahukan kekecewaannya kepada calon pembeli yang lain.

3) Jumlah calon pembeli cukup banyak, sehingga penjual tidak perlu menciptakan langganan.

Dari pengertian di atas, peneliti dapat menyampaikan bahwa penjualan tersebut merupakan suatu kegiatan dengan melakukan berbagai tindakan –


(30)

tindakan. Dalam hal ini peneliti akan mengartikan tindakan yang dilakukan oleh penjual atau penyedia barang, yaitu:

a) Menciptakan permintaan b) Mencari pembeli

c) Memberikan petunjuk atau nasihat d) Mengadakan perjanjian harga e) Memudahkan hak milik

2.1.6. Sistem Informasi Penjualan

Sistem Informasi Penjualan Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009 : 225) adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.

2.1.7. Pengertian Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

2.1.7.1. Perilaku Konsumen

Menurut Drs. Basu Swastha Dharmmestha (1999) dalam Manajemen Pamasaran tentang Analisa Perilaku Konsumen menyebutkan bahwa konsumen


(31)

membeli barang dan jasa adalah untuk memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan. Barang dan jasa itu sendiri tidaklah sepenting kebutuhan dan keinginan manusia yang dipenuhinya, melainkan karena barang-barang tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Jadi, yang dibeli konsumen bukanlah barangnya sendiri, tetapi kegunaan yang dapat diberikan barang tersebut, atau dengan kata lain, kemampuan barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut:

Perilaku konsumen adalah aktivitas-aktivitas individu dalam pencarian, pengevaluasian, pemerolehan, pengonsumsi, dan penghentian pemakaian barang dan jasa(Craig-Lee, Joy&Browne, 1995)

Perilaku konsumen adalah studi mengenai proses-proses yang terjadi saat individu atau kelompok penyeleksi, membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan dan hasrat tertentu.(Solomon, 1999)

Perilaku Konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghentikan konsumsi produk, jasa, dan gagasan”(Schiffman & Kanuk, 2000).

Perilaku konsumen adalahstudi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan,


(32)

menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat(Hawkins, Best & Coney, 2001)

Perilaku konsumen adalah Aktivitas mental dan fisik yang dilakukan oleh pelanggan rumah tangga (konsumen akhir) dan pelanggan bisnis yang menghasilkan keputusan untuk membayar, membeli, dan menggunakan produk dan jasa tertentu(Sheth & Mittal,2004)

Dalam Kutipannya (Fandy Tjiptono) menegaskan 3 (tiga) aspek utama dimensi perilaku konsumen, yaitu:

1. Tipe Pelanggan meliputi:

a. Konsumen akhir atau konsumen rumah tangga, yaitu konsumen yang melakukan pembelian untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, atau keperluan hadiah bagi teman maupun saudara, tanpa bermaksud untuk menjual belikannya. Dengan kata lain, pembelian dilakukan semata-mata untuk keperluan konsumsi sendiri.

b. Konsumen Bisnis (disebut pula konsumen organisasional, konsumen industrial, atau konsumen antara) adalah jenis konsumen yang melakukan pembelian untuk keperluan pemrosesan lebih lanjut, kemudian dijual (produsen); disewakan kepada pihak lain; dijual kepada pihak lain (pedagang); digunakan untuk keperluan sosial dan kepentingan publik (pasar pemerintah dan organisasi). Dengan demikian, tipe konsumen ini meliputi organisasi bisnis maupun


(33)

organisasi nirlaba (seperti rumah sakit, sekolah, instansi pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya).

2. Peranan konsumen terdiri atas hal-hal sebagai berikut:

a. User adalah orang yang benar-benar (secara aktual) mengonsumsi atau menggunakan produk atau mendapatkan manfaat dari produk atau jasa yang dibeli.

b. Payer adalah orang yang mendanai atau membiayai pembelian.

c. Buyer adalah orang yang berpartisipasi dalam pengadaan produk dari pasar.

Masing-masing peranan di atas bisa dilakukan oleh satu orang, bisa pula oleh individu yang berbeda. Jadi seseorang bisa menjadi user sekaligus payer dan buyer. Selain itu, bisa juga individu A menjadi payer,B menjadi user, dan C menjadi buyer. Itu semua tergantung kepada konteks atau situasi pembelian.

3. Perilaku pelanggan, terdiri atas:

a. Aktivitas mental, seperti menilai kesesuaian merek produk, menilai kualitas produk berdasarkan informasi yang diperoleh dari iklan, dan mengevaluasi pengalaman actual dari konsumsi produk/jasa.

b. Aktivitas fisik, meliputi mengunjungi toko, membaca panduan konsumen atau katalog, berinteraksi dengan wiraniaga, dan memesan produk. Pemahanaman akan aktivitas mental dan fisik pelanggan ini


(34)

mengarah pada pengidentifikasian pihak mana saja yang terlibat dalam proses tersebut, siapa saja yang memainkan masing-masing peran yang ada (user, payer, dan buyer), mengapa proses-proses tertentu bisa terjadi, karakteristik konsumen seperti apa yang menentukan perilaku mereka, dan faktor lingkungan apa yang mempengaruhi proses perilaku pelanggan.

Cara mempertahankan pelanggan yaitu bahwa dalam berbisnis ada dua faktor yang perlu diperhatikan baik-baik, yaitu pelanggan dan kompetitor. Kita harus selalu waspada pada dua faktor ini karena nanti mungkin akan kecolongan pelanggan disebabkan kelalaian mewaspadai langkah kompetitor. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui dengan pasti apa keinginan pelanggan Cobalah selalu dapat memuaskan pelanggan. Untuk mengetahuinya, tentu saja harus diadakan survey. Ada banyak cara melakukan survey pasar dan tidak harus kaku atau terpatok pada aturan-aturan resmi. Anda bisa juga mewawancarai beberapa orang dengan cara mengobrol biasa. Gali dan temukan informasi dari berbagai sumber. Pelanggan terbaik adalah prospek terbaik bagi para pesaing. Jika satu pelanggan lolos dari pegangan, maka anda harus bertanya, apakah pesaing menawarkan produk atau jasa lebih baik, atau mungkin mereka lebih bagus dalam bisnis. Dengan mengembangkan metode survey misalnya dengan brainstorming, focus group discussion, riset pasar, atau cara-cara lain. Mengetahui keinginan pelanggan itu penting,


(35)

namun faktanya banyak perusahaan melupakannya. Untuk mengetahui perilaku pasar, yang mana bahwa perilaku konsumen selalu berubah setiap waktu dan tidak bisa dipastikan kapan waktunya, maka sebuah perusahaan perlu mengadakan riset pasar. Sehingga, produk yang ditawarkan akan diterima dan bisa memuaskan mereka. Cita rasa dan kebutuhan produk dan pelayanan makin meningkat dan bervariasi diiringi dengan daya kritis yang tinggi.

Menghadapi tuntutan yang semakin canggih tersebut, ada beberapa hal yang perlu diingat:

a. Sebuah perusahaan dituntut untuk menawarkan derajat kepuasan yang memenuhi harapan atau bahkan melampauinya. b. Sebuah perusahaan juga harus mengantisipasi ancaman dari

pesaing yang mungkin melakukan hal yang sama, atau bahkan melampaui apa yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. c. Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan kemapuan intern

dalam menghadapi perubahan-perubahan.Dalam bisnis, kita harus jeli melihat perkembangan bisnis terutama yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Hal paling penting, jangan kecewakan pelanggan. Jika kebetulan bisnis anda mengalami penurunan, hal pertama yang perlu diselidiki adalah konsumen. Apakah konsumen sudah tidak puas dengan produk yang anda tawarkan? apakah kompetitor berhasil menemukan cara lebih baik?


(36)

Saatnya mengadakan riset kecil dengan pelanggan, caranya bisa dengan:

a. Berusaha lebih dekat ke pelanggannya sambil berbincang-bincang dengan mereka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pendapat pelanggan terhadap pelayanan atau produk yang diberikan perusahaan Anda. Tanyakan juga apa yang diberikan kompetitor dan apa saja yang mereka ketahui tentang mereka.

b. Melakukan penyelidikan langsung ke kompetitor (Marketing Intelligence). Setelah riset dilakukan, mulailah merumus permasalahan kemudian mencari solusi paling tepat untuk mengatasinya.

2.1.7.2. Kepuasan Konsumen

Swan, et at. (1980) dalam bukunya Fandy Tjiptono, 2004 mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/ pemakaiannya. Menurut Philip Kotler (2000) dalam Principle of Marketing 7e bahwa Kepuasan Konsumen adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan


(37)

perusahaan. Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan, produk yang ditawarkan organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan.

Dalam kaitannya dengan kepuasan Konsumen/pelanggan, kualitas memiliki beberapa dimensi pokok, tergantung pada konteksnya. Dalam kasus pemasaran barang, ada delapan dimensi utama yang biasanya digunakan (menurut Gregorius Chandra 2002), yaitu:

1. Kinerja (performance): Karakteristik operaasi dasar dari suatu produk, misalnya kecepatan pengiriman barang, serta jaminan keselamatan barang.

2. Fitur (features): arakteristik pelengkap khusus yang dapat mnambah pengalaman pemakaian produk, contohya minuman gatis pada saat penerbangan.

3. Reliabilitas, yaitu probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan, semakin andal produk bersangkutan.

4. Konformasi (conformance), yaitu tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan.

5. Daya Tahan (Durability), yaitu jumlah pemakaian produk sebelum produk bersangkutan harus diganti. Semakin besar frekuensi


(38)

pemakaian normal yang dimungkinkan, semakin besar pula daya tahan produk.

6. Serviceablility,yaitu kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.

7. Estetika (aesthetics), menyangkut penampilan produk yang bisa dinilai dengan panca indrea (rasa, bau dst).

8. Persepsi terhadap kualitas (perceived quality), yaitu kulitas yang dinilai berdasarkan reputasi penjual.

Kualitas produk yang dirasakan pelanggan akan menentukan persepsi pelanggan terhadap kinerja, yang pada gilirannya akan berdampak pada kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk dan dengan demikian kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pelanggan, bila produk jauh lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, pelanggan tidak puas. Bila prestasi sesuai dengan harapan. Pembeli jasa merasa puas. Bila prestasi melebihi harapan, pembeli jasa merasa amat gembira. Pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang dan mereka memberi tahu orang lain mengenai pengalaman baik dengan produk itu. Kuncinya adalah memenuhi harapan pelanggan dengan prestasi perusahan. Perusahaan yang cerdik mempunyai tujuan membuat gembira pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat mereka serahkan, kemudian menyerahkan lebih banyak dari yang mereka janjikan.


(39)

Pelanggan sering tidak menentukan nilai produk dan biaya secara akurat atau obyektif. Mereka bertindak berdasarkan pada anggaran nilai misalnya apakah pengiriman barang lebih cepat dan lebih dapat diandalkan ? bila demikian, apakah pelayanan yang lebih baik ini memang sesuai dengan tarif lebih tinggi yang dikenakan oleh suatu perusahaan.

2.1.7.3. Strategi Demi Kepuasan Konsumen

Berbicara mengenai strategi artinya juga berada dalam kondisi persaingan dengan kompetitor. Masing-masing berusaha menarik lebih banyak pelanggan demi kelangsungan usahanya. Dalam era persaingan bebas tidak ada satupun yang aman tanpa persaingan.

Mengambil kutipan/artikel dari suatu website tentang kepuasan konsumen dan juga hal ini berkaitan dengan konsepnya Fandy Tjiptono (2004) dalam pemasaran Jasa menyatakan bahwa: Ada dua strategi yang menjadi dasar dalam menghadapi perilaku konsumen/pelanggan yaitu:

1. Strategi menyerang

Bersikap agresif dalam menjerat pelanggan, agresif dalam arti memiliki persiapan menyerang yang matang dan cukup kuat untuk menyerang. Caranya menerapkan strategi ini: (i)Melakukan promosi atau advertisement yang menerangkan bahwa perusahaan anda memiliki fasilitas pelayanan lebih baik


(40)

dibanding sebelumnya. Banyak jalan untuk mempromosikan usaha, misalnya dengan iklan dimedia massa maupun spanduk, leaflet atau billboard yang dipasang dilokasi strategis. (ii) Memberikan hadiah (dapat berupa service gratis atau souvenir kecil) kepada pelanggan lama yang dapat membawa beberapa pelanggan baru (jumlah pelanggan baru ditetapkan berdasarkan atas biaya untuk hadiah yang diberikan).

1. Strategi defensif atau bertahan

a. Strategi mempertahankan yang sudah ada, dilakukan untuk meningkatkan fasilitas pelayanan yang dimiliki. Seperti: (i) Menyediakan beberapa fasilitas yang dapat memberikan kenyamanan pelanggan. (ii) Memberikan souvenir kecil pada pelanggan setelah beberapa kali menggunakan layanan anda. (iii) Mengirimkan kartu ucapan selamat pada hari-hari besar keagamanan bagi pelanggan setia, yang telah menjadi pelanggan cukup lama.

b. Membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Hal ini dilakukan untuk menjadikan transaksi antara anda dan pelanggan berkelanjutan. Misalnya dengan memberikan potongan harga pada hari-hari tertentu. c. Memberikan jaminan atas layanan atau produk yang anda jual.

d. Menciptakan hubungan personal karyawan/pemilik perusahaan dengan pelanggan (customer relationship). Keuntungan yang didapat dari hubungan personal ini, diantaranya adalah bila pelanggan mempunyai keluhan atas produk atau servis, mereka akan melaporkannya kepada karyawan/pemilik. Mereka juga bisa memberikan informasi apa yang


(41)

mereka ketahui tentang pesaing. Tekankan kepada setiap karyawan untuk mengingat nama pelanggan yang datang dan mengetahui riyawatnya. Data riwayat setiap pelanggan itu penting sekali, dan anda bisa menggunakan pemprograman komputer.

e. Mampu mengantisipasi perubahan atau penambahan harapan pelanggan dengan meningkatkan kemampuan internal karyawan untuk pelayanan, dan sebagainya. Penilaian konsumen mengenai kapasitas produk secara keseluruhan untuk memuaskan kebutuhannya.

2.1.8. Hubungan Sistem Informasi Penjualan terhadap Kepuasan Konsumen Pada prinsipnya setiap perusahaan tatkala menjual produk-produknya akan dihadapkan dengan strategi maupun teknik penjualan yang bagus, sehingga komoditas yang ditawarkannya dapat terjual dengan baik. Adapun salah satu teknik penjualan yang di maksud adalah terkait dengan bagaimana dan seberapa tinggi kualitas pelayanan yang diberikan terhadap konsumen. Kualitas pelayanan yang diberikan adalah merupakan kinerja terpenting oleh perusahaan bagi kepuasan konsumen/pelanggan. Perusahaan harus memperhatikan hal-hal penting bagi konsumen, supaya mereka merasakan kepuasan sebagaimana yang diharapkan. Demikianlah sebagaimana yang disampaikan oleh banyak pakar ekonomi yang memberikan definisi mengenai kepuasan konsumen. Pada dasarnya kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Dan hakikatnya kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya dapat memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan


(42)

konsumen, sedangkan ketidakpuasan dapat terjadi apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan yang diinginkan konsumen. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan oleh harapan, jika kinerja yang dirasakan di bawah harapan maka konsumen merasa tidak puas, sedangkan jika kinerja yang dirasakan sesuai dengan harapan maka niscaya konsumen merasa puas. Dan jika kinerja yang dirasakan melampaui harapan maka konsumen akan merasa sangat puas(James F Engel,2001:258).

2.2. Kerangka Pemikiran

Sistem Informasi Penjualan Cosmetic Secara Online Pada PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME) di buat sebagai suatu alat penunjang bagi para Consultant khususnya yang bekerja di Oriflame. Sistem Informasi Penjualan itu sendiri artinya:

Sistem Informasi Penjualan menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009 : 225) adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.

Sistem Informasi ini di buat dengan berbagai alasan tersendiri, selain sebagai prestise dari perusahaan, alasan lain diantaranya adalah untuk mempermudah dalam penjualan produk. Selain itu juga dengan adanya Sistem ini diharapkan dapat menghasilkan suatu informasi penjualan yang tepat dan akurat.


(43)

Mengingat penjualan secara online merupakan suatu hal yang penting dilakukan pada setiap instansi atau perusahaan guna menjaga kestabilan penjualan yang meningkat dan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Dengan adanya Sistem ini juga diharapkan konsumen akan semakin meningkat. Adapun pengertian dari konsumen menurut para ahli adalah :

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Gregorius Chandra (2002) menyatakan bahwa konsep pemasaran dan pemasaran sosial menekankan pentingnya kepuasan konsuemn dalam menunjang keberhasilan organisasi untuk mewujudkan tujuannya. Secara sederhana, tingkat kepuasan seorang konsumen terhadap produk tertentu merupakan hasil dari perbandingan yang dilakukan oleh konsumen bersangkutan atas tingkat manfaat yang dipersepsikan (perceived) telah diterimanya setelah mengkonsumsi atau menggunakan produk dan tingkat manfaat yang diharapkan (expected) sebelum pembelian jasa. Jika persepsi sama atau lebih besar dibandingkan harapan, maka konsumen akan puas. Secara garis besar, kepuasan konsuemen memberikan dua menfaat utama bagi perusahaan, yaitu berupa loyalitas konsumen.

Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”


(44)

Menurut Drs. Basu Swastha Dharmmestha (2000) dalam Manajemen Pamasaran tentang Analisa Perilaku Konsumen menyebutkan bahwa konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan. Barang dan jasa itu sendiri tidaklah sepenting kebutuhan dan keinginan manusia yang dipenuhinya, melainkan karena barang-barang tersebut dianggap dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Jadi, yang dibeli konsumen bukanlah barangnya sendiri, tetapi kegunaan yang dapat diberikan barang tersebut, atau dengan kata lain, kemampuan barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Kepuasan konsumen adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah produk atau jasa (Kotler 2000:36). Kepuasan konsumen hanya dapat tercapai dengan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumennya. Pelayanan yang baik sering dinilai oleh konsumen secara langsung dari karyawan sebagai orang yang melayani atau disebut juga sebagai produsen jasa, karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas sistem pelayanan yang diberikan agar dapat memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan konsumen. Jadi kualitas pelayanan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar dapat tercapai kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhannya. Dengan


(45)

demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan pada gilirannya kepuasan tersebut dapat menciptakan kesetiaan loyalitas konsumen. Dengan tercapainya kualitas layanan yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan konsumen karena kualitas layanan merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan konsumen. Kualitas layanan dapat diwujudkan dengan memberikan layanan kepada konsumen dengan sebaik mungkin sesuai dengan apa yang menjadi harapan konsumen. Ketidakpuasan pada salah satu atau lebih dari dimensi layanan tersebut tentunya akan memberikan kontribusi terhadap tingkat layanan secara keseluruhan, sehingga upaya untuk meningkatkan kualitas layanan untuk masing-masing dimensi layanan harus tetap menjadi perhatian.

Sistem penjualan yang baik saat ini adalah sitem yang berbasiskan pada jaringan. Maksudnya, system penjualan ini bersifat online. Adapun manfaat dari pada system ini bisa dirasakan bagi kedua belah pihak yakni pihak penjual dan pembeli. Bagi para penjual, menerapkan system seperti ini berarti memangkas pengeluaran yang biasa dikeluarkan dalam system lama. Seperti, jika pada system lama kita harus membuka cabang baru demi melebarkan sayap bisnis kita, tidak dengan system online. Karena dengan system ini penjual dapat memperkenalkan hasil produknya ke halayak melalui suatu web. Dimana setiap orang (konsumen) tidak hanya di satu lokasi bisa mengakses untuk mencari informasi akan barang yang diperlukan, tanpa perlu membuka cabang/kantor pemasaran baru.

Bagi para konsumen, system ini sangatlah membantu. Karena konsumen tidak perlu datang langsung ke lokasi untuk membeli barang yang diinginkan, mengingat kondisi lalu-lintas kota yang cukup ramai yang menyebabkan terlalu


(46)

banyak waktu yang kita buang dijalan untuk sampai ke lokasi. Maka dengan system penjualan online ini, konsumen bisa mendapatkan barang yang diinginkan cukup dari tempat duduknya.

Paradigma antara Sistem Informasi Penjualan Secara Online dengan Konsumen dapat digambarkan dengan tabel berikut :

Sistem Informasi Penjualan Kepuasan Konsumen

suatu sistem informasi yang mengorganisasikan

serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa,

menyebarkan dan

memperoleh informasi guna mendukung pengambilan

keputusan mengenai

penjualan.

Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009 : 225).

perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah

membandingkan antara

kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah produk atau jasa(Kotler 2000:36).

Gambar 2.2

Paradigma Sistem Penjualan Terhadap Kepuasan Konsumen 2.3. Hipotesis

Menurut Sudjana(2005) Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.


(47)

Menurut Margono (2004) hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Sedangkan menurut Nazir (2005) hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.

Menurut Kerlinger(Nazir, 2005:151) menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua variable atau lebih.

Ciri-ciri hipotesis yang baik menurut Furchan adalah : 1. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas.

2. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variable-variabel.

3. Hipotesis harus dapat diuji.

4. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada. 5. Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin. Hipotesis statistik dirumuskan dengan simbol-simbol statistik, dan antara hipotesis nol(Ho) dan alternative selalu dipasangkan. Dengan dipasangkan itu maka dapat dibuat keputusan yang tegas, mana yang diterima dan mana yang ditolak.

Hipotesis yang dapat penulis ambil dari tema penelitian ini adalah:

“ Sistem Informasi penjualan berperan dalam meningkatkan kepuasan konsumen”.


(48)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian berisi tentang gambaran objek yang ada dalam suatu penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Peranan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik Secara Online Terhadap Kepuasaan Konsumen di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME). Penelitian ini dilaksanakan di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME).

3.1.1 Sejarah Perusahaan

Didirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara dan teman mereka, saat ini Oriflame telah menjadi perusahaan kecantikan internasional dengan sistem penjualan langsung di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Portfolio yang luas dari produk-produk kecantikan Swedia yang alami, inovatif dipasarkan melalui melalui tenaga penjualan sekitar 3.300.000 Consultant mandiri , yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi beberapa€1,3 miliar.

Oriflame menawarkan peluang bisnis terkemuka untuk orang-orang yang ingin mulai membuat uang sejak hari pertama dan bekerja untuk memenuhi impian dan ambisi pribadi mereka melalui konsep bisnis yang unik – Make Money Today and Fulfil Your Dreams Tomorrow™.


(49)

Menghormati orang dan alam mendasari prinsip operasional perusahaan dan tercermin dalam kebijakan sosial dan lingkungan. Oriflame mendukung berbagai badan amal di seluruh dunia dan merupakan Co-pendiri World Childhood Foundation. Oriflame Cosmetics terdaftar di Nasdaq OMX Nordic Exchange.

Fakta Singkat

1. Penjualan tahunan 1.3 juta Euro 2. Sekitar 3.300.000 Consultant 3. 7.500 karyawan

4. 950 produk per tahun

5. Co-founder World Childhood Foundation

6. Global R & D Center dengan lebih dari 100 ilmuwan

7. 5 unit produksi sendiri di Swedia, Polandia, Cina, Rusia dan India 8. Terdaftar di Nasdaq OMX Bursa sejak Maret 2004

9. Produk berdasarkan bahan-bahan alami, tidak pernah diuji pada hewan 10.Operasi di lebih dari 60 negara yang mana 13 diantaranya

adalah franchise

"Togetherness, Spirit and Passion"

Togetherness, Spirit and Passion merupakan nilai fundamental utama dari Oriflame. Mempercayai nilai-nilai ini kami yakin dapat berhasil dalam bisnis yang kompetitif serta menjadikan dunia lebih baik lagi.


(50)

Togetherness

Orang-orang yang bekerja sama dan berbagi tujuan yang sama mencapai hasil yang lebih besar. Mereka memotivasi satu sama lain dan mengetahui bahwa bekerja sama lebih baik daripada sendirian.

Spirit

Orang-orang dengan semangat "bisa" memiliki sikap sebagai pemenang dan tidak pernah menyerah. Mereka berkomitmen untuk melakukan apa yang diperlukan untuk berhasil.

Passion

Gairah, orang memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Mereka menyukai apa yang mereka lakukan, mereka mempercayainya. Mereka tahu dalam hati bahwa mereka bisa membuat perbedaan.

Tanggung Jawab Global

Ketika memformulasikan produk, kami berusaha untuk menggunakan bahan-bahan alami yang sesuai dengan kebijakan lingkungan kami yang kuat dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Sebagai contoh, bahan-bahan pembersih pada shampo dan shower gel biodegradable, disetujui oleh Swedish Society untuk Nature Conservation dan sesuai dengan standard Good Environmental Choice (Bra Miljöval).

Kami adalah salah satu perusahaan pertama yang mengunakan ekstrak tanaman dalam produk perawatan kulit dan kami selalu mencoba untuk


(51)

mengoptimalkan bahan-bahan dari sumber tanaman. Laporan ilmiah untuk keamanan dan isu lingkungan dimonitor secara berkelanjutan untuk memastikan tindakan yang dapat diambil untuk mengganti bahan-bahan apa saja yang dianggap memiliki efek negatif pada kesehatan konsumen dan lingkungan. Sebagai tambahan, kemasan produk Oriflame dapat didaur ulang dan meminimalisir limbah pabrik.

Oriflame memiliki etos etika yang kuat dan dibuktikan melalui semua aspek operasinya. Produk Oriflame diformulasikan dan diproduksi sesuai dengan standar industri tinggi dan pedoman etika. Saat ini, kami mengoperasikan lima pabrik kosmetik - di Polandia, Swedia, India, Cina dan Rusia. Semua fasilitas manufaktur Oriflame dan sub-kontraktor mematuhi hukum lokal dan peraturan nasional yang relevan. Undang-undang tersebut termasuk yang berkaitan dengan standar tenaga kerja, manufaktur lingkungan dan praktik kesehatan dan keselamatan.

Konservasi air merupakan kunci utama dalam rencana manajemen Oriflame. Sejalan dengan pendekatan proaktif terhadap manajemen lingkungan, kami bertanggung jawab menerapkan teknik-teknik desain pada semua fasilitas manufaktur kami yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi air dan mengurangi polusi. Oriflame mengambil posisi yang kuat pada isu sosial dan etika penting seperti pekerja anak, keyakinan etnis dan budaya. Kami juga berkomitmen untuk membantu anak-anak yang mempunyai resiko dan untuk menyediakan pendidikan bagi perempuan muda melalui Social Cause Programs.


(52)

World Childhood Foundation

Setiap anak memiliki hak untuk menikmati masa kanak-kanaknya, untuk keamanan, kegembiraan, bermain dan rasa ingin tahu tentang kehidupan. Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang secara sosial dan intelektual. Tapi banyak anak-anak yang tidak memiliki ini, hak-hak mereka yang paling mendasar.

Itulah sebabnya, Oriflame mendirikan World Childhood Foundation. Melalui yayasan ini, kami menjangkau anak-anak di dunia yang paling rentan: anak jalanan, anak-anak yang disiksa secara seksual dan anak-anak di yayasan. Bersamasama, kami mempromosikan program untuk wanita dan ibuibu muda -karena beberapa orang sudah melakukannya.

Oriflame mendukung World Childhood Foundation dengan banyak cara. Selain kontribusi pendiri, kami juga mensponsori dan aktif dalam berbagai program untuk anak-anak. Saat ini Oriflame memberikan dukungan ekstra untuk program-program yang membantu anak-anak di Estonia, Lithuania, Latvia, Rusia dan Polandia. Dengan memilih Oriflame, Anda membuat perbedaan dan Anda memberikan kami kesempatan untuk memberikan kontribusi lebih banyak lagi.

Livslust - Memberikan harapan

Livslust (Dzivesprieks) adalah sekolah yang sangat khusus. Sekolah ini memberi harapan untuk masa depan dan menyediakan pendidikan kejuruan dan rehabilitasi sosial bagi remaja yang berjuang di Latvia. Sebagian besar remaja


(53)

telah menghabiskan seluruh hidup mereka dip anti asuhan dan lembaga pendidikan. Sebelum masuk sekolah ini, mereka memiliki sedikit harapan dan jika ada, hanya sedikit dari kemampuan yang dibutuhkan untuk membangun kehidupan yang baik.

Livslust didirikan pada tahun 1994. Para siswa menggabungkan pelajaran umum seperti bahasa Inggris, matematika dan keterampilan sosial dengan pelatihan praktis dalam konstruksi bangunan, menjahit, pertanian, keterampilan komputer, memasak atau pertukangan. Dengan belajar perdagangan, mereka menciptakan dasar untuk masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri. Sekolah Livslust dibiayai oleh sumbangan dari sponsor dan Oriflame telah menjadi kontributor aktif dari awal.

Oriflame adalah perusahaan kosmetik dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Didirikan di Swedia pada tahun 1967 oleh kakak beradik Robert & Jonas af Jochnick dengan nilai-nilai : KEBERSAMAAN, SEMANGAT & GAIRAH.

Masa depan Anda aman, karena Oriflame adalah sebuah perusahaan yang mapan dan telah berusia 43 tahun serta terdaftar di bursa saham Stockholm.

Oriflame, menawarkan 3 (tiga) cara untuk mengubah hidup Anda:

1. Tampil Luar Biasa (Look Great) 2. Menghasilkan Uang (Make Money) 3. Bersenang-senang (Have Fun)


(54)

Saat ini Oriflame, telah berada di 63 negara antara lain: Rusia, Jerman, Arab Saudi, Iran, dan Indonesia. Hal ini dikarenakan Oriflame memiliki jaminan mutu yang tertera dengan jelas di setiap katalognya, yaitu:

1. No animal testing (tidak diujicobakan pd hewan)

2. Menekankan penggunaan dari bahan-bahan sari pati alami 3. 100% garansi

4. Menggunakan aerosol yang akrab dan aman terhadap ozon 5. Kemasannya bisa di daur ulang

6. Terdaftar oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat & Makanan) 7. Terdaftar oleh APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia)

Cara melakukan order produk Oriflame

Produk kami dijual secara eksklusif melalui jaringan global Consultant yang mandiri. Anda dapat melakukan order produk dengan dua atau tiga cara yang berbeda.

1. Menjadi Consultant

Apakah Anda ingin melakukan order produk untuk Anda sendiri dan keluarga Anda atau mulai menjual produk kami kepada orang lain, Anda dapat mendaftar untuk menjadi Consultant dan dapatkan diskon dari harga katalog.


(55)

Anda dapat melakukan order melalui salah satu Consultant. Mereka akan memberikan Anda saran, menunjukkan contoh produk dan menjawab pertanyaan Anda mengenai produk kami dan menjawab pertanyaan Anda mengenai produk kami dan bagaimana cara menggunakannya.

Order secara langsung

Anda adapat melakukan tiga order secara langsung ke Oriflame dan mencoba produk-produk kami sebelum Anda memutuskan jika Anda ingin menjadi Consultant.

Waktu dan biaya pengiriman

Produk yang ada dikirimkan dalam waktu 1 hari kerja saat menerima order Anda. Jika Anda melakukan order dan pembayaran sebelum pk. 11.00 siang. Senin sampai Jumat (tidak termasuk hari libur) akan dikirimkan pada hari yang sama. Order dan pembayaran yang dilakukan setelah pukul 11:00 siang akan dikirim pada hari kerja berikutnya.

Pilihan Pengiriman Biaya

Pengiriman Pribadi

Biaya Pengiriman Team Pengiriman menggunakan jasa kurir /

ekspedisi (luar kota)

Order Anda dikirim secara langsung ke alamat luar kota melalui kurir / ekspedisi. Jika order Anda diatas Rp.500.000,- (Pribadi) atau


(56)

Rp.30.000,-Rp.1.000.000,- (Team) maka terbebas dari biaya pengiriman.

Bayar tunai saat order diterima (dalam kota)

Pengiriman dilakukan menggunakan motor. Anda membayar tunai kepada kurir saat produk diterima. Jika order Anda diatas Rp.250.000,-(pribadil / team) maka terbebas dari biaya pengiriman.

Rp.7.500,-

Rp.7.500,-SPO

Anda mengambil order pada Service Point (SPO).

Layanan langsung

Lakukan order Anda langsung pada service point kami. Jika order Anda diatas

Rp.175.000,- (pribadi / team) maka terbebas dari biaya pengiriman.

Rp.6.000,-

Rp.6.000,-Lainnya

Pilihan lain yang bisa dilakukan pada pasar Anda.


(57)

Penjualan Produk

Menurut sebuah penelitian tentang bisnis Network Marketing,Sebuah perusahaan MLM yang baik seharusnya dapat melakukan penjualan produk 70% kepada non-distributor, jadi keuntungan perusahaan didapatkan dengan melakukan penjualan produk kepada pasar, dimana terdapat penjual dan pembeli, dan diharapkan keduanya merasa saling di untungkan.

Masyarakat di Indonesia memang cenderung brand mainded, hal ini bisa terjadi karena kebiasaan, misalnya pasta gigi yang dipakai oleh seorang ibu, kemungkinan akan di ikuti oleh anaknya. bisa juga karena iklan, dimana kita tau beban untuk iklan/promosi merupakan beban paling besar dari sebuah produk, disinilah bedanya cara penjualan Oriflame dan cara penjualan biasa, dalam Oriflame produk tidak diiklankan, tapi dipromosikan oleh konsultan langsung ke konsumen, sehingga bisa mengurangi beban biaya produk tersebut.

Sebagai seorang konsultan kita harus mampu melakukan penjualan, nantinya kemampuan ini juga akan berguna untuk hal-hal lain, intinya adalah mau belajar dan kuasai sedikit ilmu marketing. Untuk penjualan produk Oriflame sebenarnya tidak sulit, cukup perlihatkan katalog, sedikit kata2 promosi, biarkan mereka memilih barang yang mereka inginkan, kalau mereka bingung untuk memilih, berikan rekomendasi, karena rekomendasi seorang teman baik akan didengar dengan baik, lalu catat dan lakukan pemesanan ke Oriflame.


(58)

Usahakan punya paling tidak 3 pasar yang akan kamu tawarkan produk ini, misalnya :

1. Teman Kantor 2. Keluarga 3. Tetangga

Semua produk Oriflame merupakan produk berkwalitas dan halal digunakan, bahkan ada garansi uang kembali apabila dalam seminggu konsumen merasa tidak puas dengan pro

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari Perusahaan adalah: “menjadi satu sebagai Perusahaan Penjual Langsung yang bergerak di bidang kecantikan”.


(59)

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME) adalah :

Gambar 3.1

Struktur Organisasi di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME)

3.1.4 Deskripsi Tugas

Level 1 Consultant : Show, invite, attend, daily

Level 2 Managers : Recrurt, train, ses goals, small group OOM Level 3 Directors : Recrurt, train, ses goals, weekly OOM.


(60)

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Furchan(2004:39) ialah “strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi“. Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah mengemukakan prosedur penelitian yang akan digunakan meliputi pengumpulan data, metode yang digunakan, jenis dan metode pengumpulan data, pengujian data serta analisis data.

3.2.1. Desain Penelitian

Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME). Faktor yang akan diteliti adalah Pengaruh Sistem Informasi Penjualan Kosmetik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan survey dan verifikatif, sedangkan untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan menggunakan metode penelitian terstruktur. Menurut Nazir (dalam Nuraedi, Susilana, Hatimah, 2005:54) “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan metode verifikatif Menurut Sugiyono (2003:33) “Verifikatif adalah metode penelitian yang menguji hipotesis dengan menggunakan analisis statistik”.

Variabel yang digunakan adalah Sistem Informasi Penjualan Cosmotic sebagai variabel X atau variabel bebas (Independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, dan Consultant sebagai variabel Y atau variabel


(61)

terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Teknik pengambilan data dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner, kuesioner tersebut dibagikan kepada Consultant di PT. Orindo Alam Ayu. Cara mengumpulkan data menggunakan teknik sensus, karena populasi yang akan diteliti berjumlah sedikit maka semua objek tersebut akan diteliti secara keseluruhan. Adapun pengertian dari teknik sensus adalah mencatat semua elemen atau objek yang diselidiki.

Setelah data terkumpul kemudian akan dilakukan pengujian data dengan cara uji validitas dan uji reliabilitas. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis untuk menentukan hipotesis. Untuk membantu dalam proses perhitungan dan pengujian, dalam penelitian ini digunakan SPSS 14 dan Ms. Excel.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel. Variabel bebas yaitu Sistem Informasi Penjualan sebagai variabel X dan variabel terikat yaitu Konsumen sebagai variabel Y. Menurut Sugiyono (2002: 33) mendefinisikan:

“Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat”.

“Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.”


(62)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Dimensi Indikator Skala Sumber

Data Sistem Informasi Penjualan (X) Siatem informasi Penjualan adalah suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan. Keakuratan Kehandalan Keamanan Kecepatan Tingkat keakuratan data dan informasi yang dihasilkan oleh sistem. Tingkat kecepatan, kemudahan, kegunaan dari sistem. Tingkat keamanan akses dan data pada sistem. Tingkat kecepatan akses pada web. Ordinal Karyawan


(63)

Kepuasan Konsumen (Y) Kepuasan Konsumen adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara kenyataan dan

harapan yang

diterima dari sebuah produk atau jasa.

Kinerja Reliabilitas Serviceablilit y Estetika Tingkat kecepatan pengiriman barang, serta jaminan keselamatan barang. Tingkat terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu. Tingkat kecepatan dan kemudahan dan keramatamahan staf layanan. Tingkat penampilan produk yang bias di nilai dengan panca indra.

Ordinal


(64)

Persepsi terhadap kualitas (perceived quality)

Tingkat kualitas yang di nilai berdasarkan reputasi penjualan.

3.2.3 Metode Penarikan Sampel

Metode penarikan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Populasi

1. Populasi menurut Sugiyono (2001:55) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

2. Menurut Umi Narimawati (2008) populasi adalah seluruh unit analisis yang akan diamati.

Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen di PT. Orindo Alam Ayu yang berjumlah ±30 orang dari konsumen yang sudah menjadi member.


(65)

b. Sensus

Sensus menurut Marzuki (2002:41) adalah mencatat semua elemen yang diselidiki. Jadi menyelidiki semua objek, semua gejala, semua kejadian atau peristiwa, dan yang dihasilkan adalah nilai karakteristik sesungguhnya (true value). Cara sensus yaitu perhitungan yang lengkap (a complete enumeration method). Dalam penelitian ini digunakan sensus karena jumlah responden dapat di jangkau oleh peneliti. Ukuran populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 responden.

3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Jenis dan Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini akan dibahas sebagai berikut :

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan ada dua yaitu:

1. Primer yaitu jenis data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber data utama. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifatup to date.Untuk mendapatkan data primer, penulis harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik pengumpulan data primer antara lain observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner.

2. Sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (dokumen). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal. Dalam hal ini adalah profil PT.


(66)

Orindo Alam Ayu (ORIFLAME), Struktur Organisasi, serta dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian

b. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:

1. Kuesioner / Angket

a. Kuesioner adalah sehimpunan pertanyaan yang telah dirancang terlebih dahulu dimana responden diberi alternative pilihan jawaban yang sesuai dengan pendapatnya.

b. Kuesioner merupakan mekanisme pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui secara persis apa yang diinginkannya dan bagaimana mengukur variabel yang akan ditelitinya.

Dalam penelitian ini, digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan menyangkut variabel yang akan diteliti, kemudian kuesioner tersebut disebarkan kepada Konsumen. Adapun prosedur penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut:

1). Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

2). Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. 3). Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan

tunggal.

4). Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.


(67)

Tabel 3.2 Penilaian Kuesioner

Jawaban Bobot Nilai

Sangat Setuju Setuju

Cukup Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 Sumber : Skala Likert. 2. Dokumentasi

Peneliti mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, agenda, dokumen, majalah dan sebagainya, termasuk dokumen-dokumen milik PT. Orindo Alam Ayu sesuai dengan kebutuhan.

3.2.5. Teknik Pengujian Data

Teknik pengujian data dilakukan untuk menyusun kuesioner yang tepat dan dapat dipercaya maka digunakan uji validitas dan reliabilitas.

3.2.5.1 Uji Validitas

Menurut Purbayu dan Ashari (dalam Nuraedi, Rudi S, Ihat, 2005: 247)

“Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur”.


(68)

Menurut Jonathan Sarwono (2006:218)

“Validitas adalah suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat non parametik digunakan untuk mengukur var nominal, bukan untuk mengukur var internal yang bersifat parametik”.

Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengena pada sasarannya. Suatu test dapat dikatakan memiliki validitas tinggi apabila test tersebut memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test tersebut. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel/ item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas butir soal yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasiproduct momentsebagai berikut

...3.1

Sumber: Arikunto (2002: 146)

Keterangan :

ݎ = Korelasi antara variabel X dan Y.

ΣX = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba.

ΣY = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba.


(69)

Validitas tiap item akan terbukti jikaݎ lebih besar dariݎ ௘௟ dengan α = 0,05. Apabila hasil ݎ lebih kecil dari ݎ ௘௟ pada taraf signifikan, maka item kuesioner tersebut tidak valid. Sebaliknya, jika ݎ lebih besar dari

ݎ ௘௟maka kuesioner tersebut valid.

3.2.5.2 Reliabilitas

Menurut Purbayu dan Ashari (2005: 251)

“ Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan”.

Semakin sedikit kesalahan dalam suatu tes (yaitu semakin reliabel) semakin valid skor tes tersebut. Suatu penilaian yang tidak reliabel secara otomatis tidak valid. Instrumen yang memiliki reliabilitas tinggi diperlukan jika hasil penilaian akan digunakan untuk pengambilan keputusan yang penting. Sebaliknya, reliabilitas tingkat menengah diperlukan jika hasil penilain kurang penting, dan penilaian didasarkan atas beberapa sumber informasi.

Dalam penelitian ini peneliti akan menguji reliabilitas menggunakan alfa Cronbach (Guilford,1945):

         t i V V K K 1 1  ...3.2


(70)

Keterangan :

ܭ = Jumlah butir

ܸ = Varians dari butir ke - i

ܸ = Varians total butir

Untuk mencari varians, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

ߪଶ =∑ మି ∑ಿೣ మ

ே ...3.3

Instrumen dikatakan realiabel jikaα> 0,6 (BambangS.Soedibyo 2005.,72)

3.2.6 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi dan determinasi.

a. Korelasi

Pengertian dari korelasi bivariat parametrik pearson product moment menurut Jonathan Sarwono adalah digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang beskala interval (parametrik).

Analisis korelasi adalah suatu teknik antara variabel-variabel bebas dengan veriabel-variabel terikat. Korelasi digunakan untuk melihat kuat lemahnya


(71)

hubungan antara variabel bebas (Sistem Informasi Penjualan) dan variabel terikat (Konsumen).

Rumus yang digunakan Korelasi Pearson:

...3.5

( Husein Umar, 2002 : 325)

Keterangan:

ݎ = Korelasi antara variabel X dan Y.

ΣX = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba.

ΣY = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba. = Jumlah responden uji coba.

Interprestasi dan nilai koefisien korelasi spearman adalah sebagai berikut:

1. r = 0 atau mendekati 0, artinya : tidak terdapat hubungan antara variabel x dengan variabel y.

2. r = 1 atau mendekati 1, artinya : ada hubungan sempurna langsung.

3. r = -1 atau mendekati -1, artinya : ada hubungan tidak sempurna tidak langsung.


(72)

Tabel 3.3

Interpretasi Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi

Inteval Koefisien Tingkat Penghubung 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono(2004: 214)

Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) dan negatif (-) yaitu : a. Jika korelasi menghasilkan angka positif (+), hubungan kedua variabel

bersifat searah. Searah mempunyai makna bahwa jika variabel bebas besar, maka variabel terikatnya juga besar.

b. Jika korelasi menghasilkan angka negatif (-), hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Tidak searah mempunyai makna bahwa jika variabel bebas besar maka variabel terikatnya adalah kecil.

b. Koefisien determinasi

Menurut Jonathan Sarwono (2005:72) Koefisien Determinasi digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas (variabel X) terhadap variabel tergantung (variabel Y). Koefisien determinasi di hitung dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi kemudian dikalikan dengan 100%.


(73)

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

...3.6 Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi rଶ = Koefisien korelasi

3.2.6.1 Pengujian Hipotesis

Menurut Sudjana (2005 : 379), Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji. Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan diterima. Jika H1 diterima maka H0 ditolak.

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel terdapat hubungan yang erat atau saling berperan, antara variabel bebas yaitu dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi Penjualan dan variabel terikat Kepuasan Konsumen. Dikarenakan penelitian ini bersifat sensus maka dilakukan hipotesis statistik.


(74)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Konsumen di PT. Orindo Alam Ayu (ORIFLAME). Karakteristik responden dapat dikategorikan menurut Jenis Kelamin, Usia, dan Pendidikan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Perempuan Laki-laki 19 11 63.4% 36.6%

Jumlah 30 100%

Sumber : Data Hasil Kuesioner 2011.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin, terdapat sebanyak 19 orang atau 63,4 % Konsumen adalah perempuan, dan sebanyak 11 orang atau 36,6% adalah laki-laki. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas jenis kelamin Konsumen adalah perempuan.

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia

NO. Uraian Frekuensi Persentase

1. 2. 3. 4. 20-30 31-40 41-50 ≥51 22 7 1 0 73.4% 23.4% 3.4% 0%

Jumlah 30 100%


(75)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa berdasarkan usia, terdapat sebanyak 22 orang atau 73,4 % konsumen berusia 20-30 tahun, 7 orang atau 23,4 % berusia antara 31-40 tahun dan 1 orang atau 3,4 % berusia antara 41 - 50. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas usia konsumen adalah antara 20-30 tahun.

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase

SMA D1 D3 S1 16 0 4 10 53.4% 0% 13.4% 33.4%

Jumlah 30 100%

Sumber: Data Hasil Kuesioner 2011.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa berdasarkan pendidikan, terdapat sebanyak 16 orang atau 53,4% konsumen berpendidikan SMA, 4 orang atau 13,4 % berpendidikan D1 dan sebanyak 10 orang atau 33,4 % berpendidikan S1. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumen berpendidikan SMA.

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Masa Berlangganan

Uraian Frekuensi Persentase

< 1 tahun 1-5 tahun 6-10 tahun > 10 tahun

7 16 7 0 23.4% 53.4% 23.4% 0%

Jumlah 30 100%

Sumber: Data Hasil Kuesioner 2011.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa berdasarkan masa langganan, terdapat sebanyak 7 orang atau 23,4% konsumen berlanganan antara < 1 tahun, sebanyak 16 orang atau 53,4% telah berlangganan antara 1-5 tahun, dan sebanyak 7 orang atau 23,4% telah berlanganan antara 6-10 tahun. Maka dapat


(76)

disimpulkan bahwa mayoritas konsumen telah mempunyai masa berlanganan antara 1-5 tahun.

4.2 Analisis Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online yang sedang berjalan di PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame).

Prosedur Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online yang sedang berjalan di PT. Orindo Alam Ayu adalah sebagai berikut dan akan dijelaskan dengan menggunakan pendekatan terstruktur dengan alat bantu seperti, diagram aliran dokumen (Flow Map), diagram konteks, data flow diagram(DFD). Berikut adalah diagram aliran dokumen (Flow Map), diagram konteks,data flow diagram (DFD) Penjualan Kosmetik secara Online :

1. Customer mengisi form order sesuai dengan order yang di inginkan. 2. Form order diserankan kepada Downline.

3. Downline melakukan login dan memasukan kode produk dan jumlah order sesuai dalam form order ke database Sistem Informasi Penjualan Kosmetik.

4. Orifast cek stock barang yang di pesan, jika produk yang di inginkan ada cetak kwitansi dan produk yang di inginkan tidak ada form order di kembalikan kepada customer.

5. Orifast mencetak kwitansi 3 rangkap setiap pengorderan produk, rangkap 1 di simpan oleh Orifast sebagai arsip.

6. Rangkap 2 di berikan kepada Downline sebagai bukti order.


(1)

112

Informasi Penjualan Kosmetik secara Online dengan kepuasan konsumen menggunakan SPSS adalah sebesar 0,447. Dari hasil SPSS hasil ini signifikan atau bermakna pada taraf 0,01 (1%).

4.5.2. Peranan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik Secara Online Terhadap Kepuasan Konsumen

Untuk melihat besarnya peranan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara online terhadap kepuasan konsumen, maka digunakan koefisien determinasi seperti yang dijelaskan dalam Bab III halaman 63. Hasil perhitungan koefisien determinasi adalah :

ݎ2x 100%= (0,447)2 x 100%= 19,98%

Besarnya presentase ini menunjukan seberapa besar peranan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online terhadap Kepuasan konsumen. Peranan ini cukup kecil (relative cukup jauh mendekati 100%) karena masih banyak variabel lain yang berperan dalam meningkatkan kepuasan yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(2)

113

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya yaitu bab hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam penerapannya, Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online sudah berjalan dengan baik dan sistem yang ada di PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame) memang belum ada di perusahaan lain.

2. Tanggapan responden (konsumen) mengenai Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online menunjukan bahwa responden yang setuju adalah 91,98% dan tidak tahu 8%. Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh konsumen menganggap bahwa Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online sudah berjalan dengan baik.

3. Tingkat kepuasan terhadap Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online mencapai nilai 1,13. Ini menunjukan bahwa konsumen (consultant) sangat puas terhadap implementasi sistem tersebut.

4. Hubungan antara Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online dengan Kepuasan Konsumen bermakna secara statistik dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,447. Sedangkan peranan Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online dalam meningkatkan kepuasan


(3)

114

konsumen adalah 19,98%. Peranan ini relatif kecil dikarenakan masih banyak variabel lain yang berperan untuk meningkatkan kepuasan tersebut.

5.2 Saran

Ada beberapa saran yang ingin disampaikan berkenaan dengan penelitian ini.

1. Perlu memunculkan fitur – fitur produk yang lebih lengkap.

2. Perlu penelitian lanjutan untuk melihat variabel apa lagi selain Sistem Informasi Penjualan Kosmetik secara Online yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen (consultant) sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2003.Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.

Azhar Susanto. 2004. Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer. Lingga Jaya. Bandung.

Bambang S.Soedibjo.2005. Pengantar Metode Penelitian edisi II. STIE PASIM. Bandung.

Basu swastha Dharmmestha, 1999,Saluran Pemasaran.BPFE Yogyakarta. Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan. Graha Ilmu.

Bandung.

Drs. HA. Abbas Salim : 2.000:120Buku manajemen Transportasi.Jakarta Fandy Tjiptono, 2004,Pemasaran Jasa. Bayu Media Malang.

Gregorius Chandra, tahun 2002.Strategi dan Program Pemasaran.Jakarta.

Kotler dan Armstrong, Terjemahan Alexander Sindoro (2000), Dasar-dasar Pemasaran, bagian 1 dan 2 Prenhallindo, Jakarta.

Marzuki. 2002.Metodologi Riset. BPFE-UII. Yogyakarta.

Mathis, Robert L, John H.Jackson. 2001.MSDM jilid 1 dan 2(terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira). Salemba. Jakarta.

Nuraedi, Rudi Susilana, Ihat Hatimah. 2006.Penelitian Pendidikan. Bandung. Riduan. 2003.Dasar-dasar Statistika. Alfabeta. Bandung.

Zulkifli Amsyah. 2001. Manajemen Sistem Informasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


(5)

http://Dunia Perkuliahan/Prinsip Metodologi Penelitian Ilmiah/15 Januari 2009 http://pusatpenelitianinformatika/Modul Penggajian Sistem Informasi SDM

(SISDM) / 25 Februari 2009

http://www.google.com/metodepenelitian Ratni Primalita/ 15 Januari 2009 http://www.wordpress.com/Intanghina’s Weblog/Kinerja/ 28 Februari 2009 http://www.google.com/Laili’s Weblog/Sistem Informasi Manajemen/ 29 Maret

2009

http://Ahmadsanusi’s Weblog/Sistem Akuntansi Gaji dan Upah/ 29 Maret 2009 http://metakom.web.id


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Dewi Yulia

Tempat / Tgl Lahir : Bandung, 10 Desember 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Ciroyom Gg Al – Fatah Rt 01/Rw 11 No. 135 Bandung 40183

No Telpon / Hp : 02292594145

Email : Wcute99@yahoo.com

II. Pendidikan Formal

1. Tahun 1994-2000 : SD Jatayu 3 Bandung 2. Tahun 2000-2003 : SMP Angkasa Bandung 3. Tahun 2003-2006 : SMA Angkasa Bandung