Kompetensi dan Motivasi Kewirausahaan terhadap Kesuksesan Karir bagi para Konsultan pada PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame) Cabang Medan

(1)

SKRIPSI

KOMPETENSI DAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KESUKSESAN KARIR BAGI PARA KONSULTAN PADA

PT.ORINDO ALAM AYU (ORIFLAME) CABANG MEDAN

OLEH

RUDI PURNOMO 090502160

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

KOMPETENSI DAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KESUKSESAN KARIR BAGI PARA KONSULTAN PADA

PT.ORINDO ALAM AYU (ORIFLAME) CABANG MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompettensi dan motivasi kewirausahaan terhadap kesuksesan karir para konsultan Oriflame.

Data pada penelitian ini adalah data primer yang berupa kuesioner yang didapat melalui wawancara dengan konsultan Oriflame. Jenis penelitian ini adalah penelitian Asosiatif, dengan menggunakan Metode Analisis Regresi Linier Berganda dengan tingkat signifikansi (α) = 5%.

Hasil pengujian hipotesis dengan melakukan Uji-F menunjukkan bahwa secara serempak kompetensi dan motivasi kewirausahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap kesuksesan karir. Uji-t menunjukkan bahwa kompetensi dan motivasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan karir bagi para konsultan pada PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame).

Hasil uji determinan menunjukkan nilai 0,603, sehingga kesuksesan karir dapat dijelaskan oleh kompetensi dan motivasi kewirausahaan sebesar 60,3%. Kata Kunci: Kompetensi Kewirausahaan, Motivasi Kewirausahaan,


(3)

ABSTRACT

ENTREPRENEURIAL COMPETENCIES AND MOTIVATION ON CAREER SUCCESS FOR PT.ORINDO ALAM AYU

(ORIFLAME) CONSULTANTS MEDAN BRANCH

The purpose of this study was to identify and analyze the effect of entrepreneurial competencies and motivation on career success for Oriflame consultants.

The data in this study is primary data obtained through a questionnaire interview with Oriflame consultants. This type of research is the study of associative, by using Multiple Linear Regression Analysis Method with significance level (α) = 5%.

The result of hypothesis testing by performing the F-test showed that the simultaneous entrepreneurial competencies and motivation have significant impact on the career success. The t-test indicates that entrepreneurial competencies and motivation have positive and significant impact on the career success for PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame) consultants.

The result of determinant test showed a value of 0,603, so that career success can be explained by entrepreneurial competencies and entrepreneurial motivation by 60,3%.

Keywords: Entrepreneurial Competencies,Entrepreneurial Motivation, Career Success


(4)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kejernihan berfikir bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Salawat berangkaikan salam tak lupa pula penulis hadiahkan ke haribaan nabi besar junjungan kaum muslimin Muhammad SAW, semoga syafaat senantiasa tercurahkan kepada orang – orang yang senantiasa meneladani beliau.

Skripsi ini berjudul “Kompetensi dan Motivasi Kewirausahaan terhadap Kesuksesan Karir bagi para Konsultan pada PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame) Cabang Medan”. Penulis juga telah banyak memperoleh bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada Ayahanda tercinta Drs.H. Poniman yang telah memberikan dukungan baik bersifat finansial maupun nonfinansial, Ibunda tersayang Eli Ratnawati . Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Sc Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

5. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA., selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas waktu yang telah diluangkan, saran yang telah diberikan dan bimbingannya kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. 6. Ibu Dra.Marhaini, Ms, selaku Dosen Pembaca Penilai, terimakasih atas

saran-saran yang diberikan kepada penulis..

7. Eka Putra Aditya sahabatku, terima kasih atas dukungan yang diberikan. Terima kasih kepada Wan, Poltak, Arum, yang telah banyak membantu dan juga memberikan motivasi kepada penulis.

8. Ros, Yolanda, Clara, Nana, Astri, Sania dan teman – temanku di Manajemen 2009 yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya.

9. Kepada para upline dan downline ku di Oriflame, terima kasih. Karena kalian telah banyak membantu dalam penyelesaian penelitian ini.

Medan, Maret 2014

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kompetensi Wirausaha ... 8

2.1.1 Pengertian Kompetensi Wirausaha ... 8

2.1.2 Jenis-Jenis Kompetensi Wirausaha ... 8

2.2 Motivasi Wirausaha ... 14

2.2.1 Pengertian Motivasi Wirausaha ... ... 14

2.2.2 Jenis-Jenis Motivasi ... ... 14

2.3 Kesuksesan Karir ... 17

2.3.1 Pengertian Kesuksesan Karir ... ... 17

2.3.2 Dua Belas Kunci Kesuksesan Karir ... ... 18

2.4 Penelitian Terdahulu ... 20

2.5 Kerangka Konseptual ... .... 23

2.6 Hipotesis ... ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Batasan Operasional ... 26

3.4 Definisi Batasan Operasional ... 27

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

3.10 Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 41

4.1 Gambaran Perusahaan ... 41

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 41


(7)

4.1.3 Rencana Kesuksesan Konsultan Oriflame ... 43

4.2 Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Teknik Analisis ... 44

4.2.2 Metode Analisis Statistik ... 53

4.3 Pembahasan ... 65

4.3.1 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kesuksesan Karir ... 65

4.3.2 Pengaruh Motivasi Kewirausahaan terhadap Kesuksesan Karir ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... . 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 69


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Manager 12%, 15%, 18% ... 4

Tabel 1.2 Penjelasan Target Pencapaian Manajer Oriflame ... 5

Tabel 2.1 Faktor hygience dan faktor motivators ... 17

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 20

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 29

Tabel 3.2 Instrumen Skala Numerikal ... 30

Tabel 3.3 Distribusi Sampel Konsultan Oriflame dari Grup Riris S/ Riduan Butar-butar ... 32

Tabel 3.4 Validasi Tiap Pernyataan ... 35

Tabel 3.5 Reliability Statistics ... 36

Tabel 4.1 Jenis Kelamin * Usia Crosstabulation ... 44

Tabel 4.2 Jenis Kelamin * Pendidikan Crosstabulation ... 45

Tabel 4.3 Jenis Kelamin * Kegiatan Crosstabulation ... 45

Tabel 4.4 Jenis Kelamin * Peringkat Crosstabulation ... 46

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden terhadap Kompetensi Kewirausahaan ... 48

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Motivasi Kewirausahaan ... 50

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Kesuksesan Karir ... 52

Tabel 4.8 Uji Normalitas ... 56

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ... 57

Tabel 4.10 Uji Glejser ... 59

Tabel 4.11 Uji F ... 61

Tabel 4.12 Hasil Uji t ... 62


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Piramida Kebutuhan Maslow ... 15 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 25 Gambar 4.1 Rencana Kesuksesan Konsultan Oriflame ... 43 Gambar 4.2 Hasil Uji Normal P-Plot of Regression Standardized

Residual ... 55 Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas (Scatterplot) ... 58


(10)

ABSTRAK

KOMPETENSI DAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KESUKSESAN KARIR BAGI PARA KONSULTAN PADA

PT.ORINDO ALAM AYU (ORIFLAME) CABANG MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompettensi dan motivasi kewirausahaan terhadap kesuksesan karir para konsultan Oriflame.

Data pada penelitian ini adalah data primer yang berupa kuesioner yang didapat melalui wawancara dengan konsultan Oriflame. Jenis penelitian ini adalah penelitian Asosiatif, dengan menggunakan Metode Analisis Regresi Linier Berganda dengan tingkat signifikansi (α) = 5%.

Hasil pengujian hipotesis dengan melakukan Uji-F menunjukkan bahwa secara serempak kompetensi dan motivasi kewirausahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap kesuksesan karir. Uji-t menunjukkan bahwa kompetensi dan motivasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan karir bagi para konsultan pada PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame).

Hasil uji determinan menunjukkan nilai 0,603, sehingga kesuksesan karir dapat dijelaskan oleh kompetensi dan motivasi kewirausahaan sebesar 60,3%. Kata Kunci: Kompetensi Kewirausahaan, Motivasi Kewirausahaan,


(11)

ABSTRACT

ENTREPRENEURIAL COMPETENCIES AND MOTIVATION ON CAREER SUCCESS FOR PT.ORINDO ALAM AYU

(ORIFLAME) CONSULTANTS MEDAN BRANCH

The purpose of this study was to identify and analyze the effect of entrepreneurial competencies and motivation on career success for Oriflame consultants.

The data in this study is primary data obtained through a questionnaire interview with Oriflame consultants. This type of research is the study of associative, by using Multiple Linear Regression Analysis Method with significance level (α) = 5%.

The result of hypothesis testing by performing the F-test showed that the simultaneous entrepreneurial competencies and motivation have significant impact on the career success. The t-test indicates that entrepreneurial competencies and motivation have positive and significant impact on the career success for PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame) consultants.

The result of determinant test showed a value of 0,603, so that career success can be explained by entrepreneurial competencies and entrepreneurial motivation by 60,3%.

Keywords: Entrepreneurial Competencies,Entrepreneurial Motivation, Career Success


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini ada banyak sekali perusahaan yang menawarkan sistim penjualan langsung (direct selling), sistem penjualan langsung ini tentunya mengizinkan para anggotanya untuk memperluas jaringan dengan cara merekrut anggota baru yang akan mereka sponsori, sehingga selain harus melakukan penjualan mereka juga memiliki target untuk memperluas jaringan. Para anggota dari direct selling

tersebut terdaftar di perusahaannya masing-masing untuk menunjukkan bahwa mereka legal sebagai anggota perusahaan tersebut dan mendapatkan izin untuk memasarkan dan membawa nama besar perusahaan tersebut.

Menurut APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia), penjualan langsung adalah metode penjualan barang dan/ atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan yang wajar

PT.Orindo Alam Ayu (selanjutnya disebut Oriflame) merupakan sebuah perusahaan multinasional yang didirikan oleh dua bersaudara Jonas af Jochnick dan Robert af Johnick, saat ini Oriflame telah menjadi sebuah perusahaan bersistem penjualan langsung di 60 negara di seluruh dunia. Portofolio yang luas


(13)

dari produk-produk kecantikan Swedia yang alami, inovatif dipasarkan melalui tenaga penjualan sekitar 3.600.000 orang konsultan mandiri.

Oriflame menawarkan peluang bisnis terkemuka untuk orang-orang yang ingin membuat uang dari hari pertama dan berkerja untuk memenuhi impian dan ambisi pribadi mereka melalui konsep bisnis yang unik – Make Money Today and Fulfil Your Dreams Tomorrow. Visi Oriflame adalah menjadi nomor 1 sebagai perusahaan penjualan langsung yang bergerak di bidang kecantikan, dan misi Oriflame adalah untuk mewujudkan impian. (oriflame.co.id)

Menurut Ng (2005: 368) kesuksesan karir didefinisikan sebagai akumulasi kerja yang positif dan hasil psikologis akibat pengalaman kerja seseorang. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kesuksesan dapat diraih apabila seseorang memberikan kinerja yang baik disertai banyaknya pengalaman kerja seseorang. Kesuksesan karir sendiri terbagi menjadi dua, yaitu kesuksesan karir objektif yaitu kesuksesan karir yang dapat diukur secara objektif (eksternal) dan kesuksesan karir subjektif yaitu kesuksesan karir yang diukur oleh diri sendiri (internal).

Para konsultan Oriflame tentunya ingin mencapai kesuksesan pada karir mereka, akan tetapi masih banyak konsultan yang tidak fokus dalam memaksimalkan kinerja mereka, sehingga banyak konsultan yang berhenti di level tertentu. Kurangnya kompetensi dan motivasi menjadi penyebab utama kegagalan konsultan dalam mencapai kesuksesan karir mereka. Banyak konsultan yang berpikir bahwa menjadi konsultan produk kecantikan hanyalah pekerjaan sampingan, sehingga konsultan tersebut menjadi kurang tertarik untuk


(14)

meningkatkan kompetensi dan motivasi mereka. Hal tersebut akan mempengaruhi kinerja mereka dan tentunya akan berakibat buruk pada karir mereka di Oriflame. Kompetensi kewirausahaan tentunya perlu untuk dimiliki oleh setiap wirausahawan , seperti halnya profesi lainnya dalam kehidupan. Menurut Karra, 2008 (dalam Lin, 2011:2) kompetensi kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan mendapatkan atau membuat pasar berdasarkan kesempatan berwirausaha serta membutuhkan sumber daya. Menurut Scarborough,2006 (dalam Heru, 2009: 38). 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh wirausahawan antara lain: kenali bisnis anda , mengetahui dasar manajemen bisnis, memiliki sikap yang pantas, memiliki cukup modal, mengatur keuangan secara efisien, mengatur waktu secara efisien, mengelola orang lain, memuaskan pelanggan dengan menyediakan produk berkualitas tinggimengetahui bagaimana cara bersaing, membuat aturan/pedoman yang jelas tersurat.

Salah satu masalah kompetensi yang dialami oleh para konsultan baru Oriflame adalah masalah dalam mengelola orang lain atau downline, sebagai konsultan mereka diizinkan untuk memiliki downline yang akan membantu mereka dalam mengumpulkan poin yang akan membantu menaikkan jenjang karir konsultan tersebut, disinilah letak masalah tersebut kurangnya kemampuan konsultan tersebut untuk menumbuhkan minat penjualan para downline di bawahnya, dan ketidak mampuan mereka untuk mempengaruhi downline mereka untuk lebih aktif lagi untuk merekrut downline yang baru dan juga agar downline

baru tersebut tetap aktif berbelanja setiap bulannya, sehingga pertumbuhan jaringan dari konsultan tersebut terkesan lambat atau bahkan diam di tempat.


(15)

Dengan tingginya kompetensi yang dimiliki oleh konsultan baru, tentunya akan membantu mempercepat konsultan tersebut untuk meraih kesuksesan karir, sehingga apabila konsultan baru tersebut karirnya terus meningkat maka akan berimbas kepada upline diatas konsultan baru tersebut.

Berikut adalah perbandingan data jumlah manajer 12%, 15%, 18% periode April – Juni 2013, data ini bersumber dari grup Riris S / Riduan Butar-butar.

Tabel 1.1

Jumlah Manajer 12%, 15%, 18% April - Juni 2013

Manajer

Bulan

April Mei Juni

12% 33 32 36

15% 27 20 29

18% 15 7 17

Sumber : Riris S (2013), Data diolah

Seperti yang bisa dilihat pada Tabel 1.1 , pada bulan April jumlah konsultan yang berhasil memasuki level manajer 12% sebanyak 33 orang, pada bulan Mei sebanyak 32 orang, dan pada bulan Juni sebanyak 36 orang. Terjadi penurunan di bulan Mei yang dikarenakan menurunnya penjualan, sehingga beberapa manajer harus merelakan posisi manajer 12% mereka turun ke posisi konsultan.


(16)

Tabel 1.2

Penjelasan Target Pencapaian Manajer Oriflame Manager Poin yang

dibutuhkan Jumlah bonus

12% 2400 Rp.650.000,00 – Rp.900.000,00

15% 4000 Rp.1.000.000,00 – Rp.1.500.000,00 18% 6600 Rp.2.000.000,00 – Rp.3.000.000,00

Sumber: Oriflame 2013

Selain kompetensi tentunya motivasi sangat mempengaruhi seseorang untuk memulai berwirausaha. Menurut HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda

Indonesia,(

seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu , sehingga motivasi dapat diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang.

Ada beberapa teori motivassi terkenal antara lain, teori Taylor, teori Mc Gregor, teori kebutuhan Maslow, dan teori Herzberg. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori motivasi Herzberg. Terdapat dua faktor di dalam tori ini, antara lain faktor higienis dan faktor motivator, faktor higienis adalah faktor yang tidak mendorong manusia untuk berusaha. Sedangkan faktor motivator adalah faktor yang menimbulkan rasa kepuasan , sehingga dapat mendorong manusia untuk meningkatkan kinerjanya. Teori motivasi Herzberg dipilih karena teori ini merupakan teori yang paling tepat untuk diaplikasikan dengan fenomena yang akan diteliti.

Fakta di lapangan menyatakan bahwa banyak orang yang bergabung dengan Oriflame yang dilandasi dengan keinginan untuk menambah penghasilan. Mereka mengatakan bahwa mereka memiliki banyak kebutuhan dan keinginan yang harus terpenuhi sehingga mereka bergabung di Oriflame. Akan tetapi


(17)

beberapa dari mereka juga memiliki alasan karena ingin mengisi waktu luang yang disebabkan oleh susahnya mencari pekerjaan saat ini.

1.2 Perumusan Masalah

Bedasarkan uraian latar belakang, maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah: Apakah kompetensi dan motivasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan karir bagi para konsultan PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi dan motivasi kewirausahaan terhadap kesuksesan karir para konsultan Oriflame.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi PT.Orindo Alam Ayu, sebagai informasi dan bahan masukan bagi perusahaan untuk dijadikan acuan guna meningkatakan kesuksesan karir konsultannya.

2. Bagi peneliti, untuk memberikan kontribusi pemikiran guna memperluas wawasan dan memberikan masukkan agar kinerja penulis sebagai konsultan Oriflame semakin baik.


(18)

3. Bagi konsultan lain / umum, untuk memberikan masukan bagi para konsultan lainnya agar dapat membina grupnya menjadi lebih produktif. 4. Bagi peneliti lain, sebagai referensi yang dapat menjadi bahan


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi Wirausaha

2.1.1 Pengertian Kompetensi Wirausaha

Agar mencapai kesuksesan karir di dalam suatu bisnis tentunya tidaklah mudah, ada banyak hal yang harus diketahui dan dikuasai oleh pelaku bisnis tersebut. Menurut Fithri dan Amanda (2012 : 280) kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada kinerja. Sehingga dapat diartikan bahwa wirausaha yang sukses adalah seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, nilai, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksakanan pekerjaan atau kegiatan.

2.1.2 Jenis-Jenis Kompetensi Wirausaha

Menurut Scarborough, dalam Heru,(2009:38), kompetensi wirausaha terbagi 10 yaitu:

1. Kenali bisnis anda, seorang wirausaha dalam melakukan kegiatan usaha harus mengetahui dengan jelas bisnis apa yang dilakukan sekarang dan prospek di masa depan. Beberapa pertanyaan yang harus mampu dijawab wirausaha yang berhubungan dengan bisnisnya:

a. Apa produk kita sekarang dan masa mendatang? b. Siapa dan bagaimana konsumen kita?


(20)

d. Berada di mana usaha kita dibanding perusahaan produk sejenis? e. Bagaimana cara membangun kompetensi di masa depan?

2. Mengetahui dasar manajemen bisnis, pengetahuan dasar manajemen bisnis merupakan pengetahuan yang harus dan benar-benar dimiliki oleh wirausaha agar unggul. Wirausaha yang unggul membutuhkan pengetahuan manajemen, seperti: bagaimana melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, staffing, pengkoordinasian, evaluasi serta pengendalian. Di samping pengetahuan manajemen, wirausaha sangat membutuhkan pengetahuan operasional perusahaan, seperti: keuangan, pemasaran produk, pengelolaan tenaga kerja, berproduksi, serta catatan akuntansi dan informasi.

3. Memiliki sikap yang pantas, sifat, sikap yang baik harus dimiliki oleh wirausaha. Wirausaha dalam melakukan kegiatan selalu berhubungan dengan pihak lain di mana pihak lain tersebut memilki kepentingan terhadap kelangsungan usaha. Pada masa kini dan masa depan wirausaha harus mau dan mampu berlaku etis dan memiliki rasa tanggung jawab sosial guna kelangsungan hidup usaha di masa depan.

4. Memiliki modal yang cukup, wirausaha adalah manajer dalam arti memilki kemampuan dalam mengelola usaha. Kemampuan mengelola keuangan merupakan hal yang sangat penting guna kelangsungan hidup usaha. Kemampuan medatangkan modal sangat ditentukan keahlian wirausaha dalam mengevaluasi sumber-sumber pendanaan dan juga pengalaman di bidang keuangan.


(21)

5. Mengatur keuangan secara efisien, wirausaha yang unggul ketika mampu mengelola keuangan dengan efektif. Wirausaha yang mampu mencari sumber pendanaan yang paling murah (cost of capital rendah), mampu melakukan investasi terhadap dana yang tersedia (rate of return lebih besar dari cost of capital), mampu membuat penganggaran, serta mampu memanfaatkan keuntungan usaha dengan tepat. Tidak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk mencatat kegiatan operasional setiap hari secara akuntansi, sehingga setiap aktivitas bisa dipertanggung jawabkan secara otentik.

6. Mengatur waktu secara efisien, wirausahawan harus mampu mengelola waktu dengan baik. Adakalanya produk, pemesanan, job dan kegiatan di luar bisnis cukup tinggi sejalan dengan banyaknya kolega. Kemampuan membuat time schedule dan menepati merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk menjaga hubungan baik dengan kolega.

7. Mengelola orang lain , sejalan dengan meningkatnya bisnis, hubungan antara karyawan, dengan orang lain, pihak luar, masyarakat semakin tinggi. Kompleksitas perilaku karyawan, tuntutan kebutuhan, gaya hidup membutuhkan kemampuan untuk mengelola orang dengan lebih baik. Landasan bisnis adalah kemampuan karyawan yang terlatih dengan baik dan termotivasi. Perhatian terhadap penempatan tenaga kerja, penggajian, bonus, promosi, kesejahteraan karyawan dan keluarga sangat dibutuhkan untuk menjaga rendahnya perputaran karyawan.


(22)

8. Memuaskan pelanggan dengan menyediakan produk berkualitas tinggi, wirausaha yang unggul mengajarkan bahwa barang dan jasa yang berkualitas tinggi sangat penting dalam mempertahankan persaingan. Manfaat yang didapat dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tidak hanya mengurangi bentuk kerusakan, tetapi juga meninngkatkan produktivitas, meningkatkan kepuasan konsumen, semakin rendahnya biaya, menjaga citra baik perusahaan.

9. Mengetahui bagaimana cara bersaing, persaingan yang sehat, mampu menjaga kemitraan sangat dibutuhkan bagi kelangsungan bisnis di masa depan. Wirausaha harus mengetahui siapa pesaingnya, memiliki kemauan dan kemampuan untuk bagaimana berkompetisi dengan lebih baik, berdasarkan norma etika dan tanggung jawab sosial. Ahli pemasaran Keegan (1996) mengungkapkan bahwa pemasaran kedepan akan berorientasi ke pemasaran strategi, di mana pesaing bukan lagi sebagai lawan yang harus dimatikan tetapi sebagai mitra dalam berlomba memberikan kepuasan konsumen.

10.Membuat aturan/ pedoman yang jelas tersurat, aturan yang jelas dan formal sangat dibutuhkan bagi pertanggung jawaban kegiatan dan kelangsungan hidup bisnis. Aturan-aturan pekerjaan, aturan ketenagakerjaan, skedul kerja, jalur dan rantai pekerjaan harus jelas dan konsisten.

Menurut Mitchelmore (2009 : 100), kompetensi wirausaha terbagi 6, yaitu: 1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan ceruk pasar yang layak


(23)

2. Mengembangkan produk layanan yang tepat bagi perusahaan 3. Menghasilkan ide

4. Mampu mengenali lingkungan 5. Mengenali manfaat peluang

6. Mampu membuat strategi untuk memanfaatkan peluang

Menurut Heru (2009 : 41), disebutkan juga bahwa kompetensi wirausaha terbagi menjadi 7, antara lain:

1. Kompetensi hubungan antar manusia, kompetensi wirausaha yang berhubungan dengan kemampuan menjaga, membangun, mengembangkan, hubungan baik dengan orang, serta pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, seperti dengan: rekan kerja, karyawan, penyalur barang, pemasok bahan, investor, kreditur, masyarakat 2. Kompetensi teknik, kompetensi wirausaha yang berhubungan dengan

teknik, cara, bahan serta tenaga kerja yang menghasilkan berang dan jasa yang dihasilkan perusahaan

3. Kompetensi marketing, kompetensi wirausaha yang berkaitan dengan kemampuan wirausaha di bidang pemasaran produk. Kemampuan ini mencakup keahlian melakukan riset pasar, memilih strategi pemasaran, mengkombinasikan bauran pemasaran yang menguntungkan

4. Kompetensi keuangan, kompetensi wirausaha dalam mengelola keuangan, terutama mencari sumber pendanaan yang paling murah, menggunakan dan menginvestasikan dana yang menguntungkan, membuat anggaran


(24)

yang tepat dan membagi laba atas keuntungan usaha dengan memuaskan semua pihak yang berkepentingan

5. Kompetensi konseptual, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan untuk membuat konsep kegiatan, event, produk yang baik. Konsep tersebut apabila dijalankan dapat berhasil 6. Kompetensi dalam pengambilan keputusan, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengambil keputusan dengan tepat. Wirausaha selalu berhubungan dengan aktivitas yang berisiko, ketidak pastian lingkungan, maka dibutuhkan keahlian dalam pengambilan keputusan yang tepat, terukur dan menguntungkan. 7. Kompetensi dalam mengatur waktu, kompetesi yang dimiliki oleh

wirausahawan yang berhubungan dengan kemampuan mengatur waktu dengan efisien

Sedangkan menurut Wu dalam Fithri dan Amanda (2012 : 280), beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah:

1. Kemampuan menganalisis secara sistematis

2. Kemampuan untuk mengambil peluang dan mengelola sumber yang ada 3. Kemampuan untuk menemukan kebutuhan internal dan eksternal dari

konsumen

4. Kemampuan untuk belajar dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki 5. Kemampuan berkomunikasi


(25)

2.2 Motivasi Wirausaha

2.2.1 Pengertian Motivasi Wirausaha

Agar tercapainya kesuksesan tentunya dibutuhkan motivasi yang kuat. Menurut Sukirno (2004 : 191), motivasi didefenisikan sebagai serangkaian karakter dalam diri manusia yang menyebabkan orang berprilaku dalam cara tertentu. Sedangkan menurut Sunyoto (2013 : 191), motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak, motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diartikan bahwa motivasi adalah sesuatu kekuatan yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan ketekunan.

2.2.2 Jenis-jenis Motivasi

Dalam Sukirno (2004 : 194), terdapat beberapa teori motivasi dari beberapa ahli antara lain:

Teori Taylor

Frederick W. Taylor dipandang sebagai perintis dalam studi mengenai sikap dan motiasi manusia dalam bekerja. Dalam bukunya The Principles of Scientific Management, yang diterbitkan tahun 1911, Taylor berpendapat bahwa faktor utama yang mendorong para pegawai untuk bekerja giat adalah kompensasi keuangan yang diberikan. Semakin banyak upah atau gaji yang diberikan semakin giat seseorang itu bekerja.


(26)

Teori Mc Gregor

Teori Mc Gregor dikenal juga dengan teori X dan Y, masing-masing teori ini menerangkan pandangan manajer terhadap bawahannya. Manajer keyakinannya tergolong kedalam teori X akan memandang rendah bawahannya. Manajer-manajer dalam golongan ini berpendapat para pekerja mempunyai ciri-ciri berikut: malas, tidak berambisi, kurang bertanggung jawab, mementingkan diri sendiri dan tidak suka perubahan. Manajer yang tergolong kedalam teori Y berkeyakinan para bawahannya mempunyai sifat berikut: energik, berambisi, dan siap memegang tanggung jawab.

Teori Kebutuhan Maslow

Abraham Maslow adalah seorang psikolog yang mengembangkan teorinya dalam tahun 1943. Menurut pendapat Maslow, kebutuhan seseorang dapat dibedakan secara berikut:

Gambar 2.1 Piramida kebutuhan Maslow

1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup, kebutuhan ini meliputi kebutuhan pokok seperti makanan, pakaian,

Aktualisasi diri

Penghargaan

Sosial

Keamanan


(27)

perumahan, hiburan dan, pendidikan. Ini merupakan kebutuhan yang sangat penting.

2. Kebutuhan keamanan, yaitu motivasi untuk melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi rasa aman atas sumberdaya yang dimiliki, seperti: investasi, perumahan, asuransi, dan sebagainya.

3. Kebutuhan sosial, motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi kebutuhan sosial, berhubungan dengan orang lain dalam suatu komunitas.

4. Kebutuhan penghargaan, yaitu motivasi melakukan usaha, bisnis untuk memenuhi rasa bangga , diakuinya potensi yang dimiliki dalam melakukan kegiatan bisnis.

5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu motivasi melakukan kegiatan usaha, bisnis untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Keinginan wirausaha untuk menghasilkan sesuatu yang diakui secara umum bahwa hasil kerjanya dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat. Teori Herzberg

Teori dua faktor ini membedakan hal-hal yang daat mempengaruhi kesungguhan para pegawai dalam bekerja kepada dua kelompok, yaitu faktor

hygience dan faktor motivators. Hygience faktor adalah faktor-faktor yang tidak mendorong manusia untuk bekerja keras. Motivators faktor adalah faktor-faktor yang menimbulkan rasa kepuasan, sehingga dapat mendorong seseorang untuk lebih giat berusaha.


(28)

Tabel 2.1 Faktor hygience dan faktor motivators

Faktor Hygience Faktor Motivators

Kondisi kerja Penghargaan atas pencapaian

Gaji dan jaminan Penghargaan atas kerja yang dilakukan Kebijakan perusahaan Tanggung jawab

Para pengawas dalam pekerjaan Kerja yang ditugaskan Hubungan antar pekerja Perkembangan pribadi

Sumber : Sukirno ( 2004)

2.3 Kesuksesan Karir

2.3.1 Pengertian Kesuksesan Karir

Menurut Dries (2011 : 364), kesuksesan karir bisa diartikan ke dalam literatur kontemporer yaitu sebagai pengalaman dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan setiap individu. Sedangkan menurut Stebbins ( dalam Arthur 2005 : 179) kesuksesan karir bisa dibagi menjadi dua dimensi. Di sisi kesuksesan karir objektif menunjukkan kurang lebih indikator yang dapat diukur. Sedangkan di sisi kesuksesan karir subjektif, menunjukkan perasaan dari orang tersebut terhadap karirnya.

Menurut Van Maanen (dalam Arthur 2005 : 179) kesuksesan karir objektif bisa diartikan sebagai perspektif eksternal yang menggambarkan kurang lebih indikator nyata dari situasi karir orang tersebut. Indikator tersebut meliputi pekerjaan, situasi keluarga, pergerakan karir, sifat dari tugas yang diberikan, gaji, tingkatan karir.


(29)

Menurut Van Maanen (Arthur 2005 : 179) kesuksesan karir secara subjektif diartikan sebagai pemahaman terhadap diri sendiri dan evaluasi dari karir tersebut. Seseorang memiliki aspirasi karir yang berbeda, serta menempatkan nilai-nilai yang berbeda pada faktor-faktor antara lain, pekerjaan, situasi keluarga, pergerakan karir, sifat dari tugas yang diberikan, gaji, tingkatan karir. Tentunya seseorang baru bisa dikatakan sukses apabila ia mencapai standar dari indikator objektif dan subjektif.

2.3.2 Dua Belas Kunci Kesuksesan Karir

Menurut Oltesvig (2006 : 22) ada 12 kunci agar kesuksesan karir dapat tercapai, antara lain:

1. Mengelola karir Anda, Andalah yang bertanggung jawab untuk mengelola karir anda sendiri, sebagai profesional yang berkualitas, anda harus mengendalikan karir anda untuk mengimbangi dengan perubahan yang terjadi.

2. Berani bertanggung jawab, jangan pernah bergantung kepada bawahan anda untuk kesuksesan karir anda. Anda harus berani mengambil tanggung jawab untuk mengelola karir anda.

3. Mulai hari ini, tidak peduli seberapa burukpun karir anda di masa lalu, karena selalu ada harapan untuk masa depan jika anda ingin berbuat sesuatu yang benar untuk karir anda dan memulai perubahan hari ini.

4. Mengartikan kesuksesan bagi Anda, mendefenisikan kesuksesan dan menyesuaikan tujuan yang layak bagi anda sangatlah penting dan perlu untuk dilakukan sekarang juga, sehingga mulai pikirkan arti dari sukses


(30)

bagi anda secara pribadi, dan anda pun akan segera mendapatkan kesuksesan tersebut.

5. Memulai dari dasar, memulai karir dari sebuah perusahaan kecil merupakan jalan yang baik untuk mendapatkan pengalaman di dunia kerja. Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah orang yang tidak produktif, sehingga jangan takut untuk mencoba hal yang baru.

6. Menciptakan nilai, untuk mencapai kesuksesan di dalam suatu perusahaan, anda harus menciptakan nilai.

7. Tegas terhadap diri sendiri, siapa saja yang merasa hidup itu mudah, mereka adalah orang-orang yang tidak pernah merasakan saat-saat sulit di dalam hidupnya. Sifat tegas terhadap diri sendiri dapat menghindarkan kita dari keadaan sulit dalam hidup.

8. Fokus , selalu fokus dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga ini akan membantu anda untuk meningkatkan performa kerja anda.

9. Menjadi seorang penulis, kunci kesuksesan lainnnya adalah dengan menjadi penulis, cobalah untuk menulis sebuah artikel dan diterbitkan kedalah sebuah jurnal nasional, sehingga banyak orang yang akan mengetahui siapa anda dan perusahaan tempat anda bekerja.

10.Gunakan kemunduran sebagai batu loncatan, anda dapat merencanakan karir anda di masa depan ketika anda mendapat PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), ataupun saat anda memutuskan untuk berhenti bekerja di suatu perusahaan.


(31)

11.Terlatih untuk sukses, sebuah pendidikan dasar merupakan elemen terpenting dari kesuksesan karir, sehingga biasakanlah diri anda agar terlatih untuk sukses

12.Mempertimbangkan perusahaan masa lalu, mungkin anda telah keluar dari sebuah perusahaan, akan tetapi suatu saat setelah sekian lama anda bekerja ditempat lain, mungkin saja ada peluang untuk bekerja kembali di perusahaan lama anda dengan posisi yang lebih baik.

2.4 Penelitian Terdahulu

Di dalam Tabel 2.2 dapat dilihat daftar penelitian terdahulu yang digunakan di dalam penelitian ini.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu NO Nama Peneliti / Tahun

Judul Penelitian Variabel Hasil

1 Wing Yan Thomas Man, 2001 Entrepreneurial Competencies and the Performance of Small and Medium Enterprises in the Hong Kong Service Sector Bebas: kompetensi kewirausahaan kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap performa dari perusahaan kecil dan

menegah dalam sektor pelayanan di Hong Kong Terikat: performa dari perusahaan kecil dan menengah 2 Michael B Arthur, dkk, 2005

Career success in a Boundaryless Career World kesuksesan karir objektif dan kesuksesan karir subjektif membahas perbandingan antara dualisme kesuksesan karir, dari segi objektif dan subjektif


(32)

3 Thomas W H Ng, 2006 Predictors of Objective and Subjective Career Success: A Meta-Analysis kesuksesan karir objektif dan kesuksesan karir subjektif memprediksi dan membahas tentang dualisme kesuksesan karir, dari segi objektif dan subjektif 4 John Olvestig,

2006

12 Keys to

Career Success kesuksesan karir

membahas tentang kedualbelas kunci menuju kesuksesan karir

5 Chinintorn Nakhata, 2007

The Effects of Human Capital and

Entrepreneurial Competencies on the Career Success of SME Entrepreneurs in Thailand Bebas: modal manusi dan kompetensi kewirausahaan

ketiga modal manusia dan kesepuluh

kompetensi kewirausahaan memiliki hubungan positif terhadap kesuksesan karir baik dari segi objektif maupun subjektif Terikat:

kesuksesan karir

6 Sugiyanto, 2007

Pengaruh Human Capital, Motivasi dan Dukungan Atasan terhadap Kesuksesan Karir Karyawan: Studi Empiris di PT.Asian Cotton Bandung

Bebas: modal manusi dan motivasi

hasil uji F

menunjukkan bahwa modal manusia dan motivasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel kesuksesan karir Terikat: kesuksesan karir

7 Colleen Rigby, 2008 Motivational & Career Drivers for Entrepreneurs Bebas: Motivasi Terikat: Kesuksesan Karir hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan karir bagi pengusaha 8 Siwan Michelmore dan Jennifer Rowler, 2010 Entrepreneurial Competencies: A Literature Review and Development Agenda kompetensi kewirausahaan penjabaran kompetensi kewirausahaan dan pengaruhnya ke berbagai aspek


(33)

9 Haziah Sa'ari, dkk, 2010

Identifying Entrepreneurial Competencies Which Lead to Innovative Performance in Malaysian Academic Libraries Bebas: kompetensi kewirausahaan membahas dan menarik kesimpulan bahwa ada 4

kompetensi kewirausahaan yang dapat mempengaruhi performa yang inovatif Terikat: performa yang inovatif

10 Rene Diaz-Pichardo, 2011 Improving Entrepreneurial Competency in Low- income Segments. The Impact of Entrepreneurial Development Agencies Bebas: bagian-bagian pembangunan kewirausahaan bagian-bagian pembangunan kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap peningkatan kompetensi kewirausahaan, terutama melalui pendidikan kewirausahaan Terikat: kompetensi kewirausahaan

11 Nicky Dries, 2011

The Meaning of Career Success Avoiding Reification Through a Closer Inspection of Historical, Cultural, and ideological context kesuksesan karir membahas makna kesuksesan karir berdasarkan sejarah, adat, dan ideologi

12

Szu-Ju Lin dan Hung-Jung Chang, 2011

A study of Entrepreneurial Competence in Micro-Enterprises kompetensi kewirausahaan membahas tentang kompetensi kewirausahaan di dalam perusahaan mikro


(34)

13 Prima Fithri dan Amanda Febrina Sari, 2012 Analisis Kompetensi Kewirausahaan Industri Kecil Suku Cadang di Kota Padang

Bebas: Kompetensi kewirausahaan dan strategi (analisis SWOT) kompetensi kewirausahaan dan strategi (analisis SWOT) memiliki pengaruh yang postif terhadap keberhasilan usaha Terikat: Keberhasilan usaha

2.5 Kerangka Konseptual

Menurut Rae (dalam Sa’ari dkk, 2010 : 353) kompetensi kewirausahaan sangat penting untuk merangsang kegiatan kewirausahaan dan dikenal sebagai pendorong dan sumber inovasi dan keunggulan kompetitif. Dengan kata lain, kompetensi kewirausahaan harus dimiliki oleh semua wirausahawan agar memiliki keunggulan kompetitif dan menghasilkan inovasi-inovasi yang berguna. Indikator-indikator kompetensi kewirausahaan sangat berperan peting didalam menentukan kesuksesan karir seorang konsultan Oriflame, adapaun indikator-indikator tersebut antara lain: kenali bisnis Anda, memiliki memiliki sikap yang pantas, memiliki cukup modal, mengatur waktu secara efisien, mengatur orang lain. Apa bila seorang konsultan dapat memaksimalkan ke lima kompetensi kewirausahaan tersebut maka konsultan tersebut dapat dikatakan sebagai konsultan yang profesional, konsultan yang profesional tentunya akan lebih mudah dalam meraih kesuksesan karir.

Menurut Widiyono (2013 : 93) Motivasi merupakan kekuatan psikologis yang menentukan arah, intensitas, atau target usaha dan tingkatan ketekunan seseorag individu dalam mencapai tujuannya sehingga melahirkan prilaku


(35)

tertentu. Motivasi tentunya sangat dibutuhkan oleh siapapun untuk mencapai target yang telah ditentukan. Berdasarkan teori motivasi Herberg dalam Sukirno (2004 : 200) motivasi terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor hygience dan faktor

motivators.

Menurut Stebbins ( dalam Arthur 2005 : 179) kesuksesan karir bisa dibagi menjadi dua dimensi. Di sisi kesuksesan karir objektif menunjukkan kurang lebih indikator yang dapat diukur. Sedangkan di sisi kesuksesan karir subjektif, menunjukkan perasaan dari orang tersebut terhadap karirnya.

Dengan memiliki kompetensi kewirausahaan yang memadai, seorang konsultan dapat memasarkan produk Oriflame dengan efektif, sehingga kesuksesan karir dapat dicapai dengan lebih cepat. Motivasi kewirauasahaan juga sangat mempengaruhi kesuksesan karir karena motivasi berguna untuk meningkatkan usaha seseorang agar mencapai kesuksesan karir. Pada intinya seorang konsultan Oriflame apabila memiliki kompetensi dan motivasi kewirausahaan yang kuat, maka dapat dipastikan konsultan tersebut akan meraih tujuan utamanya yaitu kesuksesan karir. Karena motivasi dan kompetensi kewirausahaan memiliki hubungan positif terhadap kesuksesan karir.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kompetensi dan motivasi kewirausahaan terhadap kesuksesan karir bagi para konsultan pada PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame) Cabang Medan. Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah kerangka konseptual yang menunjukkan gambaran hubungan antara variabel X1,


(36)

Sumber : Sa’ari, dkk (2010), Widiyono (2013), Stebbins ( dalam Arthur 2005) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari sebuah penelitian yang menerangkan fakta-fakta atau kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan untuk langkah penelitian selanjutnya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Kompetensi dan motivasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesuksesan karir bagi para konsultan pada PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame) cabang Medan”.

Kompetensi

kewirausahaan (X1)

Motivasi Kewirausahaan (X2)

Kesuksesan


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Asosiatif, penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting &Situmorang, 2008 : 57). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kompetensi dan motivasi wirausaha, sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah kesuksesan karir.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT.Orindo Alam Ayu cabang Medan, Komp A- Trend Trade Center & Residence no 14-18, Jalan A H Nasution Medan. Penelitian ini dimulai dari Desember 2013 sampai dengan Januari 2014.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpanngsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini membahas tentang variabel independent (variabel bebas), yaitu kompetensi wirausaha (X1) dan motivasi wirausaha (X2), variabel dependent

(variabel terikat), yaitu kesuksesan karir (Y) para konsultan pada PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame).


(38)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional dari variabel yang diteliti adalah 1. Variabel Kompetensi Wirausaha (X1)

Setiap konsultan Oriflame diharuskan untuk memiliki kompetensi yang mencukupi, sehingga dengan kompetensi yang cukup dapat membantu mereka dalam memasarkan produk mereka. Menurut Fithri dan Amanda (2012:280) kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada kinerja. Adapun dimensi kompetensi wirausaha yang digunakan antara lain:

a. Kenali bisnis Anda

b. Memiliki sikap yang pantas c. Memiliki cukup modal

d. Mengatur waktu secara efisien e. Mengatur orang lain

Di dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti 5 dari 10 kompetensi wirausaha, hal ini dikarenakan kecocokan antara fenomena yang ada dengan indikator-indikator yang tersedia.

2. Variabel Motivasi Wirausaha (X2)

Motivasi dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu, sehingga dengan adanya motivasi yang kuat tentunya akan membantu orang tersebut dalam melakukan suatu pekerjaan atau usaha, sehingga apabila para konsultan memiliki motivasi yang tinggi maka konsultan tersebut akan lebih giat lagi berusaha dan mencapai target yang telah ditentukan. Menurut Widiyono


(39)

(2013 : 93) Motivasi merupakan kekuatan psikologis yang menentukan arah, intensitas, atau target usaha dan tingkatan ketekunan seseorang individu dalam mencapai tujuannya sehingga melahirkan prilaku tertentu. Ada 2 dimensi yang digunakan untuk mengukur motivasi wirausaha ,antara lain faktor hygience dan faktor motivator. Faktor Hygience adalah faktor-faktor yang tidak mendorong manusia untuk bekerja keras. Faktor Motivators adalah faktor-faktor yang menimbulkan rasa kepuasan, sehingga dapat mendorong seseorang untuk lebih giat berusaha.

3. Variabel Kesuksesan Karir (Y)

Menurut Dries (2011 : 364), kesuksesan karir biasa diartikan ke dalam literatur kontemporer yaitu sebagai pengalaman dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan setiap individu. Setiap konsultan Oriflame tentunya akan merasakan kesuksesan karir apabila mereka fokus terhadap apa yang mereka kerjakan, sehingga mereka akan merasakan kenaikan pangkat serta bonus bulanan yang semakin banyak. Adapun dimensi yang digunakan untuk mengukur kesuksesan karir antara lain, objektif dan subjektif.


(40)

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala

Pengukuran Kompetensi kewirausaha-an (X1) Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada kinerja. a.kenali bisnis Anda

1.mengenali bisnis yang dijalankan

Numerikal 2.mengenali konsumen

3.mengenali pesaing

b.memiliki sikap yang pantas

1.jujur 2.ramah c.memiliki cukup modal 1.kemampuan mendatangkan modal 2. kemampuan mengevaluasi sumber pendanaan d.mengatur waktu secara efisien 1.penjadwalan 2.tepat waktu e.mengatur orang lain 1.pengelolaan SDM 2.hubungan antar pekerja

Motivasi Wirausaha

(X2)

Motivasi merupakan kekuatan psikologis yang

menentukan arah, intensitas, atau target

usaha dan tingkatan ketekunan seseorang individu dalam mencapai

tujuannya

a.Faktor higienis 1.kondisi kerja

Numerikal

2.bonus

3.kebijakan perusahaan 4.hubungan antar pekerja b.Faktor motivator 1.penghargaan atas

pencapaian 2.tangung jawab 3.perkembangan pribadi Kesuksesan Karir (Y)

kesuksesan karir bisa diartikan ke dalam literatur kontemporer

yaitu sebagai pengalaman dalam mencapai tujuan-tujuan

yang diinginkan setiap individu.

Numerikal 1.pergerakan karir

Subjektif 2.bonus

3.tingkatan karir 4.situasi keluarga

Sumber: Scarborough (dalam Heru 2009), Sukirno (2004), Van Maanen (dalam Arthur 2005)


(41)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala numerikal. Skala numerikal mirip dengan skala diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung keduanya. Skala ini juga merupakan skala interval. Sekaran ( 2006 : 33).

Tabel 3.2

Instrumen Skala Numerikal Peryataan

Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju Sumber : Sekaran,(2006)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2007 : 73). Populasi yang akan diteliti adalah keseluruhan anggota grup Riris S / Riduan Butar-butar, yang sampai akhir bulan Oktober 2013 berjumlah 302 orang yang merupakan konsultan yang aktif berbelanja.

Sampel Penelitian

Menurut Kuncoro (2009 : 118), sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi . Metode pengambilan sampel yang digunakan di dalam


(42)

penelitian ini adalah proporsional sampling. Penelitian ini menggunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel yang harus diteliti (Umar, 2004: 78) .

� = � 1 +�(�)2

Keterangan : n : Jumlah sampel N : Ukuran Populasi e : Standar eror (10%)

Sehingga dengan demikian jumlah sampel bisa didapat dengan cara :

�= 302

1 + 302 (0,1)2

� = 302 4,02

n = 75, 12 orang

Berdasarkan hasil diatas, diperoleh 75,12 orang atau dibulatkan menjadi 76 orang yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini.

Teknik Pengambilan Sampel

Setelah didapat jumlah sampel, maka akan dihitung jumlah sampel proporsional dari sampel yang akan diambil. Populasi dalam penelitian ini adalah 302 orang konsultan Oriflame, yang terdiri dari 98 orang konsultan pria dan 204 orang konsultan wanita.


(43)

Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut (Sanusi, 2013:93)

ni = Ni N × n

Keterangan:

ni = anggota sampel populasi ke 1 (pria) Ni = Populasi ke 1 (pria)

N = Populasi total

n = sampel yang diambil dalam penelitian Pengambilan proposional sampel pria

n1 = 98

302× 76 = 24,6

Maka didapat hasil sebanyak 24,6 (dibulatkan menjadi 25) orang konsultan pria. Berikut tabel distribusi sampel konsultan Oriflame dari grup Riris S / Riduan Butar-butar.

Tabel 3.3

Distribusi Sampel Konsultan Oriflame dari Grup Riris S / Riduan Butar-butar

Jenis Kelamin

Jumlah Populasi (orang)

Jumlah Sampel (orang)

Jumlah Pembatasan

sampel (orang)

Pria 98 24,6 25

Wanita 204 51,3 51

Jumlah 302 76


(44)

3.7 Jenis dan Sumber data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini ada jenis, antara lain:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau para konsultan yang akan diteliti melalui media kuisioner dan wawancara terstruktur dengan responden.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti dari PT.Orindo Alam Ayu (Oriflame), jurnal, buku-buku pendukung, brosur, dan sebagainya.

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada konsultan Oriflame yang hendak diteliti.

2. Daftar pertanyaan (kuisioner), yaitu daftar pertanyaan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendukung penelitian yang harus diisi oleh para responden.

3. Studi dokumentasi, yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan mempelajari data-data yang diperoleh dari buku literatur, jurnal, majalah, dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan bermutu sudah semestinya dilakukan uji validitas. Uji validitas dilakukan untuk mengukur


(45)

apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data valid dengan alat ukur yang digunakan (kuisioner). Jika nilai Corrected ItemTotal Corelation

lebih besar dari 0,361, maka butir pernyataan dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya (Situmorang, 2011 : 79). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuisioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel dan dilakukan di PT. Orindo Alam Ayu (Oriflame). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 18 dengan kriteria sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel, maka peryataan dinyatakan valid Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid


(46)

Tabel 3.4

Validasi Tiap Pernyataan Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Butir1 134,3333 555,264 ,812 ,953 Butir2 134,3667 565,068 ,761 ,954 Butir3 134,3000 553,803 ,796 ,954 Butir4 134,1333 571,154 ,664 ,955 Butir5 134,3333 566,230 ,711 ,954 Butir6 134,3000 559,941 ,703 ,954 Butir7 134,2000 581,476 ,558 ,956 Butir8 134,3667 575,964 ,568 ,956 Butir9 134,3000 568,907 ,640 ,955 Butir10 134,3667 570,033 ,578 ,956 Butir11 134,2000 563,062 ,670 ,955 Butir12 134,4667 553,085 ,700 ,955 Butir13 133,9667 563,413 ,783 ,954 Butir14 134,1333 566,947 ,674 ,955 Butir15 134,0667 572,340 ,700 ,955 Butir16 134,3333 571,678 ,724 ,954 Butir17 134,1000 570,507 ,685 ,955 Butir18 134,1000 574,162 ,673 ,955 Butir19 133,7333 575,513 ,665 ,955 Butir20 134,0333 564,240 ,763 ,954 Butir21 134,3000 572,493 ,639 ,955 Butir22 134,0333 577,826 ,491 ,956 Butir23 134,1333 575,706 ,568 ,956 Butir24 134,0000 566,828 ,627 ,955 Butir25 133,9667 572,861 ,563 ,956 Butir26 133,8667 579,706 ,437 ,957 Butir27 134,0000 571,793 ,540 ,956 Butir28 134,1667 568,489 ,592 ,955


(47)

Pada Tabel 3.4 terlihat seluruh butir penyataan bernilai diatas 0,361, sehingga dapat disimpulkan bahwa 28 butir pernyataan dalam kuisioner penelitian ini valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Situmorang, 2011 : 79). Pengujian dilakukan dengan program SPSS 18, butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

Jika r alpha positif atau >r tabel maka pernyataan reliabel Jika r alpha negatif atau <r tabel maka pernyataan tidak reliabel

Tabel 3.5 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

,956 28

Sumber: Hasil SPSS 18 (2014)

Tabel 3.5 menjelaskan bahwa semua buitr instrumen reliabel karena nilai


(48)

3.10 Teknik Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis di mana data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, kemudian diinterprerasikan secara obyektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

b.Analisis Statistik

Analisis statistik terdiri dari uji analisis klasik, uji hipotesis, analisis regresi linier berganda dan koefisien (R2).

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisi regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Uji normalitas, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal,yaitu dengan melihat titik-titik di sepanjang garis diagonal. (Situmorang, 2011 : 103) b. Uji Heterokedastisitas, yaitu untuk menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji Gletser jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadinya heterokedastisitas. Jika probabilitas di atas


(49)

tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas (Situmorang, 2011 : 116)

c. Uji Multikoliniearitas, artinya variabel independen yang satu dengan yang lainnya dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance

mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance >0,1, atau VIF , maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2011 : 137)

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua veriabel bebas.(Rochaety, 2009 : 142) Adapun model persamaan yang digunakan adalah:

Y= a+b1X1+b2X2+e

Dimana :

Y = Kesuksesan Karir a = Konstanta


(50)

X1 = Kompetensi Wirausaha

b2 = Koefisien Regresi Motivasi Wirausaha

X2 = Motivasi Wirausaha

e = Standar Eror

3. Uji Hipotesis

1. Uji F, yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh kompetensi dan motivasi wirausaha terhadap kesuksesan karir secara serempak. Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 , artinya variabel (X1) yaitu kompetensi dan (X2) motivasi

wirausaha secara serempak tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu kesuksesan karir.

Ha , artinya variabel (X1), yaitu kompetensi dan (X2) motivasi

wirausaha secara serempak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu kesuksesan karir.

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabelpada α = 5%

2. Uji t, yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terkait dengan hipotesis sebagai berikut:


(51)

H0 , artinya variabel bebas (X1) yaitu kompetensi dan (X2) motivasi

wirausaha secara parsial tidak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu kesuksesan karir.

Ha , artinya variabel bebas (X1) yaitu kompetensi dan (X2) motivasi

wirausaha secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) yaitu kesuksesan karir.

Kriteria kesuksesan karir:

H0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5%

Ha diterima jika thitung > ttabelpada α = 5%

4. Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengukur proporsi atau presentase sumbangan variabel bebas (X1)

yaitu kompetensi wirausaha dan (X2) motivasi wirausaha terhadap varians naik

turunnya variabel terikat (Y) yaitu kesuksesan karir secara bersama-sama 0:≤R2≥1. Apabila determinan R2 semakin kecil (mendekati 0), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen terhadap pengaruh variabel dependen semakin kecil. Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dan bila R2 mendekati 1 maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap variabel dependen


(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Oriflame didirikan pada tahun 1967 oleh dua bersaudara dan teman mereka, saat ini Oriflame telah menjadi perusahaan kecantikan internasional dengan sistem penjualan langsung di lebih dari 60 negara di seluruh dunia. Portfolio yang luas dari produk-produk kecantikan Swedia yang alami, inovatif dipasarkan melalui melalui tenaga penjualan sekitar 3.600.000 Consultant mandiri , yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi beberapa € 1,5 miliar.

Oriflame menawarkan peluang bisnis terkemuka untuk orang-orang yang ingin mulai membuat uang sejak hari pertama dan bekerja untuk memenuhi impian dan ambisi pribadi mereka melalui konsep bisnis yang unik – Make Money Today and Fulfil Your Dreams Tomorrow™.

Menghormati orang dan alam mendasari prinsip operasional perusahaan dan tercermin dalam kebijakan sosial dan lingkungan. Oriflame mendukung berbagai badan amal di seluruh dunia dan merupakan Co-founder World Childhood Foundation. Oriflame Cosmetics terdaftar di Nasdaq OMX Nordic Exchange.

Di Indonesia sendiri, Oriflame didirikan sejak tahun 1986 dan telah berjaya di Indonesia selama 28 tahun. Oriflame memiliki 12 cabang dan ribuan


(53)

konsultan yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Untuk saat ini, Oriflame Indonesia merupakan perusahaan kosmetika dengan sistem penjualan mandiri no.1 di Indonesia.

4.1.2 Visi dan Misi Oriflame

Oriflame memiliki visi yaitu, untuk menjadi #1 sebagai perusahaan penjualan langsung yang bergerak di bidang kecantikan. Visi Oriflame bertujuan untuk menjadi perusahaan penjualan langsung yang sangat terkenal dan menjadi pilihan nomor 1 di dunia kecantikan. Dengan berpedoman visi tersebut Oriflame berusaha untuk menciptakan dan mendistribusikan produk-produk kecantikan yang berkualitas tinggi tetapi dengan harga yang terjangkau, serta Oriflame tetap berusaha untuk melebarkan sayap penjualan mereka ke berbagai negara yang saat ini belum terjangkau oleh Oriflame.

Misi Oriflame adalah untuk mewujudkan impian. Misi Oriflame bertujuan untuk mewujudkan impian-impian dari keseluruhan konsultan Oriflame yang ada di seluruh dunia yaitu tampil cantik, memiliki uang dan bersenang-senang. Oriflame mewujudkan impian para konsultan mereka dengan cara menciptakan produk yang berkualitas tinggi, memberikan bonus yang layak, serta memberikan

reward tahunan seperti mobil dan jalan-jalan ke luar negeri. Selain impian para konsultan, Oriflame juga mewujudkan impian dari banyak orang yang membutuhkan bantuan, Oriflame mengadakan kerjasama dengan banyak yayasan di berbagai negara untuk memberikan donasi mereka.


(54)

4.1.3 Rencana Kesuksesan Konsultan Oriflame

Di dalam Gambar 4.1 dapat dilihat rencana kesuksesan konsultan Oriflame.

Gambar 4.1

Rencana Kesuksesan Konsultan Oriflame Sumber: Oriflame (2013)

Di dalam Gambar 4.1 di jelaskan tingkatan-tingkatan konsultan oriflame dimulai dari konsultan 3% hingga ke level Double Diamond Director. Dengan

reward uang, jalan-jalan ke luar negeri, serta mobil mewah persembahan dari Oriflame.


(55)

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Teknik Analisis

1. Metode Analisis Deskriptif a. Deskriptif Responden

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tetang data yang diteliti. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 76 orang. Jumlah pertanyaan untuk variabel kompetensi kewirausahaan sebanyak 11 pertanyaan, untuk variabel motivasi kewirausahaan sebanyak 8 pertanyaan, dan untuk variabel kesuksesan karir sebanyak 9 pertanyaan.

1.Karakteristik responden berdasarkan usia Tabel 4.1

Jenis_Kelamin * Usia Crosstabulation Count

Usia

Total 17-26

tahun

27-36 tahun

37-46 tahun

>47 tahun

Jenis_Kelamin pria 8 8 9 0 25

wanita 15 17 15 4 51

Total 23 25 24 4 76

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 18 (2014)

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa rentang usia 17-26 tahun terdapat 8 orang konsultan pria dan 15 orang konsultan wanita, pada rentang usia 27-36 tahun terdapat 8 orang konsultan pria dan 17 orang konsultan wanita, pada rentang usia 37-46 tahun terdapat 9 orang konsultan pria dan 15 konsultan wanita, untuk rentang usia 47 tahun ke atas hanya terdapat 4 orang konsultan wanita.


(56)

2.Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 4.2

J e n is _Ke la m in * P e n d id ika n Cro s s ta b u la tio n

Count

Pendidikan

Total

SMA D3 S1 S2

Jenis_Kelamin pria 15 3 7 0 25

wanita 27 15 8 1 51

Total 42 18 15 1 76

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 18 (2014)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa latar belakang pendidikan yang paling banyak dimiliki konsultan Oriflame adalah SMA yaitu sebanyak 42 orang konsultan , disusul oleh D3 dengan 18 orang konsultan, S1 sebanyak 15 orang dan konsultan berpendidikan S2 sebanyak 1 orang.

3.Karakteristik responden berdasarkan kegiatan Tabel 4.3

Jenis_Kelamin * Kegiatan Crosstabulation

Count

Kegiatan

Total Hanya

Oriflame

Ibu Rumah

Tangga Mahasiswa

Pegawai

Swasta PNS/BUMN

Jenis_Kelamin pria 3 0 5 9 8 25

wanita 5 24 5 11 6 51

Total 8 24 10 20 14 76

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 18 (2014)

Tabel 4.3 menjelaskan terdapat 3 orang konsultan pria yang hanya mengandalkan pendapatan dari Oriflame dan 5 orang konsultan wanita. Terdapat 24 konsultan wanita yang merupakan ibu rumah tangga. Pada kolom mahasiswa terdapat masing-masing 5 orang konsultan pria dan wanita. Pada kolom Pegawai


(57)

swasta terdapat 20 orang konsultan yang terdiri dari 9 orang konsultan pria dan 11 orang konsultan wanita. Terdapat 8 orang konsultan pria serta 6 orang konsultan wanita yang bekerja dibidang PNS/BUMN.

4.Karakteristik responden berdasarkan peringkat di Oriflame Tabel 4.4

Jenis_Kelamin * Peringkat Crosstabulation Count

Peringkat

Total

3% 6% 9% 12% 15% 18%

Jenis_Kelamin pria 8 6 7 2 1 1 25

wanita 17 16 5 8 4 1 51

Total 25 22 12 10 5 2 76

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 18 (2014)

Tabel 4.4 menjelaskan terdapat8 konsultan pria dan 17 konsultan wanita di level 3%, 6 konsultan pria dan 16 konsultan wanita di level 6%, 7 konsultan pria dan 5 konsultan wanita di level 9%, 2 konsultan pria dan 8 konsultan wanita di level 12%, 1 konsultan pria dan 4 konsultan wanita di level 15%, serta masing-masing 1 konsultan pria dan wanita di level 18%.

b.Deskriptif Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran numerical scale, yaitu dengan menggunakan skor sebagai berikut:

Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Setuju

Penyataan tersebut akan dibagi pada kelas kriteria sebagai berikut: Interval = 6

Pernyataan ini akan dibagi ke dalam 5 kelas range = 6/5 = 1,2 1 - 2,19 = Sangat Tidak Setuju


(58)

2,2 - 3,39 = Tidak Setuju 3,4 - 4,59 = Kurang Setuju 4,6 - 5,79 = Setuju

5,8 - 7 = Sangat Setuju

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai beberapa istilah yang digunakan di dalam distribusi jawaban, Suparman (2011: 60) :

Mean =adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data.

MD (Median) = adalah nilai tengah dari data-data yang telah diurutkan MOD (Modus) = adalah data yang paling sering muncul, atau data yang


(59)

a. Distribusi jawaban responden terhadap kompetensi kewirausaan (X1)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kompetensi Kewirausahaan

NO Pernyataan MEAN MD MOD

1 Anda mengenali jenis dan manfaat dari

setiap produk Oriflame 5,14 5 6

2

Anda mengetahui siapa target pasar Anda 5,1 5 4 3 Anda mengenali produk-produk pesaing

anda dengan baik 4,98 5 5

4 Anda selalu berkata jujur dalam presentasi

produk 4,78 5 5

5 Apapun keputusan calon konsumen, Anda tetap bersikap ramah terhadap calon

konsumen 5,22 5,5 6

6 Saat ini anda dapat menggunakan fasilitas

kredit pribadi dari Oriflame 4,77 5 4 7 Anda mengetahui keuntungan dari

fasilitas kredit pribadi Oriflame 4,8 5 4 8 Anda selalu memenuhi target penjualan

sesuai dengan waktu yang ditentukan 4,86 5 4 9 Anda selalu mengirimkan barang tepat

waktu ke tangan konsumen 4,8 5 4

10 Anda berhasil memotivasi downline anda

untuk menigkatkan volume penjualan 4,86 5 4 11 Anda sering berinteraksi dengan downline

anda 4,94 5 5

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (diolah)

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Dengan rata-rata 5,14 responden setuju untuk mengenal manfaat dari setiap produk Oriflame

2. Dengan rata-rata 5,1 responden setuju untuk mengetahui siapa taget pasar mereka.


(60)

3. Dengan rata-rata 4,98 responden setuju untuk mengenali produk pesaing Oriflame dengan baik.

4. Dengan rata-rata 4,78 responden setuju bahwa mereka selalu berkata jujur dalam mempresentasikan produk.

5. Dengan rata-rata 5,22 responden setuju untuk tetap bersikap ramah terhadap calon konsumen, walaupun calon konsumen memberikan keputusan positif ataupun negatif.

6. Dengan rata-rata 4,77 responden setuju bahwa mereka dapat menggunakan fasilitas kredit pribadi dari Oriflame

7. Dengan rata-rata 4,8 responden setuju bahwa mereka mengetahui keuntungan dari fasilitas kredit pribadi Oriflame.

8. Dengan rata-rata 4,86 responden setuju bahwa mereka selalu memenuhi target penjualan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

9. Dengan rata-rata 4,8 responden setuju untuk selalu mengirimkan barang tepat waktu ke tangan konsumen.

10.Dengan rata-rata 4,86 responden setuju bahwa mereka berhasil memotivasi downline mereka untuk meningkatkan volume penjualan.

11.Dengan rata-rat 4,94 responden setuju bahwa mereka sering berinteraksi dengan downline mereka.


(61)

b. Distribusi jawaban responden terhadap motivasi kewirausahaan (X2)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi Kewirausahaan

NO Pernyataan MEAN MD MOD

1 Oriflame memberikan kondisi kerja yang

nyaman 5,3 5 5

2 Oriflame memberikan bonus yang layak

bagi konsultannya 5,5 6 5

3 Kebijakan Oriflame memotivasi Anda

untuk lebih giat bekerja 5,78 6 7 4 Anda memiliki hubungan baik dengan

downline Anda 5,51 5 5

5 Anda memiliki hubungan baik dengan

upline Anda 5,28 5 5

6 Saya merasa bangga dengan penghargaan

yang saya dapatkan dari Oriflame 5,43 6 6 7 bertanggung jawab atas nama baik Sebagai konsultan, saya merasa

Oriflame 5,48 5 5

8 Saya merasa kebutuhan akan pengetahuan di bidang kosmetika terpenuhi selama

bergabung di Oriflame 6,05 6 7

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (diolah) Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Dengan rata-rata 5,3 responden setuju bahwa Oriflame memberikan kondisi kerja yang nyaman.

2. Dengan rata-rata 5,5 responden setuju bahwa Oriflame memberikan bonus yang layak bagi konsultannya

3. Dengan rata-rata 5,51 responden setuju bahwa kebijakan Oriflame memotivasi responden untuk lebih giat bekerja.


(62)

4. Dengan rata-rata 5,51 responden setuju bahwa mereka memiliki hubungan baik dengan downline mereka.

5. Dengan rata-rata 5,43 responden setuju bahwa mereka memiliki hubungan baik dengan upline mereka

6. Dengan rata-rata 5,43 responden setuju bahwa mereka merasa bangga dengan penghargaan yang mereka dapatkan dari Oriflame.

7. Dengan rata-rata 5,48 responden setuju bahwa mereka merasa bertanggung jawab atas nama baik Oriflame.

8. Dengan rata-rata 6,05 responden sangat setuju bahwa kebutuhan mereka akan pengetahuan di bidang kosmetika terpenuhi selama bergabung di Oriflame.


(63)

c. Distribusi jawaban responden terhadap kesuksesan karir (Y) Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kesuksesan Karir

NO Pernyataan MEAN MD MOD

1 Dalam enam bulan pertama anda berhasil

mencapai manajer 12% 5,56 6 6

2 Anda merasa karir Anda melaju pesat

dalam tiga bulan terakhir 5,46 6 6 3 Saat ini penghasilan Anda dari Oriflame >1

juta perbulan 5,35 5 5

4 Saat ini Anda merasa cukup dengan

penghasilan Anda dari Oriflame 5,5 5 5 5 Anda berhasil mencapai sedikitnya

manajer 12% bulan lalu 5,52 6 5

6 Anda memiliki paling sedikit 10 downline

aktif di bawah Anda saat ini 5,71 6 6 7 Anda merasa cukup puas dengan peringkat

anda di Oriflame saat ini 5,9 6 6

8 perekonomian keluarga Anda menjadi Setelah bergabung di Oriflame

lebih baik 5,38 5 4

9 dapat menutupi semua kebutuhan keluarga Saat ini penghasilan Anda dari Oriflame

Anda 5,43 5,5 5

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (diolah) Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

1. Dengan rata-rata 5,56 responden setuju bahwa dalam enam bulan pertama mereka berhasil mencapai manajer 12%.

2. Dengan rata-rata 5,46 responden setuju bahwa mereka merasa karir mereka melaju pesat dalam tiga bulan terakhir.

3. Dengan rata-rata 5,35 responden setuju bahwa saat ini penghasilan mereka dari Oriflame > 1 juta perbulan


(64)

4. Dengan rata-rata 5,5 responden setuju bahwa mereka merasa cukup dengan penghasilan dari Oriflame.

5. Dengan rata-rata 5,52 responden setuju bahwa mereka berhasil mencapai sekitnya manajer 12% bulan lalu.

6. Dengan rata-rata 5,71 responden setuju bahwa mereka memiliki paling sedikit 10 downline aktif di bawah mereka saat ini.

7. Dengan rata-rata 5,9 responden setuju untuk cukup puas dengan peringkat mereka di Oriflame saat ini.

8. Dengan rata-rata 5,38 responden setuju bahwa perekonomian keluarga mereka menjadi lebih baik setelah bergabung di Oriflame.

9. Dengan rata-rata 5,43 responden setuju bahwa penghasilan mereka dari Oriflame dapat menutupi kebutuhan keluarga mereka.

4.2.2 Metode Analisis Statistik 1. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel terikat (kesuksesan karir) dan variabel bebas (kompetensi dan motivasi kewirausahaan). Peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS versi 18 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, dengan menggunakan metode Enter. Metode ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel bebas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.


(65)

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, penulis melakukan pengujuan asumsi klasik. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE (Best Linier unbiased Estimation) atau perkiraan yang efisien dan tidak bias. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi sebagai berikut:

1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Pada uji normalitas ada dua cara yang dapat digunakan, yaitu:

a. Analisis Grafik

Normalitas data dapat dilihat melalui titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka menunjukkan pola distribusi yang tidak normal maka model regresi tidak memenuhi uji asumsi normalitas.


(66)

Gambar 4.2

Hasil uji Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 18 (2014)

Pada Gambar 4.2 , P-plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di daerah garis diagonal serta mengikuti garis diagonal , maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.

b. Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnor (K-S). Apabila nilai Kolmogorov-Smirnov Z≤Z tabel atau nilai asymp. Sig. (2 tailed) > α maka data dinyatakan berdistribusi normal . berikut adalah Tabel 4.7 hasil uji Kolmogorov-Sminov.


(67)

Tabel 4.8 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 76

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 4,36118731

Most Extreme Differences Absolute ,070

Positive ,070

Negative -,044

Kolmogorov-Smirnov Z ,614

Asymp. Sig. (2-tailed) ,845

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 19 (2014)

Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila nilai sig > 0,05 maka distribusi data bersifat normal dan apabila sig < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Di dalam hasil uji Kolmogorov-Smirnov tertulis bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,845 yang lebih besar dari 0,05 (0,0845 > 0,05) yang berarti bahwa variabel residual berdistribusi normal.

2.Uji Multikoliniearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat adanya korelasi yang tinggi antara variabel bebas. Ada atau tidaknya

multikolinieritas antar variabel dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor


(68)

Pengambilan keputusannya:

VIF > 5 maka terdapat multikolinieritas VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas

Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standard ized Coeffici ents

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Tolera

nce VIF

1 (Constant) 4,172 4,486 ,930 ,355

Kompetensi_kew irausahaan

,417 ,133 ,319 3,139 ,002 ,513 1,950

Motivasi_Kewira usahaan

,588 ,113 ,527 5,184 ,000 ,513 1,950 a. Dependent Variable: Kesuksesan_Karir

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 18 (2014)

Pada Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa nilai VIF sebesar 1,950<5. Maka tidak terjadi multikolinieritas dan nilai tolerance sebesar 0,513> 0,1, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas. Hal ini berarti variabel bebas kompetensi dan motivasi kewirausahaan tidak terdapat hubungan linier sempurna atau pasti di antara variabel tersebut sehingga model regresi layak untuk digunakan.


(69)

3.Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidak samaan varians dari suatu residual pengamatan lain. Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan dua cara yaitu:

a. Analisis grafik

Gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik

Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas. Berikut adalah gambar Scatterplot untuk hasil penelitian ini dalam uji heterokedastisitas:

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 18 (2013) Gambar 4.3

Hasil Uji Heterokedastisitas (Scatterplot)

Pada Gambar 4.3, terlihat titik-titk menyebar secara acak , tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di


(70)

bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.

b.Analisis Statistik

Gejala heterokedastisitas juga dapat diuji melalui uji Glejser. Tabel 4.9 berikut ini menampilkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan uji Glejser.

Tabel 4.10 Uji Glejser Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 6,100 2,880 2,118 ,038

Kompetensi_kewirau sahaan

-,091 ,085 -,172 -1,061 ,292 ,513 1,950

Motivasi_Kewirausa haan

,029 ,073 ,066 ,405 ,686 ,513 1,950

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 18 (2014)

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa variabel kompetensi wirausaha signifikan terhadap variabel terikat, begitu juga dengan variabel motivasi kewirausahaan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi α (sig > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel kompetensi kewirausahaan dan motivasi kewirausahaan bebas dari heterokedastisitas.


(71)

4.Uji F (Uji Serempak)

Uji seremtak adalah untuk melihat apakah variabel kompetensi kewirausahaan dan motivasi kewirausahaan secara bersama-sama (serempak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel kesuksesan karir. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan model hipotesis untuk H0 dan Ha.

b. Mencari nilai Ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan

menentukan derajat kebebasan.

c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan.

d. Mencari nilai fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS.

e. Kesimpulan.

Hasil pengujian adalah sebagai berikut:

1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut: H0 Artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (kompetensi dan motivasi kewirausahaan) terhadap variabel terikat (kesuksesan karir).

Ha Artinya secara serempak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel bebas (kompetensi dan motivasi kewirausahaan) terhadap variabel terikat (kesuksesan karir).

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai ftabel . Kriteria pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:


(1)

Q8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3,00 2 2,6 2,6 2,6

4,00 20 26,3 26,3 28,9

5,00 18 23,7 23,7 52,6

6,00 19 25,0 25,0 77,6

7,00 17 22,4 22,4 100,0

Total 76 100,0 100,0

Q9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2,00 1 1,3 1,3 1,3

3,00 3 3,9 3,9 5,3

4,00 11 14,5 14,5 19,7

5,00 23 30,3 30,3 50,0

6,00 23 30,3 30,3 80,3

7,00 15 19,7 19,7 100,0


(2)

Lampiran 5

Hasil Regresi Linier Berganda

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Motivasi_Kewr

ausahaan, Kompetensi_ke wirausahaana

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Kesuksesan_Karir

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2264,661 2 1132,331 57,946 ,000a

Residual 1426,497 73 19,541

Total 3691,158 75

a. Predictors: (Constant), Motivasi_Kewrausahaan, Kompetensi_kewirausahaan


(3)

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,783a ,614 ,603 4,42053

a. Predictors: (Constant), Motivasi_Kewrausahaan, Kompetensi_kewirausahaan

b. Dependent Variable: Kesuksesan_Karir

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficien ts

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) 4,172 4,486 ,930 ,355

Kompetensi_kewir ausahaan

,417 ,133 ,319 3,139 ,002 ,513 1,950

Motivasi_Kewraus ahaan


(4)

Coefficient Correlationsa

Model Motivasi_Kewr

ausahaan

Kompetensi_ke wirausahaan

1 Correlations Motivasi_Kewrausahaan 1,000 -,698

Kompetensi_kewirausahaa n

-,698 1,000

Covariances Motivasi_Kewrausahaan ,013 -,011

Kompetensi_kewirausahaa n

-,011 ,018


(5)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 76

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 4,36118731

Most Extreme Differences Absolute ,070

Positive ,070

Negative -,044

Kolmogorov-Smirnov Z ,614

Asymp. Sig. (2-tailed) ,845

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(6)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficien

ts

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) 6,100 2,880 2,118 ,038

Kompetensi_kewir ausahaan

-,091 ,085 -,172 -1,061 ,292 ,513 1,950

Motivasi_Kewraus ahaan

,029 ,073 ,066 ,405 ,686 ,513 1,950