masalah serta kemampuannya untuk bagaimana belajar learning how to
learn. Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik
akan mudah beradaptasi. Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan kontruktivis yang
menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna.
Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal, yaitu 1 bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk hasil akhir proses; 2 bagaimana
mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah; dan 3 bagaimana peserta didik menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan
masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam
berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Sebagian
dari evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik atau dengan cara melakukan proses belajar kolaborasi bekerja bersama
pihak lain
C. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Indonesia
1. Aspek sikap melalui pengamatan Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan
lembar pengamatan atau daftar ceklis pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada
indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi.Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya
mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa.
Pemilihan aspek sikap yang diamati pada setiap materi pokok harus menjadi bagian dari keseluruhan pencapaian sikap yang bermuara pada
pencapaian standar kopetensi lulusan tentang sikap, yaitu “ Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya” dan “Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
11
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Oleh karena itu, pengembangan sikap pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dengan fokus utama pengembangan sikap ilmiah
merupakan bagian dari upaya pencapaian kedua sikap tersebut religius dan sosial. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia perlu memetakan sikap
yang dikembangkan pada setiap materi pokok sesuai dengan relevansi dan karakteristik yang tersirat dari rumusan KI-3 dan KI-4.
Penilaian sikap juga berkaitan erat dengan aktivitas siswa pada saat pengamatan dilakukan.Pengamatan sikap dapat dilakukan pada saat
diskusi kelompok, kegiatan presentasi, atau kegiatan praktik dan tugas projek. Berikut ini contoh aspek pengamatan sikap sesuai dengan
aktivitas siswa. 2. Aspek pengetahuan melalui tes dan non tes
Kompetensi siswa pada aspek pengetahuan dapat diukur melalui tes dan nontes. Bentuk tes yang digunakan antara lain adalah tes tertulis
uraian, pilihan ganda, isian, benar salah, dll danatau tes praktik. Sedangkan bentuk nontes dapat dilakukan melalui tugas-tugas yang
diberikan, baik tugas menjawab soal, atau tugas membuat laporan tertulis.
Pengukuran kompetensi pengetahuan melalui tes dan nontes dirancang dan didesain dimulai dengan menyusun indikator pencapaian, indikator
soal, dan atau aspek penilaian nontes, hingga pedoman penilaianpenskoran. Dalam menyusun indikator soal tes tertulis, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1 Indikator soal dinyatakan dengan kalimat pernyataan dengan
memuat empat unsur, yaitu subjek siswa, kompetensi dinyatakan dengan kata kerja operasional, konten isi, materi, dan derajat
pencapaian komeptensi 2 Indikator yang baik dinyatakan dengan jelas dan tegas sehingga
dapat dibuat soalnya 3 Pada soal uraian atau tes praktik, indikator menjadi pedoman dalam
mengembangkan rubrik penilaian dan pedoman peskoranpenilaian Penilaian pengetahuan melalui tugas sebaiknya ditekankan pada aspek
yang relevan dengan rumusan kompetensi dasar. Aspek yang dapat dinilai melalui tugas antara lain: kelengakapan isi, kedalamankeluasan
12
isi, dan kebenaran isi. Dalam menilai tugas sebaiknya digunakan format penilaian berbentuk daftar ceklis atau menggunakan skala
penilaian.Contoh format penilaian tugas dapat dilihat pada lampiran RPP. 3. Aspek keterampilan melalui observasi kinerja dan portofolio projek
Ada dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak
dan ranah konkret. Pada ranah abstrak cenderung pada keterampilan seperti menyaji, mengolah, menalar, dan mencipta dengan dominan
pada kemampuan mental berpikir tanpa bantuan alat.Sedangkan untuk ranah konkret cenderung pada kemampuan fisik seperti menggunakan
alat, mencoba, membuat, memodifikasi, dan mencipta dengan bantuan alat.
Kompetensi aspek keterampilan dapat diukur melalui pengamatan pada saat mereka bekerja dalam kelompok, berdiskusi, presentasi,
eksperimen, atau tugas projek. Berikut ini contoh pengamatan aspek keterampilan pada beberapa kegiatan.
Aspek keterampilan juga dapat dinilai berdasarkan produk yang dihasilkan siswa yang didokumentasikan perkembangannya dalam
bentuk portofolio. Bentuk portofolio yang dapat digunakan antara lain laporan tertulis, hasil tugas projek, dan lain-lain. Dalam merancang,
mendesain, dan melaksanakan penilaian aspek keterampilan, guru sebaiknya menetapkan fokus penilaian keterampilan.Berikut ini
beberapa aspek penilaian keterampilan melalui portofolio pada beberapa jenis.
13
BAB III ANALISIS KOMPETENSI