BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Bahan untuk sudu-sudu kincir.
Sudu-sudu kicir angin dipilih dari bahan kayu, tepatnya dari pelat-pelat tripleks plywood dengan ketebalan 3 mm.
b. Bahan untuk pengikat pangkal-pangkal sudu kincir.
Pengikat pangkal-pangkal sudu umumnya menggunakan bahan kayu atau tripleks dengan ketebalan 10 mm, selebihnya menggunakan cetakan bahan
resin. c.
Bahan-bahan untuk poros utama kincir. Poros utama kincir yang dipasang tetap pada naf kincir dan ditahan oleh dua
bantalan tiang penahan pada tiang penahan kincir, menggunakan bahan pejal silindris berdiameter ¾ inci.
d. Bahan-bahan untuk tiang penahan kincir.
Tiang penahan kincir dibuat dari pipa baja berdiameter 1 inci. Di tengah- tengah tiang terdapat rumah bantalan untuk tumpuan poros kincir yang
didesain dari pelat-pelat baja dengan ketebalan 6 mm.
15
e. Bahan-bahan untuk pelapis sudu.
Sudu-sudu yang dibuat dilapisi dengan pelat seng tipis berukuran 0.25 mm, supaya menahan kekuatan tekukan pada triplek yang dibentuk lengkungan dan
supaya lebih kuat. f.
Bahan-bahan untuk perekat dan pembuat sektor sudut lengkungan. Dalam proses perekatan antara celah potongan segmen pelat triplek digunakan
serbuk kayu halus yang ditaburkan pada seluruh bagian celah, kemudian bagian tersebut dilumeri dengan lem G agar mongering dengan cepat dan kuat.
g. Bahan-bahan untuk rotor.
Rotor terbuat dari bahan kayu triplek yang dilapisi dengan seng tipis sehingga memperkokoh performa dalam menopang sudu saat dirakit di rotor.
h. Bahan-bahan untuk penyambung, pengikat dan lain-lain.
1. Baut-baut berdiameter 4 mm, dan 6 mm dengan mur dan ring.
2. Pipa alumunium berdiameter ½ in untuk poros penghubung rotor
kincir dan mekanisme pengereman. 3.
Paku ½ in dan 1 in.
3.2 Alat-alat
Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian ini dapat diklarifisikan dalan dua
kelompok, yaitu:
a. Alat-alat kerja atau alat untuk pembuatan, meliputi:
1. Mesin bubut;
2. Mesin bor
3. Gergaji
16
b. Alat-alat dan alat bantu pengukuran, meliputi:
1. Terowongan angin yang dilengkapi blower, untuk pengkondisian angin;
2. Anemometer untuk pengukuran kecepatan angin yang dihasilkan blower;
3. Takometer untuk pengukuran putaran kincir;
4. Mekanisme pengereman atau alat ukur gaya tangensial.
5. Neraca pegas untuk pengukuran pembebanan yang diberikan pada saat
pengereman yang diasumsikan sebagai pengimbang torsi dinamis. 6.
Mekanisme pengereman berfungsi sebagai pengerem atau penghambat putaran kincir dalam melakukan pengambilan data torsi dan daya kincir.
c. Tiang penahan kincir di dalam terowongan angin.
Rangka penahan kincir angin yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah seperti yang ditunjukan dalam Gambar 3.5. Secara garis besar rangka penahan
yang dipasang dalam terowongan angin ini terdiri atas tiga bagian, yakni tumpuan atas, tumpuan bawah dan rumah bantalan tempat kedudukan poros
kincir. Terdapat dua bantalan yang akan dipasang di sebelah depan dan sebelah belakang rumahnya. Kedua bantalan ini digunakan untuk menumpu
poros utama kincir angin. d.
Naf hub penjepit pangkal sudu kincir. Piringan pada naf dibuat dari tripleks setebal 10 mm. Pada alat ini terdapat
penjepit yang dibuat dari dua pasangan pelat siku alumunium berukuran 3 cm x 1,5 cm x 8 cm.
17
e. Poros utama kincir
Poros kincir yang dibuat berbahan dasar baja dengan bentuk dan ukuran yang sudah disesuaikan dengan kincir. Poros ini dipasang pada naf atau pusat kincir
dan selanjutnya sebagian ujungnya ujung belakang dipasang pada tiang penyangga kincir melalui dua bantalan berdiameter 15 mm.
3.3 Desain Sudu Kincir