3
khusus di pantai Sundak, Srandakan, Baron, dan Samas potensi energi angin dapat mencapai 10 MW
– 100 MW Dinas Pekerjaan Umum, 2009. Tentunya dalam mengembangkan teknologi energi terbarukan ini harus
memperhatikan aspek – aspek pendukung lainnya seperti perancangan kincir
angin yang digunakan. Dalam pemilihan bahan dasar pembuatan sudu-sudu juga mempengaruhi performa dari kincir yang akan diteliti. Pemilihan bahan dasar
kayu dirasa cukup kuat , ringan, murah, tidak korosi, dan mudah didapatkan di seluruh wilayah Indonesia. Sekalipun data yang di dapat berasal dari kincir yang
berdiameter 80 cm, namun dengan melakukan penelitian ini dapat diketahui parameter unjuk kerja yang paling berpengaruh terhadap prestasi sebuah kincir
dalam mengkonversikan daya yang disediakan angin. Besarnya presentase daya kinetik angin yang tersedia dapat menunjukan prestasi sebuah kincir dalam
pemanfaatan atau mengkonversikan daya mekanis, yang selanjutnya diteruskan ke alat konversi lainnya melalui poros kincir. Dengan demikian C
p
power coefficient
sebuah kincir dapat diketahui seberapa besarnya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka masalah – masalah yang ingin diteliti dalam
Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Angin merupakan energi yang dapat diperoleh di daerah manapun ,
gratis, dan memiliki kecepatan yang dapat menggerakan sebuah kincir angin pembangkit listrik yang efektif, efisien, dan optimal.
4
2. Perancangan kincir yang memperhatikan aspek desain dan bahan baku
pembuatan, dengan bantuan generator akan mampu menghasilkan
listrik, sehingga dapat menghasilkan efisiensi yang tinggi.
3. Pengaruh sudut kelengkungan sudu pada kincir angin poros horizontal
terhadap torsi dan koefisien daya.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Tugas Akhir ini adalah :
1. Merancang dan membuat kincir angin propeller dengan jumlah 3 sudu
terbuat dari bahan kayu berlapis seng dengan diameter kincir dinding kerucut berdiameter d kecil = 15 cm dan d besar 45 cm.
2. Mengetahui unjuk kerja kincir angin poros horisontal dari bahan kayu
berlapis seng dengan diameter d kecil = 15 cm dan d besar 45 cm. 3.
Mengetahui model kincir yang menghasilkan C
pmax
diantara model- model yang diteliti.
1.4 Batasan Masalah
Pembuatan kincir angin dengan memperhatikan batasan – batasan sebagai
berikut : 1.
Model kincir angin yang digunakan adalah kincir angin poros horisontal dengan jumlah 3 sudu dan mengunakan bahan kayu dan
seng dengan diameter kerucut d kecil = 15 cm, d besar = 45 cm.
5
2. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sebuah terowongan angin
wind tunnel di laboratorium konversi energi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma.
3. Variasi yang diambil adalah variasi penentuan pemotongan sektor
sudut kelengkungan dengan variasi 60 , 70
, dan 80 yang bermula
dari konstruksi dinding kerucut berdiameter d kecil = 15 cm dan d besar 45 cm.
4. Data yang diambil pada saat penelitian adalah kecepatan angin,
putaran poros kincir, dan gaya pengimbang torsi.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan mengenai energi terbarukan khususnya energi angin dan pemanfaatannya. Untuk
menjaga kestabilan sumber daya alam dan melestarikan bumi dari eksploitasi besar besaran dalam pertambangan. Dalam proses perancangan kincir pada
akhirnya dapat mengetahui karakteristik dari masing – masing kincir yang dibuat.
Dalam aspek pemanfaatan bahan baku memacu seorang perancang kincir untuk memilih bahan yang murah dan sederhana.
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA