10 Kulit manusia dalam keadaan normal senantiasa ditumbuhi sejumlah
mikroorganisme yang disebut “resident flora”. Beberapa mikroorganisme tumbuh pada kulit karena terkontaminasi oleh udara yang mengandung mikroorganisme
dan sifatnya hanya untuk sementara waktu “transience flora” Tranggono dan Latifah, 2007.
Kulit senantiasa berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda- benda di sekitarnya, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena
kulit tidak sesuai untuk pertumbuhannya. Kulit mempunyai keragaman yang luas dalam hal struktur dan fungsi di berbagai bagian tubuh. Perbedaan-perbedaan ini
berfungsi sebagai faktor ekologis selektif untuk menentukan tipe dan jumlah mikroorganisme yang terdapat pada setiap bagian kulit. Pada umumnya beberapa
bakteri yang ada pada kulit tidak mampu bertahan hidup lama karena kulit mengeluarkan substansi bakterisida. Sebagai contoh, kelenjar keringat
mengekskresikan lisozim, suatu enzim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri. Kelenjar lemak mengekskresikan lipid yang kompleks, yang mungkin
diuraikan sebagian oleh beberapa bakteri; asam-asam lemak yang dihasilkannya sangat beracun bagi bakteri-bakteri lain Irianto, 2006.
2.1.3 Mekanisme pertahanan kulit
Sebagai organ terluar yang menutupi permukaan tubuh, kulit mempunyai beberapa mekanisme pertahanan diantaranya adalah sebagai berikut
Wasitaatmadja 1997: 1.
Keasaman kulit Permukaan kulit mempunyai keasaman pH tertentu yang berkisar
antara 4,5 - 6,0 yang dibentuk oleh asam lemak permukaan kulit skin surface
Universitas Sumatera Utara
11 lipid yang berasal dari sebum, keringat, sel tanduk yang lepas, dan kotoran yang
melekat pada kulit. Keasaman serendah itu tidak cukup untuk mempertahankan diri dari seluruh jasad renik, namun dapat mengurangi atau mengendalikan
perkembangbiakan berbagai jasad renik. Diperkirakan bahwa peningkatan kadar keasaman kulit akan menurunkan kebutuhan CO
2
untuk metabolisme jasad renik pada permukaan kulit.
2. Pengelupasan deskuamasi kulit
Mekanisme pergantian sel kulit secara terus-menerus dari sel basal ke sel tanduk yang kemudian terlepas keratinisasi tidak saja berguna untuk
memperbaharui sel-sel yang tua tetapi juga sekaligus untuk melepas jasad renik yang menempel di tempat itu. Keratinisasi yang berlangsung baik akan membuat
kulit menjadi tampak lebih sehat karena sel-sel kulit yang mati selalu berganti dengan sel kulit yang baru. Berbeda dengan mekanisme kimiawi di atas,
mekanisme fisik ini sangat bergantung pada kecepatan proses keratinisasi yang terjadi apakah seimbang dengan kecepatan tumbuh dan mobilisasi jasad renik.
3. Daya antibakteri lemak permukaan kulit
Lemak permukaan kulit yang berasal dari kelenjar palit terdiri atas lipid trigliserida, kolesterol, skualen, ester kolesterol, lilin wax, dan lilin ester. Dalam
perjalanannya sebagian lipid tersebut akan mengalami pemecahan degradasi oleh jasad renik yang hidup di dalam folikel pilosebaseus menjadi asam-asam
lemak tidak jenuh yang dapat bersifat bakteriostatik atau bahkan bakterisida. 4.
Inhibisi kompetitor Jasad renik juga bersaing untuk dapat hidup survive di atas permukaan
kulit. Apabila salah satu jenis jasad renik tumbuh dengan cepat dan menyerbu
Universitas Sumatera Utara
12 lahan yang ditempati jasad renik lain, maka untuk mempertahankan diri jasad
renik yang terdesak akan berusaha dengan segala cara untuk tetap berada di sana. 5.
Kekeringan sel keratin Konsentrasi air di dalam sel keratin yang relatif rendah kurang dari
15 sangat tidak nyaman untuk pertumbuhan jamur dan berbagai bakteri. 6.
Daya pertahanan lapisan dermis Sawar lapisan dermis yang berisi banyak pembuluh darah dan limfe
bekerja secara imunologis untuk melawan jasad renik.
2.2 Uraian Jerawat