Analisa Data Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Kinerja Karyawan

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada uji korelasi menggunakan Spearman’s diperoleh koefisien korelasi antara Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Karyawan sebesar 0,350 dengan sig. = 0,058 p 0,05 yang berarti ada tidak ada hubungan antara Kepemimpinan Transformasional dengan Kinerja Karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemimpinan transformasional maka akan semakin rendah kinerja karyawan di Bank NTT Kantor Cabang Utama Kupang. Sebaliknya jika Kepemimpinan transformasional rendah maka kinerja karyawan pun akan meningkat. Sedangkan dalam hasils analisis deskriptif, karyawan memiliki kinerja yang tergolong sedang dan hasil analisis deskriptif kepemimpinan transformasional tergolong sedang. Kepemimpinan transformasional menurut Bass dan Avolio 1994 adalah pemimpin yang mampu mengubah perilaku bawahannya menjadi seseorang yang merasa mampu dan bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai prestasi kerja yang bermutu. Ada beberapa kemungkinan tidak adanya hubungan antara kepemimpinan transformasional dan kinerja karyawan. Pertama pemimpin dianggap telah mampu mentransformasikan dirinya sebagai pemimpin dengan perilaku dan karakter yang sesuai dengan harapan karyawan sehingga hal tersebut tidak memberi pengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Pernyataan ini didukung dengan hasil penelitian oleh Nurdin Rohendi 2016 yang menyatakan bahwa Kepemimpinan Transformasional tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan, karena gaya kepemimpinan transformasional yang digunakan pemimpin dapat diterima karyawan dan menjadi suatu kebiasaan dalam organisasi. Kedua, pada umumnya gaya kepemimpinan transformasional sudah menjadi bagian yang sering dilakukan dalam pengelolaan organisasi. Oleh sebab itu, gaya kepemimpinan tersebut tidak terlalu dirasakan sebagai hal yang dapat membantu peningkatan kinerja karyawan. Karena, karyawan mampu meningkatkan kinerjanya melalui standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk dicapai. Hal ini menjadi alasan mengapa kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudhi Setiawan 2015 yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa Kinerja karyawan tergolong dalam kategori sedang. Kinerja karyawan yang tergolong sedang dikarenakan beberapa karyawan dalam melakukan tugas yang diberikan oleh atasan dilakukan hanya dengan displin tanpa memenuhi tujuannya dan kualitas serta kuantitas tugas tersebut. Selain itu, beberapa karyawan juga sering mengalami keterlambatan yang kemudian menyebabkan adanya hukuman dan menghambat kinerja karyawan dalam memenuhi tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cahyono Maarif 2014 yang menunjukkan bahwa Kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan PDP Jember. Sementara itu, Kepemimpinan transformasional dalam penelitian ini termasuk kategori sedang. Tergolong sedangnya kepemimpinan transformasional berdampak pemimpin mampu membawa kesadaran pengikutnya dengan memunculkan ide-ide produktif dan nilai moral. Hal ini dapat dilihat dengan jarang adanya pemecatan karyawan dan kebutuhan karyawan yang selalu dipenuhi. Misalnya pada jam kerja lembur setiap kebutuhan karyawan termasuk makanan